Setelah seminggu menghilang dan tak masuk sekolah, hari ini Aulia kembali ke sekolah seperti biasa. Ia menganggap kejadian seminggu yang lalu hanya sebuah mimpi saja.
Aulia berjalan dengan wajah riang menuju kelas nya, sedang berjalan ia tak sengaja berpapasan dengan Rama dan istrinya. Aulia berhenti sebentar dan menyapa kedua gurunya itu.
“Pagi pak, pagi buk”.
“Pagi”, jawab Sonya dengan senyum.
Sedangkan Rama hanya mampu diam dan ingin sekali rasanya memeluk Aulia karna sudah sangat rindu. Aulia kembali berjalan menuju kelasnya dengan santai.
“Kamu duluan aja ya, aku kebelet”, ucap Rama pada Sonya.
“Iya mas”.
Rama langsung pergi melenggang menuju kelas Aulia, beruntung nya pagi ini masih sangat sepi.
Sampai nya di kelas, Rama langsung menarik Aulia untuk pergi ke area parkiran.
“Bapak apa apain sih, lepas”, Aulia memberontak saat Rama menarik paksa tangannya.
“Diam atau mas cium”?
Aulia langsung terdiam dan berjalan mengikuti Rama yang entah mau kemana membawanya, sampai di parkiran Rama membukakan pintu mobil dan menyuruh Aulia untuk masuk.
“Gak mau pak”.
“Mau mas cium disini”?
Aulia pun terpaksa masuk ke dalam mobil dengan bermacam makian yang keluar dari mulutnya, Rama masuk ke dalam mobil dan langsung menancapkan gas untuk pergi dari sana.
Setelah beberapa puluh menit dalam perjalanan, tiba lah mereka di sebuah rumah dekat danau yang jauh dari permukiman warga.
Rama mengajak Aulia turun dan menuju rumah kayu yang terletak di pinggir danau buatan itu.
“Gak usah pegang pegang pak, saya bukan anak kecil”.
Rama membuang kasar nafasnya karna Aulianya sudah mulai berubah, tidak penurut dan selembut kemarin.
Sampai di teras rumah tiba tiba hujan turun dengan sangat deras dan Rama cepat cepat membuka rumah itu dengan kunci yang memang ia letakkan di celah celah jendela.
“Masuk Lia”.
“Ini rumah bapak”?
“Iyaa, ayo cepetan masuk”.
Setelah masuk dan mengunci pintu, Rama langsung memeluk Aulia dari belakang, mencium aroma tubuh kekasihnya yang sangat ia rindui.
“Lepas pak”.
Rama menggelengkan kepalanya dan malah menumpukan dagunya di punggung Aulia.
“Berhenti manggil mas bapak sayang, mas pacar kamu.. mas kangen sama kamu”.
“Sadar pak, bapak udah punya istri”.
“Mas cinta sama kamu, Lia”.
Rama menggendong Aulia menuju kamar yang ada di rumah kayu itu, menidurkan Aulia di atas kasur dan ia ikut berbaring di samping Aulia.
“Bapak mau ngapain? Jangan macam macam pak”.
“Mas kangen yang”.
Rama memeluk dan menenggelam kan wajahnya di payudara Aulia, Aulia yang tak tau harus apa lagi membiarkan Rama melakukan itu.
“Pengen nenen yang”, rengek Rama.
“Gak yaa.. nenen aja sama istri bapak”.
“Sayaaang.. please jangan kayak gini”.
“Kayak gini gimana”?
Aulia mendorong kepala Rama dan langsung bangun untuk duduk.
“Bapak jangan egois”, sarkas Aulia.
Rama diam menatap dalam dalam mata kekasihnya, ia melihat pancaran kesedihan di mata Aulia.
Ia pun langsung bangun dan memeluk Aulia yang memberontak tak ingin di peluk. Rama menumpukan dagu nya ke kepala Aulia, sesekali ia kecup pucuk kepala itu.
“Maaf.. maafin mas sayang.. mas sayang banget sama kamu, mas cinta sama kamu”.
Aulia pun menangis dan memukul mukul dada rama.
“Bapak jahat.. kenapa bapak ngelakuin ini ke saya.. saya udah gak punya siapa siapa lagi pak.. kenapa bapak jahat banget sama saya”.
“Kamu punya mas sayang.. maaf lagi yaa.. mas janji gak akan ninggalin kamu”.
“Bapak udah punya istri..stop buat saya berharap”.
“Ssssttt.. percaya sama mas.. mas gak akan ninggalin kamu apa pun yang terjadi, hm”.
“Gak”.
“Sayaaang”.
“Saya mau pulang”.
Rama yang geram melihat Aulia yang sering melawannya pun langsung merobek seragam yang di kenakan Aulia, melepas paksa tantop dan bra Aulia.
Srek
“Bapaaaak”.
Rama membungkam bibir Aulia dengan kasar, menggigit bibir dan lidah kekasihnya lalu turun ke payudara Aulia dan langsung memasukkan nya ke dalam mulut hangat nya.
“Mmmhhh”
“Aaakkhh.. jangan di gigit pak.. sakiithh”.
Tangan Rama turun menyusuri paha dan kemudian masuk ke dalam rok sekolah Aulia, mengelus memek kekasih nya dari luar celana dalam lalu menekan nekan itil Aulia.
“Nghhhh”.
“Stophh pakhh”.
“Enak sayang”?
Aulia menggelengkan kepalanya dengan mata terpejam menahan desahan. Rama memasukkan jari tengahnya ke dalam memek Aulia dan mengocoknya dengan cepat.
“Aaaakkkhhh”.
“Udah pak.. jangaanhh.. ngghh”.
“Aaaakkhh..aakkhh..aakkhh”.
“Kamu bikin mas sange Lia.. boleh ya mas perawanin kamu”?
“Engakh.. jangaannnhh.. aakkhh saya mau pipis pak.. aakhh..aakkhh..aaakkkkkhhhh”.
CROT..CROT..CROT..
Rama melepaskan pakaian nya serta celana dalam yang ia pakai, menyampingkan celana dalam Aulia dan menggesek gesekkan kontolnya ke memek Aulia.
“Jangan pak”.
Rama tak mendengar lirihan Aulia dan langsung memasukkan kontol besarnya ke dalam memek Aulia.
Jleb
“Aaaakkhhhh”, jerit Aulia.
Terlihat darah yang meleleh di area bibir memek Aulia ketika Rama menarik pelan kontolnya.
“Mmhhhh.. sakit paak.. keluarin”.
Rama memasukkan kembali kontolnya dalam dalam ke memek Aulia, ia membungkuk kan badan nya lalu mengecup dahi kekasihnya.
“Maafin mas.. cuma ini satu satu nya jalan supaya kamu gak pergi dari mas”.
“Sakithh pakk”.
“Sakit nya sebentar aja.. nanti di ganti sama rasa nikmat.. mas gerakin ya”?
“Pelan pelan”.
Rama mengangguk dan dengan pelan ia menarik keluar kontolnya lalu memasukkan kembali sampai Aulia merem ke enakkan.
“Aaakkhhh”.
“Masih sakit”? Tanya Rama.
“Mmhh.. sedikit”.
“Mas cepetin ya”?
Rama langsung menggenjot cepat memek Aulia dan memasukkan payudara besar Aulia ke dalam mulutnya.
“Aaakkhh.. aakkhh.. Aakkkhh”.
“Jangan terlalu cepat paak.. aakkhh..akkhh..aakkhh”.
“Panggil mas sayannghhh”.
“Aakkhh.. gak mauuhh.. buk Sonya juga manggil bapak mashh.. akhhh”.
“Jadi mau manggil apah, hm? Jangan bapak, berasa lagi ngentotin anak sendiri yanghh”.
“Aakkhh.. mmmhh.. gak tauh.. pokonya gak mau manggil bapak mashh.. ngghh”.
“Sshhh.. panggil Daddy aja ya baby”.
“Mmmhh.. iyaah”.
“Aakkhh..aakkhh..Akkhhh kenapa makin cepethh.. aakkhhh itu saya ngilu paaakhh”.
“Call me Daddy, baby”.
“Aakkhh Iyah daddy.. jangan terlalu cepet.
“Kenapa? Makin cepet makin enak”.
“Itu baby ngilu dadhh”.
“Itu apa? Kalo lagi Daddy entotin kata gini baby harus ngomong kotorhh”.
“Hmm.. me-mek baby dad.. aakkhhh”.
“Nikmati aja sayanghh.. aakhh..akkhh..aakkhh”.
“Pengen pipish dad..aakkhh..aakkhh..Akkkhhh”.
“Aaaakkkhhhhhh”.
CROT..CROT..CROT..
Rama merasakan betapa kuatnya memek Aulia berkedut dan memeras kontolnya di dalam sana, tanpa menunggu Aulia selesai dengan pelepasannya Rama menggenjot lagi memek Aulia.
“Aaakkhhh.. Daddy..”
“Aakkhh..Aaakkhhh..aakkhh Daddy mau keluar sayanghh”
“Nngghh memek perawan emang enaakhh.. Aaakkhh”.
“Daddy keluarhh.. Daddy keluar baby.. Aaaaaaaaakkkkhhhh”.
Rama menyemprotkan Peju nya ke dalam memek Aulia, menghentakkan pinggulnya agar semua Peju nya masuk.
“Akhh”.
“Kenapa di dalam? Kalo aku hamil gimana”?
“Emang Daddy mau buat kamu hamil sayang”.
“Aku masih sekolah, masih punya cita cita”.
“Iya Daddy tau, biar Daddy yang atur semuanya nanti”.
Rama memeluk tubuh Aulia dan mengecup kepala kekasihnya.
Tiba tiba terdengar suara deringan ponsel yang ternyata milik Rama
“Tolong ambilin yang”.
Aulia mengambil ponsel Rama dan melihat ada nama Sonya di sana, dengan raut wajah masam ia memberikan ponsel itu pada Rama, Rama menerima ponsel yang di berikan Aulia dan mengecup tangan kekasihnya.
“Angkat tuh”.
“Kenapa cemberut gitu muka nya, hm?”.
“Gpp, angkat sana”.
Rama menjawab telepon dari istrinya dengan tetap memandang wajah kekasihnya yang sangat masam.
“Hallo mas? Kamu dimana? Kok gak ada di sekolah”? Tanya Sonya beruntun.
“Aku pulang, gak enak badan”.
“Kamu di rumah? Aku pulang sekarang ya”?
“Enggak.. aku di apartemen.. gak usah aku cuma gak enak badan aja.. bentar lagi juga sembuh”.
Rama berbicara di telepon dengan tangannya yang meraba raba paha sang kekasih, ingin mencium bibir Aulia tapi ia selalu menghindar. Rama hanya tersenyum paham karna kekasihnya itu sedang cemburu.
Rama menggamit tangan Aulia untuk di bawanya menuju ke kontolnya yang sudah tidur, ia merasakan dinginnya tangan Aulia yang memegang kontolnya. Tanpa suara dan hanya menggerakkan mulut saja, Rama menyuruh Aulia mengelus kontolnya.
“Elus”.
Aulia mengelus perlahan kontol kekasihnya, memainkan ujung kontol itu dengan jempolnya. Rama yang merasakan ngilu pun tak sengaja mengeluarkan suara desahannya.
“Aakhh”.
“Kenapa mas? Tanya Sonya yang masih berada di panggilan suaminya.
“Hm? Gpp kok, yaudah aku istirahat dulu ya”, Rama langsung mematikan panggilan teleponnya dengan Sonya.
“Sssshhhh.. nakal kamu yaa.. Aaaaaakkkhhh”.
Tiba tiba Rama berteriak karna aulia meremas kontolnya dengan kencang.
“Babyyy..”
“Kenapa kenceng banget remes nya.. ssshhh”.
“Kesel”, jawab Aulia.
“Kesel kenapa sayang? Tanya Rama dengan tangan memainkan puting Aulia.
“Lama banget telponan nya”.
“Iya iyaa maaf.. Sekarang mau apa, hm”?
Aulia menggelengkan kepalanya dan masih dengan tangan yang mengurut kontol rama.
“Mau apa baby”?
“Ini”, Aulia menjawab dengan tangan menunjuk kontol Rama.
“Mau di apain kontol Daddy”?
“Masukin ke memek baby”, jawab Aulia malu malu.
“Daddy basahin dulu memek nya supaya gak sakit nanti kalo kontol Daddy masuk.. sini diri depan Daddy”.
Aulia berdiri di wajah Rama dan langsung menggesekkan memeknya di hidung Bangir sang kekasih, Rama memegang pantat berisi kekasihnya dan langsung melahap memek Aulia dengan rakus. Di jilatnya memek tanpa bulu itu, lidahnya mengobrak Abrik isi memek Aulia.
“Aakkhhh..aakkhh..akkkhh”.
“Oukkhhh.. enak dadhhh.. gelliih”.
“Aaakkhh memek baby di apain daadhhh.. nghhhh”.
“Baby mau pipis dadh.. Aaakkhh..Aaakkhh..aaakkkkkkhhhh”.
CROT
CROT
CROT
“Akkkhhhhhh”
Aulia menjerit ketika rama menggigit memeknya.
“Sakit dad”, rengek Aulia.
“Gemes baby”.
“Mau masukin sekarang”? Tanya Rama.
Aulia mengangguk dan duduk di paha Rama, ia memegang kontol Rama yang sudah keras dan perlahan memasukkan ke dalam memeknya.
Jleb
“Aaakkhhhh”.
“Sssshhh.. ngilu banget dadhh..”
“Pelan pelan dulu baby gerak nya”, ucap Rama.
Dengan gerakkan perlahan, Aulia menaik turunkan pinggulnya. Kedua tangannya memegang bahu Rama.
“Ngghhh.. mau cium dadh”.
Rama langsung menyambar bibir kekasihnya, mereka saling melumat satu sama lain, menarik dan menyedot bibir serta lidah. Gerakan yang perlahan tadi kini berubah menjadi cepat.
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh”
“Aakkhh enak banget genjotan kamu babyyh.. Daddy suukaaa..”
“Mmhhh.. kontol Daddy kenapa panjang banget..”.
“Supaya baby puas sayanghh.. akkhh”
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh”
Aulia yang mendengar suara ponsel Rama berbunyi pun menjadi tak terkendali, ia mengira yang menelpon Rama adalah Sonya. Ia mencium Rama dengan bringas, mulutnya beralih ke leher kekasihnya, mengecup, menjilat dan menghisap leher itu hingga meninggalkan bekas bewarna merah keunguan.
“Aaakkhhh.. babyhhhh.. terussshh sayangghh”.
Aulia semakin menjadi, ia memutar pantatnya dan memakan habis kontol kekasihnya. Ia menyodorkan payudara nya ke mulut Rama dan langsung di sambut oleh Rama.
“Aakkhhh.. isep yang kenceng dadhh.. habisin puting baby..”
Aulia semakin dalam menekan kepala Rama ke payudaranya, seakan tak boleh memberi Rama untuk melepaskan hisapannya.
“Nghhh.. iyaa dadhh.. kayak gitu.. gigit lagi puting nya..”
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh”.
Aulia mengangkat kepala Rama dan kembali menyerbu bibir tebal itu, lalu ia menyodorkan lehernya untuk di cupang oleh Rama.
“Cupangin dadhh, merahin semuanya..”
Rama menuruti permintaan kekasih kecil nya ini, mencium dan memberi tanda pada leher putih Aulia dengan tangan meremas dan memelintir puting Aulia yang sudah membengkak.
“Aaakkhh.. jangan berhenti dadh..”
Rama yang merasakan memek Aulia berkedut dengan kencang, ia langsung menyodokkan pinggulnya ke atas dengan kuat.
“Aaakkhh..aaakkkhh..akhhh.”
“Baby mau keluar dad..”
“Daddy juga mau keluar sayaanghh”.
“Keluar di dalam dad..”
“Aakkhh..aakkhh Daddy keluar..Daddy keluar sayaanghh..Aaakkhh”.
“Aaaakkkhhhh”
CROT… CROT… CROT…
Aulia terbaring lemas di atas tubuh Rama dengan tubuh yang masih mengelinjang, Rama mendekap tubuh Aulia erat erat dan mengecup bahu telanjang Aulia.
“Mmhhh.. perut baby anget dad”
“Gak lama lagi di situ akan ada anak kita sayang”, ucap Rama.
“I love you dad”
“Apa”? Rama langsung menegakkan tubuh Aulia.
“I love you”.
“I love you too” jawab Rama sambil memeluk kembali tubuh Aulia.
Bersambung…