Suasana di kampung itu cukup dingin, sehingga begitu kami telanjang terasa udara dingin menyergap tubuh. Akhirnya celana dalam juga dipeloroti. Mereka tertawa-tawa melihat kami telanjang. Si pemandu kami, malah penisnya berdiri. Sebenarnya dia takut apa terangsang sih, batinku dalam hati.
Si kepala suku mendatangi kami satu persatu. Penis kami masing-masing ditimang-timangnya. Dia mengangguk-angguk sambil entah ngomong apaan.
Mungkin kemudian dia memerintahkan warganya, karena setelah itu kami dibaluri semacam minyak yang baunya bikin mual. Baunya sama seperti bau badan mereka. Anehnya setelah dibaluri minyak itu rasa dingin tadi bisa hilang.
Mungkin minyak inilah yang melindungi mereka dari udara dingin pegunungan. Aku dari tadi menahan kencing, dan rasanya sekarang sudah tidak bisa tertahan lagi, maka dalam keadaan telanjang dan tangan terikat di tonggak aku langsung melepas hajat kencingku. Terpancurlah kencingku, mereka lalu menunjuk-nunjuk aku sambil tertawa.
Si kepala suku ngomong ke pengawalnya, lalu aku dilepas dari tonggak dan digelandang . Aku ditidurkan telentang dan kedua tanganku diikat ke sebatang kayu sehingga posisinya jadi merentang. Kedua kakiku juga diikat dengan sebatang kayu sehingga jadi posisi ngangkang. Aku merasa tamatlah riwayatku digorok di sini.
Tiba-tiba datang seseorang membawa semacam gelas dari kayu. Mulutku dipaksa dibuka dan aku dipaksa meminum cairan di dalamnya. Rasanya pahit dan memualkan. Aku sembur cairan itu. Melihat reaksiku, mereka kelihatannya marah dan menodongkan tombak ke leherku.
Aku dipaksa lagi meminum cairan itu. Sekarang aku tidak punya pilihan, dan terpaksa menelan habis cairan yang rasanya pahit dan baunya bikin mual. Aneh tidak sampai 5 menit badanku terasa hangat, dan yang lebih aneh lagi penisku jadi berdiri.
Padahal aku sama sekali tidak terangsang melihat cewek-cewek itu meski mereka semua telanjang bulat. Melihat penisku berdiri mereka tertawa dan menari-nari mengelilingiku yang terkapar diikat di dua batang kayu. Semua rombonganku memperhatikanku dengan pandangan khawatir dan takut.
Aku juga sebenarnya takut, jadi dalam keadaan seperti itu mana mungkin bisa terangsang apalagi sampai bisa mendirikan penis.
Belum habis rasa takutku hilang, seorang perempuan menaiki penisku dan berusaha memasukkan penisku ke memeknya. Aku tidak berdaya dan tidak mampu menolaknya, karena dalam keadaan terikat. Si cewek itu lalu jongkok dan melakukan gerakan naik turun, sehingga penisku keluar masuk memeknya.
Berkali-kali penisku lepas, tetapi dimasukkan lagi Entah berapa lama dia melakukan itu lalu dia menjerit-jerit dengan kata-kata yang aneh. Tapi aku merasakan memeknya berkedut. Jadi dia rupanya mencapai orgasme. Sementara itu penisku masih tegak dan masih jauh dari ejakulasi.
Datang perempuan kedua melakukan hal yang sama. Dia kelihatannya lebih muda dari yang pertama tadi, dan memeknya kuakui enak, yang tadi pun rasanya enak sempit. Dia melakukan ritual bersetubuh denganku sampai akhirnya aku tidak bisa menahan ejakulasiku.
Menyemprotlah maniku ke dalam memeknya. Anehnya dia langsung mencabut penisku dan tidur bergulung-gulung seperti orang menggelupur. Aku pun tidak habis pikir, kenapa penisku tidak loyo setelah tembakan ejakulasiku. Badanku malah terasa makin hangat, dan penisku masih berdiri tegak.
Giliran berikutnya adalah si kepala suku yang gemuk tadi, dia seperti melompat-lompat diatas penisku sambil berteriak-teriak aneh. Dia menjerit dan seperti kata-kata yang mendapat orgasme tadi dia berteriak dan memeknya terasa berkedut. Datang lagi perempuan lain menaikiku, begitu seterusnya sampai aku lupa menghitungnya. Aku sendiri sudah 3 kali ejakulasi tanpa penisku loyo.
Rupanya teman-temanku melihat aku diperlakukan begitu, mereka jadi ikut-ikutan kencing. Anehnya setelah kencing mereka malah diperlakukan seperti aku, diperkosa dengan kaki dangan tangan terentang diikat oleh dua batang kayu.
Sekitar 3 jam aku diperkosa oleh orang-orang ini, sampai akhirnya aku digiring masuk ke dalam semacam sangkar.
Akhirnya kami bersepuluh di masukkan ke dalam sangkar dalam keadaan bugil. Aku dan juga anggota rombonganku merasa aneh. Meski kami rata-rata bisa berejakulasi sampai 3 kali, tapi badan ini tidak terasa lelah. Malah badan kami terasa lebih fit.
Di dalam sangkar yang sepertinya adalah penjara, kami tidak lagi diikat. Kami diberi makan ubi yang dibakar dan entah buah apa , tapi yang jelas banyak mengandung air. Setelah itu kami diberi lagi cairan pahit dan baunya yang memualkan itu. Aku berpikir ini adalah obat kuat yang bikin badan segar. Sekarang tanpa paksaan aku teguk habis. kawan-kawanku juga begitu. Badan kami sesudah itu menjadi makin hangat dan sama sekali tidak merasa dingin.
Kami bersepuluh seperti monyet dikandangi. Keesokan harinya , satu persatu kami ditarik keluar dan kembali diikat tangannya. Celakanya aku sekarang kebelet berak. Maka aku langsung jongkok saja dan mengeluarkan kotoran . Mereka kelihatannya mengerti, karena aku diberi waktu berak sampai tuntas. Ngocoks.com Tetapi ketika aku minta air, mereka tidak tau, aku pun tidak bisa memeragakan bagaimana caranya meminta air. Rasanya risih banget, berak tapi gak cebok begini.
Pagi ini aku diberi makan ubi bakar dengan daging, entah daging apa yang dibakar dan rasanya tawar. Karena perutku lapar, kulahap saja semua. Setelah diberi sarapan pagi kami dibawa duduk di bale-bale. Di situ sudah duduk pula si kepala suku. Dia entah ngomong apa.
Si penerjemah kami pun tidak ngerti. Seorang cewek datang mendekat ke pemanduku, dia ngomong sesuatu, lalu si penerjemah manggut-manggut. Rupanya cewek itu berusaha menerjemahkan bahasanya dengan bahasa yang dimengerti oleh pemanduku.
Rupanya kami sedang dibrifing bahwa kami diminta membuahi rakyat suku ini. Kami tidak akan dibunuh dan dijadikan santapan, kalau kami berkelakuan baik dan tidak melawan. Aku minta si penerjemah menjelaskan bahwa kami tidak akan melawan dan akan menuruti semua kemauan kepala suku.
Si kepala suku kelihatan paham dan mengangguk-angguk. Akhirnya, kami dilepas dari kekangan ikatan, sehingga kami bebas. Tetapi pasukan bersenjata masih terus mengelilingi kami berjaga-jaga. Sekali lagi kami disuguhi minuman doping yang memualkan itu dan dengan senang hati kami menenggaknya sampai habis. Lucunya tidak lebih dari 10 menit, penis kami masing-masing sudah berdiri lagi.
Mereka kelihatannya senang dan satu persatu dari kami mulai dikerubungi cewek-cewek yang baunya bikin mau muntah. Kami diminta menyetubuhi mereka bergantian. Tentunya kami tidak bisa memilih, kecuali mereka yang memilih kami. Kelihatannya mereka lebih berminat berhubungan badan dengan crew TV bule-bule, sehingga dia dikerubung lebih banyak cewek yang meminta dientot.
Pagi itu sampai siang kerja kami cuma ngentotin cewek-cewek itu secara bergantian. Aneh memang penis kami tetap ok meski udah bagitu banyak kami berejakulasi.
Setelah makan siang yang menunya sepertinya papeda, karena memang kaya lem dan daging bakar kami kembali dimasukkan kandang dan disuruh beristirahat. Sebelumnya kami disuruh memakan daun-daunan dan buah yang rasanya aneh serta air minum yang rasanya juga gak enak dan berbeda dengan yang kami minum sebelum ini. Kami dengan terpaksa menghabiskan minuman itu. Mata jadi berat dan rasanya ngantuk sekali.
Entah berapa lama kami tertidur, tetapi ketika bangun suasana sudah malam. Di tengah lapangan telihat ada api unggun. Mereka menari-nari berkeliling api sambil bernyanyi dan diselingi oleh teriakan-teriakan. Sekali lagi kami digelandang ke tempat upacara. Badan kami sudah segar dan sama sekali tidak merasa dingin.
Di sana kami diminta lagi mengentoti mereka. Kali ini kami lah yang menentukan posisi sehingga tidak lagi selalu posisi WOT, tetapi lebih banyak MOT. Aneh memang aku jadi kuat banget ngentotin orang-orang ini, padahal mereka jauh dari cantik dan merangsang, tapi kuakui barangnya peret-peret banget.
Aku sempat mendapat perawan 3 kali, karena ketika penisku ku masukkan cewek yang kelihatannya baru numbuh teteknya menjerit dan menangis kesakitan, tapi dia tidak mau menghindar dan terus menunggu sampai aku berejakulasi main sama dia.
Sekitar dua minggu kami dijadikan budak sex mereka sampai akhirnya semua rakyat mereka habis kami entotin. Si kepala suku aja tiap malam minta jatah dari kami bergantian. Meski badannya gemuk, tapi memeknya tetap menjepit, ini rada aneh memang.
Si penerjemah menjelaskan bahwa suku cewek ini mengatakan, mereka belum pernah menangkap buruan orang seperti kami yang berkulit putih. Biasanya mereka menangkap orang-orang pedalaman juga dan setelah itu mereka bunuh dan dagingnya mereka santap beramai-ramai. Pemandu kami yang juga berkulit hitam lolos dari hukuman ini, karena dia masuk dalam rombongan kami yang kata mereka kulitnya aneh.
Meski pada siang hari kami bebas tidak diikat, tetapi pengawasan terhadap kami masih terus melekat. Pada malam hari kami selalu dikurung di penjara. Sejak seminggu setelah kami ditangkap mereka, aku mulai agak bebas berkomunikasi dengan mereka.
Meski dengan bahasa isyarat, mereka bisa mengerti. Setiap hari kami diharuskan melayani mereka. Aku lama-lama jadi terbiasa dengan bau yang pada awalnya membuat perut mual. Sebab badanku dan anggota rombongan lain juga begitu. Selama di tawan mereka kami praktis tidak pernah mandi. Aku jadi terbiasa dan yang parahnya terbiasa pula berak tidak cebok.
Wah parah banget. Kami setelah agak akrab sempat mengajarkan cara hidup yang lebih baik kepada mereka. Kepala suku kelihatannya senang dengan rombongan kami, sehingga kami diperlakukan lebih ramah. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Setelah 2 minggu pakaian kami yang compang camping dikembalikan dan dengan terpaksa kami kenakan seadanya. Setelah itu kami diminta turun dari kampungnya dan kedua tangan kami kembali diikat. Selain itu mata kami juga ditutup.
Kami digelandang seperti sapi dengan ikatan tali di leher kami masing-masing. Aku tidak tahu kemana tujuan mereka, tetapi kami berjalan seharian sampai sekitar jam 12 malam kami kembali ke camp kami. Mereka dengan cepat menghilang setelah melepas ikatan salah satu dari kami.
Semua barang-barang kami masih utuh, termasuk boat kami masih aman tertambat di situ. Sang pemandu menyalami kami satu persatu dan dia mengatakan berterima kasih kepada kami, karena berkat kami dia tidak dijadikan santapan suku perempuan itu. Badan kami lelah luar biasa sehingga kami semua tergeletak lelap sampai pagi.
Badan kami terasa kotor dan lengket serta baunya gak karuan. Kami bersama-sama mandi di sungai yang airnya dingin dan jernih. Setelah badan agak segar, akhirnya kami memutuskan menghilir kembali . Di dalam perahu kami menyepakati untuk merahasiakan pengalaman ini.
Tapi kalaupun kami kembali kelak ke daerah ini kami sulit menjejaki kembali dimana letak perkampung suku cewek-cewek tersebut. Rasanya dari tepian sungai kami digelandang ke arah barat, dan agak ke selatan.
Kami saling tertawa geli menceritakan pengalaman masing-masing menjadi budak sex suku terasing yang semuanya perempuan. Menurut pemandu kami, jika kelak mereka melahirkan, maka hanya anak perempuan yang dibiarkan terus hidup. Sedang anak laki-laki akan mereka bunuh dan dijadikan santapan.
Daerah Mamberamo memang masih sangat terisolir. Meski sekarang sudah menjadi kabupaten sendiri lepas dari Sarmi dan Waropen, tetapi untuk mencapai ibukota kabupaten masih sangat sulit. Tidak ada penerbangan reguler yang menghubungkan ibukota kabupaten yang baru terbentuk tahun 2007 itu. Jadi kalau mau kesana ya harus carter pesawat dan itu bisa menghabiskan 25 juta untuk sekali jalan.