Lidahku terus bergerak menyapu seluruh permukaan kulit Neng Shany. Dan begitu sampai ke gundukan bukit kemaluannya yang membusung, lidahku segera menyeruak masuk ke dalam celah sempit yang tadi kulihat berwarna merah jingga.
Segera merasakan ada cairan yang terasa sedikit asin namun nikmat! Tanpa rasa jijik segera saja kusedot bibir kemaluan Neng Shany dengan gemas. Kutelan habis cairan yang keluar membasahi permukaan liang kemaluan Neng Shany tanpa rasa jijik. Pantat Neng Shany terangkat seolah menyambut juluran lidahku hingga wajahku semakin ketat menempel di selangkangannya.
Lidahkupun menyusup semakin dalam ke lubang kemaluan Neng Shany yang pantatnya terangkat-angkat seolah menyambut juluran lidahku. Mulut Neng Shany tak henti-hentinya mendesis-desis dan entah disadari atau tidak, kedua tangan Neng Shany mulai menjambak-jambak rambutku dan kedua kakinya mengait leherku dan menekankannya ke arah selangkangannya.
Pantatnya terus diangkat-angkat seolah-olah memintaku lebih dalam memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya. Aku yang memang ingin memberikan sensasi lain kepada majikanku segera bertindak.
Kedua ibu jari tanganku mencoba membentangkan bibir kemaluan Neng Shany agar terbuka lebih lebar dan kugesekkan mulutku dengan liar pada gundukan bukit kemaluan Neng Shany yang membusung. Reaksinya sungguh luar biasa. Neng Shany semakin liar menggerak-gerakkan pantatnya dan kakinya semakin ketat menjepit leherku.
Erangannya semakin keras dan tubuhnya terhentak-hentak. Tubuhnya terus berkelojotan selama beberapa saat lalu gerakannya semakin melemah dan akhirnya kedua pahanya terkulai lemah menyandar di punggungku. Aku tahu kalau Neng Shany telah mencapai klimaks yang kedua kalinya di malam menjelang pagi ini.
Aku yang belum mengalami orgasme segera saja menempatkan diriku sejajar dengan tubuh Neng Shany. Tubuh telanjangku menindih tubuhnya. Kontolku yang ukurannya biasa saja seperti ukuran pria kebanyakan, sudah sangat keras dan siap tempur.
Ukurannya sebetulnya biasa saja, tetapi yang membanggakanku adalah bentuknya yang agak membengkok saat ereksi. Jadi kalau dilihat sepintas mirip-mirip pisang Ambon yang bentuknya agak melengkung. Dengan perlahan kutusukkan ujung kepala kontolku (palkon) ke tengah-tengah gundukan bukit kemaluan Neng Shany yang munjung itu.
Lubang kemaluan Neng Shany yang sudah sangat licin memudahkan ujung palkonku tergelincir masuk. Napasku terasa sesak saat kepala kontolku mulai terjepit kehangatan bibir kemaluan Neng Shany.
Sambil menahan napas, kudorong pantatku pelan-pelan hingga sedikit demi sedikit batang kontolku melesak ke dalam lubang kemaluan Neng Shany. Hangat sekali rasanya. Apalagi lubang kemaluan Neng Shany sudah basah oleh lendir akibat orgasmenya tadi.
“Shh.. Ohh.. Mm.. Aangghh” mulut Neng Shany tak henti-hentinya merintih saat batang kontolku menerobos lubang kemaluannya.
Aku tahu Neng Shany mungkin agak menyesal karena telah terjerumus dalam jebakan nafsuku. Neng Shany hanya pasrah dan dengan terpaksa ia menikmati rahimnya aku tusuk dengan batang kontolku berulang kali. Aku tahu ia amat menyesali atas apa yang terjadi malam itu, terlihat dari air matanya yang keluar saat aku berpesta di atas tubuhnya yang telanjang.
Kulihat air mata mulai mengembang di pelupuk matanya. Namun semuanya telah terlambat. Kontolku sudah telanjur memasuki lubang yang seharusnya hanya menjadi hak suaminya. Aku pun tak peduli, bagiku yang terpenting adalah melepaskan desakan napsu yang terus mendesak-desak dari dalam tubuhku.
Di atas ranjang kamarnya yang mewah itu, aku berhasil membenamkan kemaluanku yang lumayan masih cukup perkasa ke dalam rahimnya yang masih sempit itu.
“Hkkhh..” napasku tertahan saat seluruh kontolku dari ujung hingga pangkal telah terbenam seluruhnya di dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shany.
Air mata Neng Shany sudah mulai jatuh satu persatu. Namun aku tak peduli. Kehangatan yang aku rasakan pada kemaluanku saat masuk kedalam tubuh Neng Shany amat membuatku lupa diri.
Perlahan-lahan kutarik pantatku hingga batang kontolku tertarik keluar dan hanya ujungnya saja yang masih menancap dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shany. Lalu dengan kuat kudorong pantatku yang otomatis batang kontolku melesak dalam-dalam ke dalam lubang kemaluannya.
“Ughh..” tanpa sadar Neng Shany mendengus saat ujung kepala kontolku seperti menumbuk sesuatu yang empuk dan hangat di dalam sana.
Aku terus menarik dan mendorong pantatku di atas tubuh Neng Shany. Perlahan-lahan kurasakan Neng Shany mulai ikut mengimbangi gerakanku. Secara perlahan pantatnya bergerak memutar mengikuti irama ayunan pantatku.
Batang kontolku serasa diurut dan diremas-remas dalam jepitan lubang kemaluan Neng Shany yang sempit. Rupanya Neng Shany sudah mulai terangsang lagi. Rasa sedih yang ditandai dengan melelehnya air matanya seakan-akan sirna dengan goyangannya mengiringi ayunan pantatku.
Bibir Neng Shany kembali mendesis-desis dan mengerang. Aku yang sudah tidak tahan segera menyergap bibirnya yang setengah terbuka dan menyusupkan lidahku ke dalam mulutnya. Lidahku mengorek-ngorek mulutnya mencari-cari lidahnya.
Sungguh sangat segar rasanya bibir perempuan muda. Aku serasa kembali menjadi muda lagi. Semangat baru seolah terpompa dalam darahku. Aku semakin bersemangat menggenjot pantatku menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya. Gerakan pantat Neng Shany semakin kencang. Pantatnya bergoyang ke kanan dan ke kiri seirama dengan ayunan pantatku.
“Shh.. Mmaangg.. Hh shh.. Oohh..” antara sadar dan tidak Neng Shany merintih-rintih menambah gairahku semakin membara.
Aku merasa betapa jari-jari Neng Shany mencengkeram kulit punggungku yang sudah mulai keriput dimakan usia. Agak sakit memang, tetapi apalah artinya bagiku dibanding keberhasilanku menggauli dan menikmati kemolekan tubuh anak majikanku itu. Lidahku yang masuk jauh ke dalam mulut Neng Shany mulai menemukan perlawanan dari lidah Neng Shany. Lidahku didorong-dorong oleh lidahnya.
Perlahan gairah dalam tubuhku mulai mendesak-desak dan menggelegak. Lalu gerakan ayunan pantatku kuhentikan sesaat untuk mengambil bantal dan mengganjal pantat Neng Shany agar lebih tinggi. Dengan posisi terganjal bantal, batang kontolku terasa masuk hingga maksimal. Aku juga semakin leluasa menghunjamkan batang kontolku ke dalam lubang kemaluannya.
Gerakan pantat Neng Shany seperti kesetanan. Jeritannya semakin keras dan menggairahkan. Kedua tanganku segera kutempatkan di bawah kedua bongkahan pantat Neng Shany dan meremas-remasnya sambil terus mengayunkan pantatku naik turun. Aku merasa betapa desakan gejolak meletup-letup dari bagian bawah perutku. Perutku terasa mulai kejang karena menahan desakan yang terus menggelora.
“Ohh.. Shh.. Nenggh.. Ter.. Ruhhsshh oohh.. Neengghh!”
Tanpa sadar aku menggeram dan merintih meminta Neng Shany agar terus menggoyangkan pantatnya kencang-kencang. Neng Shany pun rupanya sudah hampir mencapai orgasmenya. Gerakan pantatnya sudah tidak terkendali. Cengkeraman kuku jarinya semakin kencang di kulit punggungku.
“Aakhh.. Ouchh.. Shh.. Oohh..”
Dengan diiringi desisan yang panjang akhirnya tubuh Neng Shany terhentak. Pantatnya terangkat dan mengejat-ngejat. Dadanya terguncang hebat menandakan ia sudah tidak mampu menahan orgasmenya. Kurasakan betapa batang kontolku terjepit kencang dan lubang kemaluannya mengedut-ngedut. Tubuh Neng Shany bergetar hebat dan berkelojotan selama beberapa saat.
“Ter.. Rushh.. Neenghh.. Aarrghh”
Akhirnya tubuhku ikut terguncang. Seluruh tubuhku terasa kejang dan mataku mulai nanar. Crat.. Cratt.. Craatt.. Craattt.. Crrot.. Crroott..!! Akhirnya tanpa dapat kutahan lagi batang kontolku menyemburkan air maniku yang sangat kental dan banyak sekali ke dalam lubang kemaluan Neng Shany hingga sebagian tumpah keluar saking banyaknya.
Ya aku telah mencapai puncak kenikmatanku setelah sekian lama berpuasa dan hanya onani. Tubuhku berkejat-kejat di atas perut Neng Shany lalu ambruk menindih tubuh telanjangnya.
Neng Shany amat sempurna saat ia berada di bawah tubuhku saat aku genjot tadi. Memang benar kata orang orang bahwa seorang wanita baru terlihat cantik dan menawan jika ia telah berada di bawah tubuh laki-laki saat kemaluannya di masuki kemaluan pria.
Keringat kami pun akhirnya menyatu dan kain sprei yang kami pakai akhirnya lembab karena basah oleh percampuran keringat dan juga air mata Neng Shany ditambah lelehan spermaku yang tumpah tadi.
Aku benar-benar merasa puas sekali telah berhasil menikmati kemulusan tubuh majikanku yang cantik ini. Neng Shany rupanya terlalu capai hingga ia membiarkan saja tubuh telanjangnya kupeluk. Ia telah tertidur karena kecapaian setelah pergumulan tadi.
Saat itu jam di kamar Neng Shany sudah menunjukkan hampir pukul 04.30. Kamar Neng Shany yang dingin karena AC membuat tubuhku menggigil soalnya aku tidak terbiasa tidur dengan AC. Apalagi saat itu aku masih telanjang bulat dan di sisiku tergolek tubuh telanjang Neng Shany yang sudah mendengkur halus.
Cantik sekali wajah Neng Shany saat dalam kondisi tidur seperti itu. Wajahnya kelihatan begitu damai dalam tidurnya. Aku sendiri sejak tadi belum mampu memejamkan mataku sepicingpun. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Melihat tubuh telanjang Neng Shany yang telentang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya yang mulus, gairah kelelakianku kembali bangkit. Batang kontolku mulai menggeliat bangun. Sungguh pemandangan yang terpampang di depanku begitu mempesona.
Kulit Neng Shany yang putih mulus begitu mengundang gairah lelaki manapun yang memandangnya. Dadanya yang putih turun naik seiring dengan napasnya yang begitu teratur. Tanpa dapat menahan diri lagi tanganku segera mengelus kedua buah dada Neng Shany yang lembut. Kupermainkan kedua puting payudaranya dengan jemariku hingga sedikit-demi sedikit mulai mengeras.
“Mmhh..” hanya lenguhan kecil yang keluar dari mulut Neng Shany saat tanganku sibuk mempermainkan kedua puting payudaranya. Lalu setelah tanganku puas bermain-main di kedua bukit payudaranya, mulutku pun mengambil alih permainan.
Kini mulutku mulai mengulum kedua puting payudara Neng Shany secara bergantian. Tanganku secara otomatis bergerak turun ke arah selangkangan Neng Shany yang terbuka lebar. Tubuh Neng Shany mulai menggeliat namun matanya masih tetap terpejam.
Mulutku terus bergerak menyapu setiap jengkal tubuh Neng Shany. Mulutku menjalar dari dada terus turun ke perut dan berakhir di selangkangan Neng Shany. Kembali lidahku menyeruak masuk ke dalam gundukan bukit kemaluan Neng Shany.
Kedua pahanya semakin terbuka lebar seolah mengundangku untuk semakin dalam memasukinya. Pagi itu aku kembali menyetubuhi tubuh anak majikanku beberapa kali hingga aku benar-benar puas. Semenjak kejadian di malam itu. Neng Shany mulai mengambil jarak dariku dan tampaknya berusaha menghindariku.
Suaminya tidak tahu tentang peristiwa malam itu. Tampaknya Neng Shany memang merahasiakannya. Aku tahu diri dan tidak berupaya memperlihatkan kepada Neng Shany tentang bagaimana perasaanku padanya. Aku pun bertindak seperti biasanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara aku dengan Neng Shany.
Kadang saat malam aku rindu untuk mengulangi lagi saat kebersamaan dengan Neng Shany namun aku pendam saja. Dan sebagai pelampiasannya, aku terus mengintip Neng Shany bersebadan dengan suaminya. Tampaknya Neng Shany amat menikmati persetubuhan dengan suaminya itu. Aku jadi merasa iri.
Suatu hari suami Neng Shany pun kembali bertugas keluar kota lagi. Tampaknya Neng Shany biasa biasa saja. Ia tidak memberikan tanggapan apa pun saat itu. Dan malam saat suaminya tugas, aku berusaha mendatangi kamar Neng Shany dan meminta berbicara.
Neng Shany memberiku waktu bicara dan dengan kepintaranku, malam itupun akhirnya aku pun kembali dapat menikmati kehangatan tubuhnya di kamarnya. Neng Shany pun semakin larut olehku. Ini terlihat saat suatu malam tanpa aku duga ia mendatangi kamarku dan kami pun bersetubuh di kamarku hingga beberapa kali malam itu.
Sampai saat ini pun di saat suaminya tidak ada di rumah, aku selalu memberinya kenikmatan ragawi yang mungkin tidak ia dapati dari suaminya. Aku pun setelah menikmati kemulusan dan kehangatan tubuh Neng Shany, punya keinginan untuk dapat merasakan kehangatan tubuh saudaranya Neng Siska.
Itulah pembaca, sekelumit kisah yang dialami salah satu pembacaku. Aku sangat senang bisa membantu para pembaca yang mempunyai pengalaman menarik namun sulit untuk menuangkannya agar dapat berbagi dengan pembaca lain. Kalau ada pembaca yang mempunyai kisah unik dan merasa kesulitan, kirim saja ke emailku. Aku dengan segala senang hati akan membantu menuliskannya untuk anda.