Sudah seminggu ini sejak kepergian Rama menemui Sonya, ia tak pernah lagi berkunjung ke rumah yang Aulia tempati dan Rama pun tak menghubungi Aulia sama sekali, di sekolah pun pasangan suami istri itu tak pernah tampak hadir kesekolah.
Aulia merasa dirinya sekali lagi di permainkan oleh Rama, kali ini ia benar benar akan pergi dan menjauh dari kehidupan Rama. Persetan dengan sekolahnya, ia merasa hidupnya pun sudah hancur.
Aulia segera mengemasi semua barang barang nya, ia sudah memesan tiket untuk pulang ke kampung halaman almarhum ayahnya di Bali. Bunyi knop pintu kamar mengalihkan atensi Aulia, ia menoleh dan mendapati Rama yang sedang berjalan menuju ke arahnya.
“Kamu mau kemana baby”? Tanya Rama tanpa merasa bersalah.
Aulia hanya diam dengan wajah dingin tanpa ekspresi dan tetap melanjutkan mengemasi barang barangnya untuk di masuki ke dalam koper. Rama menghentikan gerakan tangan Aulia yang sibuk ke sana sini memasukan barang barangnya.
“Kamu mau kemana”? Tanya Rama sekali lagi.
“Lepas”.
“Baby”.
Aulia menyentakkan tangannya dari pegangan Rama, ia sudah sangat muak dengan Rama dan benar benar ingin memaki pria yang ada dihadapannya sekarang tanpa perduli yang di katakannya ini kurang ajar atau tidak sopan.
“Jangan pernah nunjukin batang hidung Lo lagi di hadapan gue”, Aulia berkata seraya menunjuk nunjuk jari telunjuknya nya di depan wajah Rama.
Rama yang tak senang Aulia berkata seperti itu mencoba meredam amarahnya dengan menggertakkan giginya. Aulia melanjutkan kegiatan mengemasnya, Rama menarik kembali lengan Aulia dan mencoba untuk mencium bibir kekasihnya.
“Lepas brengsek”.
“KAMU KENAPA”? Teriak Rama.
“Lo tanya kenapa? Lo brengsek tau gak.. seminggu yang lalu setelah Lo make tubuh gue.. Lo pergi dan gak pernah ngunjungin gue bahkan ngabarin gue lagi.. dan sekarang Lo dateng dengan santainya dan mau make gue lagi? Iya? Selacur itu gue di mata Lo, anjing”?
Rama menarik nafas nya dalam dalam dan membuangnya perlahan, ia sangat tak suka jika Aulia berkata kasar seperti itu kecuali sedang ehem ehem dengan nya. Ia ingin menjelaskan apa yang terjadi. Ia mencoba mengambil tangan Aulia lagi tapi segera di tepis oleh Aulianya.
“Dengerin Daddy dulu sayang”,
“Gak, gue gak mau dengerin apa apa lagi dari cowok brengsek kayak Lo”.
“AULIA PURNOMO”, Rama meneriaki nama Aulia dengan nama belakangnya sendiri, Rama Purnomo.
Sekali lagi Aulia kaget dengan teriakan yang sudah 2 kali Rama lakukan terhadap nya hari ini.
“Huhhh, dengerin Daddy dulu ya sayang”, ujar Rama kembali dengan nada lembutnya seperti biasa.
“Sonya hamil”.
Degh..
Dada Aulia berdegup kencang, sekarang ia percaya kalau ia memang harus benar benar pergi dari hidup Rama.
“Selamat”, ucap Aulia dan membalikkan badan nya dan ingin meraih koper nya.
Rama cepat cepat memeluk tubuh Aulia dari belakang, tak ingin membiarkan kekasihnya pergi lagi.
“Jangan pergi lagi baby”.
“Teruuus? gue harus tetap jadi lacur Lo gitu”?.
“Baby.. Daddy gak suka kamu ngomong kasar kayak gitu.. gak baik perempuan ngomong kasar”.
“Gue gak perduli, sekarang Lo lepasin gue”.
“Gak , sebelum kamu dengerin penjelasan Daddy”.
“Gue gak mau dengerin apa apa lagi dari mulut Lo, Rama”.
“Nakal banget mulutnya manggil manggil Rama”, Rama menyentil mulut Aulia dengan jarinya.
“Awwhhh.. sakit tau”.
Rama menarik Aulia dan membawanya ke kasur lalu mendudukkan Aulia di atas pahanya dan ia memeluk tubuh Aulia dari belakang. Rama menumpukan dagunya ke bahu Aulia.
“Seminggu yang lalu Sonya nelpon kalo dia pusing sama mual, setelah di periksa ke rumah sakit ternyata dia positif hamil, habis pulang nganterin dia Daddy langsung mau pulang kesini tapi malah di tahan gak di bolehin kemana mana”, jelas Rama.
“Terus besok pagi nya pas Daddy mau kesini, Daddy dapat kabar kalau ibunya Sonya meninggal di Jogja, jadi Daddy sama Sonya langsung pergi kesana sayang, Daddy gak sempat ngabarin kamu dan memang gak ada megang hp”, lanjut Rama menjelaskan panjang lebar perihal dia tak pulang ke sini dan mengabari Aulia.
Aulia mendengar seksama penjelasan dari Rama, ia tak tahu kalau itu jujur atau bohong. Tapi hati nya sedikit merasa lega dan kebanyakan merasa takut akan di tinggal Rama sebab istrinya sedang mengandung anak Rama. Padahal tadi ia sudah sangat mantap untuk meninggalkan Rama.
“Babyy, kenapa jadi diem gini? Hm?.
Aulia ingin bangkit dari paha Rama tapi ditahan oleh Rama dengan pelukan kencangnya.
“Biarin aku pergi”, ucap Aulia yang sudah merubah panggilannya.
“Kenapa? Mau pergi kemana?.
“Buk Sonya hamil, kamu pasti mau buang aku”.
“Nooo, siapa yang bilang kayak gitu? Daddy gak pernah berfikir untuk buang kamu sayang, jauh banget pikiran kamu”.
“Terus aku harus gimana? Aku harus tetap jadi pacar dan partner sex kamu”?
“Daddy gak suka ya kalo kamu ngomong kayak gitu, kalo kamu mau hari ini juga Daddy nikahin kamu”.
Aulia membalikkan badan nya dan memeluk leher Rama.
“Jangan tinggalin aku”, ucap Aulia dengan suara paraunya.
“Enggak sayang, Daddy gak akan ninggalin baby apapun yang terjadi.. gak akan pernah”.
“Janji”?
“Janji”, ucap Rama.
“Emang mau pergi kemana ha”? Tanya Rama.
“Bali”.
“Berani kamu ya mau ninggalin Daddy lagi”, ucap Rama dengan menampar pantat Aulia.
“Udah sakit hati kok, ya berani lah.. di Bali juga banyak bule bule, bisa lah di jadiin pacar”, Jawab Aulia.
Tiba tiba Aulia berteriak karna Rama meremas kencang payudaranya.
“AAKHH.. DAD !!
“Apa”?
“Sakit ih”.
“Siapa suruh ngomongin laki laki lain terus mau di jadiin pacar”.
“Tau ah, awass”.
“Daddy kangen sayang”, ucap Rama sambil menduselkan hidungnya ke leher Aulia.
“Geli ih dad, kumis sama jambang kamu udah panjang banget”.
“Nanti cukurin ya sayang”, pinta Rama.
“Hmm”.
“Sama rambut yang di bawah juga”, ucap Rama lagi.
“Iya Daddy”.
“Baby..
“Apa”?
“Mau nenen”.
“Buka sendiri”, ucap Aulia.
Rama membuka kancing baju kemeja yang dikenakan Aulia dan membuang baju itu ke lantai lalu membuka kaitan bra merah yang Aulia pakai.
Rama meremas payudara kekasihnya dengan pelan, menarik narik puting itu supaya mengeras, setelah puting Aulia keras Rama memelintir dan mencubit cubit aulinya lalu memasuk kan kedalam mulut nya.
“Mmmhh”.
“Anget banget mulut Daddyh”.
“Nngghhh.. enak dadhh.. terussshh”.
Tangan kiri Rama meremas payudara kanan Aulia dengan sangat kencang dan mencubit cubit puting nya agar semakin mengeras.
“Tete yang kiri pengen di isep juga daadhh.. Aaakkkhhh”.
Rama langsung memindahkan hisapan mulutnya ke payudara kiri Aulia, menjilat serta menarik dengan giginya.
“Uukkhhh.. kangen banget sama mulut daddyhh.. nggghhh”.
Jilatan Rama naik ke leher Aulia, mengecup dan menyesap leher itu hingga menciptakan bercak bewarna merah.
“Aakhh.. jangan berhenti dadh.. habisin baby hari ini.. entot baby dadhh.. baby pengen di entothh”.
“Kamu selalu bikin Daddy sange sayang”.
“Entotin baby sekarang dadh.. baby kangen kontol Daddy”.
Rama mendirikan Aulia lalu membuka kancing dan resleting celana jeans yang dipakai Aulia, Aulia pun dengan tergesa gesa membuka kemeja dan celana kain yang di pakai Rama, setelah telanjang bulat dengan posisi masih berdiri dengan Rama memeluk Aulia dari belakang.
Rama mengelus memek dan memainkan itil kekasihnya menggunakan jarinya, tangan satunya lagi ia gunakan untuk memelintir puting Aulia. Sedangkan tangan kanan Aulia membelit leher Rama dan mulut nya menciumi leher Rama.
“Mmhh.. elushh terus dadh memek baby.. putingnya juga di tarikkhh.. ngghhh”.
“Ssshhh.. iya babyyhh.. aakkhh leher Daddy di apain sayaangghh”.
“Baby cupanghh leher Daddyh..
“Nggghhhh”.
“Dadhh.. memek Baby gatelhh”.
“Ini udah Daddy garuk sayaang”.
“Garukin pake kontol gede Daddyh.. aakhhh gatel banget daddhhh”.
Perlahan Rama memasukan kontolnya ke memek Aulia dari belakang.
Jleb
“Uukkhhh”.
“Aaakkhhh”.
“Langsung genjot Daddyh”.
Rama langsung menggenjot sesuai permintaan kekasihnya, tangan ia letak di punggung Aulia supaya tubuh Aulia sedikit membungkuk.
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh”.
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh.. baru seminggu gak di entot memek kamu tambah seret babyhh”.
“Ngghh.. kontol Daddy tambah gedee.. memek sukaaakhh”.
Rama membawa Aulia berjalan kearah arah dinding depan nya dan merapatkan tubuh Aulia ke dinding.
“Nngghhh.. ngiluuuhh daaddhh.. aakkhhh”.
“Ssshhh berasa banget jepitan memek kamuh babyhhh.. Daddy gak tahan”.
“Cium daddhhh”, Aulia memiringkan kepala nya dan mencium bibir kekasihnya.
Suara decapan mulut dan kulit bertemu kulit pun tak terhindar dari kamar kedap suara itu, Rama semakin menyodok kencang kontolnya ketika Aulia ingin keluar.
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh baby keluar daaaddhh.. daddyyyyhh.. aaaaakkkkhhh”.
CROT .. CROT .. CROT ..
Setelah Rama membiarkan Aulia puas dengan pelepasannya, kini ia membawa Aulia menuju ke arah balkon dengan kontol yang masih menancap di dalam memek kekasihnya, sampai di balkon Rama menyuruh Aulia untuk memegang pembatas balkon itu dan mulai menggenjot Aulia kembali, tangan nya menangkup payudara Aulia yang tergantung bebas.
“Aakkhhh..aakhhh..aakkhh.. daddhh nanti ada yang liaathhh.. ini masih sianghh”.
“Gak ada sayaanghhhh.. udah nikmatin aja babyhh..nngghhh”.
“Aaakkhh..aakkh..aakkhh daddyhh”.
“Iyaa sayanghhh”.
“Baby pengen hamil kayak buk Sonyahh.. hamilin baby dadhhh”.
“Iya sayanghh.. iyaahhh.. nanti kamu pasti hamil kayak Sonyahh”.
“Nngghhh.. terushh daddh.. kontolin babyhh terusshh.. bikin baby hamiilhh”.
“Aaakhhh .aakkhh..aakkhh rasain kontol gede Daddy sayanggh.. rasainnh iniihhh.. aakkhhh”.
“Aakhh..iyaa dadhh terusshh..terushhh daddyyhh.. baby mau keluar lagii..Aaaaakhhhhh”.
CROT.. CROT.. CROT..
Aulia sudah 2 kali pelepasan karna kontol besar dan panjang kekasihnya, kini Rama mencabut kontolnya dan menggendong Aulia masuk kembali ke dalam kamar, ia menidurkan Aulia di atas kasur dan melebarkan paha kekasihnya.
Rama membuka lipatan memek Aulia dengan jari jempol dan telunjuknya lalu menjilat dan menyesap memek kekasihnya dengan kasar. Ia gigit memek itu dan di tusuk tusuk nya dengan lidahnya, Aulia kelojotan dengan apa yang dilakukan Rama terhadap memeknya. Ia gesek gesekkan lagi mulutnya ke memek Aulia yang sudah sangat becek.
“Nggghhh.. daddyhhh.. udah daddhh”.
“SLURP..SLURP..SLURP”
“Daddy kangen sama memek tembem kamu sayang”.
“Aakkhh udahhh.. udah dadhh.. masukin kontol daddyhhh”.
Rama pun menyudahi acara menjilat memeknya dan membawa kontolnya ke memek Aulia, ia hanya menggesek gesekkan kontol itu dan ingin bermain main sedikit dengan kekasihnya yang sudah nakal hari ini.
“Ngghhh.. daddyhhh.. masukin daddhh”.
“Ssshh.. belum waktunya babyhh”.
“Mmmhh.. jangan mainin babyh dadh.. masukin sekaranghh”.
“Apanya yang di masukin sayanghh”.
“Kontolh gede nya dadhh.. cepethh”.
“Masukin ke mana”?
“Ke memek becek baby Daddyh..
Dan jleb..
“Aaaakkhhhh”.
“Ssshhh.. baru masuk kontol Daddyh udah di isep sama memek nakal kamu babyhhh.. ngghhh”.
“Ukhhhh.. pengen hamil daddhh”.
“Akkhhh.. iyaa sayangkuuh.. Daddy hamilin kamuh.. Akkkhhh..akkhh..aakkhh”.
“Aaakhh..aakkhh..Akkhhh yang kenceng Daddyh… Habisin memek babyh.. kontolin terusssh memek nakalnyaahh.. aaakhh”.
Rama tak tahan mendengar kata kata kotor yang enak di dengar oleh telinganya, ia semakin sange dan semakin brutal menggenjot memek kekasihnya.
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh babyhh.. kamu makin bikin Daddy sange sayanghhh..
“Sini dadhh.. baby mau ciummhh”.
Rama menundukkan tubuhnya dan mencium bibir Aulia, menyesap atas bawah bibir manis kekasihnya, menjilat dan saling berperang lidah, ciumannya turun ke payudara yang puting nya sudah sangat keras, ia tarik puting itu dengan mulutnya, mencubit dan memelintir dengan jarinya.
“Aaakhhh.. nngghhh.. gigit dadhh”.
“Uukkhhh… Akkhh..aakkhh..akkhh enak banget Daddyh”.
“Aaakkkh..aakhh..aakkhh”.
“Aakkhh..aakkhh..aakhhh genjot terush dadhh”.
“Babyhhhh”.
“Iya daddyhh”.
“Jadi istri kecil Daddy ya sayaanghh.. mauu ya cantikkhh.. ngghh”.
“Baby masih sekolah dadhh”.
“Terus kenapa minta di hamilin sayanghh, hmm”?.
“Aakkhh.. biar daddyhh gak ninggalin babyhh..
“Ssshhh.. Daddy gak akan ninggalin kamuuh.. Daddy sayangh sama kamu.. cinta sama kamu babyyhh”.
“Aakhh..aakhh..aakhh.. kalo babyh hamil baru Daddyh nikahin babyhh”.
“Nghhhhh.. janji ya gak akan coba pergi ninggalin Daddyh lagi”?
“Ukkhh.. Iyah daddhh.. baby janjii.. babyhh mau keluar daddyhh.. ngghhh”.
“Bareng sayanghhh.. akkhh..akkhh..aakhh”.
“Aakkhh..aakkhh..aakkhh”.
“Daddy keluarhh.. Daddy keluar sayangghhh.. aaakkhhhh”.
“Aaaaakkhhhhhh”
CROT.
CROT.
CROT.
Rama menghentakkan kontol nya dalam dalam agar Peju nya masuk dan tak ada yang terbuang ke memek senja, ia memeluk erat tubuh kekasihnya yang masih menikmati pelepasannya, Rama menciumi seluruh wajah Aulia dengan sayang. I sangat berharap kekasihnya ini cepat mengandung benihnya dan ia dapat dengan segera menjadikan Aulia sebagai istri kecilnya.
“Capek baby”?
“He’em”.
“Tete nya makin cantik kalo banyak bekas cupangan Daddy kayak gini”, ucap Rama sambil mengelus bekas cupangan nya dipayudara Aulia.
“Ini juga banyak bekas cupangan baby”, Aulia menyentuh leher Rama.
“Jadi tato”.
“Lepasin dad kontolnya, ngeganjal”.
“Tadi aja ngerengek minta di masukin.. masukin dad baby udah gak tahan”, ucap Rama mengikuti perkataan kekasihnya tadi.
“Ihhhh Daddyyyy”.
“Hahaha merah gitu mukanya, iyaa ini Daddy cabut kontolnya”.
Plop.
“Sshhh”.
“Kenapa? Pengen di masukin lagi”?
“Enggak yaaaa”.
“Inggik yii”, Rama meniru lagi perkataan Aulia.
“Daddy nyebelin ih”
CUP
Rama mengecup bibir kekasihnya dan bangun untuk mengambil ponselnya yang berada di saku untuk memesan makanan, Aulia yang melihat Rama memungut celana nya pun langsung bangun dan bertanya dengan wajah yang sudah ingin menangis.
“Daddy mau ninggalin aku kayak kemarin lagi ya”?
Rama menoleh ke arah Aulia dan melihat mata kekasihnya sudah merah. Rama segera naik kembali ke atas kasur dan memeluk tubuh Aulia.
“Daddy gak pergi baby”.
“Hiks..hiks”.
“Kenapa sayang? Daddy gak pergi loh ini, Daddy masih disini”.
“Kenapa Daddy langsung mungutin baju sama celana Daddy? Daddy mau pergi kan”? Daddy mau nemuin istri Daddy lagi dan ninggalin aku sendiri lagi”.
“Hahaha Daddy mau ambil hp sayang”.
“Mau nelpon buk Sonya? Iya? Yaudah pergi aja sana sekalian, gak usah balik balik ke sini lagi”.
“Tuh tuh, kamu yang nanya kamu juga yang misuh misuh sendiri, Daddy belum ngomong apa apa padahal”.
“Jadi ngapain Daddy mau ambil hp? Biasanya langsung tidur di samping aku”.
“Mau mesen makanan sayaaaaang.. gak laper apa habis ngewe”?
“Oh”, hanya kata itu yang keluar dari mulut Aulia.
“Hihh, untuuung sayang, untuuung cinta”, ucap Rama.
“Kalo gak sayang dan cinta? Mau di apain”? Tanya Aulia.
“Mutilasi”, jawab Rama sembarangan.
“Daddyyyyhh, jahat banget ih”.
“Mangkanya pikiran kamu itu gak usah kejauhaaan mikirnya, kamu nanya, kamu juga yang jawab, terus nanti sakit hati sendiri, ngomel sendiri, ujung ujungnya Daddy yang kena”, omel Rama.
“Ihhh iya iyaaa.. ngomel Mulu dari tadi.. gendong”.
“Hah”?
“Gendong daaaad”, geram Aulia.
“Ngapain? Mau ngewe lagi emang? Mau Dimana”? Tanya Rama beruntun.
“Mau mandi Daddyyyy”.
“Ooooohhhh mau mandi, kirain”.
Rama langsung menggendong tubuh Aulia dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi, menduduk kan tubuh mungil itu di atas closet dan mulai mengisi bath up dengan air hangat.
Setelah bath up terisi air, Rama kembali menggendong tubuh Aulia untuk berendam di dalam sana, ia ikut bergabung untuk berendam dan saling membersihkan badan.
“Mandi aja loh dad, gak ada main main lagi”.
“Iya babyy”, jawab Rama dengan lesu
Bersambung…