Sebulan sudah sejak kepergian Dave ke Canada, Elyn pun kini sudah mulai terbiasa melewati hari hari tanpa keusilan dari abangnya.
Keluarga mereka menjalani hari hari seperti biasa, Rama pergi bekerja dan Aulia hanya duduk anteng dirumah, sedangkan Elyn sekolah.
Hari ini, anaknya itu meminta ibunya agar menjemput ia ke sekolah. Aulia melirik jam dinding dikamar nya, sebentar lagi Elyn akan pulang. Aulia bergegas merapikan dirinya dan turun ke bawah untuk mengeluarkan mobil dan melaju ke sekolah anaknya.
Setelah 15 menit mengendarai mobil, kini aulia telah tiba di sekolah Elyn. Ia turun dari mobil dan menunggu anaknya di kursi yang telah di sediakan oleh pihak sekolah yang berada di bawah pohon akasia.
“Mommy”, panggil Elyn sambil berlari menuju ke arah mommy nya.
“Jangan lari sayang”.
“Hehe, ayok pulang mom, Elyn udah laper”, ucap Elyn.
“Kita mampir ke kantor Daddy ya, Daddy ngajakin makan bareng”.
“Oke mommy”, jawab Elyn.
“Oke adek__ yaudah berangkat yuk”, ucap Aulia dengan menggandeng anaknya menuju tempat dimana mobilnya berada.
Di dalam perjalanan, Elyn hanya mengoceh tentang teman laki lakinya yang sangat nakal dan teman perempuannya yang sangat cengeng.
“Gak boleh ngomong gitu sayang, kalau Abang tau abang bakal marah”, ucap Aulia.
“Mereka emang bandel mom, nakal”.
“Iya, cukup mereka aja yang bandel sama nakal, adek gak boleh”, balas Aulia.
“Iya mommy__ Elyn kangen Abang mom”.
Aulia menoleh sebentar ke arah anaknya yang tadinya ceria dan mengomel, sekarang malah terlihat lemas dan sedih.
“Mommy juga kangen Abang, Abang pun kangen sama kita, tapi kan Abang disana sekolah nak”, ucap Aulia.
“Kenapa sih Abang harus jauh jauh sekolah nya, kan Elyn kesepian mom”.
Aulia tak menjawab perkataan anaknya, ia fokus menyetir dan sesekali mengacak rambut Elyn.
“Sampai”, ucap Aulia ketika mereka telah sampai di tempat tujuan.
Aulia memarkirkan mobil nya lalu turun dengan menggandeng Elyn untuk masuk ke dalam perusahaan suaminya.
Melewati meja resepsionis dengan senyum ramahnya, Aulia menuju lift dan menekan tombol 15 untuk sampai ke ruangan suaminya.
Ting
Pintu lift terbuka dan sampailah dua malaikat Rama di depan ruangannya, tanpa mengetuk pintu lagi, Elyn membuka kasar pintu itu dan tidak melihat ayahnya berada disana.
“Daddy gak ada mom”, ucap Elyn pada ibunya yang baru masuk ke dalam ruangan ayah nya.
Krek, pintu kembali terbuka dan muncul seorang wanita dengan pakaian minimnya.
“Kalian siapa? Siapa yang ngizinin kalian masuk ke dalam ruangan Rama”? Tanya wanita itu dengan wajah tengilnya.
“Ra__ma”? Tanya Aulia.
“Iya Rama, siapa kalian? Kamu lagi kenapa bawa bawa anak kecil ke sini, mau ngapain? Mau bilang ke pacar saya kalau itu anaknya”?
“Pacar”? Tanya Aulia lagi.
“Iya pacar saya, kenapa? Kaget kamu kalau Rama udah punya pacar?
“Enggak”, jawab Aulia dengan santainya.
“Keluar sana ajak anak kamu”, usir wanita itu.
Byurrr, Dengan wajah polos dan sikap yang tidak polos, Elyn menyiram wanita itu dengan air kopi yang sudah dingin yang berada di atas meja ayah nya.
Aulia hanya diam dan tak terkejut melihat kelakuan anaknya itu, memang ia sendiri yang mengajarkan kalau ada yang genit kepada ayahnya, langsung libas saja.
Setelah menyiram air kopi itu, Elyn langsung berlari keluar dan menabrak seseorang.
Bruk
“Aduh”, Elyn terpental dan terduduk karna menabrak seseorang dengan tubuh yang besar.
“Adek”.
Elyn mendongak dan melihat ke atas, yang ia tabrak adalah ayahnya sendiri. Ia bangun dan mengusap usap bokongnya karna sangat sakit.
“Gak usah pegang pegang”, ucap Elyn ketika ayahnya ingin memegangnya.
“Kenap__
“Diem, Daddy itu jahat sama mommy, di dalam sana ada mommy sama pacar Daddy yang sexy”, ucap Elyn sambil menunjuk ke arah ruangannya.
Rama bergegas masuk dan meninggalkan anaknya sendiri di luar, setelah masuk Rama terkejut melihat penampilan anak dari rekan bisnis nya itu.
Melihat Rama datang, wanita yang bernama Siska itu langsung menghampiri Rama dan langsung memeluk Rama sembari merengek.
“Kamu liat tuh, ada perempuan gila sama anaknya yang udah nyiram aku pake air kopi”, adu Siska.
Rama melepas paksa pelukan Siska dari tubuhnya.
“Ngapain kamu disini”? Tanya Rama pada Siska.
“Iihh , marahin dulu perempuan itu”, rengek Siska.
“Ngapain kamu disini”? Tanya Rama lagi dengan nada rendah.
“Papa suruh gantiin dia buat selesaikan kerja sama kita”.
Aulia yang sedari tadi hanya diam dan melihat, kini sudah mulai bosan dan ingin pergi dari sana.
“Sa-sayang, mau kemana”? Tanya Rama sambil memegang tangan istrinya.
“Selesaikan dulu urusan kamu sama perempuan centil itu”, jawab Aulia.
“Apa kamu bilang”? Tanya Siska.
“Pe_rem_pu_an, centil !” Jawab Aulia.
“Kurang aj__
“Diem__kamu”, tunjuk Rama pada Siska, bilang sama papa kamu, kerja sama kita batal, dan wanita yang berada di depan saya ini, dia istri saya.
“A-apa? Istri kamu?
“Iya, istri saya, sekarang kamu boleh keluar dan pergi dari sini”, ucap Rama.
“Tapi ram___
“Ke lu ar “!! Usir Rama dengan bentakan.
Tanpa basa basi lagi, Siska keluar dengan pakaian yang sudah kotor dengan air kopi.
Sedang elyn, anak itu kini sedang berada di kantin perusahaan ayahnya dan tengah memakan nasi sambil di temani om om ganteng.
“Jangan salah paham, mas jelasin dulu”, ucap Rama takut takut.
“Sok, jelasin”.
“Yang tadi itu anak rekan bisnis mas, semalam dia Dateng juga karna papa nya berhalangan, mas gak tau kenapa hari ini dia datang lagi”, jelas Rama.
“Terus, kenapa dia bilang kalau kamu pacar nya? Kalian baru jadian juga semalam”?
“Astaga yang, mana mau mas sama dia, mas gak tau kenapa dia ngomong kayak gitu, mas bahas kerja sama juga sama Toni sekretaris mas, gak cuma berdua”, jujur Rama.
“Kamu jangan macam macam ya mas, inget anak kamu udah gede semua”.
“Enggak loh sayang, gak pernah macam macam”, Jawab Rama.
“Kamu cari anak kamu, udah nyiramin Kopi sama pacar kamu tadi dia lari”.
“Sayaaang”, rengek Rama.
“Kenapa”?
“Dia bukan pacar mas”, ucap Rama.
“Iya iya__ cari anak kamu sana mas”.
Rama merogoh kantong celana untuk mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
“Ohh, oke”, ucap Rama pada seseorang di balik telfon kemudian mematikan sambungannya telfon nya.
“Nelfon siapa”? Tanya Aulia.
“Toni, dia lagi sama adek makan di kantin”.
“Sekretaris kamu yang ganteng itu”?
Rama menoleh tak suka pada istrinya, ia langsung memasamkan wajahnya dan berdiri lalu melangkah kan kakinya ke meja kerjanya.
“Aku ke kantin dulu ya kalau gitu, mau nyusul adek sama Toni” ucap Aulia yang menjahili suaminya.
“Toni mas pecat kalau kamu ke sana”.
“Ya gpp, lebih gampang ketemuan tanpa ketahuan sama suami”, balas Aulia.
Rama yang memang mudah terbakar cemburu pun menghampiri istrinya dengan wajah yang sangat dingin, ia menarik pelan pergelangan tangan Aulia dan mengajak nya untuk masuk ke dalam kamarnya yang berada di dalam ruangannya.
Ceklek
Rama membuka pintu kamar dan langsung menggendong Aulia menuju kasur, sesampainya di kasur, Rama meletakkan istrinya disana.
“Mau ngapain”? Tanya Aulia dengan santai.
“Mau makan kamu”.
“Aku lagi gak pengen”, ucap Aulia.
“Mas gak butuh persetujuan kamu sayang”.
Rama langsung membungkam mulut istrinya yang baru saja ingin membalas perkataan nya.
“Muach, mmhh, mmckk”.
Suara mulut yang beradu dengan nikmat di dalam kamar itu.
“Awwhh”, pekik Aulia saat Rama menggigit bibirnya.
“Sakit mas”.
“Itu hukuman buat kamu yang udah ngomongin laki laki di depan mas”, ucap Rama.
“Gila”.
“Mau liat mas lebih gila”? Tanya Rama.
“Enggak”.
Masa bodo, Rama tak mendengar ucapan istrinya, ia menaiki tubuh Aulia dan langsung meremas susu montok istrinya dari luar baju yang di kenakan istrinya.
“Makin gede”, ucap Rama sambil meremas dengan kasar susu Aulia.
“Aakhh, jangan kenceng kenceng ih”.
Rama menggesek gesekkan batangnya di atas milik istrinya.
“Kerasa gak sayang”? Tanya Rama.
“Mmhh, udah mas, awass”.
Brak, pintu kamar terbuka dan terpampang wajah anaknya disana.
Cepat cepat Aulia mendorong suaminya ke samping dan langsung duduk dari tidurnya.
“Daddy ngapain”? Tanya Elyn sambil berjalan ke arah orang tuanya.
Rama tergeletak tak berdaya di samping istrinya, ia sedang tegang tegang nya tapi anak nya ini menganggu kesenangannya.
“Daddy ngapain tadi”? Tanya Elyn lagi.
“Daddy gak ngapa ngapain sayang”, jawab Aulia.
“Tapi tadi Daddy kenapa duduk di atas paha mommy? Daddy mau cekik mommy ya”?
“Enggak adek__yaudah keluar yuk, Daddy kayak nya kecapean”, ucap Aulia.
“Capek kenapa?
Aduuuh, kenapa anaknya ini banyak sekali bertanya, Aulia berdiri dan langsung membawa anaknya keluar dari kamar.
“Mom, Tante yang sexy tadi mana”? Tanya Elyn ketika mereka sudah duduk di sofa.
“Udah pulang sayang”.
“Dia gak nyariin Elyn mom”?
“Enggak kok, tadi dia udah di marahin sama Daddy terus langsung pulang”.
“Ohh”, Elyn mengangguk kan kepalanya dan berbaring di sofa.
Setelah 15 menit duduk di sofa dan Elyn sudah tertidur, kini Rama keluar dari dalam kamar itu, ia berjalan ke arah Aulia dan langsung duduk disamping istrinya sambil memeluk sang istri.
“Kenapa”? Tanya Aulia.
“Sakit, gak bisa di keluarin kalau gak sama kamu”.
“Sabar ya, di rumah aja nanti”, kata Aulia sambil mengelus rambut suaminya.
“Janji ya”.
“Iya sayang__ pesen makan dong mas, aku laper”, ucap Aulia.
Dengan malas Rama bangun dan berjalan mengambil ponselnya, ia memesan makanan untuknya dan juga istrinya.
“Kok mual ya mas nyium bau ayam goreng”.
“Mual”? Tanya Rama.
“Hum, kayak pengen muntah”.
Aulia langsung berdiri ketika merasakan ingin muntah, ia berlari ke ke kamar mandi yang berada di dalam kamar suaminya.
“Huek”
“Huek__ Aulia hanya memuntahkan cairan bening di dalam closet.
Rama menyusul istrinya dan memijat tengkuk Aulia sembari menunggu istrinya selesai dengan muntahnya.
“Udah”? Tanya Rama.
Aulia menganggukkan kepalanya dan memegang perutnya yang terasa kram karna ia muntah tadi.
“Ke rumah sakit ya”, ucap Rama.
“Enggak mas, ngapain! Aku pasti cuma masuk angin karna telat makan”.
“Masuk angin gak keringet jagung kayak gini sayang, ke rumah sakit aja ya”, pujuk Rama.
“Yaudah terserah mas aja, tapi adek masih tidur”.
“Biar adek mas titip sama Toni”, ucap Rama.
Rama keluar dari ruangannya untuk memberi tahu Toni untuk menjaga anaknya, lalu ia dan Aulia langsung pergi menuju ke rumah sakit.
Didalam perjalanan, Aulia melihat ada penjual es cendol, ia ingin membeli es cendol itu namun suaminya terlalu cepat mengendarai mobilnya.
Tak sampai 30 menit, Rama dan istrinya telah sampai di rumah sakit dan langsung menuju ke ruang UGD.
“Ada yang bisa kami bantu pak”? Tanya perawat yang berjaga di sana.
“Istri saya muntah muntah dan badannya lemas”.
“Silahkan ibuk berbaring di sana dan bapak silahkan melakukan pendaftaran dahulu”.
“Baik”
Setelah melakukan pendaftaran, dokter langsung memeriksa Aulia dengan telaten.
Dokter tersebut tersenyum melihat Aulia lalu bergantian tersenyum ke arah Rama.
“Saya sarankan bapak memeriksakan istri bapak ke dokter kandungan agar lebih meyakinkan”, ucap dokter wanita tersebut.
“Memangnya kenapa dok”? Tanya Rama dengan polos.
“Saya mendengar ada suara detak jantung di dalam sini”, jawab dokter wanita sambil mengelus perut Aulia.
“Maksud dokter? Istri saya hamil?
“Mangkanya saya menyarankan agar bapak membawa istri bapak ke dokter kandungan”.
“Iya dok, kalau begitu saya dan istri bisa langsung pergi sekarang”?
Dokter wanita itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“Terima kasih ya dok” ucap Aulia.
Rama langsung membawa istrinya ke dokter kandungan saat itu juga, dengan kekuatan uang, ia bisa menerobos nomor antrian. Baru saja duduk, nama istrinya telah di panggil dan mereka langsung masuk.
“Hallo pak Rama, buk Aulia”, sapa dokter Dika yang memang sudah mengenal kedua orang ini.
“Hallo dok”, sahut Aulia__sedangkan Rama hanya menganggukkan kepalanya sekilas.
“Ada apa ini buk? Mau memeriksa kandungan”? Tanya dokter Dika sambil tersenyum.
“Mm, saya mual mual dok, terus badan saya lemes”.
“Sudah berapa hari mual dan lemas nya”?
“Baru hari ini, mungkin saya masuk angin, tapi suami saya kekeh mau ngajakin ke rumah sakit, tapi tadi pas di UGD saya di saranin untuk kesini”.
“Yasudah, Mari ke sana dan berbaring, saya akan periksa keadaan ibuk”.
Aulia berbaring dengan Rama yang setia di sampingnya, dokter Dika memeriksa Aulia dan mendengar kan ada detakan jantung juga disana.
Setelah selesai memeriksa, dokter Dika menyuruh Aulia duduk kembali di tempat tadi.
“Gimana dok”, tanya Aulia.
“Begini buk, ibuk sedang mengandung, tapi___”.
“Tapi apa dok”?
“Ibuk tidak mengandung satu bayi, melainkan dua bayi”, ucap dokter Dika.
“Apa dok? Jadi saya tengah mengandung anak kembar”? Tanya Aulia sambil menutup mulutnya tak percaya.
“Iya buk, saya mendengar ada dua detak jantung di dalam perut ibu”.
“Mas”, panggil Aulia yang langsung memeluk suaminya.
“Aku seneng banget mas”.
“Iya sayang, mas juga seneng banget”.
“Oh iya dok, kira kira usia kandungan saya berapa Minggu ya”? Tanya Aulia.
“Baru jalan 3 Minggu buk”, jawab dokter Dika.
“Saya kasih vitamin ya ibuk, di habiskan dan jangan bekerja terlalu berat”, sambung dokter Dika.
“Iya dok”.
Setelah memberi resep vitamin, Rama dan Aulia berterima kasih lalu langsung pergi dari sana untuk menebus vitaminnya.
“Aaa mas, aku seneng banget”, ucap Aulia yang tak dapat menutupi kesenangannya.
“Mas juga seneeeng banget, berarti tembakan mas yang sekali itu langsung jadi”.
“Hisshhh”.
“Hahaha, i love you sayang”, ucap Rama.
“Love you too mas”, balas Aulia.
“Nanti pulang beli es cendol ya mas”.
Bersambung…