Close Menu
Cerita SexCerita Sex
  • Warning!
  • Contact Us
  • Privacy Policy
  • Kirim Cerita Sex
  • Join Telegram
  • Video Bokep
  • Foto Bugil
  • Jav Sub Indo
X (Twitter) WhatsApp Telegram
Cerita SexCerita Sex
  • Contact
  • Warning!
  • Privacy
  • Kirim Cerita
  • ThePornDude
  • Bokep
Cerita SexCerita Sex
Home»Novel»Kamu yang Kusebut Rumah

Kamu yang Kusebut Rumah

Share Twitter Telegram WhatsApp Copy Link

Rumah itu pelindung. Tempat melepaskan lelah. Tempat dimana kita menemukan rasa aman. Rumah melindungi kita dari dinginnya malam, dari panasnya siang. Rumah adalah tempat dimana kita bisa menjadi diri sendiri tanpa perlu mendengar penghakiman dari orang lain.

Seperti itulah rumah yang Arya harapkan. Tempatnya melepas semua topeng manis dari dunia yang seringnya tak sejalan. Ia membutuhkan rumah yang benar-benar bisa menjadi tempatnya pulang.

“Lo bener,” ucap Arya. Ia meletakan satu gelas kosong yang sudah ia tenggak isinya sampai tandas. “Gue sudah benar-benar kehilangan Puspa. Pertemuan ini hanya untuk mengakhiri hubungan kami yang masih belum benar-benar selesai.”

“Kalian sudah memiliki kehidupan masing-masing, Arya. Jangan di usik, lebih baik kalian mencoba mencari kebahagiaan dalam kehidupan kalian saat ini. Jangan mengenang kebahagiaan yang sudah berada di masa lalu karena itu akan ngebuat lo nggak bisa merasakan kebahagiaan yang ada saat ini,” jawab Anton.

Sepulang kerja ia terpaksa menuruti keinginan Arya yang memintanya untuk ditemani ‘minum’. Saat penat atau sedang benar-benar merasa tumpul dengan kehidupannya, Arya lebih sering melepaskan kesedihannya dengan minuman keras. Tidak sampai mabuk, Arya hanya ingin sedikit menghangatkan badan saja.

Dan seperti biasa, Anton akan selalu berusaha menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya.

“Gue akan belajar mengikhlaskan semuanya.”

“Lo pasti bisa, Bos. Lo punya Ivy yang cinta sama lo, Axel yang merupakan duplikasi diri lo seutuhnya dan bayi yang saat ini ada di dalam kandungan Ivy. Hidup lo sempurna kalau lo bersyukur.”

Arya memejamkan matanya mengusir penat. Semakin jauh melangkah ia semakin kehilangan sosok Puspa di belakangnya. Dia berbohong saat mengatakan akan memulai kehidupan barunya dengan Ivy sewaktu memasuki pintu keberangkatan Bandara. Nyatanya, Arya masih selalu dibayangi kehidupannya dengan Puspa. Lalu sekarang, saat kata ‘memaafkan’ terucap dari bibir wanita itu, apakah perasaannya serta merta berubah?

“Kalau gue tetap nggak bisa gimana, Ton?” tanya Arya khawatir.

“Hidup bukan hanya tentang cinta, Arya. Hidup juga tentang cara mengikhlaskan dan menciptakan kebahagiaan lo sendiri. Meskipun itu mungkin nggak akan sesempurna kebahagiaan lo bersama, Puspa. Tapi gue yakin, akan selalu ada yang bisa disyukuri dalam hidup lo saat ini.”

“Yaaa, gue akan belajar semuanya dari awal,” putus Arya.

Sekitar pukul sepuluh malam Arya sudah sampai di rumahnya. Saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah yang ia rasakan hanyalah sepi dan dingin. Ia langsung menuju kamar utama, kamar dimana Ivy biasa tidur di dalamnya.

“Mas,” panggil wanita itu saat mendengar pintu terbuka.

“Heem. Belum tidur?”

“Sudah.” Ivy mendudukan tubuhnya sambil mengucek kedua matanya. Mata Ivy terlihat lelah dengan rambut yang sedikit acak-acakan. Benar kata Anton, pulang dan disambut dengan pemandangan lucu seperti saat ini seharusnya sudah bisa membuat Arya bersyukur dengan hidupnya.

“Kamu tidur lagi saja, ini sudah malam.”

“Mas Arya mau disiapin air hangat?” tawarnya.

“Aku bisa menyiapkannya sendiri.”

Ivy tetap berdiri berniat melayani suaminya. Tidak biasanya Arya masuk ke kamar ini, laki-laki itu lebih sering menghabiskan waktunya di kamar tamu atau ruang kerja.

“Kamu tidur, aku bisa menyiapkannya sendiri,” titah Arya. Ada trenyuh di hatinya melihat Ivy yang selalu berusaha melayaninya dengan baik meskipun wanita itu terlahir menjadi seorang Tuan Putri. Sesuatu yang selama ini tak pernah ia perhatikan karena hidupnya selalu dibayang-bayangi kisah masa lalunya.

Seperti tak mau mendengar perintah suaminya, Ivy tetap melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Namun di langkah keduanya, tubuh Ivy tertahan karena tautan tangan Arya yang menghentikannya.

Arya mengikis jarak lalu memeluk tubuh wanita itu dari belakang. “Terima kasih,” ucap Arya.

“Mas Arya mabuk?”

“Terima kasih karena selalu melayaniku. Menjadi istri yang baik dan ibu yang luar biasa.”

“Mas Arya pasti lagi mabuk.” Ivy hendak memutar tubuhnya tapi Arya benar-benar menahan tubuh itu untuk tetap berdiri pada tempatnya.

“Kamu cinta sama aku?” tanya Arya tiba-tiba.

“Seharusnya Mas Arya nggak perlu nanya itu.”

Arya menguatkan pelukannya, ia meletakan kepalanya di bahu Ivy yang terbuka. Lama Arya membisu dan Ivy seakan sedang memberikan waktu sepenuhnya kepada Arya. “Awal aku melihatmu, kamu tidak lebih dari seorang gadis kecil lucu yang selalu meminta perhatian. Aku sempat sebal, tapi lambat laun aku mulai menyayangimu —seperti adikku sendiri.”

“Mas …”

“Sebentar saja, dengarkan aku,” mohon Arya. “Aku ingin menjagamu, menjadi seorang laki-laki yang berdiri di depanmu saat ada laki-laki iseng yang mencoba menggodamu. Bahkan, aku ingin ikut menyeleksi laki-laki yang mungkin akan menjadi pacarmu,” ucap Arya dengan tersenyum tipis saat mengingat keposesifannya kepada Ivy dulu.

“Lalu saat aku tahu kamu hamil karena ulahku, aku merasa sangat kecewa dengan diriku sendiri. Seharusnya aku menjagamu, bukan justru merusak hidupmu. Kamu masih memiliki masa depan yang panjang di depan sana.”

“Tapi Ivy mau.”

“Hal tersulit dari pernikahan ini bukan hanya tentang masa laluku, tapi juga tentang merubah caraku melihatmu. Dari seorang gadis kecil yang kusayangi seperti adiku sendiri menjadi pasangan hidup untuk berbagi.”

“Mas Arya cinta sama Ivy?”

“Kalau kamu bertanya saat ini, aku akan dengan mudah menjawab tidak,” jawab Arya. Laki-laki itu kini membawa tubuh Ivy untuk menghadapnya, ia merangkum wajah wanita itu untuk menatapnya. “Tapi jika kamu bertanya satu tahun kemudian, dua tahun atau sampai tahun-tahun berikutnya aku belum tentu menjawab dengan jawaban yang sama.”

“Apa yang ingin Mas Arya sampaikan? Mas Arya tahu otakku kecil, terlalu sulit memahami maksud kalimat Mas Arya yang rumit.”

“Ivy …”

“Yaa? Aku disini dari tadi.”

“Apakah kamu bisa mengajariku cara mencintaimu?”

Ivy mematung dengan bibir yang terbuka lebar. Selama hidup pernikahannya dengan Arya tak sekalipun keduanya membahas tentang cinta. Arya selalu sibuk bekerja dan akan sibuk mencari alasan untuk menghindari Ivy saat berada di rumah. Lalu tiba-tiba malam ini ia mengatakan kalimat cinta?

“Mas Arya minum berapa gelas?”

“Aku serius,” ucap Arya meyakinkan.

“Aku juga serius, pasti Mas Arya akan menyesal esok hari,” jawab Ivy. Ia melepaskan tangan Arya dari tubuhnya lalu merangkum wajah laki-laki itu sedikit kasar untuk menyadarkan Arya.

“Lebih baik Mas Arya tunggu duduk manis, Ivy akan menyiapkan air hangat untuk Mas Arya mandi.”

Ivy kembali hendak melangkah ke kamar mandi tapi justru tangannya ditarik Arya dalam satu kali hentakan. Arya mencium bibir Ivy, lembut dan ringan. Ciuman pertama mereka berdua yang dimulai oleh Arya. “Aku berjanji akan belajar untuk mencintaimu, untuk hidup di dalam keluarga kecil kita,” janji Arya.

“Mas Arya sudah pernah mengatakan hal itu. Tapi nyatanya berulang kali Mas Arya tetap mengatakan tak pernah ada Ivy di sini,” tunjuk Ivy ke dada Arya.

“Aku minta maaf. Bisa kita memulainya dari awal?”

“Kenapa?” tanya Ivy ingin tahu. Sebuah keterkejutan yang amat besar saat tiba-tiba Arya berubah dalam waktu 1×12 jam. Tadi pagi, laki-laki itu masih terlihat menghindarinya. Lalu bagaimana bisa seorang manusia tiba-tiba berubah dalam waktu sesingkat itu? Padahal Ivy sudah menunggu perubahan itu selama lebih dari lima tahun.

“Aku sudah benar-benar menyelesaikan masa laluku.”

Masih tentang Puspa. Batin Ivy.

“Aku ingin memulai kehidupan baruku bersama kalian,” ucap Arya sambil mengusap perut Ivy dengan lembut.

Laki-laki itu kembali mendekatkan tubuh mereka dan memberikan pelukan terhangatnya. Ada begitu pertanyaan yang bersirobok di dalam kepala Ivy. Apa yang terjadi dengan suaminya hari ini?

Jika ini masih tentang Puspa, Ivy akan memulai kembali perjuangannya. Arya sudah membuka hatinya dan kali ini adalah kesempatan terbaik Ivy untuk benar-benar menyingkirkan wanita itu.

Tidak akan ada Puspa lagi di dalam hidup Arya dan Ivy akan memastikan hal itu.

“Pokoknya, Ivy nggak mau ada pengganggu di dalam rumah tangga Ivy, Dad.”

“Apapun itu akan Daddy lakukan untuk kebahagiaanmu.”

“Thank you, Dad. I love you.”

Beep.

Seperti angin segar yang berhembus saat Arya memintanya untuk memulai kembali hubungan mereka. Selama lima tahun pernikahan keduanya, ucapan Arya semalam adalah sesuatu yang sangat Ivy harapkan selama ini.

Arya yang mau belajar membuka hati untuknya. Ivy sangat bahagia, hingga nyaris tak pernah melepas senyum dari wajah cantiknya.

“Mau kemana?” tanya Arya saat melihat istrinya sudah berdandan cantik di pagi hari.

“Ke rumah Mama Runi, lagian aku juga mau ngapain di rumah kalau kamu mau pergi dengan membawa Axel?”

Seperti hari Sabtu pagi pada umumnya, Arya biasanya memiliki janji bermain golf dengan beberapa partner bisnis. Kadang laki-laki itu pergi bersama Daddy Miller atau juga Papa Brama. Sebagai Ayah yang baik, Arya juga sering membawa Axel pergi dengannya. Kata Arya, dia ingin memiliki waktu yang berkualitas dengan anaknya.

“Kamu bisa ikut dengan kita, kalau mau,” ucap Arya.

Ivy tersenyum simpul saat mendengar kalimat Arya. Tidak biasanya laki-laki itu memberikan tawaran untuk mengajaknya pergi bersama. Mungkin ini adalah salah satu bukti bahwa apa yang Arya ucapkan semalam benar-benar ia lakukan.

“Mmm, aku ingin ikut tapi aku sudah ada janji dengan Mama.”

“Baiklah, nanti aku jemput di rumah Mama lalu kita makan malam di luar. Bagaimana?” tawar Arya.

Ivy mengangguk senang, ia memberikan pelukan terhangatnya untuk suaminya. “Mau banget.”

“Oke, kita pergi dulu,” pamit Arya sambil mencium bibir Ivy sekilas.

Jika ditanya rentang skala kebahagiaan dari nilai nol sampai sepuluh, maka letak kebahagiaan Ivy saat ini ada di angka seratus. Ivy sangat bahagia, hingga kadang ia terlupa jika ada seseorang yang bisa merebut kebahagiaan ini sewaktu-waktu.

Pagi ini, Ivy berdiri disini untuk kembali memperjuangkan kebahagiaan dan keutuhan keluarganya. Salah satu caranya adalah dengan mendatangi rumah Puspa. Tidak ada yang salah dari seorang istri yang menegur seorang wanita yang memiliki resiko besar menjadi pengganggu dalam rumah tangganya. Benar bukan?

“Hai, apa ada waktu?”

Ivy berdiri di depan pintu rumah Puspa dengan penuh percaya diri. Sebelum ke rumah Mama Runi, ia menyempatkan untuk singgah menemui Puspa. Ngocoks.com

“Maaf kalau aku mengganggu hari liburmu,” tambah wanita itu lagi. “Apa aku boleh masuk?”

Keterkejutan di wajah Puspa tidak berlangsung lama. Wanita itu membuka pintu rumahnya lebar dan mempersilahkan Ivy masuk. Meskipun mereka tidak saling mengenal tapi Puspa tahu siapa wanita cantik yang berdiri di hadapannya saat ini.

Wanita dengan rambut panjang tergerai yang bergelombang di bagian bawah dan mata tajam yang memancarkan keanggunan. Istri Arya memang memiliki fisik yang nyaris sempurna.

“Silahkan masuk.”

Ivy mendudukan tubuhnya di sofa tanpa perlu diminta. Mata wanita itu memindai setiap detail rumah Puspa dari balik bulu mata lentiknya. Sesuatu yang membuat Puspa merasa tidak nyaman.

Puspa duduk di depan Ivy, sebagai tuan rumah yang baik seharusnya Puspa menawarkan minuman tapi ada harapan besar di hatinya wanita itu tidak bertahan lama di rumahnya.

Puspa sudah memutuskan untuk menutup lembaran kisahnya bersama Arya. Dan kedatangan Ivy tidak ada di dalam rencananya.

“Apa Mas Arya pernah kesini?” tanyanya.

Pertanyaan Ivy terlalu menghakimi menurut Puspa. Sebagai seorang istri apakah ia tidak percaya dengan suaminya?

“Pak Arya tidak pernah datang ke rumah ini.”

“Benarkah?” tanya Ivy dengan nada meragu. “Kita semua tahu Puspa, bagaimana situasi yang kita hadapi saat ini.”

“Situasi seperti apa? Maaf, saya kurang paham.”

Ivy tersenyum tipis dengan wajah meremehkan. Wanita itu juga mengeluarkan tawa ringan sumbang sambil mengalihkan pandangannya dari arah Puspa.

“Aku tidak sebodoh itu untuk kalian bohongi,” ucap Ivy serius. Kali ini ia berkata dengan manik mata tajam dan bibir yang mengatup kuat. “Puspa, meskipun kamu dan Mas Arya masih memiliki keterikatan di masa lalu tapi sekarang bagiku kamu tetaplah pengganggu dalam rumah tangga kami.”

Puspa menggeleng merasa tidak terima. Bahkan air matanya pun belum mengering menangisi takdirnya yang menyedihkan, lalu tiba-tiba wanita ini berdiri di hadapannya dengan asumsinya sendiri yang memojokan.

“Kamu perempuan, Puspa. Seharusnya kamu sadar untuk tidak menyakiti hati seorang istri yang sedang hamil dan seorang anak yang membutuhkan kasih sayang dari ayahnya. Jangan menjadi egois.”

Ada rasa tidak terima bersikokol di dalam hati Puspa. Siapa yang menyakiti siapa? Siapa yang lebih egois dalam masalah ini.

“Meskipun dulu aku pernah melakukan kesalahan dengan Mas Arya, bukan berarti itu bisa dijadikan pembenaran untuk posisimu saat ini,” cerca wanita itu lagi. “Aku ingin kamu meninggalkan Mas Arya. Aku ingin kamu pergi dari Jakarta, pergi dari kami.”

Selama hidupnya, Puspa lebih banyak menekan perasaan ketimbang memaksakan orang lain untuk mengikuti pola pikirnya. Puspa banyak diam, dia malas berdebat. Bagi Puspa, menjelaskan sebuah masalah dengan orang yang memiliki sudut pandang berbeda dengannya itu percuma.

Tapi sekarang ini, Puspa merasa harus untuk mempertahankan harga dirinya.

“Aku akan pergi, bukan karenamu atau karena Arya. Tapi lebih karena demi menyelamatkan diriku sendiri.”

Ivy menegakan tubuhnya canggung, tidak menduga bahwa mengusir Puspa bisa semudah itu. Seharusnya dia tidak perlu melibatkan Daddy-nya dalam masalah ini.

“Aku tidak ingin menjadi egois, maka aku memaafkan Mas Arya dan melepaskan laki-laki itu agar tetap bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah ia lakukan,” jelas Puspa dengan senyum tipis yang tegas.

“Hidup dari keluarga bercerai, aku paham bahwa hidup itu bukan hanya tentang diriku tapi juga tentang perasaan orang lain. Aku pernah bertanya kepada Tuhan, kenapa harus orangtuaku bercerai? Lalu waktu menjawab, karena mereka lebih bahagia ketika berpisah. Mulai detik itu aku merasa menjadi manusia paling egois jika memaksa kedua orangtuaku untuk tetap bersama. Sedangkan kebersamaan mereka hanya untuk saling menyakiti.”

Ada bogam besar yang memukul telak di relung hati Ivy. Sesuatu yang awalnya sudah terbentuk tekad yang bulat, kini justru menciut saat apa yang ia dengar adalah sebuah rasa lain yang tak pernah ada di dalam otaknya.

Apakah selama ini, Ivy yang egois karena memaksa Arya untuk tetap berada di sampingnya?

“Kamu terlalu banyak bicara,” jawab Ivy menutupi kesakitan di dalam hatinya.

“Aku minta maaf. Jika keinginanmu kesini untuk mengusirku, aku pastikan akan pergi. Tapi aku ingin kamu berjanji satu hal kepadaku agar aku bisa pergi dengan ikhlas.”

“Apa itu?”

“Aku ingin kamu membahagiakan Mas Arya,” ucap Puspa dengan manik mata mengikat ke arah lawan bicaranya. “Aku mengenal Mas Arya sebagai laki-laki yang memiliki segala kemewahan tapi selalu haus dengan kasih sayang.”

“Dia selalu menginginkan rumah yang benar-benar bisa menjadi ‘rumahnya’,” jelas Puspa lagi. “Bagaimana Ivy, apakah kamu bisa berjanji untuk membahagiakan Mas Arya? Dan menjadi ‘rumah’ untuknya?” tanya Puspa sekali lagi.

Apakah Mas Arya bisa bahagia bersamaku? Apakah aku benar-benar ‘rumah’ yang di harapkan laki-laki itu? Banyak pertanyaan justru muncul di dalam otak cantik Ivy. Jika selama ini keberadaan Mas Arya hanya sebagai bentuk tanggung jawab, apakah laki-laki itu bisa bahagia bersamanya?

Pertanyaan Puspa seharusnya mudah ia jawab dengan cepat karena tentu saja Ivy akan selalu berusaha membahagiakan Arya. Tapi Ivy ragu, apakah Arya bisa benar-benar bahagia bersamanya?

***

“Apa Ivy jahat, Ma?”

“Apa Ivy egois?”

“Sweatheart,” panggil Mama Runi. “Kamu hanya belum paham.”

“Tapi Ivy sudah benar-benar menjadi seorang penjahat diantara Mas Arya dan wanita itu, Ma.”

Isakan Ivy semakin menjadi, ia menatap ke arah Mama Runi dengan tatapan sendu. Setelah menemui Puspa, bukan ketenangan yang ia dapatkan. Justru Ivy menjadi ragu tentang apa yang sedang ia perjuangkan?

Apakah ini tentang keluarganya? Cintanya? Atau hanya tentang keegoisannya saja?

“Sayang.” Mama Runi menarik tubuh Ivy mendekat. Anak perempuan satu-satunya itu tiba-tiba datang ke rumahnya dalam keadaan kacau. Tangis yang menderu dengan bibir yang bergetar hebat. Lalu sebuah cerita tentang awal hubungannya bersama Arya mengalir dengan lancar dari bibir gadis mungilnya itu, hingga tentang seorang wanita bernama Puspa. Wanita yang menjadi korban keegoisan Ivy si gadis kecilnya.

“Apa Ivy jahat?”

“Mungkin. Tapi semua orang pernah menjadi jahat, Sayang. Yang terpenting kamu bisa memperbaiki semuanya.”

“Ivy harus bagaimana, Ma? Ivy mencintai Mas Arya, Ivy ingin mempertahankan keluarga Ivy. Tapi kenapa semuanya terasa salah?”

“Ada apa ini?” Suara lain di ruangan ini tiba-tiba muncul.

Mr. Miller berdiri di ujung pintu taman belakang rumahnya sambil menatap marah ke arah dua wanita yang sangat berarti di dalam hidupnya sedang menangis.

“Apa ini tentang Arya?” tanya Mr. Miller menduga.

“Dad, ini —.”

“Daddy pastikan tidak akan ada pengganggu dalam rumah tangga kalian,” ucap Mr. Miller lalu melangkah pergi.

“Dad … Daddy, tunggu! Dengarkan Ivy.”

Mr. Miller mengabaikan Ivy yang berteriak menyusulnya. Laki-laki itu kembali masuk ke dalam mobil untuk menyelesaikan apa yang harus ia selesaikan dengan segera.

“Dad! Ini tidak seperti yang Daddy pikirkan,” teriak Ivy. Wanita itu mengetuk kaca pintu mobil agar Daddy-nya mau membukakan pintu dan mendengar penjelasan. Tapi seperti sedang menulikan pendengarannya, mobil tetap berjalan meninggalkan pelataran rumah.

“Bersihkan wanita itu, tak bersisa,” titah Mr. Miller melalui panggilan telefon.

Tidak ada yang boleh menyakiti Ivy-nya. Tidak boleh ada yang merebut kebahagiaan anaknya.

Bersambung…

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
ABG Berlanjut Bersambung Cantik Kenangan Kenikmatan Mesum Novel Pacar Romantis Ternikmat Umum
Share. Twitter Telegram WhatsApp Email Copy Link
Previous ArticleBudak Seks
ceritasex

    Ngocoks adalah situs dewasa yang berisi kumpulan cerita sex tergres yang di update setiap hari. Jangan lupa bookmark situs ini biar tidak ketinggalan cerita dewasa lainnya, -terima kasih.

    Related Post

    9.0

    Budak Seks

    9.5

    Sebuah Jimat (Amulet)

    9.3

    Monster Kraken

    9.0

    Nona Majikan dan Temannya

    9.5

    Malapetaka KKN

    9.0

    Perempuan Polos Berjilbab

    Follow Facebook

    Recent Post

    Kamu yang Kusebut Rumah

    Budak Seks

    Sebuah Jimat (Amulet)

    Monster Kraken

    Nona Majikan dan Temannya

    Malapetaka KKN

    Perempuan Polos Berjilbab

    Pubertas Dini

    Sang Penakluk Akhwat

    Pistol Hipnotis

    Kategori

    Terekspos

    Ngocoks.com adalah situs dewasa berisi kumpulan cerita sex, cerita dewasa, cerita ngentot dengan berbagai kategori seperti perselingkuhan, perkosaan, sedarah, abg, tante, janda dan masih banyak lainnya yang dikemas dengan rapi dan menarik.

     

    ✓ Update Cerita Sex Setiap Hari
    ✓ Cerita Sex Berbagai Kategori
    ✓ 100% Kualitas Cerita Premium
    ✓ Semua Konten Gratis dengan Kualitas Terbaik
    ✓ Semua Konten Yang Diupload Dipilih & Hanya Update Konten Berkualitas

     

    Cara Akses Situs Ngocoks

    Akses menggunakan VPN atau kamu bisa juga akses situs Ngocoks ini tanpa VPN yang beralamat ngocoks.com kalau susah diingat, Silahkan kamu buka saja Google.com.sg Lalu ketikan tulisan ini ngocoks.com, terus klik halaman/link paling atas situs NGOCOKS no 1 di Google. Selamat Membaca!


     

    Indonesian Porn Fetish Sites | Indonesian Porn List | Ulasan Bokep Indonesia

    © 2025 Ngocoks - Support by Google Inc.
    • Warning!
    • Iklan
    • Privacy Policy
    • Kirim Cerita Sex
    • Channel Telegram

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.