Untuk pertama kalinya Bima merasa cemburu. Dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Bima memang bukan siswa yang cerdas. Nilainya pas-pasan. Dia tidak bisa dibilang bodoh tapi dia juga bukan siswa berprestasi.
Kesibukannya main dengan banyak cowok, termasuk dengan bapaknya sendiri, membuat nilainya merosot tajam. Hari itu, guru matematikanya yang bernama Pak Darmawan meminta orang tua Bima untuk ke sekolah. Nilainya sudah tidak bisa diselamatkan.
Bima memberi tahu Pak Trisno soal ini dengan mulut penuh kontol bapaknya.
“Pean kongkon nang sekolah (Bapak disuruh ke sekolah),” kata Bima di sela-sela hisapannya.
“Opoo?” tanya Pak Trisno sambil merokok. Tidak ada yang bisa menandingi kenikmatan disepong anak sendiri sambil merokok Gudang Garam.
“Mbuh,” kata Bima sambil mengangkat bahu. Ia kemudian memasukkan lagi kontol Pak Trisno yang tebal dan berkedut itu. “Ahhh…” bapaknya mendesah. Slurrp… slurrpp… Anaknya itu semakin jago menyenangkan kontolnya.
Keesokan harinya ketika Bima pulang sekolah, entah kenapa dia memutuskan untuk mampir ke ruang guru untuk melihat ayahnya bertemu dengan Pak Darmawan. Bima kaget karena ternyata bapaknya tidak ada disana padahal tadi pagi ketika kontol bapaknya menusuk pantatnya, Pak Trisno bilang dia akan ke sekolah.
“Jancok, makin lama makin enak koen,” desah Pak Trisno sambil terus menghujamkan kontolnya yang keras.
“Pak, ojo cepet-cepet. Ate metu aku (Pak, jangan terlalu cepat, aku mau keluar),” desah Bima sambil menjambak rambut bapaknya. Mereka berciuman. Aroma rokok bapaknya dicampur keringat laki-laki dewasa itu semakin membuatnya kepayang. Kenapa dia baru bisa merasakan kenikmatan ini sekarang? Kenapa tidak dari dulu saja?
“Iyo…” kata Pak trisno. Ia pun mulai melambatkan genjotannya. Pok. Pok. Pok. Iramanya teratur. Bima rasanya seperti mau pingsan setiap kali kepala kontol bapaknya menyentuh prostatnya.
Bima terus mencari ayahnya. Tidak ketemu-ketemu juga. Ia baru saja mau pulang dan bertemu dengan Mbah Sinyo yang dari tadi pagi sudah ingin minum pejuhnya ketika ia mendengar suara yang aneh dari dalam toilet pojokan yang terkenal angker. Tidak ada yang berani pipis disitu. Bahkan preman sekolah pun menghindari tempat itu.
“Jancoook…” Bima bisa mendengar suara desahan Pak darmawan.
Bima akhirnya masuk ke toilet sebelah dan mengintip dengan naik ke atas bak.
Bima kaget ketika melihat Pak Darmawan sudah naik ke atas bak mandi keramik itu dengan kaki terangkat. Kaki Pak Darmawan ada di pundak Pak Trisno yang gagah. Pak Darmawan tersenyum senang, tangannya memainkan dada Pak Trisno yang gagah. Puntilnya menonjol.
Bima bisa melihat kontol bapaknya yang keras dan hitam itu keluar masuk pembuangan guru matematikanya.
Jancok, pikirnya. Kok iso bapakku kentu karo guruku (Kok bisa bapakku ngentot sama guruku?)
“Wis suwe durung (Masih lama)?” tanya Pak Trisno sambil terus menghentakkan kontolnya ke dalam lubang guru anaknya.
“Sampeyan wis kate metu ta (Kamu mau keluar)?” tanya Pak Darmawan.
“Aku kudu nang sawah (Aku harus ke sawah),” jawab Pak Trisno.
Pak Darmawan mengangguk. Dalam sekali raupan, Pak Trisno mengangkat Pak Darmawan dan mereka pun ngentot sambil berdiri. Pak Trisno kuat sekali. Pak Darmawan yang beratnya mungkin 75 kilo itu bisa diangkat seperti mengangkat guling saja.
Bima menyaksikan ini dengan kesal sekaligus sange. Dia bisa melihat betapa kontol perkasa bapaknya bisa tetap perkasa keluar masuk leluasa. Pak Darmawan sepertinya sering dientot. Sepertinya ini bukan pertama kalinya mereka bercinta.
Pak Darmawan menjerit dan menyembunyikan mukanya di balik leher Pak trisno. Dia tidak bisa menahan kenikmatan rojokan kontol bapak muridnya itu. Ngocoks.com
Pak Trisno tidak hanya punya kontol yang dahsyat tapi wajahnya yang ganteng juga membantunya untuk cepat keluar. Pak trisno bisa merasakan kehangatan muncul di perutnya. Asalnya dari pejuh guru anaknya.
Karena Pak Darmawan sudah ngecrot, pantatnya pun menggigit kontol Pak Trisno. Ia bisa saja menyimpan pejuhnya. Ia bisa keluar kapan saja. Anak dan bapaknya bisa menguras pejuhnya setiap dia pulang.
Tapi hari ini ia memang ingin memastikan masa depan anaknya baik-baik saja. Darmawan yang kelihatannya soleh itu pecinta pejuh. Pak Trisno yakin kalau dia memberi guru anaknya itu oleh-oleh, Bima tetap akan naik kelas.
Pak Darmawan tersenyum senang saat ia merasakan kehangatan menyembur di dalam lubangnya. Ah, desahan Pak trisno seksi sekali. Jantan. Maskulin. Bapak ganteng idaman siapapun.
Pak Darmawan mendekatkan wajahnya dan mau mencium Pak trisno tapi si pemilik wajah malah menjauh.
“Sepurane (Maaf),” kata Pak trisno. Ia mengizinkan Pak Darmawan untuk turun dan membersihkan sisa pejuh dari kontolnya dengan mulutnya. Tapi ia tidak bisa mencium guru ini. Ngentot ini hanya transaksi biasa. Bukan cinta. Cintanya untuk keluarganya.
“Gak popo,” jawab Pak Darmawan, menatap Pak Trisno dari bawah. Senyumnya lebar. Ia membersihkan sisa pejuh dan menelannya dengan semangat 45. Kalau saja ia bisa memacari Pak Trisno.
Ia akan bahagia selama-lamanya. Sayang sekali, Pak trisno tidak pernah mau menerima cintanya meskipun Pak Darmawan sudah menyatakan perasaannya bahkan sebelum Bima lahir.
Pak trisno memakai celananya dan pergi sementara Pak Darmawan tergeletak di lantai, masih capek akibat aksi barusan. Bima pulang dengan dongkol. Ia punya rencana lain untuk membalas Pak Darmawan.