06:00 WIB.
Aulia tengah memasak sarapan untuk suami dan anak anaknya, seperti saat masih kecil, Jika terbangun Dave langsung menuju ke dapur untuk membantu ibunya. Sampai di dapur Dave melihat Aulia yang sedang memasak.
“Masak apa mom”? Tanya Dave.
Aulia tak menjawab, ia hanya fokus pada masakannya.
“Mom”, panggil Dave.
“…”
“Mommy”, panggil Dave dan memegang tangan ibunya__ namun di tepis kasar oleh Aulia.
Dave terkejut melihat reaksi ibunya, ia mundur beberapa langkah dan bertanya tanya ada apa dengan ibunya.
Dave masih berdiri tegak di belakang sang ibu dengan memperhatikan setiap gerak gerik ibunya.
Setelah selesai dengan masakannya, Aulia menyiapkan makanan nya diatas meja makan dan berlalu meninggalkan Dave yang masih berdiri binggung di dapur, tak ingin membuat sebuah pikiran, Dave berjalan ke arah ibunya yang sedang menyiapkan makanan di meja makan, ia ingin bertanya kenapa ibunya seperti itu.
“Mom, Abang ada salah ya”? Tanya Dave.
“…”
Aulia masih diam dan sibuk menyiapkan makanan, setelah makanan selesai, Aulia pergi ke atas untuk membangunkan suami dan putrinya.
Dave semakin binggung dengan ibunya pagi ini, ia kembali ke kemarnya untuk mandi dan membangunkan Tania.
07:30 WIB.
Rama beserta istri, anak anaknya dan juga Tania sedang sarapan, seperti biasa sarapan mereka di isi dengan suara dentingan sendok saja.
Setelah selesai sarapan, Dave mencoba kembali memanggil ibunya.
“Mom”, panggil Dave kesekian kalinya.
“Tania, kamu boleh pulang sekarang”, ucap Aulia pada Tania.
Rama dan Dave terkejut mendengar nada dingin yang keluar dari mulut istri dan ibunya, Rama mengerutkan keningnya melihat sang istri yang terlihat seperti marah.
“Mommy ngusir Tania”? Tanya Dave.
Tania menahan tangan Dave ketika anak laki laki itu berdiri dari duduknya.
“Iya mommy, Tania pulang sekarang”, ucap Tania.
“Abang antar ya”, ucap Dave.
“Gak usah, Nia pesan taxi aja bang”, balas Tania.
Tania berdiri dari duduknya lalu menyalami Rama dan istrinya untuk pamit pulang, kemudian ia berpamitan juga dengan Dave dan Elyn.
Setelah Tania pulang, Dave mencoba berbicara lagi pada ibunya.
“Mommy kenapa sih? Abang ada salah? Kalau ada bilang, biar Abang perbaiki”, ucap Dave.
Aulia masih saja dengan diamnya dan membersihkan piring kotor bekas mereka sarapan lalu membawanya ke belakang dan mencucinya tanpa di bantu oleh Dave hari ini.
Setelah selesai mencuci piring, Aulia hendak membersihkan halaman depan namun urung ketika sang suami dan anak anaknya yang tengah duduk di ruang keluarga memanggilnya.
“Sayang”, panggil Rama.
Aulia berhenti dan menoleh ke arah suaminya, Rama berdiri dan berjalan ke tempat istrinya lalu membawa Aulia untuk duduk bersamanya dan juga anak anak.
“Kenapa”? Tanya Rama pada istrinya.
“Adek, adek ke kamar dulu ya sayang, mommy pengen ngomong penting dulu sama Daddy”, ucap Aulia dan menyuruh Elyn untuk ke kamarnya.
“Iya mommy”, jawab Elyn lalu beranjak dari sana.
Setelah Elyn tidak ada di sana, Aulia memandang putra sulung nya dengan wajah yang datar.
“Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu”? Tanya Aulia pada Dave.
“Ngajarin apa mom”? Dave bertanya balik pada ibunya.
“Mommy kira kamu udah nganterin Tania pulang tadi malam, ternyata kalian tidur sekamar”, ucap Aulia.
Rama terkejut mendengar perkataan istrinya, ia memandang tak percaya kepada anaknya.
“Abang cuma tidur aja mom, gak ngapa ngapain”, Jawab Dave.
“Kamu pikir mata mommy kamu ini udah buta Dave”? Ucap Aulia yang sudah mulai meninggikan suaranya.
“Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu ha? Biar mommy sama Daddy aja yang brengsek Dave, kamu jangan”, sambung Aulia.
“Sayang”, tegur Rama.
“Biarin aja mas, aku gak pernah ngajarin dia buat kayak gitu sama perempuan”.
“Kamu pikir mommy gak tau? Mommy gak liat dan gak denger? Jangan kurang ajar kamu sama perempuan”, ucap Aulia lagi dengan menunjuk nunjuk ke arah anaknya.
Dave berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke tempat ibunya, ia langsung bersujud dan memeluk kaki ibunya meminta maaf.
Rama yang memang tidak tau apa apa hanya duduk diam di tempatnya melihat pertengkaran istri dan anaknya yang masih di dalam tahap wajar menurutnya, jangan saja Dave kurang ajar dengan istrinya, dia libas nanti si Dave ini.
“Maafin Abang mom, Abang khilaf”, ucap Dave.
“Mommy gak masalah kalau kamu nakal Dave, tapi jangan kayak gini, mommy malu”, balas Aulia yang kini mulai menangis.
Mendengar ibunya menangis, Dave langsung bangun dan mengamit tangan ibunya untuk ia cium.
“Mommy, jangan nangis, Abang minta maaf mommy, Abang tau Abang salah, jangan nangis mom”, ucap Dave.
Aulia kembali menepis tangan anaknya, ia bangun dari duduk nya dan berjalan menuju kamar, sampai di tangga ia berhenti dan menghadap Dave.
“Kamu boleh sekolah di Canada, tapi kamu tinggal di asrama”, ucap Aulia lalu kembali melangkahkan kakinya ke kamar.
Dave tak mengejar ibunya, ia hanya tertunduk diam dan menangis. Semarah itu kah ibunya? Atau ibunya sangat kecewa dengan dirinya?
“Bang”, panggil Rama.
“Mau cerita”?
Dave menengadahkan kepalanya dan melihat ayahnya yang sedang tersenyum.
“Gak mau dad, Abang malu”, Jawab Dave.
“Sini”, Rama menepuk nepuk sofa disisinya.
Dave bangun dan duduk di sebelah sang ayah lalu memeluk ayahnya sambil menangis.
“Gak apa apa, nangis aja”, ucap Dave sambil menepuk pelan punggung anaknya.
“Hikss..Hikss, mommy kecewa banget sama Abang dad”.
“Daddy juga kecewa sama Abang karna Abang di umur masih segini udah tidur sama anak perempuan orang, Daddy juga gak tau apa masalahnya sampai sampai mommy kamu kayak gitu”, balas Rama.
Dave melepaskan pelukannya dari ayahnya dan mengelap air matanya.
“Daddy jangan marah ya kalau Abang cerita”, ucap Dave.
Rama yang mendengar anaknya berkata seperti itu langsung deg deg an, apakah anaknya ini sudah membobol anak Arkan?
“Hm, Daddy gak akan marah”, balas Rama dengan memasang wajah normalnya.
“Mm, Abang__ Abang tadi malam buka baju Tania dad, teruus Abang minta nyusu sama Tania sampe tadi pagi”, ucap Dave.
“Apa”?
Rama terkejut dan tercengang mendengar perkataan anak laki lakinya ini, kenapa anak seusia Dave Sudah pintar begituan? Untung masih di bagian atas. Dan kenapa pula sifat nya ini menurun kepada Dave, astaga!
“Ma-maaf dad, Abang khilaf”, ucap Dave.
“Huuft, yaudah ! Mau gimana lagi bang, nasi udah jadi bubur”, jawab Rama.
“Daddy gak marah”?
“Enggak, cuma jangan di ulangi, mommy kamu udah kecewa banget sama kamu bang, kamu itu masih kecil”, ucap Rama.
“Enggak di ulangi lagi dad, abang harus gimana supaya mommy gak marah dan kecewa lagi sama Abang”?
“Terus minta maaf sama mommy”, jawab Rama.
Dave mengangguk dengan wajah frustasi, ia berdiri dan pamit pada ayahnya untuk masuk ke dalam kamarnya.
“Ya ampun, anak gue mirip banget lagi sama gue” batin Rama yang melihat Dave menaiki anak tangga.
16:25 WIB.
Srek..Srek..Srek..
Bunyi suara sapu lidi yang menyentuh pasir dan daun daun kering yang jatuh, Aulia sedang membersihkan halaman belakang rumahnya yang banyak daun dari pohon mangga dan jambu kristalnya.
“Mommy”, panggil Elyn yang berjalan ke arahnya.
“Iya sayang”.
“Elyn bantuin ya”, ucap Elyn.
“Adek bantu siramin pohon jambu kristal itu aja ya”.
“Oke mommy”, jawab Elyn dan mengambil selang air untuk me tiram tanaman jambu yang masih kecil.
Sesaat setelah Elyn menghampiri ibunya, kini Dave datang untuk menawari bantuan kepada ibunya.
“Ada yang bisa Abang bantu mom”? Tanya Dave.
“Gak”.
“Yaudah siniin sapunya, biar abang yang gantiin mommy” ucap Dave yang ingin mengambil alih sapu dari tangan ibunya.
“Gak usah”.
“Mom”, panggil Dave.
“…”
“Abang minta maaf”.
“…”
“Abang bakal lakuin apa aja supaya mommy maafin abang”.
“Besok pergi ke Canada”, ucap Aulia dengan tangan dan mata yang fokus ada kegiatan menyapunya.
“Iya mom, tapi maafin Abang dulu”.
“Beresin baju baju kamu sekarang, mommy udah telfon aunty kamu dan udah pesen tiket untuk besok, urusan lainnya biar Daddy kamu yang ngurus”, balas Aulia lalu pergi dari sana.
Dave menatap punggung ibunya yang kini sudah masuk ke dalam rumah, ia mengambil sapu yang tadi di pegang ibunya lalu melanjutkan kembali pekerjaan yang di tinggalkan Aulia.
“Loh, kok malah Abang yang nyapu, mommy mana”? Tanya Elyn.
“Mommy capek dek, jadi Abang yang gantiin”.
“Ohh gitu”, ucap Elyn.
“Hm”.
“Abang”, panggil Elyn.
“Iya sayang”.
“Ambilin Elyn jambu itu”, tunjuk Elyn pada jambu kristal yang sudah matang.
Dave meletakkan sapunya lalu memanjat pohon jambu yang tak tinggi lalu mengambil kan jambu untuk adiknya, setelah mendapat kan jambu itu Dave langsung turun dan memberikannya kepada Elyn.
“Nih, cuci dulu jambunya”.
“Oke Abang, makasih ya”, ucap Elyn lalu berlari masuk ke dalam rumah.
Setelah mencuci jambunya, Elyn kembali lagi ke halaman belakang dengan membawa jambu yang sudah ia cuci dan ia belah menjadi beberapa bagian, ia berjalan ke arah abangnya yang sedang duduk di kursi rotan.
“Abang capek”? Tanya Elyn.
“Enggak kok dek, ini siapa yang belahin jambunya”?
“Elyn sendiri yang belahin pake pisau tadi”, jawab Elyn.
“Lain kali minta tolong sama abang atau mommy, gak boleh mainan pisau”.
“Iya Abang, minta maaf ya”, ucap Elyn.
Dave mengangguk dan mengusap kepala adiknya dengan sayang, besok ia harus berangkat ke Canada meninggalkan adik kecilnya ini.
“Adek”, panggil Dave.
“Iya bang”.
“Kalau Abang gak ada di sini, adek gak boleh nakal ya ! Gak boleh mainan pisau kayak tadi, kalau butuh apa apa minta tolong”, ucap Dave.
“Abang mau pergi kemana?
“Gak kemana mana Leah, denger gak yang Abang bilang tadi”?
“Ndak boleh bohong abang”.
“Haha, abang gak bohong, Abang gak kemana mana kok! Yang abang bilang tadi itu adek dengerin gak”?
“Janji ya gak kemana mana? Elyn denger abang”.
Dave tak mengucapkan janji, ia langsung memeluk adiknya dan mencium pucuk kepala Elyn.
20:00 WIB.
Dave tengah mengemasi barang barangnya ke dalam koper, ia hanya membawa yang penting penting saja menurutnya.
Setelah selesai mengemas, Dave langsung tidur dan menuju ke alam mimpinya.
Sedang kan dikamar orang tua nya, sang ibu sudah menangis sejak tadi.
“Udah dong sayang, mata nya udah bengkak itu”, ucap Rama.
“Hikss..Hikss”.
“Kan kamu yang nyuruh, ngapain kamu juga yang nangis kejer kayak gini”.
“Hikss, diem deh kamu mas! Sifat jelek kamu itu yang buat abang jadi kayak gitu. Hikss..Hikss”, ucap Aulia.
“Ngomong salah, diem salah”, batin rama.
“Kenapa diem”? Tanya Aulia.
“Tuh kan”, batin Rama lagi.
Rama yang malas berdebat dengan kaum yang tak pernah mau disalahkan ini, ia langsung memeluk tubuh istrinya dan mengusap usap dengan sayang punggung sang istri.
“Udah ya sayang, sekarang istirahat”.
“Tapi Abang mas”, ucap Aulia.
“Iya, Abang mau kok, kan biar dapat maaf dari mommy nya”.
“Hikss, Abang”, tangis aulia.
“Sst, sst, sst, udah ya istri mas yang comel, sekarang kita istirahat ya sayang”, ucap Rama dengan menidurkan paksa istrinya yang masih menangis.
Rama mengelap air mata istrinya dan mengecup kedua mata Aulia yang sangat bengkak.
“CUP, CUP”.
“Tidur ya sayang”, ucap Rama sambil mengelus rambut istrinya.
Hanya 10 menit saja ia mengelus rambut istrinya, kini istrinya sudah terlelap walaupun masih ada sesegukan nya sedikit.
Rama menyelimuti tubuh istrinya lalu menyusul sang istri ke alam mimpi.
09:00 WIB.
Rama, Aulia dan Dave kini sudah berada di bandara untuk mengantarkan kepergian Dave ke Canada, Elyn?
Elyn di titipkan ke rumah Oma nya agar ia tak menangis dan mengamuk jika Abang nya pergi.
Pesawat tujuan Canada sebentar lagi akan berangkat, Dave bersiap untuk masuk kedalam, sebelum masuk ia menyalami tangan ayah dan ibunya.
“Dad, Abang pergi dulu ya, titip mommy sama adek, Daddy juga jaga diri dan kesehatan. Jangan buat mommy nangis ya dad”, ucap Dave.
“Pasti bang, abang juga jaga diri dan kesehatan disana”, balas Rama sambil memeluk tubuh anaknya.
Kini Dave beralih ke ibunya.
“Mom, jaga diri dan kesehatan ya, Abang janji akan jadi anak yang baik buat mommy sama daddy, sekali lagi Abang minta maaf udah buat mommy kecewa”, ucap Dave pada ibunya.
Aulia tak dapat berkata apa apa, ia langsung memeluk tubuh anaknya dan menangis di bahu Kokoh Dave.
“Abang sayang mommy, jangan nangis lagi mom”.
“Mommy lebih sayang sama Abang, maaf kalau mommy egois, jangan benci sama mommy”, balas Aulia yang sudah memegang wajah anaknya.
“No mom, Abang gak pernah benci sama mommy, jangan ngomong kayak gitu”, ucap Dave.
Aulia menganggukkan kepalanya dan kembali memeluk Dave lalu menciumi pipi dan dahi Dave.
“Jaga kesehatan, jaga diri, jangan nakal ya sayang disana, kalau mau nakal ingat mommy Daddy sama adek disini”, peringat Aulia.
“Abang janji gak akan nakal mom__ yaudah abang pergi dulu ya, nanti abang telfon kalau udah sampai”, ucap Dave.
Dave menggeret kopernya masuk ke dalam dan melambaikan tangannya ke kedua orang tuanya.
Aulia memeluk tubuh suaminya dan menangis sejadi jadinya disana.
Setelah anaknya sudah tak keliatan lagi, Rama mengajak istrinya pulang ke rumah.
“Udah, anak nya cuma sekolah Disana, bukan mau ikut perang”, ucap rama.
Plak, Aulia menabok lengan kekar suaminya.
“Kamu gak ada sedih sedihnya ya anak pergi jauh”.
“Sedih sayang, cuma mas ngeliatin kesedihan mas”, ucap Rama.
“Halah”, balas Aulia yang langsung meninggalkan suaminya sendirian.
Rama tersenyum melihat istrinya yang sudah mulai bertingkah, ia bersyukur jika istrinya itu sudah mulai cerewet kembali dan tidak menangis terus.
Bersambung…