Sejak abangnya mengajak Tania ke belakang tadi, Elyn menjadi pendiam dan tak ingin di ganggu hingga malam ini.
Rama yang tak melihat putri kecilnya pun bertanya kepada istrinya.
“Adek mana mom”? Tanya Rama.
“Dikamar mungkin, dari tadi gak turun turun”, jawab Aulia.
Mendengar jawaban istrinya, Rama langsung berjalan ke lantai atas menuju kamar putrinya.
Tok
Tok
Tok
“Adek, Daddy masuk ya”, ucap Rama.
Tak ada sahutan dari dalam, Rama membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar Elyn dan melihat anaknya sedang membaca komik.
“Sayang, kok Daddy ngomong gak di sahutin tadi”? Tanya Rama yang menghampiri anaknya.
“Elyn lagi sibuk”, Jawab Elyn.
“Sibuk baca komik”?
“Elyn mau sendirian dad, maaf”, ucap Elyn.
Rama mengambil komik yang di baca putrinya dan menutupnya lalu meletakkan komik itu di tempatnya, Rama mengangkat Elyn untuk duduk di pangkuannya.
“Adek kenapa, hm”?
“Gak apa apa dad”, jawab Elyn dengan menahan air matanya.
“Hikss..Hikss”, Isak Elyn.
“Tuh, kata nya gak apa apa, tapi nangis ! Kenapa sayang? Bilang sama Daddy”.
“Abang, hikss..hikss”, ucap Elyn.
“Kenapa Abang”?
“Abang dari tadi siang gak ada cariin Elyn, gak ada nanya Elyn, Abang udah gak sayang Elyn lagi setelah kak Tania datang kesini, suruh kak Tania pulang dad, Elyn gak suka dia disini, dia udah ngerebut Abang dari elyn”, jawab Elyn.
Ternyata anak nya ini cemburu.
“Udah jangan nangis lagi, kan masih ada mommy sama Daddy”, ucap Rama.
“Hiks.. tapi Elyn mau sama a-abang dad”.
“Iya nanti sama Abang kalau Abang gak sibuk ya”, balas Rama.
“Tuh kan, pasti Abang sibuk sama kak Tania, E-elyn gak suka, hwaaa”.
“Uluh uluh uluh, anak Daddy”, ucap Rama sambil menggendong Elyn keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke bawah.
Sesampainya di bawah, Elyn semakin mengeratkan pelukannya pada sang ayah.
“Loh, kenapa ini anak mommy di gendong”? Tanya Aulia.
“Nangis”, jawab Rama tanpa suara.
Rama mendudukkan dirinya dan Elyn yang masih di pelukannya.
“Bang”, panggil Rama pada Dave yang sedang duduk berdua dengan Tania di sofa depan tv.
“Iya dad”, jawab Dave dan menolehkan kepalanya ke belakang.
“Adek ngambek ini sama kamu”, ucap Rama.
“Iih Daddy, Elyn gak ngambek ya”, ucap Elyn tak terima.
Dave berdiri dari duduk nya dan menghampiri adiknya, ia mengambil alih Elyn pada ayah nya.
HAP! Dave menggendong Elyn dan membawanya ke dapur untuk mengambil es krim, setelah sampai di dapur Dave mendudukkan adiknya di kursi dan mengambil es krim di kulkas.
“Mau rasa apa dek”? Tanya Dave.
Elyn menggelengkan kepalanya lalu turun dari kursi dan ingin pergi dari sana, sebelum pergi Dave menarik bajunya hingga ia termundur beberapa langkah.
“Mau kemana sih? Tadi katanya mau sama Abang”.
“Elyn gak ngomong kalau Elyn mau sama abang, lepasin! Elyn mau ke kamar”, ucap Elyn.
“Adek kenapa? Abang ada buat salah ya”?
“Ndak ada, Abang seneng seneng aja sama dia, lupain aja Elyn”, jawab Elyn.
“Adek, gak boleh ngomong dia dia sama yang lebih tua ya, Namanya kak Tania”.
“Elyn benci sama Abang, Abang dari tadi sama dia terus, Abang pergi aja sekolah di luar negri”, ucap Elyn yang tak suka abangnya menyebut nama Tania.
Elyn berlari ke kamar nya dengan menangis, Dave ingin mengejar adiknya tapi di tahan oleh ayahnya.
“Biarin aja bang”, ucap Rama.
“Biasanya kalau Abang samperin dia ngomel ngomel, giliran gak di samperin malah nangis”.
“Adek masih kecil, gak usah di pikirin”, balas Rama.
“Iya dad”.
“Yaudah temenin Tania lagi sana”.
Dave mengangguk dan kembali berjalan ke tempat Tania. Sedang Rama mengajak istrinya untuk melihat putrinya, setelah sampai di kamar Elyn, ternyata anak nya sudah tertidur karna ia memang terbiasa tidur pukul 8 malam.
Aulia menyelimuti anak nya dan mematikan lampu lalu keluar dari sana.
“Duduk di balkon yuk mas”, ajak aulia ketika ia dan suaminya sudah berad di dalam kamar.
“Ngapain? Dingin sayang”.
“Pengen aja, ayok ih”, paksa Aulia.
“Yaudah ayok, kalo dingin mas peluk ya”.
“Halah maaas mas, modus”, ucap Aulia.
Sampai di balkon, Rama duduk di sofa dan langsung menarik istrinya untuk duduk di pangkuan nya dengan posisi Aulia duduk memiring.
Aulia langsung memeluk leher suaminya dan Rama memeluk pinggang Aulia.
“Sayang”.
“Hum”.
“Kan anak anak udah gede, gimana kalo kita bikin satu lagi, kalau Abang nanti kuliah di luar negri kita gak kesepian”, ucap Rama.
“Enaaak banget kamu kalo ngomong mas, aku ini loh yang hamil”, balas Aulia.
“Kan ada mas yang, kamu gak sendirian”, jawab Rama.
“Gak ih, Abang udah gede, yang ada dia malu nanti”, ucap Aulia.
Dengan kurang ajarnya, Rama menggigit susu istrinya dengan keras dari luar baju.
“Aaakkhhh, masss”, pekik aulia.
“Sakit tau”.
“Gemes sayang, udah lama kita ngen__
“Gak, aku capek”, ucap Aulia langsung berdiri dari pangkuan suaminya.
Sayang seribu sayang, Rama menarik kembali tangan istrinya sehingga Aulia terduduk di pangkuan suaminya lagi dengan membelakangi Rama.
Rama memeluk erat erat pinggang istrinya agar tak bisa lari.
“Lepas ih mas, aku mau masuk”.
“Masa mau masuk aja, kan belum licin, nanti sakit sayang”, ucap Rama ambigu.
“Dasar mesum”.
Rama mulai mengendus leher Aulia dan menjilat telinga Aulia, ia kulum telinga istrinya lalu mengemutnya sebentar.
Tangannya memegang susu yang sudah lama tak ia jamah, meremas dengan lembut dan mulai menjilat leher Aulia.
“Mmmhh”.
“Kenapa sayang”? Tanya Rama.
“Udah mashhh”.
“Udah tapi kok mendesah enak gitu yang”?
“Aakhh, jangan di gigit mashhh”.
Rama tak menggubris perkataan Aulia, ia menghisap leher putih itu hingga meninggalkan bercak kemerahan. Tangan nya masuk ke dalam baju Aulia dan mengeluarkan susu besar itu dari dalam bra, Rama meremas dan memainkan puting Aulia agar puting itu berdiri tegak.
“Aakhh, jangan kenceng kenceng mashh”.
“Sssst, udah sayang, nikmatin aja”.
“Mmmhhh”, Aulia bergerak gelisah di pangkuan suaminya.
“Ssshhh sayangh, jangan gerak gerak terush babyhh, kontol mas bangun nanti”.
Dengan nakal, Aulia semakin menggoyangkan pantat nya dan menolehkan kepalanya menghadap Rama, ia sambar bibir tebal suaminya dan langsung menghisap bibir itu.
“Muach, mmhh, mmmcckkk”.
“Kontol kamu udah keras banget mas”.
“Mau mas entotin sekarang”? Tanya Rama.
“Sekali aja ya”.
“Masa cuma sekali sih sayang”, ucap Rama.
“Sekali atau gak sama sekali”?
“Yaudah iya, sekali”.
Rama menggendong istrinya masuk ke dalam kamar, sampai di dalam kamar Rama langsung melepaskan pakaiannya dan pakaian istrinya.
Rama mengocok kontolnya dan menggesek kan kepala kontolnya di memek Aulia, kemudian ia masukkan kontol panjang nya ke dalam memek.
Jleb
“Ngghhhh”.
“Aakkhh, Sssshh kok masih sempith sih yaanghh, akkhhh jepit banget kontol mashh”.
“Ukkhhh, ngeganjel banget mashh, sshh gerakin sayanghh”.
Rama mulai menggerakkan dengan perlahan dan meremas susu istrinya.
“Mmhh”.
“Enak sayang? Udah lama kita gak ngentot babyh, nngghh enak banget memek kamuh”.
“Akhhh, enak mashh, enak banget kontol kamu, memek kangeen”.
“Sekarang udah mas entot memek nya, udah hilangkan kangen nyaa, rasain kontol mas sayanghh”.
Rama menggenjot dengan cepat memek istrinya, tangannya memainkan itil Aulia dengan jarinya, sementara Aulia meremas susu nya sendiri. Rama yang melihat istrinya seperti itu, nafsunya semakin meninggi.
“Akhh..akhh enak masshhh, enak banget di gituin.. Mmmhhh jangan berhenti sayanghh”.
“Akhh..akhh iya sayanghh, terus remes tetenya, mas sangeee babyhh liat kamu kayak gituu.. akkhh enakhh banget memek tembam kamu yangghhh”.
“Mmmhh mau keluar mashh, memek gak tahanhh..akhh..akhh..akhh keluar mas..keluarhhhhh aakhhhhhh”.
CROT
CROT
CROT
Rama tetap menggenjot istrinya, ia turunkan sedikit tubuhnya untuk menyedot susu Aulia, ia gigit daging susu itu dan menghisapnya kuat kuat, puting susu yang sudah tegang itu di tariknya dengan giginya lalu di hisapnya dengan kuat.
“Akhhh masshhh, enakh.. mmhhh terus mashh, aku kangen di entot kayak gini sama kamu.. Aakkkhh”.
“SLURP..SLURP..SLURP”.
“Tete kamu enak banget baby, mmhh mass hamilin lagi ya sayang, mas pejuin memek kamu ya, mau ya cintaa”.
Aulia hanya mengangguk kan kepalanya dengan mata yang sangat sayu.
PLOK
PLOK
PLOK
Bunyi suara kulit yang menyatu, Rama menghentakkan kuat kuat pinggulnya agar kontolnya melesak jauh masuk ke dalam memek istrinya. Susu istrinya terombang ambing kara hentakan keras dari Rama.
“Akhh”.
“Akhh”.
“Akhh, dalem banget mashh, mmhh kena rahim akuhh.. ngghhh”.
“Aakhh enak sayangh, kontol Mash enak kan”.
“Iya mashh enakhh, aku mau keluar lagihh”.
“Akhh..akhh..akhh bareng sayangh, mas juga mau keluarhhh”.
“Aakkhh..aakkhh keluar mashh..aaakhh”.
“Aaakkhhh mas keluarh babyhh.. aaakkhhhhhhh”.
CROT
CROT
CROT
Rama mengeluarkan semua sperma nya di dalam memek Aulia, ia menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh kecil istrinya.
“Huh..Huh..Huh”.
“Enak banget sayang, besok lagi ya”, pinta Rama.
“Iya mas, yaudah cabutin dulu kontolnya”.
“Biarin aja, dia kangen memek tembam kamu”.
Aulia membiarkan suaminya dan memejamkan matanya karna kelelahan.
21:00 WIB.
Di lantai bawah, tepatnya di sofa.
Tania belum pulang karna Dave tak mengizinkan nya pulang.
Dave berbaring dengan paha Tania sebagai bantalnya.
“Abang”, rengek Tania.
“Hm”.
“Mau pulang, udah malam”, ucap Tania.
“Nginep disini, nanti Abang telfon papi”.
“Ihh, gak mau”.
“Kenapa gak mau”? Tanya Dave menatap mata Tania dengan tajam.
“Liat nya gak usah kayak gitu, takut”, cicit Tania.
“Huffft”, Dave bangun dari berbaringnya lalu duduk dan memeluk Tania dari samping.
“Udah malam sayang, besok pagi Abang antar pulang ya”, ucap Dave.
“Iya”.
Dave melepaskan pelukannya dan menangkup wajah cantik Tania, ia menatap lekat lekat wajah itu lalu tatapannya turun ke bibir Cherry Tania, tangan Dave reflek menyentuh bibir Tania dan mengusap bibir itu dengan lembut menggunakan jarinya.
Dave memasukkan jari jempolnya ke dalam mulut Tania dan menyuruh Tania untuk menghisapnya, dengan pelan Tania menghisap jari Dave dan mengulumnya.
“Mainin pake lidah sayang”, suruh Dave.
Tania menurut dan memainkan jari itu dengan lidahnya.
“Ssshhh”, Dave berdesih dan menggigit bibir bawahnya.
Jari yang di dimainin, malah burung yang bangun !!
“Udah sayang”, Dave menarik jarinya keluar dari mulut Tania.
“Kamu pernah kayak gitu sama cowok”? Tanya Dave.
“Enggak”.
“Terus kenapa pinter gitu”?
“Kan barusan Abang yang ngajarin, terus Abang juga yang nyuruh Nia”, Jawab Tania.
Dave menganggukkan kepalanya dan mengajak Tania ke kamarnya.
“Kenapa ke kamar Abang”? Tanya Tania ketika mereka sudah sampai di kamar Dave.
“Tidur”.
“Tidur di kamar Abang? Berdua”?
“Iya, udah ayo naik sini”, ucap Dave memukul kasur di sebelahnya.
Tania naik dan merangkak ke arah Dave.
“Sini”.
“Iya Abang”.
Tania merebahkan tubuhnya di samping Dave, tapi Dave malah memeluknya dan merebahkan kepalanya di belahan payudara Tania.
“A-abang, jangan kayak gini, berat”, ucap Tania.
“Nia”, panggil Dave.
“I-iya Abang”.
“Susu kamu empuk”, ucap Dave.
“Iihh Abang, jangan ngomong gitu”.
“Kenapa”?
“Malu”, cicit Tania.
“Kenapa malu? Cuma ada Abang sama Nia aja di sini”.
“Iya, tapi malu kalau Abang ngomong kayak gitu”.
“Kalau abang ngomong tete”?, Ucap Dave semakin menjadi.
Tania menutup wajahnya karna malu, tapi Dave tetap menjahilinya.
“Ngapain malu sih sayang? Sama Abang juga”, ucap Dave yang mencium tangan Tania yang masih menutupi wajahnya.
Dave memindahkan tangan Tania lalu langsung mengecup bibir tania.
“CUP”.
Tania hanya diam mendapati perlakuan dari Dave dan Dave semakin berani menjamah bibir itu, Dave menarik narik bibir Tania dengan mulutnya lalu mengulum bibir itu hingga membengkak.
“Nia”, panggil Dave dengan suara seraknya.
“Hum”?
Dave menuju ke telinga Tania dan membisikkan sesuatu disana.
“Boleh Abang nenen”?
“Ha?
“Boleh Abang nenen sayang? Abang mau bobo sambil nenen”.
“Abang”.
“Boleh ya sayang, Abang udah ngantuk”.
Tanpa menunggu jawaban dari Tania, Dave langsung menaikan kaos yang digunakan Tania ke atas, ia terkejut melihat payudara Tania yang sangat besar, ia keluarkan susu itu dari dalam bra dan langsung meremasnya dengan lembut.
“Mmhhh, abanghh”.
“Kenapa sayang”?
“Jangan”.
“Jangan berhenti”?
“Mmhhh”.
Tak puas karna terhalang dengan bra, Dave melepaskan baju Tania dan melepaskan pengait bra Tania.
Setelah semuanya terbuka, Dave langsung melahap susu Tania dengan rakus.
“Aakhh, abanghh, jangan banghh, ssshh mmmhh”.
“Awhh sakit bang, jangan di gigit”.
Dave tak menulikan telinganya dan tetap menghisap dan meremas susu Tania.
“Enak banget tete kamu sayang”.
“Udah Abang, Nia takut”.
“Takut kenapa”? Tanya Dave.
“Nia takut Abang perkosa Nia”, jawab Tania.
“Hahaha ya enggak lah sayang, Abang cuma mau nenen aja”.
“Beneran”?
“Bener, yaudah kamu tidur, Abang juga mau tidur”, ucap Dave dengan memasukkan kembali susu Tania ke dalam mulutnya.
Tania mengangguk dan memejamkan matanya sambil memeluk Dave.
“Enggak sekarang Abang perkosa kamu”, batin Dave.
Bersambung…