Dia selalu menggunakam motor balap kesayangannya itu. Setiap kali teman temanku di sekolah mendengar suara motor balap, mereka semua langsung mengalihkan pandangannya ke kami apalagi mereka mau melihat kakakku. tapi sia sia karena tertutup helm.
Pukul 2 siang, aku selesai sekolah dan menunggu kakakku menjemput aku di halaman sekolah. Setelah dia tiba, kami langsung pulang ke rumah. Setiap kali kakakku melepas helm dari kepalanya, rambutnya yang indah itu langsung terurai sambil menggoyang goyangkan kepalanya serta menebarkan ketombe nya (bohong kok.
Setelah itu, kami berdua membereskan rumah seadanya karena sebelum nya sudah dibersihkan oleh pembantu yang sudah pulang. Ada yang tak beres dengan diriku hari ini. Kepalaku mendadak sakit dan aku merasa demam.
Aku kemudian meminum obat dan mandi. Aku awalnya berpikir kalau ini hanya gejala demam saja alias bukan demam serius. Ternyata setelah mandi, demam ini tetap ada dan tak kunjung sembuh.
Aku kemudian meminta obat ke kakakku. Dia yang di fakultas kedokteran tentu sangat familiar dengan hal ini. Bertingkah selayaknya professional, dia menyuruhku tiduran dan membuka bajuku serta menggunakan stethoscopes untuk memeriksa detak jantung ku yang semakin kencang karena ada wanita cantik di depanku.
“Halllaah. Perkara sepele. Dedek sayang dah minum obat kan tadi?”
“Udah ce. Tuh paracetamol. Tapi gak kunjung sembuh.”
“Sabar dedek sayang. Nanti kalau gak sembuh, cece beliin obat buat dedek. Dedek bobo dulu ya. Nanti cece buatin bubur kesukaan kamu.” Katanya sambil mengusap rambutku.
“Malas makan ah ce. Gak nafsu” kataku àgak ngambek
“Kalau cece suapin mau kan?” Ledek Patricia
“Itu mah dengan senang hati ce” kataku tersenyum usil.
“Nakal. Heheh. Nanti cece bawa ke kamar ya dek. Dedek tiduran aja ya. Yuk ke kamar dulu” kata Patricia sambil menggenggam tanganku dan menuntun aku ke kamar kami tidur. Ya kami sering tidur berdua.
Aku disuruh berbaring di tempat tidur dan dia menyelimuti aku serta mencium pipi dan keningnya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu dia langsung kabur menuju ke dapur untuk membuat bubur dari beras yang sudah hancur.
Aku tiduran dan pelan pelan mata ini menjadi semakin berat seperti beban hidup. Akhirnya Aku tertidur juga… Aku kemudian merasakan sesuatu di bibirku, rasanya seperti disedot. Aku kira kakakku iseng menggunakan vacuum cleaner untuk membangunkan aku (jangan dicoba di rumah ya).
Aku pelan pelan membuka mataku dan yang aku lihat pertama kali adalah kakakku yang sedang memejamkan matanya. Dia sedang menciumi bibirku. Aku langsung membuka mataku dan membalas ciumannya. Sial dasar. Dia malah berhenti dan meledek.
“Yeay. Dedek dah bangun. Sini cece suapin. Buka mulutnya sini. Aaaaaaa” kata Patricia. Aku pun membuka mulutku dan dia memasukan bubur itu dengan sendok ke mulutku. Masak pakai sekop.
Dalam waktu singkat saja, bubur itu habis. Dia memberikan Aku air hangat segelas dan menyuruhku meminumnya. Aku semakin sayang dengan dirinya dan juga tak malu bermanja manja dengannya..
Setelah minum air hangat itu, dia menyuruhku berbaring di ranjang. Patricia sudah tak ada lagi yang harus dikerjakan. Dia kemudian berbaring di samping ku dan memelukku di tubuh nya… tepat di payudaranya. Bukan ngantuk, malah darah ini jadi mendidih. Bukan marah bukan gerah tapi bergairah meski harus sedarah.
Dia tak hanya memelukku tapi juga mengusap dan membelai rambut aku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sesekali dia mencium keningku dan malah menyanyikan lagu love songs dengan lembut dan merdu.
Aku juga bingung. Terapi apaan coba nih? Mau minta dikelonin apa mau menyembuhkan pasien tanpa obat? Ah asal sembuh aja dah… demam gak enak. Ya sakit mana ada yang enak? Tak lama kemudian aku tertidur lelap sampai besok pagi.
Ketika aku bangun di pagi hari, kakakku sudah tak ada (bukan meninggal dunia ya) di tempat. Aku masih terlalu lemah untuk bangun. Aku tidak masuk sekolah hari ini dan tiba tiba pintu dibuka. Kakakku datang membawa vaksin berisi air hangat dan selembar kain.
L: ce. Cece gak kuliah?
P: gak dek. Cece kan off hari ini. Cece akan rawat dan urus dedek seharian. Kamu sudah membaik belum dek?
L: dah ce. Gak usah lah ce. Dedek gak gimana banget kok. Aku dah mendingan sih. Cuma pegel aja
P: iya dedek sayang. Itu masih belum sehat namanya. Dek. Tadi pagi pagi cece dah bangun bikin bubur buat dedek. Dedek sekarang buka baju sama celana dulu sini. Cece mau bersihin badan dedek.
L: hah?? Buka baju sama celana? Telanjang gitu ce?
P: iya lah dek. Dah yuk gak usah malu dek. Dulu waktu dedek masih kecil juga cece sering lihat dedek dimandiin mami kok. Jadi cece dah tahu dalamannya dedek kayak gimana. Hiya hiya. Lagian cece kan dokter nanti. Lihat ginian mah gak aneh lagi. Yuk buka baju nya sini. Kalau gak mau ya cece bukain ya.
L: ter… terserah cece dah. Aku pasien mah pasrah aja.
P: kalau semua pasien bisa bekerja sama seperti ini mah.. asik dah. Bikin hidup lebih mudah… cece buka semua baju kamu ya dek…
Akhirnya kakakku yang cantik itu membuka semua pakaian aku sampai aku telanjang bulat. Aku tidak menduga dan tidak bisa berbuat banyak karena tubuhku sangat lemah dan pegal. Kakakku saat itu hanya memakai tank top abu abu tanpa bra dan celana pendek berwarna hitam.
Meski penampilan kakakku sangat menantang dan merangsang, aku tidak bisa ereksi karena lelah dah lemah. Saat kakakku melihat kemaluan ku, dia tertawa kecil karena sedang melempem. Dengan pelan dam sabar juga rasa kasih sayang kakaknya ke adiknya, dia membersihkan tubuh ku mulai dari muka, leher, dada, tangan sampai perut.
Bagian itu, dia masih saja sempat meledek. “Kecil kayak waktu dedek masih kecil tuh. Hiihihih. Colek ah… hihihi” katanya sambil tertawa dan mencolek penis ku yang memang belum ereksi saat itu. Setelah menguras kain itu, dia membersihkan kemaluan ku dengan teliti.
Aku bisa merasakan tangannya yang lembut itu menyentuh semua permukaan penisku. Meski aku belum ereksi, aku mulai terangsang apalagi ketika dia juga mulai membersihkan selangakangann aku. Tak tahan lagi, penis aku akhirnya ereksi dan kakakku tertawa.
“Hiya hiya. Haha. Dedek nakal. Dedek dah gede. Dah bisa berdiri burungnya. Untung dah disunat ya dek. Kalau belum, mau gak cece sama temen temen cece sunat in dedek nanti. Burung dedek dipajang rame rame. Hiya hiya. Asik kan dek. Hehehe” katanya sambil tertawa.
Kakakku yang usil itu baru saja membersihkan pahaku dan betisku, namum sejak si otong bangkit, kakakku kembali membersihkan penisku lagi.
“Hiya hiya. Besar dan keras. Ada urat juga. Kayak binaraga nih burung dedek. Hehehe. Tadi padahal lucu tuh. Kecil ngumpet. Hehehe. Punya dedek termasuk gede loh.” Kata kakakku sambil cengengesan.
“Eh cece. Malu mah ce. Emang gede banget apa punya ku? Hiya…” kataku sambil meledek.
“Iya Dek. Punya dedek gede. Bersih sekarang nih burung. Hehehe. Muach” kata kakakku sambil mengecil penisku.
“Eh. Terangsang ya… hayooo. Apa nih? Coba cece pegang. Hehehe. Ada air apa nih di atas? Hehehe. Cairan pre cum. Hiiiii.. dedek cabul. Heheh. Terangsang ya lihat cece? Apa terangsang karena dimandikan? Ini baru di lap doang dek. Hehehe” kata Patricia sambil menempelkan jari telunjuknya di ujung penisku dan memainkan cairan pre cum aku.
Setelah itu, kakakku membersihkan penis ku lagi dan membersihkan tangannya. Kemudian dia datang membawakan aku pakaian baru dan membawakan aku bubur semangkuk. Aku kemudian disuapi lagi oleh nya. Rasa nafsu dan cinta bersatu dan bergumul di hatiku sekarang.
Aku kadang berpikir dan berharap semoga kami berdua hidup abadi bersama awet muda karena bagiku, kakakku adalah yang terbaik untukku. Dia tak akan pernah tergantikan. Aku sangat sayang dia meski dia kakak kandung ku.
Seharian kakakku dengan sabar dan penuh kasih sayang merawat diriku. Aku merasa terharu dan semakin sayang kepadanya. Kakakku berkata kalau aku dah sehat karena panas tubuhku sudah menurun tapi masih belum sembuh total alias masih lemas untuk bergerak.
Dia dengan pelan membawaku ke kamar mandi untuk dimandikan. Hanya mendengar kata ajaib itu saja, aku sudah terangsang. Penis ku langsung tegak berdiri dan dia melepas semua pakaianku sampai telanjang.
“Yuk Dek sini. Cece mandiin kamu dulu. Habis Ini kamu akan lebih sehat. Sabar ya dedek sayang. Heheh.” Katanya dengan senyum manisnya. Aku pun dimandikan oleh kakakku sampai bersih. Dia menggunakan tank top nya yang berwarna hitam tanpa bra dan celana hotpants nya berwarna abu abu.
Semua tubuhku dijamah dan disentuh olehnya termasuk kemaluan ku yang sudah tegak berdiri dari tadi. Dia tersenyum sambil tertawa kecil saat membersihkan kemaluan ku. Semua bagian penisku diraba dan dibersihkan. Setelah selesai dimandikan, aku dibawa ke kamar dan disuruh berpakaian.
Dia menyuruhku untuk tetap berbaring dan menunggunya karena dia mau memanaskan bubur untuk ku nanti. Setelah makan bubur, aku diberikan obat. 3 jam kemudian Aku sudah pulih total. Di malam yang sama, dia masih dengan setia berbaring di sampingku..
Kami ngobrol ngobrol selama 3 jam sampai aku merasa lelah dan tertidur. Patricia tidak pernah meninggalkanku saat aku tidur. Sesekali dia menciumi pipi dan membelai rambutku dengan lembut dan penuh cinta.
Di saat aku terbangun, dia langsung memelukku dan menyanyikan lagu love song. Suara kakakku sangat merdu. Dia juga ada bakat menyanyi tapi dia memilih untuk menjadi dokter. Sikapnya sungguh sangat keibuan meski usianya masih muda.
Esok harinya jam 5 pagi aku terbangun. Tak tahu sudah berapa lama aku ada di alam mimpi. Aku melihat kakakku masih tertidur lelap. Dia pasti merasa lelah karena sudah merawat dan menjaga aku seharian. Aku kemudian membelai rambutnya yang indah itu dan mencium bibirnya dan pipinya.
Aku pun kembali tiduran lagi dan masih menatap dirinya yang masih tidur nyenyak sambil kugenggam dan kucium tangannya. Tak lama kemudian, dia terbangun dan aku pura pura tidur. Dia tampaknya tahu kalau aku pura pura tidur. Kakakku kemudian mencium bibirku dan membelai mukaku dengan lembut.
“Dek. Udah gak usah pura pura tidur. Cece dah tahu kamu dari tadi ngapain aja. Hehehe. Dedek nakal.” Katanya sambil tertawa dan kembali memeluk ku dengan hangat dan erat. Ngocoks.com
“Hiya hiya cece sayang. Hehee. Dah bangun ce? Ce.. makasih ya dah jagain aku dari kemarin. Aku sayang cece.” Kataku sambil mencium bibirnya lagi.
“Dedek memang anak manis. Cece juga sayang sama dedek kok. Dedek jangan nakal ya. Sekolah yang rajin. Jangan pacaran Dulu dek. Nanti cece cemburu. Hehhee” kata kakakku sambil menciumi bibirku lagi.
“Iya ce. Dedek tahu. Cece kan sering lihat reports card (rapor) dedek. Mana ada yang jeblok? Bagus semua kan? Hehehe. Cece tau gak kalau cece ke sekolah ambil rapor, semua temen temen aku pada memuji cece loh.. hiya hiya… Heheh.. apalagi pas mau pulang ambil rapor, cece kan suka gandeng tangan aku..
“Hehehe.. siapa Dulu dong dedek nya? Hehehe… Dedek ganteng.. hihihi. Temen temen cece juga banyak yang seneng ama dedek. Banyak yang bilang kalau kita jalan, kita kayak orang pacaran dek” kata kakakku sambil menggenggam kedua tanganku.
Bersambung…