Pagi ini aulia tengah membuat sarapan dan di bantu oleh anak sulungnya, mereka berdua membuat nasi goreng ayam kunyit, sarapan favorite Dave. Dave hanya ingin makan nasi goreng buatan tangan mommy nya.
“Abang duduk aja disana, atau gak mandi gih”.
“Abang mau lihat mommy masak, mandi nya bentar lagi, kan Abang masuk sekolah nya jam 7:15 mom”.
“Supaya gede nya kalo mommy udah gak ada, Abang pinter masak gitu”?
“Abang gak suka kalau mommy ngomong kayak gitu”, Rajuk Dave.
“Mommy bercanda sayang, yaudah sini liatin mommy masak”.
“Siap mommy”.
Aulia memasak dengan sangat telaten dan langsung di serap ke otak oleh Dave.
“Gampang mom, semuanya udah Abang simpen disini”, ucap Dave menunjukan kepala nya.
“Anak mommy memang pintar”.
Setelah nasi gorengnya selesai, Dave membantu ibunya membawa ke atas meja setelah nya ia pergi ke kamar nya untuk mandi.
Kini Aulia berjalan menuju kamar nya untuk membangunkan suaminya dan melihat putri kecilnya.
Aulia mengangkat anaknya yang sudah berusia 6 bulan lalu menidurkannya di perut suaminya.
“Daddy, bangun Daddy, kerja”, ucap Aulia yang menirukan suara anak kecil.
Rama mengeliat dalam tidur nya dan perlahan membuka matanya.
“Princess Daddy kok udah bangun”? Tanya Rama.
“Adek mau ikut Daddy ke kantor”.
“Boleh”, balas Rama.
“Tapi mommy nya gak ikut, mommy mau jalan sama cowok baru”.
“Boleh juga kok, tapi pulang pulang cowok itu tinggal nama aja”, ucap Rama.
“Mas ih, udah kayak psikopat”.
“Mangkanya gak usah macem macem, suami udah ganteng kayak gini masih mau cari yang lain”, balas Rama.
“Ganteng, mapan, kaya ray__
“Udah udah, bangun terus mandi”, potong Aulia.
“Siap nyonya Purnomo”.
Rama bangun dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
07:05 WIB.
Keluarga kecil Rama sekarang tengah berada di meja makan dengan Elyn di gendongan Aulia setelah Aulia menyiapkan sarapan di piring masing masing.
“Abang, hari ini berangkat sekolah sama Daddy”, ucap Rama.
“Kenapa dad? Pak mu mana”? Tanya Dave.
“Udah nurut aja, sekarang cepat sarapan”, balas Rama.
Mereka sarapan dengan tenang sampai makanan habis dan bersiap siap untuk berangkat kerja dan sekolah.
Dave menyalimi tangan ibunya dan mencium wajah adiknya, begitu juga Rama, Aulia menyalimi tangannya dan mencium pipi ibu dan anak itu.
“Papay dek, sampai ketemu lagi siang nanti, tungguin Abang pulang ya”, ucap Dave.
“Abang berangkat sekolah dulu mom, assalamualaikum”.
“Mas pergi ya, Babay dek, assalamualaikum”.
“Waalaikumsalam, Babay Abang, Babay Daddy”.
Didalam mobil, ayah dan anak itu tidak saling berbicara. Si anak sibuk membaca buku dan si ayah sedang memikirkan sesuatu sampai akhirnya__
“Bang”, panggil Rama.
“Iya dad”.
“Hari ini mommy ulang tahun”
“Beneran dad? Kenapa Daddy baru kasih tau Abang hari ini? Abang belum siapin hadiah buat mommy”.
“Nanti pulang sekolah Daddy jemput, kita cari hadiah buat mommy”.
“Kita pulang dulu tapi dad”.
“Loh, kenapa”?
“Abang mau ambil uang dulu di celengan Abang, Abang gak punya uang banyak kalau pulang sekolah langsung pergi”.
Rama ingin sekali memakan bocah di samping nya ini, kenapa musuh nya yang satu ini harus semanis ini siiih? Ah, mungkin ini sifat Aulia yang menurun pada Dave.
“Kalau kita pulang dulu nanti mommy curiga dong, gak surprise namanya”.
“Tapi Abang gak punya uang dad”.
“Pakai uang Daddy sayang”.
“Yaudah, nanti sampai di rumah abang ganti ya dad”.
“No, simpen aja uang Abang”.
“Hehe makasih ya Daddy”.
“Iya sayang”.
Setelah membahas tentang hadiah untuk ibu dan istrinya, sekarang Dave telah sampai di sekolahnya, ia menyalami ayahnya dan langsung turun dari mobil.
Rama kembali menjalan kan mobil nya dan menuju kantornya, selang beberapa menit saja Rama sudah sampai di kantornya dan langsung naik ke lantai dimana ruangannya berada.
“Ton, ini kamu handle semua pekerjaan saya ya”, ucap Rama pada sekretarisnya.
“Baik pak”.
Rama pun langsung masuk ke dalam ruangannya dan merebahkan tubuhnya di sofa, ia memejamkan matanya sejenak dan menyetel alarm sebelum menjemput anaknya nanti.
10:00 WIB.
Kring
Kring
Kring
Bunyi alarm di ponsel Rama telah berdering ketika jam menunjukkan pukul 10:00 , Rama pun bangun dan bersiap siap untuk menjemput anaknya.
Rama keluar dari ruangannya dan berjalan dengan wajah dingin, ia menaiki lift dan menuju lantai dasar.
Sampai nya di bawah ia langsung menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya ke sekolahan anaknya.
Seperti beberapa Minggu yang lalu saat ia menjemput Dave, Rama keluar dari mobilnya dan menunggu Dave di depan mobil dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidung bangir nya.
Hitung hitung tebar pesona !!
Eh, tau taunya ada yang nyamperin karna kemakan sama pesona nya Rama.
Wanita yang memakai baju dinas dan seperti seorang guru yang mengajar di sekolah Dave datang menghampiri Rama.
“Rama”.
“Hufftt, ngapain lagi sih”? Ucap Rama sambil melepaskan kaca matanya.
“Aku harus bicara sama kamu”.
“Kamu gak kapok udah saya cekik dulu? Itu untung ada istri saya yang nyuruh lepasin kamu, kalau gak? Kamu udah mati”, ujar Rama.
“Aku gak perduli, aku mau bicara sama kamu”.
“Lah, kok maksa”? Tanya Rama.
Wanita itu mencoba memegang tangan Rama, tapi dengan cepat Rama menghindar.
“Jangan coba coba nyentuh saya, kalau istri saya tau, kamu bisa di libas sama dia”, ucap Rama.
“Rama, aku masih sayang banget sama kamu, aku cint__
“Daddy”, panggil Dave sambil berlari ke arah ayahnya.
Rama berjongkok supaya anaknya bisa memeluknya.
“Jagoan Daddy udah pulang, mau pergi sekarang”? Tanya Rama.
Dave melirik ke arah guru nya tersebut.
“Ngapain Bu Fey disini”? Tanya Dave pada wanita yang ternyata adalah Freya.
“Ib__ , lagi lagi ucapan Freya terpotong, kalo ini Rama yang memotong ucapannya.
“Pergi sekarang yuk, bang”, ucap Rama.
“Ok dad, let’s goo”.
Dua orang laki laki itu meninggal kan Freya di sana sendirian dengan tangan yang terkepal.
“Daddy kenapa sama Bu Fey lagi? Mau kiss kayak dulu lagi ya”? Tanya Dave.
“Enggak looh, Daddy juga gak tau kenapa tiba tiba dia ada di sana”.
“Beneran”? Tanya Dave dengan mata memicing.
“Beneran bang, jangan kasih tau mommy ya, bisa habis Daddy”.
“Kalau Daddy enggak ngapa ngapain kenapa Daddy takut”? Tanya Dave lagi.
“Pokoknya jangan bilang mommy, kalo gak kita gak jadi beliin mommy hadiah”.
“Iya iya, Abang gak bilang sama mommy”.
“Good boy”.
Setelah beberapa belas menit, kini mereka telah tiba di sebuah mall terbesar di kota nya, mereka masuk dengan Rama yang menggandeng tangan Dave.
“Abang mau beliin mommy hadiah apa”? Tanya Rama.
“Hmm, apa ya dad”, bingung Dave.
“Kalau Daddy mau beliin apa”? Tanya Dave.
“Daddy udah beliin, tinggal di ambil dan di bungkus”, jawab Rama.
“Apa hadiahnya dad”?
“Rahasia”.
“Ck, terus Abang mau beliin mommy apa”?
Dave terus berfikir dan melihat sekeliling mall, dan__
“Dad”, panggil Dave lalu membisikkan sesuatu di telinga ayahnya.
“Oke”, jawab Rama.
Rama mengajak anaknya untuk mengambil hadiah yang akan ia berikan kepada istrinya nanti, ia sudah memesan hadiah itu jauh jauh hari.
Sekarang ia mengajak putra nya untuk makan siang setelah itu mengajak nya pergi ke suatu tempat lagi.
Setelah semua urusannya selesai, ia mengajak anak nya untuk pulang.
“Daddy”.
“Hm”.
“Apa nanti mommy gak marah Daddy pake itu”.
“Tenang aja, paling cuma marah sebentar”.
Dave menganggukkan kepalanya dengan tetap melihat tubuh ayahnya.
“Oh ya dad, hadiah Abang untuk mommy sore ini juga kan”?
“Iya sayang”.
“Okay kalau begitu dad”.
14:00 WIB.
Rama dan Dave baru sampai ke rumah sejak Dave pulang sekolah tadi.
“Kalian kemana aja siih, mommy telponin juga gak di angkat angkat”? Omel Aulia.
“Makan siang di luar mom, Abang mandi dulu ya mom terus mau tidur, Abang capek”, ucap Dave.
“Yaudah mandi yang bersih, jangan lama lama”.
“Iya mom”.
Aulia mengikuti suaminya dari belakang yang berjalan menuju ke kamar mereka.
Sesampainya dikamar Rama langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, kalau tidak langsung mandi dan langsung berbaring di kasur atau memegang Elyn, bisa bisa ada tanduk yang keluar dari kepala istrinya.
10 menit Rama membersihkan tubuhnya, ia keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya, Aulia menoleh ke arah suaminya dan terkejut bukan main dengan apa yang di lihatnya.
“Mas”, pekik Aulia dengan mata yang membulat dan menutup mulutnya.
Aulia berjalan ke arah suaminya yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi, ia mengusap lengan kanan suaminya yang kini penuh dengan tatto.
Plak
Plak
Plak
Aulia membabi buta memukul lengan suaminya, sesekali ia cubit dan ia tonjok lengan kekar yang sudah penuh dengan tatto itu.
“Kamu apa apaan sih mas”? Tanya Aulia dengan wajah yang memerah.
“Apa”? Rama bertanya dengan santainya.
“Kamu hapus sekarang mas, aku gak mau tau”, ucap Aulia.
“Loh, kenapa? Ini mas baru buat loh sama Abang tadi”.
“Apa? Kamu ngajakin anak kamu ke tempat pembuatan tatto”? Tanya Aulia tak percaya.
“Iya”.
Aulia mengambil bantal di atas kasur dan kembali membabi buta memukul suaminya.
Bugh
Bugh
Bugh
“Awh, aduh, aduuh”.
“Udah sayang, stop.. aduh sakit yang”.
Aulia berhenti memukul suaminya dan kembali mengatur nafasnya yang ngos ngos an.
“Kamu pergi ke tempat itu, dan hapus sekarang tatto kamu”, suruh Aulia.
“Ya gak bisa lah yang, mas baru buat loh”.
“Bodo ! Aku gak mau tau, kamu hapus sekarang”.
“Keren loh ini, mas udah kayak Jungkook kan”? Ucap Rama dengan menaik turunkan kedua alisnya.
“Jungkook BTS”? Tanya Aulia.
“Iya sayang, Jungkook bities”, jawab Rama.
“Jungkook itu mau diapain juga ganteng mas, cakep.. mas ini udah punya istri, anak juga udah 2”, ucap Aulia frustasi.
“Lah, mas gak kalah ganteng sama Jungkook yang, malah lebih gantengan mas”.
“Mas”.
“Iya sayang”.
“Mas pergi sekarang buat hapus tato nya, atau aku telfon mama”? Ancam Aulia.
“Jangan lah, mana bisa yang di hapus sekarang juga”.
Aulia terduduk lemas dan menangis akibat kelakuan suaminya ini, kenapa suaminya ini tidak berfikir dulu sebelum melakukan sesuatu.
“Hikss..Hikss”.
“Loh yang, kenapa nangis”? Tanya Rama.
“Kamu nanya kenapa aku nangis”?
Rama mengangguk dengan polosnya
“Gara gara Kamu”, pekik Aulia dengan melupakan keberadaan Elyn yang sedang tidur disana.
“Eh sayang, jangan teriak teriak ih, Elyn lagi tidur loh”, ucap Rama yang masih santai.
“Kamu bener bener ya mas, sekarang kamu pake baju kamu terus keluar dari sini”.
“Okay babe”, ucap Rama.
Rama berjalan dengan santai ke arah lemari nya dan memilih kaos dengan tangan oblong dan boxer, setelah ia memakai pakaiannya ia berjalan ke arah pintu untuk keluar, sebelum keluar suara istrinya kembali terdengar memanggil namanya.
“Rama”, panggil Aulia.
Rama menoleh dan menaikkan sebelah alis nya tanda ia bertanya.
“Handuk kamu”, ucap Aulia dengan nada rendahnya.
Rama dengan cepat berlari dan mengambil handuknya lalu menjemurnya kembali di tempat handuk, kemudian ia pergi ke bawah agar tak mendapat amukan dari macam betina nya.
Sesampainya di bawah, Rama mengambil kue nya yang masih berada di dalam mobil dan membawanya masuk ke dalam rumah lalu menyimpannya di dalam kulkas.
Rama kembali lagi ke mobilnya untuk mengambil Vape nya, ketika ingin masuk ke dalam rumah Rama melihat karyawan toko yang ia kunjungi dengan Dave datang membawa pesanan mereka, hadiah ulang tahun dari Dave untuk ibunya.
Rama menyuruh karyawan itu meletakkan pesanannya di samping mobilnya saja, setelah semua selesai Rama masuk kembali ke dalam rumah.
19:00 WIB.
Rama masuk ke dalam kamarnya dan melihat istrinya sedang menyusui putrinya, ia berjalan ke arah istrinya dan berdiri tepat di depan sang istri, Rama mengelus elus pipi Elyn yang sedang menyedot ASI.
“Ck, gak usah di ganggu”, ucap Aulia.
“Mommy jangan marah marah, nanti mommy lekas tua “, balas Rama.
“Keluar deh mas, aku gak mau liat kamu dulu”.
“Gak boleh ngomong gitu sayang”.
“Kenapa gak boleh? Kamu aja boleh sesuka hati kamu ngelakuin apa apa tanpa diskusi sama aku”.
“Iya, nanti ini mas hapus yang, sekarang ke bawah dulu yuk”, ajak Rama setelah melihat Elyn sudah selesai dengan menyusu nya.
“Males, aku mau tidur”.
Rama tak mendengar ucapan istrinya, ia mengambil alih Elyn dari tangan istrinya dan memaksa menggenggam tangan istrinya lalu mengajak nya turun ke bawah.
Sampainya di tangga, Aulia mengerutkan kening nya, kenapa lantai bawah lampunya mati.
Ketika menginjak tangga terakhir dan kaki nya menyentuh lantai, lampu pun hidup dan disana sudah ada bik Sumi, pak Muklis dan Roy serta anaknya yang sedang memegang cake ulang tahun.
“Surprise “.
“Happy birthday mommy”, ucap Dave.
“Selamat ulang tahun non”, ucap bik Sumi, pak Muklis dan Roy.
“Selamat ulang tahun mommy”, ucap Rama sambil mencium pelipis istrinya.
“Mas”, Aulia menatap suami.
Rama tersenyum dan menyuruh istrinya menghampiri anak serta bik Sumi, pak Muklis dan Roy.
“Tiup lilin nya mom” ucap Dave.
Aulia memejamkan matanya sejenak untuk berdoa kemudian meniup lilinnya, ia mencium pipi anaknya dan mengucapkan terima kasih pada art, supir dan satpam yang sudah ia anggap sebagai keluarganya.
Setelah acara tiup lilin dan makan kecil kecilan, kini tinggallah mereka berempat disana dengan Elyn yang sudah tidur.
“Sekali lagi selamat ulang tahun ya mom, Abang harap mommy selalu sehat dan selalu berada disamping Abang, adek sama Daddy”, ucap Dave.
“Dan sekali lagi terima kasih ya nak, mommy akan selalu berada di samping kalian”, balas Aulia sambil memeluk anaknya.
Dave memberikan kotak kecil kepada ibunya sebagai hadiah ulang tahun.
“Apa ini sayang”?
“Buka aja mom”.
Aulia membuka kotak kecil itu dan melihat sebuah kunci disana.
“Kunci mobil”? Tanya Aulia.
“Iya mom, mobilnya ada di depan”, ucap Dave sambil menarik tangan ibunya untuk melihat mobil yang ia pilih untuk ibunya tadi.
“Taraaa, ini hadiah untuk mommy”, ucap Dave.
“Abang”, ucap Aulia dengan mata yang sudah berembun.
“Eitss, mommy gak boleh nangis”.
Aulia mengangguk dan memeluk tubuh kecil anaknya.
“Terima kasih anak mommy”.
“Sama sama mommy”, balas Dave dan mengecup pipi ibunya.
Dave kembali menarik tangan ibunya untuk masuk ke dalam rumah dan ia ingin melihat hadiah apa yang akan di berikan oleh ayahnya untuk sang ibu.
“Mana hadiah Daddy, Abang pengen liat”.
Rama mengeluarkan tas yang memang sudah ia letakkan di bawah meja, ia mengeluarkan tas itu dan memberikannya kepada Aulia.
“Mas”.
Aulia melongo melihat satu set perhiasan yang sering ia lihat di IG di berikan suaminya untuk dirinya sebagai hadiah ulang tahun.
“Suka”?
“Suka banget mas, makasih”, ucap Aulia dan memeluk suaminya.
“Hoam”.
Dave menguap dengan keras setelah melihat hadiah dari ayahnya, ia pikir ayah nya akan memberikan apa! Dia tidak tau saja berapa uang yang di habiskan ayahnya untuk hadiah ibunya.
“Abang ngantuk”? Tanya Aulia.
“Iya mom”.
“Yaudah Abang duluan aja ya, bentar lagi mommy sama Daddy naik ke atas”.
“Okay mom, good night mom, good night dad” ,ucap Dave dan berlalu dari sana.
Aulia melihat suaminya mengambil kain basah dan menghapus tato yang ada di lengannya, perlahan tato itu memudar dan hilang.
“Mas”.
“Iya sayang”.
“Itu”.
“Hm, cuma tempelan”.
“Ihh, kamu”.
“Sengaja mau bikin kamu marah di hari ulang tahun kamu”.
“CUP, Aulia mengecup bibir suaminya.
“Nakal”, ucap Rama.
Setelah menghapus sebagian tato nya, kini Rama memegang tangan istrinya.
“Selamat hari lahir ya sayang, semoga kamu panjang umur, sehat selalu dan selalu menjadi istri dan ibu yang baik untuk mas dan anak anak kita, mas selalu berdoa supaya kamu selalu di samping kami dan minta sama Allah supaya pernikahan kita selalu dalam lindungannya, i love you.”, ucap Rama dan mengecup pucuk kepala istrinya.
“Aamiin, terima kasih banyak mas, semoga Allah mendengar setiap doa mas, iloveyou too mas”. Balas Aulia.
Bersambung…