Setelah menunggu 1 bulan lama nya, kini baby Elyn sudah bisa pulang kerumah dan berkumpul bersama Ayah ibu serta abangnya. Kini Rama dan Aulia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah bersama putri mereka.
“Jemput Abang sekalian mas”?
“Gak usah deh, biar pak Muklis aja”.
“Nanti Abang ngambek, dia minta jemput semalam kalau kita pulang jemput adek”.
“Biar sama pak Muklis aja, kasian adek di bawa ke sana sini”.
“Yaudah”.
Kini terdengar suara tangisan yang sangat nyaring di dalam mobil.
“Oke..Oek”.
“Kenapa sayang? Adek mau nen? Iya?, Aulia bertanya kepada anaknya yang belum paham apa apa.
Aulia membuka kancing kemejanya lalu mengeluarkan payudaranya dari dalam bra dan memasukan puting nya ke dalam mulut anaknya.
“Sssshh, pelan sayang, haus banget ya”.
Rama memperhatikan mulut anaknya yang menghisap payudara sang istri.
“Kayak abangnya kalau lagi nen, kuat banget”, ucap Rama.
“Kayak Mas”, jawab Aulia.
“Hahaha, iya iya kayak mas”.
Setelah dirasa puas, Elyn sang anak berhenti menghisap susu ibunya dan tertidur kembali seperti tadi.
Kini mereka sudah tiba di pekarangan rumah dan langsung turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam rumah.
“Welcome home “Daelyn Leah Purnomo” putri cantik Daddy”, ucap Rama.
“Terima kasih Daddy”, balas Aulia.
Mereka berjalan beriringan menuju ke lantai atas, tibanya disana mereka langsung masuk ke dalam kamar dan menidurkan putrinya di atas kasur.
Sekarang sudah jam 10:30 siang, waktunya Dave pulang sekolah. Terdengar suara ribut ribut di bawah yang ternyata Dave sedang menangis.
“Mas, Abang nangis itu, coba liat”.
“Hm”.
Rama berjalan turun ke bawah melihat kenapa anak sulungnya itu menangis.
“Kenapa”? Tanya Rama pada Dave.
“Mommy bohong, semalam kata mommy kalau jemput adek, pulang nya mau sekalian jemput Abang”.
“Tadi mommy memang mau jemput, tapi Daddy yang bilang gak usah, kasihan adek bayi nya kelamaan di jalan”.
“Daddy sama mommy jahat”, teriak Dave.
Dave berlari ke lantai atas menuju kamarnya dengan menangis, Aulia yang keluar dari kamarnya langsung menahan lengan anaknya yang kebetulan mereka berpapasan.
“Sayang, kenapa nak”? Tanya Aulia.
Dave menepis kasar tangan ibunya.
“Mommy pembohong, ingkar janji, Abang benci sama mommy”.
“Dave”, teriak Rama yang sudah berada di lantai atas juga.
“Berani kamu teriak teriak sama orang tua kamu, ha”.
“Sekarang minta maaf sama mommy kamu”, suruh Rama.
“Gak, Abang gak mau minta maaf sama orang pembohong”.
PLAK, tangan Rama menampar mulut anaknya, tidak kuat, tapi cukup membuat Dave terkejut.
“Mas”, pekik Aulia.
Aulia yang melihat anak nya yang sudah ingin menangis, ia berniat menghampirinya, namun suara suaminya menghentikan langkahnya.
“Diam di tempat kamu atau Dave mas kurung di gudang”, ucap Rama pada istrinya.
“Sekarang kamu minta maaf sama mommy kamu”, suruh Rama pada Dave.
“Daddy jahat”.
“Minta maaf atau sekarang juga Daddy kurung kamu di gudang”?
Dave tak bergerak ditempatnya, ia masih diam berdiri dengan tangan mengepal. Rama yang melihat itu langsung menghampiri anaknya dan menyodorkan pipi nya kepada Dave.
“Tonjok kalau mau nonjok Daddy”, ucap Rama menepuk nepuk pipinya.
“Mas, udah dong”, ujar Aulia yang sudah menangis.
“Tonjok”, teriak Rama.
“Siapa yang ngajarin kamu kayak gini ha? Ngomong gak sopan sama orang tua, teriak teriak di depan orang tua, udah hebat kamu? Gak semua permintaan kamu harus di turutin”, ucap Rama.
“Ta-tapi mommy semalam udah bilang sama Abang, ka-kalau pulang jemput adek, mommy terus jemput a-abang”, Jawab Dave yang sudah menangis tersedu sedu.
“Daddy yang bilang gak usah, terus kenapa kamu jadi gak sopan sama mommy? Ngomong ngomong benci sama mommy, kamu mau mommy pergi? Iya”?
Dave terdiam dan menundukkan kepala nya, ia mengelap air mata dan ingusnya.
“Minta maaf sekarang”.
Akhirnya Dave berjalan ke arah ibunya, dan langsung menangis di pelukan ibunya lalu mengucapkan kata maaf.
“Maafin Abang mommy, jangan marah sama Abang, jangan jadiin Abang batu kayak malin Kundang, jangan ya mom”.
Rama yang awalnya sangat marah kepada putra sulungnya itu, kini tersenyum dan menahan tawanya.
Ia berlalu masuk ke dalam kamarnya untuk melepaskan tawanya.
Sedang Aulia hanya tersenyum mendengar semua perkataan anaknya dan mengelus dengan sayang kepala Dave.
“Mommy minta maaf juga ya sayang, maaf karna mommy udah ingkar janji sama Abang, maafin mommy udah bikin abang sedih”.
“Noo mom, mommy gak boleh minta maaf sama Abang, Abang aja yang minta maaf sama mommy, tapi jangan jadiin Abang batu mom”. Ucap Dave lagi.
“Iya sayang, mommy gak akan jadiin Abang batu”.
“Mulutnya sakit di tampar Daddy tadi”? Tanya Aulia.
“Enggak kok mom, Abang kan kuat”.
“Maafin Daddy ya sayang”.
Dave menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
“Sekarang Abang mandi terus turun ke bawah makan, habis makan baru ke kamar mommy liat adek”.
“Oke mommy”.
Dave berlalu meninggalkan ibunya, dan Aulia berbalik masuk ke kamarnya. Ia melihat suaminya yang berbaring di samping putri mereka dengan memainkan jari sang putri.
Rama sudah mempersiapkan diri dan telinganya untuk menerima serangan dan Omelan dari istrinya.
Aulia mengamit tangan Rama dan mengigit tangan itu.
“Awhhh, kok digigit sayang”.
“Biar tangannya gak kebiasaan nampar anak aku”.
“Mas gak kuat kok nampar nya”.
“Mau kuat apa gak, jangan ringan tangannya mas. Dari Abang kecil sampe sekarang aku gak pernah sedikit pun main tangan”.
“Tapi Abang udah keterlaluan, gak sopan”.
“Aku tau, kita bisa ngomong baik baik sama Abang mas, dia masih kecil”.
“Justru masih kecil harus di ajarin”.
“Mas”.
“Iya iya sayang, ya ampun, salah terus”.
“Ke bawah sana, temenin Abang makan”.
“Iya istrikuuu”.
Rama bangun dari berbaringnya dan sedikit mengecup pipi putrinya lalu beralih mengecup bibir ibu dari anak anaknya.
Sampainya di bawah, ia tak menemukan anaknya disana.
Ia dudum di meja makan dengan memainkan ponselnya sambil menunggu anaknya turun.
Rama menolehkan kepalanya ketika mendengar suara langkah turun dari tangga, Dave berjalan menuju meja makan yang sudah ada ayah nya disana.
Dave menarik kursi dan duduk dengan tenang tanpa berniat mengeluarkan suaranya, bik Sumi datang untuk menyiapkan makanan untuk kedua majikannya ini lalu setelah selesai bik Sumi kembali ke dapur.
Rama yang tadinya hanya ingin menemani Dave makan, kini ia juga ikut makan karna perutnya juga lapar.
Setelah selesai makan, Rama ingin beranjak dari duduknya namun tertahan oleh panggilan Dave pada nya.
“Daddy”, panggil Dave.
Rama hanya memasang wajah dingin dan menatap anaknya, jangan sampai Aulia melihatnya seperti ini terdapat Dave.
“Abang, Abang mau minta maaf sama Daddy”.
“Karna”? Tanya Rama.
“Karna Abang udah gak sopan sama Daddy dan mommy, Abang udah teriak teriak sama mommy, Abang minta maaf Daddy”.
“Sini”, Rama merentangkan kedua tangannya tanda ia menyuruh Dave memeluknya.
Dave berjalan ke arah ayah nya dan memeluk tubuh kekar sang ayah.
“Maafin Daddy juga ya bang, maaf Daddy tadi udah nampar Abang, sakit gak”?
“Gak apa apa dad, gak sakit kok”.
“Jagoan Daddy”, ucap Rama.
“Yaudah, sekarang ke kamar yuk, Abang belum ada liat adek dari tadi”, ajak Rama.
“Gendong dad”.
Rama berjongkok dan Dave mulai naik di punggung ayah nya, mereka berjalan ke arah kamar untuk bertemu Elyn.
Ceklek
Pintu terbuka dan terpampang sang ibu yang tengah menggantikan popok adiknya, Dave turun dari gendongan ayah dan menaiki kasur dengan senang.
“Adek Leah kenapa mom”? Tanya Dave.
“Hm? Leah?
“Iya, Abang lebih suka manggil adek dengan nama Leah dari pada Elyn”, jawab Dave.
“Terserah kamu aja lah bang”, ucap Rama.
“Adek pup, kebanyakan nen”, jawab Aulia.
Dave menutup hidungnya dan membuang wajahnya ke arah sang ayah, setelah ibunya selesai membersihkan adiknya Dave berbalik lagi dan langsung mencium pipi Elyn.
“Adek, kalau udah gede kita main sama Tania ya”, ucap Dave.
“Nanti kalau Abang udah kerja di kantor Daddy, Abang beliin kalian baaanyak banget mainan”, sambung Dave.
Bukannya menjawab, Elyn malah menangis karna Dave terus menerus memainkan pipinya.
“Loh, Kok nangis dek”? Tanya Dave.
“Abang bau katanya”, jawab Aulia.
“Hm? Enggak kok”, Dave mencium badannya.
“Tadi kan sebelum makan Abang udah mandi dek”, sambung Dave.
“Haha, adek mau nen Abang”, ucap Aulia.
“Tadi kata mommy adek pup karna kebanyakan nen, kok sekarang mau nen lagi”?
“Anak bayi memang seperti itu sayang”, jawab Aulia dan mengangkat putrinya untuk disusui nya.
Dave menggaruk pipinya yang tak gatal dengan wajah polos dan melihat ibunya menyusukan adik kecilnya.
“Abang”, panggil Aulia.
“Iya mom”.
“Tidur siang gih sama Daddy”, ucap Aulia dan menunjuk ke arah suaminya yang sudah tertidur.
“Tapi nanti jam 4 bangunin ya mom, Abang mau main bola”.
“Iya, nanti mommy bangunin”.
Dave merangkak ke arah ayahnya dan memeluk sang ayah lalu menyusul ayahnya ke alam mimpi.
***
Pukul 4 sore Aulia sudah memandikan Elyn, kini giliran ia membangunkan anak laki lakinya.
“Bang”, panggil Aulia dengan mengusap lengan anaknya.
Dengan sekali sentuhan Dave langsung bangun dari tidurnya, ia mengucek matanya lalu duduk dan termenung sejenak, itu lah kebiasaan anak Rama yang satu ini.
“Hey, udah ah bengong nya, katanya mau main bola”, ucap Aulia.
“Iya mommy”.
Dave turun dari kasurnya dan mengucapkan terima kasih kepada sang ibu lalu langsung berpamitan untuk pergi bermain bola.
Sebelum ia pergi, ia terlebih dahulu mencuci wajah tampannya.
Kini Aulia beralih membangunkan suaminya, kalau yang ini agak berbeda dengan Dave. Paling susah untuk di bangunkan.
“Mas”, panggil Aulia dengan mengusap wajah suaminya yang mulai di tumbuhi bulu bulu halus di wajahnya.
“Sayang”, panggil Aulia lagi.
Aulia menghujani kecupan di seluruh wajah suaminya, terakhir ia mengecup bibir suaminya. Ketika ingin menjauhkan wajahnya dari wajah suaminya, tengkuk nya di tarik dan di tahan oleh Rama agar mereka kembali berciuman.
Rama mencium bibir istrinya dengan mata yang tertutup, ia kecapi bibir Aulia yang sudah sebulan penuh ini tak ia rasai. Rama mulai memainkan lidah nya untuk membelit lidah Aulia, ia sedot lidah itu dan ia kulum bibir tipis Aulia.
Setelah beberapa menit berciuman, Rama melepaskan tautan bibir nya pada bibir istrinya lalu mengusap dengan lembut bibir Aulia yang terlihat membengkak.
“Udah bersih”? Tanya Rama.
“Belum mas, masih 10 hari lagi”.
Rama menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya.
“Kenapa”? Tanya Aulia.
“Pengen”.
“Ya sabar, tinggal 10 hari lagi”, ucap Aulia yang mengelus paha suaminya.
“Kamu ngomongnya sabar, tapi tangannya mancing mancing”, ujar Rama.
“Mancing apa sih mas”? Tanya Aulia yang tangannya semakin nakal.
Rama langsung menarik tangan istrinya dan meletakkan tangan itu di atas kontolnya.
“Di situ sayang kalau mau ngelus”, ucap Rama.
“Mau”? Tanya Aulia.
“Mau banget mommy”, jawab Rama.
“Mau apa”?
“Apa aja”, balas Rama
Aulia mulia mengelus elus kontol suaminya dari luar celana, ia melihat mata suaminya yang tertutup karena menikmati perlakuan dari dirinya.
“Nghh”.
“Enak Daddy”?
“Mmhh, iyaah, enak sayang”.
Kini Aulia mulai meremas kontol yang sudah bangun itu, ia buka celana suaminya serta celana dalam lalu meletakkan celana itu di lantai, kini Rama hanya memakai baju tanpa celana.
Aulia menggoyang goyangkan kontol yang panjang dan besar itu, kemudian ia mainkan ujung kontol suaminya dengan jari jempolnya lalu mulai mengurutnya lagi.
“Mmhh, sayanghhh”.
“Kenapa mas”? Tanya Aulia.
“Sshhh pengen”.
“Pengen apa sayang”? Tanya Aulia dengan tangan yang semakin cepat mengurut batang suaminya.
“Ngentot”
“Belum boleh”.
“Tapi kontol mas udah kangen memek tembam kamu sayang”.
“Iya sayang, nanti kita ngentot kalau mommy udah bersih ya”.
“Aakhh..aakhh..aakhh”, suara desahan Rama ketika Aulia mengocok kontol nya.
“Enak mas kontol nya di kocok gini”?
“Nngghh, enak sayanghh, enakh bangethh, mas perkosa aja kamu yah”.
“No mas, sabar, ini kan lagi aku enakin juga”.
“Tapi pengen memekhh yang jepithh, Aakhh”.
“Nanti kalau aku udah bersih, mas puas puasin lah entotin aku”.
“Aakhh sayanghh, Mash gak sabar pengen ngentotin kamu, ngontolin memek tembem kamu, mashh mau ngentotin kamu semalaman”.
“Iya sayang, iyaaa, nanti entotin aku sampe mas puas”, ucap Aulia yang semakin cepat mengocok kontol suaminya.
“Nngghh, mau keluarhh mommy, Daddy mau keluarhh, Aakhh..aakhh..aakhh.. Aaaaakkhhhhh”.
CROT
CROT
CROT
Aulia mengambil tisu untuk membersihkan sperma suaminya yang muncrat di baju dan tangannya, lalu Aulia membersihkan kontol suaminya yang terkena sperma nya sendiri.
Rama tertidur lagi setelah istrinya memuaskan kontolnya dengan tangan.
“Mas, jangan tidur, mandi lagi ya udah sore”, ucap Aulia dengan lembut.
Rama membuka matanya dan mengangguk, ia bangun dan berjalan dengan santai ke arah kamar mandi tanpa menggunakan celana.
Setelah 10 menit di kamar mandi, kini Rama keluar dengan wajah yang segar. Ia berjalan menuju lemari dan memilih pakaian tidur untuk ia gunakan.
“Kamu udah mandi”? Tanya Rama ada istrinya.
“Belum, tadi mandiin adek dulu”.
“Yaudah mandi lah, biar mas liatin adek”.
“Hm”.
Sekarang giliran Aulia yang masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya, berbeda dengan suaminya yang hanya memerlukan waktu 19 menit saja untuk mandi, kini sudah 30 menit istrinya itu belum kunjung keluar dari dalam sana.
“Sayang”, Rama mengetuk pintu kamar mandi.
“Iya”.
“Kok lama banget”?
Ceklek
Suara pintu kamar mandi terbuka dan istrinya keluar dari sana.
“Kenapa”? Tanya Aulia.
“Kenapa lama banget? Ngapain aja di dalam”?
“Ya mandi lah mas, ngapain lagi”, jawab Aulia yang berjalan ke arah lemari.
Belum sempat Aulia membuka pintu lemari, Elyn menangis dengan kencang karna haus. Dengan cepat Aulia membuka lemari pakaiannya dan memakai baju suaminya yang terlihat sangat longgar di tubuhnya.
Aulia langsung mengangkat Elyn dari kasur dan menggendongnya.
“Iya sayang, aduh mommy malah pake baju kaos pula”.
Dengan terpaksa Aulia mengangkat baju itu ke atas dan langsung memasukkan puting susu nya ke dalam mulut Elyn.
Ia duduk di pinggir ranjang dengan baju yang terangkat karna menyusui anaknya dan belum menggunakan celana dalam, suaminya dari tadi hanya memandang dengan minta memek istrinya yang terpampang di depan matanya.
“Matanya”, ucap Aulia.
“Kenapa? Mata mas ini”.
“Udah ih, ambilin celana dalam aku terus pake in”.
“Iya ibu ratu”.
Rama bangun dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil celana dalam istrinya.
“Lebarin kakinya”, suruh Rama.
Aulia melebarkan kakinya, baru sampai lutut celana dalam itu, Rama berhenti.
“Kenapa”?
“Pegang dikit ya”.
“Astaga mas, mesum banget sih, udah buruan”.
Rama memegang sebentar memek istrinya lalu memakai kan kembali celana dalamnya.
“Dah”.
“Mesum”, ucap Aulia.
“Habis ini gantian ya dek”, ucap Rama ada anaknya.
“Gak”.
“Dikit aja loh sayang, sekali sedot aja”, ucap Rama.
“Sekali sedot mas itu sama dengan satu jam”.
“Enggak loh, boleh ya”, bujuk Rama.
“His mas nih, yaudah nanti malam aja”.
“Okay mommy, thank you”, ucap Rama sambil mencium pipi istrinya.
“Abang mana”? Tanya Rama.
“Main bola”.
Rama melihat jam yang sudah pukul 5 sore.
“Jam segini kok belum pulang”.
“Yaudah jemput lah”, ucap Aulia.
“Gak ah, nanti dia malu kalo lagi main malah di jemput jemput segala”.
“Yaudah gak usah ngomel mangkanya”.
***
Pukul 7 malam, Dave sedang berada di kamar orang tua nya serta adiknya.
“Mom, kok adek tidur terus sih”?
“Anak bayi memang tidur sama nen aja sayang”, jawab Aulia.
“Ohh, berarti Abang kecilnya kayak adek dong”.
“Iya bang”.
“Tania juga”? Tanya Dave lagi.
“Iya Tania juga sayang”.
“Ohh gitu”.
“Dad”, panggil Dave pada ayahnya.
“Kenapa bang”?
“Pinjem hp, Abang mau nelfon Tania”, ucap Dave.
Rama memberikan ponselnya dan langsung di terima oleh Dave, Dave keluar dari kamar orang tuanya dan masuk ke dalam kamar nya untuk menelfon Tania.
“Pindahin adek ke box baby nya sayang”.
“Kenapa? Orang aku masih mau sama adek kok”.
“Cepet sayang”.
“Ya kenapa mas”?
“Pengen nen, gak boleh nolak, kamu udah bilang tadi sore”.
“Huft, yaudah sini, biarin aja adek disini, orang dia gak ganggu”.
“Ntar ke tindih sama mas sayang”.
“Cerewet ih, yaudah aku pindahin dulu”.
Aulia menggendong anaknya dan meletakkan Elyn ke dalam box baby.
“Selamat tidur dan selamat malam princess mommy”, ucap Aulia dan mengecup pipi anaknya.
Aulia kembali ke atas kasur dan bersiap untuk menyusui bayi besarnya.
Aulia membuka kancing daster nya, semenjak menyusui, Aulia tak pernah memakai bra dan sekarang ia mulai memasukkan puting susu nya ke dalam mulut rama dan langsung di hisap dengan rakus oleh suaminya.
Aulia mengelus elus rambut suaminya dan sesekali meringis karna merasa ngilu dengan hisapan suaminya.
“Sshhh pelan mashh”.
Tangan Rama sedari tadi mengusap usap pantat istrinya dan meremas dengan lembut.
“Mmhh mashh, udah ya, jangan di habisin”.
Rama melepaskan hisapannya dan mendongak melihat wajah istrinya dengan mata yang sayu.
Aulia mengelap bibir suaminya yang berantakan dengan ASI milik nya kemudian mengelus pipi suaminya.
“Kenapa”? Tanya Aulia yang melihat mata sayu suaminya.
“Sange”.
Bersambung…