Ira herliana atau biasa di panggil bu ira dia adalah seorang guru ngaji dan ustadzah di desanya serta menjadi orang terpandang di desanya yg terkenal alim,syar’i,berpenampilan tertutup, pintar dalam agama. Terkadang Bu ira juga mengisi acara pidato tentang agama dll hingga banyak orang yg menghormatinya bahkan tidak jarang orang menganggapnya sebagai ustadzah atau guru ngaji unggulan serta menjadikannya contoh teladan tapi itu semua seakan akan berlalu sejak bu ira jatuh dalam jebakannya Bu laili, Bu laili memang dari dulu tidak suka dengan ketenaran Bu ira dan menghalalkan berbagai cara agar bisa memperbudak Bu ira.
Bu laili di desa adalah seorang istri dari juragan beras yg sangat kaya raya serta baik hati bagaimana tidak usahanya yg sekarang saja sudah banyak membangun cabang dimana mana tapi berbeda dengan istrinya yg suka foya2 serta gengsi. Dan bu ira pun jatuh dalam jebakan Bu laili dengan cara menyiksanya tidak tanggung-tanggung bu laili bahkan memanggil dukun untuk menyiksa Bu ira, entah berapa lama lagi Bu ira akan bertahan dari siksaan Bu laili atau Bu ira otaknya akan rusak dan jadi budak sex gila kontol.
Setelah mendengar guru lain mengizinkan aku untuk ke toilet dengan cepat ku langsung turun panggung dengan tergesa-gesa lalu berjalan sedikit berlari sambil memegangi perutku. langkah kaki ku ku percepatbsambil kedua tanganku memegangi perutku dengan kaki yang gemetar serta meliuk liuk dan sedikit membungkuk sambil menahan rasa sakit tersebut,
Jarak antara gudang dan halaman depan memang sedikit jauh tapi bagiku jarak antara halaman depan ke gudang sangat jauh, bahkan saat jalan kaki saja rasanya sudah tidak kuat lagi ingin rasanya duduk dan tidak lama kemudian aku sampai di gudang tanpa menoleh kebelakang dan kesamping dengan cepat langsung saja kubuka pintu tersebut yang untung saja tidak di kunci lalu tanpa buang waktu aku langsung saja masuk karena sudah tidak tahan lagi terus menutup kembali pintu tersebut.
Kemudian aku melangkah menuju sebuah kursi tua lalu duduk disitu sambil menahan rasa sakit karena terasa perutku semakin lama semakin penuh seperti orang hamil 8 bulan setengah dan saat kusentuh terasa sangat keras. Ngocoks.com
Nafasku semakin sesak serta di dalam perutku seperti di isi sesuatu entah itu apa, di dalam kesulitanku menahan rasa sakit tersebut kemudian terdengar pintu gudang terbuka aku sangat was was khawatir ada seseorang yang mau masuk kesini dan pintu pun terbuka ternyata Roni datang ke gudang tersebut seraya menutup kembali pintu gudang tersebut dengan cepat dan langsung menghampiriku “Bu lonte bagaimana enak”tanya Roni pura pura tidak tahu apa yang terjadi padaku.
“Saaakkkiitt…tttooolllooonnnggg….hhheeennnttiiikkaan” racauku menahan sakit di perutku.
“Ada syaratnya, kan tadi sudah Roni bilang Bu ira harus goda tyo tapi bu ira gk mau” kata Roni sambil mengancamku.
“Eegghhiiiiyyaa…Rooonnnii…Bu iirraa…aakkaann…mmmeennnuurruutiiinnyyaa” kata ku memohon belas kasih dari Roni yang berdiri di depanku.
“Hohoho…tidak semudah itu, pertama bu ira harus di hukum dulu kali ini” kata Roni semaunya mempersulit diriku.
Setelah mendengar itu Roni mengangkat tangan kirinya lalu menepuk dengan tangan kanan yang terjadi adalah rasa sakit di perutku tidak berkurang tapi malah bertambah parah, ku menjerit sekuat kuatnya tidak peduli lagi terdengar orang apa tidak dari luar.
Tiba-tiba saat semakin lama terasa sakit kemudian kurasakan ada sesuatu yang akan keluar dari lubang anus serta klitorisku dan, “eehhhggggkkkkeehh…aaaaaahhhhhhh…eeehhggghhkkkk…eehhhh” ku menjerit sambil di ikuti lenguhan karena terasa berak berusaha keluar mendorong butt plug di lubang anusku serta air kencingku keluar dengan deras aku tak bisa lagi menahan semua itu dan ku biarkan keluar deras seperti air kran terus berak yang dari tadi terus mendorong butt plug akhirnya bisa keluar dari sela atas butt plug dengan paksa membuatku kesakitan.
Aaaaaahhhhh…ttiiiddaaakk eeeghggghh.. kkkeeellluuaaaaarrr.. eeeehhh.. aakkuu… ppeeellaaccuur… eehh… aakkkuu… seeeoorraang… ppeellaacur… aalliimm” desahku akibat merasakan muncratnya berak serta kencing secara deras membuat pikiranku menjadi tidak karuan..
Lubang anus serta klitorisku tidak henti-henti nya mengeluarkan sesuatu aku hanya bisa duduk di lantai gudang yang kotor serta bersandar di dinding, kurasakan popok yang kupakai semakin lama semakin membesar ku coba berusaha menahan agar tidak keluar tapi tidak bisa dan terus keluar sampai popok yang kupakai seperti tidak muat lagi menampung, “eeehhhh..Rrrooonnii…hhheennttiikaaan…aaahhh…eennnaakkk ssseekkaallii…meeemmeekk..kkkoonnttoolll” desahku dengan keras yang cuma akan membuat bangga Roni karena berhasil membuatku begini…
Klitoris serta lubang anusku terus mengeluarkan sesuatu sampai ku raba popok itu menggunakan tanganku dari balik rok dan terasa seperti mau tumpah, ku terus memohon ke Roni agar menghentikan siksaan ini air mata mulai menetes dan membasahi pipiku lalu dengan teganya Roni menyuruhku untuk berdiri, dengan sekuat tenaga ku paksa untuk berdiri sambil membuka lebar2 kakiku kemudian tanpa di perintah ku lepas rok yang kupakai sampai tergeletak di bawah sambil melenguh merasakan sensasi tersebut.
Tanpa buang buang waktu Roni dengan sigap melepas gamisku yg kubiarkan tanpa melawan, terlihatlah baju latex yg kupakai lalu Roni hanya memandangiku dengan tatapan mesum tanpa menghentikan siksaannya.
“Aappaa…yyaanngg…aakkkaann….kkkaaammmuuu….lllaaakkkuukkkaann” deaahku seperti seorang pelacur sambil meliuk liukkan pinggulku karena menikmati berak serta kencing yg sangat hebat.
Roni berganti posisi melangkah kebelakang lalu membuka resleting baju latex yang kupakai saat sudah terbuka kemudian Roni dengan kasarnya melepas baju latex tersebut yang membuat aku merasa kesakitan, mengenai perutku saja dengan enaknya Roni menarik ke bawah baju latex tersebut hingga membuat aku teriak kesakitan sambil membungkukkan tubuhku lalu tangan satunya memegang perutku.. “Jaa..jangan di buka”saat baju latex itu sekarang dalam posisi tepat di popok ku,
Aku memohon ke Roni agar tidak di lepas karena sekarang mungkin popok yang kupakai akan tumpah isi berak serta kencing yg dari tadi tertahan di popok meskipun berukuran besar tapi tetap saja popok ini sudah tidak tahan lagi menahan berak serta kencingku, dengan cepat Roni merobek dengan paksa kain tersebut gara2 aku merapatkan kakiku akhirnya sebuah pukulan menghantam perutku
“aaaaaakkkkhhh…eeehhhh…hhhoooeeekkk..” aku teriak sangat keras karena perutku sudah dalam keadaan penuh di tambah pukulan dari Roni membuat rasa sakit itu semakin parah, bahkan kencing serta berak semakin deras keluarnya.
Sakit rasanya saat berak itu terus memaksa keluar dari butt plug, kemudian kain latex tersebut di sobek hingga rusak tidak menunggu lama tangan Roni pun membuka lebar kakiku dengan tersandung sandung ku lebarkan kaki ku, terasa popok yang kupakai sedikit berat karena sudah banyak menampung kotoran.
“Hehehehe…rasakan ini Bu lonte” “praakk” dengan keras Roni menampar perutku
“Heeeggggkkhh…eeekkhh” Aku langsung jatuh terduduk sambil menyondongkan tubuhku kedepan lalu kedua tanganku juga memegangi perutku rasanya perutku seperti mau meledak, air mata semakin menetes ku menangis sekencang kencangnya. “Heeeggghhheegghhhee…aaapppaaa….sssaaalllaahhkkuu…Rrrooonniii…” racauku dengan menangis tersedu sedu.
“Sudah diam Bu guru lonte” hardik Roni dengan mengayunkan kakinya hingga mengenai samping perutku sampai membuatku terguling dengan keras ke samping dalam posisi terlentang.
“Ammppuunn..tttooollloooonggg….Ammppuunn…hheeegghhhheegggh..hhhuughhh..sssaakkkiiitt” Aku memohon meminta iba dari Roni untuk mengampuni ku, kurasakan kencing serta berak tidak hentinya keluar bercampur rasa nikmat serta sakit membuat pikiranku semakin terhanyut dalam nafsu.
“Merangkaklah kesini” hardik Roni menyuruhku untuk merangkak dengan tangan menunjuk ke kakinya. Ku merangkang seperti seorang hewan menuju ke kaki Roni, harga diriku seperti sudah hilang dan setelah sampai Roni kemudian memegang daguku lalu mendorongnya ke atas agar bertatapan langsung ke matanya.
“Sekarang panggil aku tuan karena sekarang aku majikanmu sedangkan Bu ira adalah budak seks ku” ucap Roni sambil menatapku dengan tajam.
“Eegghhhh…bbbaaaiikkk…tttuuuaann” kataku di ikuti Roni melepas tangannya dari daguku lalu menyuruh ku untuk mencium kakinya, dengan terus melenguh ku tundukkan kepala sampai ke kaki Roni lalu kucium satu persatu kakinya, “eemmmgghhh..ccceepppkkk…emmgggghhhaahhh..” kucium i kaki Roni atau tuanku tanpa ragu2 kulihat Roni menikmati perlakuanku.
“Bagus…bagus..sekarang bilang kalau bu ira itu seoarang bu guru lonte syar’i penggila kontol” kata Roni setelah puas merasakan kakinya ku cium, lalu menyuruhku berdiri menghadap dirinya dengan kaki yg di buka lebar.
“Baaaiikk…ttuuuaannn” dengan melenguh aku berdiri hingga tidak terasa berak di popokku sudah menetes sedikit dari celah popok. kulanjutkan berdiri lalu dengan jilbab dan popok yg masih kupakai ku bentangkan kedua kaki lalu Roni mengambil Hp dari saku celananya.
“Mau apa tuan sekarang”tanyaku sambil meliuk liukkan tubuhku.
“Aku akan merekam aksimu, sekarang cepat lakukan seperti perintahku tadi atau pilih siksaan yg lebih oarah lagi”hardik Roni seraya menata kamera hpnya di bekas meja untuk sangga hpnya. Tanpa basa basi aku pun melakukan apa yg tuanku perintah.
“1..2..3..ayo mulai bu guru lonte” kata Roni sambil memulai rekaman.
“Assaaalllaammuuaallaaiikkuumm…eehhhaahh…waaarraahhhmmaattuullaahh…hhiiwwaabbbaarookkaatuuhh…eeghhh..semuanya perkenalkan saya adalah Ustadzah Ira yang gila kontol, yang terhormat semua walimurid selamat ya atas kelulusannya putra dan putri anda, saya selaku ustadzah lonte syar’i menucapkan selamat atas partisipasi kalian semua…eeghhheeeehhh” seketika aku terdiam sejenak sambil menangis lalu Roni mepause rekaman nya dan menyuruhku untuk meneruskan pidato dengan tambahan kata “ngentot”.
Akhirnya dengan berat hati ku sanggupi perintah Roni seraya Roni memulai lagi rekamannya..” eegghhheehhh…mmaafff..sseemmmuuaannyyaa tadi sempat terputus, saya selaku Bu guru lonte gila kontol sangat senang melihat siswa/i lulus, dan sebagai….eeeggghhheehhaaahh…iimbalanya sssaayyaa…ssiiaapp menjilati kontol wali murid dan juga bboollleegghhh…mmmeenniikkmmaatii…serta nngentot memek dan pantat saya,
Saya akan tampung semua kontol” jeda beberapa saat tiba tiba perutku teras bergejolak dengan keras lalu tanpa menunggu lama kurasakan ada sesuatu yg akan keluar dengan deras akhirnya dengan kamera hp yg masih merekam,
Aku tidak kuat lagi menahan gejolak tersebut hingga akhirnya “prraakk…bbbrroookkkk…cccrreeetttt…bbbrreettt…” “ehhhggggkkk…AAAAHHHHHHH…EEEEGGGHHHFFGGGTTT…AAAHHHH…AKU USTADZAH GGIILLAA KONTOL BAPAK2 DAN PARA HADIRIN SILAHKAN NGENTOT HHEEEGGHHHH NGENTTOOTT MMMEEMMEEKK LONTEE IINIII SSEEPPUAASNYA…EEGHHHHJKKKK…AAAHHHHHH” ku menjerit tidak karuan sambil memegangi perut sedangkan tangan satunya megelus elus perutku.
Kali ini berbeda dari sebelumnya berak serta kencing ku seperti meledak keluar hingga membuat butt plug tersebut lepas tidak sampai di situ berak serta kencing mengalir deras keluar dari popok sampai “kkkkrraakk” popok yang kupakai pun robek dan jatuh kelantai bersamaan dengan butt plug serta berak dan kencing yang keluar deras hingga membasahi paha kaki dll.
Aku semakin tidak bisa berfikir lagi otakku seperti sudah rusak dan tubuhku di selimuti hawa nafsu juga kenikmatan dari siksaan Roni, Roni hanya diam mentonton aksiku sambil tertawa puas melihatku seperti budak seks. Setelah 5 menit akhirnya berak serta kencing berhenti sontak aku lemas dan ambruk tergeletak di lantai yg terdapat kencing serta berakku, tubuhku sangat lemas hingga akhirnya aku pun pingsan.
Singkat cerita malam pun tiba kini aku sedang melihat layar hp di kamar dengan keadaan duduk, untuk mengecek apakah ada yang pesan masuk atau sekedar cari hiburan. Setelah bosan bermain hp aku sekilas teringat kejadian tadi siang saat acara kelilusan siswa Roni begitu kejamnya mensiksa diriku sampai membuatku lemas,
Seperti biasa meskipun di rumah aku tetap memakai gamis longgar semata kaki dengan warna merah muda dan jilbab besar berwarna sama seperti gamisnya seperut Tapi karena perutku yang besar seperti orang hamil 8 bulan jadi hanya menutupi setengah perutku.
Kulihat di jam dinding sudah menunjukkan jam 19.00 sambil melamun betapa beruntungnya aku tadi siang bisa pulang tanpa ketahuan orang lain apalagi teman satu pengajianku. Tiba tiba Hp yang kutaruh di kasur berbunyi dan ternyata pesan dari Roni, aku pun langsung membukanya.
“Halo Bu lonte” Chatnya
“Ada apa lagi chat saya”dengan sedikit kesal aku membalas pesannya.
“Bu ira nanti jam 21.00 harus datang ke gudang ada urusan penting untuk bu ira” isi chat Roni.
“Urusan penting apa, kenapa harus sekarang” balasku dengan tambahan emot kesal.
“Ehh..ini budak ngelawan, ingat kalau bu ira gk datang kami akan beritahukan kesemua orang kalau bu ira ini sebenarnya adalah wanita muarahan” chat Roni.
“Tolong…jangan baik baik aku akan kesana” balas chatku.
“Dan satu lagi bu ira saat mau berangkat harus memakai gamis yang ketat berwarna hitam dengan jilbab yang disampirkan kebelakang, jangan mengenakan bh dan cd” Isi chat Roni.
Membaca chatnya seketika membuat jantungku berdegup kencang, karena aku di suruh memakai pakaian yang memperlihatkan auratku yang seharusnya kututupi.
“T-ta-tapi”balasku.
“Sudah tidak usah tapi2 an, lakukan atau bu ira mau di hukum lagi” Chat Roni.
Aku pun berpikir sejenak tentang ajakannya, bagaimana mungkin aku harus berpakaian menggoda di luar rumah sepanjang perjalanan menuju tempat bu laili. Dan Hp ku berbunyi kembali tapi ini berupa panggilan telfon yang mengagetkan diriku, kulihat ternyata itu bukan dari Roni tapi dari Bu karim.
Pertama aku bingung mau kuangkat apa tidak karena takutnya Bu karim pasti akan memarahiku karena tidak ikut kegiatan tadi sampai selesai tetapi kubuang saja dulu pikiran negatif itu dan coba mengangkat telfon Bu karim.
“Halo iya Bu karim ada apa ya?”
“Assalamualaikum Bu ira, tadi kenapa kok tidak mengikuti kegiatan kelulusan siswa sampai selesai” kata Bu karim.
“Ehh…itu Bu karim saya tadi mendadak di telfon sama pembeli saya untuk COD barang yang akan di beli” alasanku agar Bu karim tidak curiga padaku.
“Oh… Tapi ya gk begitu juga Bu ira janjinya ijin ke kamar mandi tapi habis itu tidak kembali lagi bagaimana sih ibu ini” Bu karim dengan nada tinggi.
“I-i-iya Bu karim saya mengerti tapi tadi memang mendadak sekali tiba2 hp saya ada telfon dari pelanggan mau COD barang” alasanku menyakinkan Bu karim agar percaya.
“Bu ira ini seorang ustadzah seharusnya memberi contoh yang baik bagi murid lain dan perutya Bu ira itu kenapa kok bisa sebesar orang hamil 8 bulan begitu?” Kata Bu karim.
“Iya Bu karim saya minta maaf atas kelakuan saya tadi lain kali tidak akan saya ulangi lagi” jawabku.
“Terus perutnya Bu ira itu kena apa kok jadi besar seperti orang hamil begitu?” tanya Bu karim.
“Ohh…itu Bu saya kena tumor jadi perut saya besar seperti orang hamil 8 bulan” kataku berbohong pada Bu karim.
“Masa sih Bu, kok bisa cepat gitu ya”
Kata Bu karim.
“Ya namanya juga penyakit” jawabku sedikit takut.
“Ya sudah, saya cuma mau beritahu Bu ira bahwa 1 minggu lagi akan ada acara pengajian didesa dengan pengisi acaranya ustadzah oki dan di harapkan dalam 1 minggu ini mulai besok Bu ira yang mengajar anak2 menggantikan saya dan sebagian guru karena ada kepentingan” kata Bu karim.
Mendengar kata Bu karim aku sedikit was was pasti Roni si anak kurang ajar itu tidak akan tinggal diam saat aku mengajar selama 1 minggu.
“Bu….bu…bu ira halo ada apa” tanya Bu karim yang heran tidak mendengar jawaban dari saya.
“Oh..maaf Bu karim saya melamun tadi, iya Bu saya mengerti” suara Bu karim membuat lamunanku pecah dan lamgsung menjawab dengan terbata bata.
“Baiklah kalau begitu, semoga lancar mengajarnya ya Bu, Asalamualaikum” kata Bu karim.
“Iya Bu Karim Waalaikum salam” kataku lalu menutup telfon.
Setelah itu aku merebahkan tubuhku di kasur untuk merilekskan pikiranku tapi tetap saja pikiranku tetap merasa bingung dan resah memikirkan perintah Roni tadi sampai tidak terasa sekarang sudah jam 20.00. Tinggal 1 jam lagi aku pun kembali melihat isi Hp ku dan terdapat 1 pesan belum terbaca tidak lain adalah dari Roni.
“Jangan lupa bu ira dengan ajakan kami tadi…. AWAS!!!” isi chat Roni.
Aku lalu bangun dari kasur kemudian Dengan terpaksa aku melakukan perintah Roni dengan melepas pakaianku hingga telanjang tapi tidak langsung berpakaian melainkan memandangi tubuh hina ini, terlihat dari cermin tubuhku penuh dengan tato dan ada tindik di puting,klitoris,lidah apalagi di tambah perutku yang buncit seperti orang hamil 8 bulan.
Di luar aku kelihatan seorang guru agama yang alim sementara di balik gamis aku seperti seorang yang lebih rendah daripada pelacur. Kemudian setelah puas melihat tubuh telanjangku, aku lalu menuju ke lemari kemudian mengambil gamis warna hitam yang terlihat kecil karena saat kulihat ukurannya mungkin hanya muat untuk seorang gadis,
Kucoba memakai gamis tersebut ternyata baru memasuki pahaku sudah terasa sesak tapi untungnya bahannya lentur dan fleksibel jadi kupaksa terus akhirnya gamisnya berhasil membungkus paha dan bokong besarku dan yg jadi masalah lagi sekarang aku harus menaikkan lagi gamisnya melalui perut buncitku.
“Bagaimana ini muat apa tidak ya” gumamku dalam hati sambil mencari cara menaikkan gamis dengan kedua tanganku.
Sekitar 5 menit akhirnya gamis tersebut bisa kupakai, untuk gamisnya sendiri bermodel lengan panjang dengan rok panjang sampai mata kaki tapi sayangnya karena kupakai jadi sampai setengah kaki membiarkan betisku terlihat jelas, yang kutakutkan adalah untuk bagian perut dan dadaku karena begitu terlihat samar2 akibat kain gamis yg tidak muat jadi tato dan tindik di puting terlihat. Langkah selanjutnya kupakai jilbab yang bisa di bilang tidak begitu besar warna hitam itu juga harus di sampirkan kebelakang sambil membawa tas hitam kecil berisi hp.
Setelah semuanya kurasa sudah pas aku membuka pintu rumahku lalu ku lihat kekanan dan kekiri apakah tidak orang yang berlalu lalang di hp sudah menunjukkan jam 20.30, kuharap tidak ada orang yang melihatku berpakaian transparan seperti ini karena bisa2 aku di perkosa ditempat dan lagi reputasiku sebagai guru agama akan hancur.
Jarak rumahku dengan tempat Roni sedikit jauh berjarak beberapa rumah, sekitar 3 menit kurasa suasana di luar sudah sepi aku keluar dari rumahku lalu mengunci pintu kemudian mulai berjalan dengan perasaan yang was2,takut serta khawatir.
Di luar terasa sangat dingin saat tubuhku terkena angin malam yang menembus gamis ini. Tetapi di pertengahan jalan aku melihat ada beberapa orang berjalan dari kejauhan, akupun panik harus segera mencari tempat bersembunyi di balik tembok rumah yang ada semak2 nya lalu sedikit menunduk dan beberapa orang itu pun mendekat, sambil ku intip dari semak2 ternyata itu adalah warga yang lagi jaga malam semuanya ada 3 orang. Pikiranku semakin tidak karuan muncul hayalan negatif yang menambah panik diriku.
“Hei Apa kalian tadi lihat ada seorang wanita yang lewat sini” Kata salah satu warga yang mungkin berusia 28 tahun an.
“Mana ada wanita jam segini masih keluyuran, yang ada juga maling” bantah salah satu warga yang mungkin berusia 45 tahun an.
“Iya.. Mana mungkin ada wanita keluyuran gk jelas begitu kalau memang ada ya kita pasti bertemu dengan dia” kata salah satu warga yang tebilang masih muda 22 tahun an.
“Tapi aku tadi lihat loh beneran” kata warga berusia 28 tahun.
“Sudah….sudah mari kita lanjutkan keliling desa, mungkin kamu lagi ngelamun tadi.. Sudah ayo lanjut” kata orang 45 tahun.
Mereka pun kembali melanjutkan kegiatan mereka, aku terkejut tadi ternyata benar ada seseorang yang melihatku tapi untungnya teman yg satunya tidak menyadari keberadaanku jadi aku merasa lega. Aku pun melanjutkan perjalananku dengan cara sembunyi2 menuju tempat Roni,
Saat ini aku berada tidak jauh dari tempat Roni saat mau melangkahkan kaki tiba2 ada seseorang yang memanggilku dari belakang hingga terasa jantungku mau copot karena kaget saat ku menoleh kebelakang betapa terkejutnya ternyata itu adalah Ardan salah satu murid yang sifatnya sedikit nakal di tempatku mengajar ngaji.
“Loh Bu ira kenapa malam2 ada disini?” tanya Ardan sambil matanya melirik kediriku.
Kucoba agar setenang mungkin agar Ardan tidak mencurigaiku “Ehh…itu…Bu ira mau…eh…cari udara segar di luar hehehe” jawabku sambil mengarahkan tanganku ke bagian dada dan bagian kelamin.
“Apa Bu ira tidak kedinginan di luar” jawab Ardan yang kulihat dia mulai melirik kearah perut buncitku.
“Tidak ardan, kamu sendiri ngapain malam2 kok masih keluyuran di luar hayo” jawabku sambil memperhatikan ardan.
“Ya mau main saja Bu” kata Ardan.
“awas ya kamu nanti Bu ira laporin ke ibu kamu” ucapku agar Ardan tidak semakin curiga.
“Bu.. Bu ira kok gamisnya kayak maksa begitu gk sampai mata kaki lagi” tanya Ardan sambil terus melihat perutku.
“Deg” aku terkejut saat mendengar Ardan berbicara begitu. ” sudah sana pulang Bu ira ada urusan” jawabku dengan lembut.
“Ehh.. Masa sih bu kok perutnya Bu ira buncit dan seperti ada gambarnya lagi mana ketat sekali” ucap Ardan dengan senyum jahatnya mungkin dia tahu aku memakai gamis yang terlihat menggoda.
“Bagaimana ya kalau aku laporin aja ke orang2 dan Bu karim kalau Bu ira berpenampilan nakal seperti ini” ucap Ardan.
“J..ja..jangan, baiklah apa pun yang kamu mau Bu ira akan turuti”
“Beneran, baiklah kalau begitu aku mau di puasin Bu ira” kata Ardan sambil senyum senang.
“Puasin dengan apa maksud kamu nak” jawabku
“Bu ira harus mengemut kontol Ardan kalau tidak akan ardan laporin ke semua orang” ancam Ardan.
“Baiklah aku akan menuruti keinginanmu” kataku pasrah mau tidak mau aku harus mengulum kontol muridku sendiri daripada reputasiku sendiri yang hancur, kemudian aku mulai berjongkok sambil menengok ke semua arah apakah tidak ada orang lain yg melihat setelah itu ku buka celana kolor bocah itu dan terpapang kontol yang sudah tegak mengacung keluar yang dari tadi hanya tertutup celana.
Tanpa basa basi ku buka mulut ku lalu kumasukkan kontol kecil tersebut ke mulutku lalu kumainkan dengan cara memaju mundurkan. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
“Ouughhh enak sekali Bu” ujar Ardan menikmati kulumanku.
Lalu ku lepas kulumanku dan mengocoknya dengan tanganku,” Ahhh ternyata lidahnya Bu ira ada tindiknya seperti pelacur saja” desah sambil terkejut karena melihat ada tindik di lidahku.
Selanjutnya ku jilat dan ku lahap bola zakar muridku tersebut sehingga membuatnya tambah keenakan sampai2 menarik jilbabku. “Ohh… Bbbbb… uuuuu… eehhhnnnaakk… sseehhkkaallii” desah ardan.
Aku pun kembali memasukkan kontolnya ke mulutku lalu mempercepat kulumanku sementara Ardan berpegangan pada jilbabku hingga akhirnya. “Aaggghhhh….Bbbuuuu…aarrddaann…kkkeellluuaarrr…Crooott…crrooott” seketika kuhentikan kulumanku karena terasa peju ardan keluar deras dari kontolnya lalu ku lepas kulumanku, meskipun masih bocah tapi sperma nya keluar sangat banyak sekali hingga mulutku
“Ahhhhh…enak sekali Bu ira gk nyangka ternyata bu ira seorang lonte hahahahaha” katanya.
“Jangan bilang kesiapa siapa soal ini” sahutku dengan wajah geram.
“Siap Bu lonte hahaha” katanya lalu pergi.
Aku kembali merapikan pakaianku dan membersihkan sisa sisa pejuh yg tumpah dari mulutku. Kemudian kembali berjalan secara sembunyi sembunyi hingga sampailah aku ke tempat Roni dll.