“Ugh..” lenguhnya saat terbangun.
Aku membantunya duduk bersandar di headboard tempat tidur. Sesaat dia terlihat linglung melihat sekeliling. Sekarang tubuhnya sudah bersih terbalut bathrope sedang aku sudah mengenakan pakain baru.
“Makanlah, mumpung masih hangat. Ini sudah siang.” ucapku lembut padanya sambil menyodorkan semangkuk bubur.
Aku memutuskan bersikap biasa saja padanya. Dengan keadaan tenggorokannya saat ini, menurutku bubur adalah pilihan yang tepat. Melihatnya yang tak bertenaga aku pun memutuskan menyuapinya dalam diam.
Setelah membantunya meminum obat aku memintanya istirahat kembali. Aku sangat menyadari lah, setelah kugarap habis-habisan gitu siapa sih yang ga langsung terkapar.
Meski Seungri itu termasuk namja yang kuat, tapi jika kuhabisi begitu ya KO juga lah. Tapi aku bangga padanya, dia satu-satunya yang mampu mengimbangi nafsu beast gilaku diranjang. Aku selalu puas dengannya, bahkan aku selalu ketagihan ingin lebih dan lagi.
“Istirahatlah. Aku sudah mengabari big bro keadaanmu. Dia yang akan mengatur semuanya. Setelah kondisimu membaik, ada sopirku yang standby untuk mengantarkanmu pulang. Aku sudah menyiapkan pakain bersihmu di sebalahmu.” ucapku tenang memberikan informasi seperlunya.
Dia terus menatapku selama bicara. Tatapan penuh penyesalan dan kesedihan. Dan entah lah…
“Kurasa sudah tak ada lagi yang kau perlukan, jadi aku pergi.”
“Selanjutnya jika ada urusan kamu akan bertemu dengan big bro. Dia yang akan menyelesaikan semua mewakiliku.
Setelah ini kita tak ada urusan lain selain pekerjaan. Kamu sudah memilih jalanmu, dan aku mengikuti apa maumu. Aku anggap urusan kita selesai sampai disini. Sampai berjumpa lagi diacaramu.”
Fyi saja yaa, Big bro yang kusebut-sebut itu adalah panggilan akrabku kepada sahabat baikku yang sekaligus menjabat sebagai tangan kanan kepercayaanku diperusahaanku ini. Nama aslinya adalah Choi Seunghyun.
Namanya sama ya sama Seungri, cuma beda marga doang. Beda lagi kalau Seungri, dia biasanya memanggil dia big hyung. Kami bertiga sangat dekat sudah seperti saudara sendiri.
Entah setelah ini aku tak tahu hubungan kami akan bagaimana. Yang jelas aku tak akan mampu melihat wajah ‘namja yang sangat kucintai’. Aku takut lepas kendali. Jadi lebih baik, kami tak usah bertemu sama sekali.
Setelah mengatakan itu aku pun keluar tanpa menoleh padanya sedikitpun. Mempertahankan wajah datar, tenang dan dinginku menutupi segala bentuk perasaan yang berantakan didalamnya.
Pada kenyataannya hatiku bagai diiris-iris. Saking sakitnya aku tak mampu mengeluarkan air mata. Setelah ini aku tahu aku tak akan pernah bisa sama lagi. Aku akan kembali ke diriku sebelum bertemu dengannya. Jiyong yang dingin dan kejam.
Entah sudah berapa lama Seungri termenung dengan air mata yang telah mengering saat aku masuk ke kamar rahasia Jiyong tersebut. Aku sudah mendengar cerita lengkapnya dari Jiyong sendiri. Meski aku sendiri sudah tahu apa yang terjadi dengan keduanya sejak awal.
Sebagai sahabat dan orang kepercayaan Jiyong, aku selalu berusaha memastikan yang terbaik untuk sahabatku sekaligus bosku tersebut. Dengan perusahannya yang sebesar ini tak heran jika dia dikelilingi oleh banyak musuh, baik dari luar maupun dari dalam.
Tanpa diminta aku selalu berusaha menjaganya agar selalu aman. Namun aku tak mampu jika itu mengenai penjagaan hatinya. Aku tak punya kendali atas hatinya. Tapi aku selalu berusaha sebaik-baiknya meminimalisir.
Saat dia menyuruhku menjaga Seungri dengan mengirimkan bodyguard bayangan untuk orang yang dicintainya, aku pun melakukan semaksimal mungkin. Namun dalam prosesnya aku pun mau tak mau harus melaporkan kejadian apa saja yang dialami sang terlindung kepadanya.
Aku memahami tindakannya. Kekasih mana sih yang tak ingin selalu memastikan orang terkasihnya selalu aman apa lagi hidup di industri yang begini. Seungri sendiri sebenarnya sangat menentang jika berhubungan dengan body guard, dia sering menolak jika Jiyong mengirim bodyguard untuknya.
Maka dari itu Jiyong mengirim body guard bayangin yang menjaganya dari jauh tanpa sepengetahuannya. Nah ini lah yang berat, saat harus memberikan berbagai macam laporan kegiatan kepadanya mengenai Kekasih yang dijaganya ini.
Karena akhir-akhir ini banyak kejadian yang melukainya. Aku bisa melihat luka yang ditimbulkan meski hanya dari perubahan sorot matanya. Jika orang lain yang tak mengenalnya melihat, mereka pasti berpikir dia baik-baik saja dengan tampang datarnya itu.
“Apa kau sudah baikan?” tanyaku yang tiba-tiba mengagetkan Seungri, membuyarkan entah apa yang dilamunkannya.
“Oh big hyung…” ucapnya sambil tersenyum lemah kearahku.
‘Uhh… melihat keadaan wajah dan lehernya kurasa Jiyong benar-benar tak menahan diri semalam. Gilak!’ batinku ngeri.
“Apa kau perlu sesuatu?” tanyaku sambil berjalan ke arah minibar menuangkan sedikit wine.
“Tidak hyung, Im good.” jawabnya berusaha tetap tersenyum.
“Ok, kalau begitu tidak ada salahnya kan kita ngobrol sebentar yaa sebagai kakak dan adik seperti biasa?!” ujarku yang direspon tatapan bingung darinya.
“Aku selama ini sudah menganggapmu seperti adikku sendiri sama seperti Jiyong. Kamu jelas tahu itu kan?!” ucapku yang direspon anggukan darinya karena memang kita selama ini berinteraksi layaknya saudara bukan rekan kerja.
“Jujur aku sangat kecewa padamu.” ungkapku dingin berdiri diujung ranjangnya.
Aku melemparkan sebuah amplop coklat dipangkuannya lalu duduk di stool minibar. Dibukanya amplop dariku tersebut dengan wajah kebingungan. Seketika dia terbelalak shock mengetahui isinya.
“Ini….” ucapnya terhenti karena tercekat menatap horor padaku.
“Seharusnya kamu bertanya, kenapa dengan mudahnya dia melepaskanmu.” mulaiku.
Dia masih terbelalak dengan kebenaran yang barusan dia terima.
“Jangan dikira selama ini dia tak mengetahui semua sepak terjangmu diluar sana. Jangan negatif thinking dulu terhadapnya. Pada dasarnya dia hanya bertindak sebagai seseorang yang hanya ingin memastikan orang terkasihnya aman dan bahagia.
Namun naasnya. Niat tulusnya dibalas sangat menyakitkan. Terlebih oleh orang yang sangat dicintainya sendiri dengan sepenuh hati. Dia tak pernah mengatakan apapun tentang semuanya juga mengenai pengorbanan yang selama ini dilakukannya terhadapmu.
Bagaimana terlukanya dia saat melihat foto-foto bahagiamu dengan wanita itu. Bagaimana kamu bermain-main dibelakangnya. Bagaimana kamu ternyata mempermainkan kepercayaanya. Meski dia sudah mengetahui rahasia busukmu, dia masih berusaha tersenyum dengan tulus kepadamu.
Memilih pura-pura tidak tahu sampai kamu memutuskan. Jika dia mau, ini hanya perkara kecil baginya untuk melenyapkan wanita itu dan menghancurkan seluruh keluargamu.” ucapku lugas dan menusuk.
Dia tertegun.
“Kamu jelas sangat tahu siapa dia bukan?? Dia orang yang bagaimana. Jika bukan karena rasa cintanya yang begitu besar terhadapmu mana mungkin dia mau melakukan ini semua. Rasa cintanya yang tuluslah yang membuatnya melepaskanmu tanpa syarat.
Karena selama ini baginya yang terpenting adalah kebahagiaanmu diatas segalanya. Melihat tawa bahagiamu bersama wanita itu membuatnya mengalah. Kamu bisa melihat sendiri file-file didalam amplop itu. Itu semua rekam jejak pengorbanannya padamu selama ini.
Ini inisiatifku sendiri memberitahukan padamu. Jiyong sangat menentang ini. Tapi aku juga tak bisa melihat dia seperti habis manis sepah dibuang begitu saja seperti ini. Meskipun dia tidak komplain sedikitpun.”
“Hyung..aku..” ucapnya yang langsung ku potong.
“Cukup. Aku tak mau mendengar pembelaan apapun. Karena yang kau katakan hanya excuse semata. Kalau aku jadi Jiyong, aku pasti menghajarmu habis-habisan karena telah menghianatinya. Tapi kurasa dia sudah sedikit memberi mu pelajaran meski tak sebanding.” ucapku menunjukkan kondisinya saat ini.
“Begitu halnya Jiyong. Aku pun hanya bisa menawarkan relasi sebagai rekan kerja sekarang. Sebagaimana kamu memutuskan hubungan kalian. Dia menolak bertemu denganmu dalam hal apapun. Bisnis restaurant dia berikan sepenuhnya untuk kau kelola.
Dia tak akan ikut campur sedikitpun lagi. Dia hanya menarik akses aset dan black cardnya darimu. Selebihnya kamu bisa memiliki yang telah dia berikan kepadamu. Kurasa yang dia berikan padamu selama ini sudah sangat lebih dari cukup. Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu. Namun ingat ini baik-baik Seungri. Suatu saat kamu akan menyesal.”
Dia terbelalak. Tertegun. Bimbang dan tertekan.
“Tapi hyung… Apanya sebenarnya yang kuputuskan jika sejak awal kami tak memiliki hubungan seperti itu??” ucapnya desperate.
“Lagi pula kita hidup dinegara yang tak menerima hubungan macam ini hyung… kau tak mengerti perasaanku!! Aku tak mau mengecewakan orang tuaku hyung, kau juga tahu bagaimana orang tauku hyung… Tolong mengertilah..” ucapnya makin terpuruk.
“Asal ada niat dan tekad apapun bisa. Silahkan kamu mencari pembelaan untuk mendukung opinimu sendiri. Kamu bukan bayi kemarin sore yang tak bisa memahami arti seseorang dalam hidupmu. Kamu bukan remaja ababil yang memuja deklarasi. Ngocoks.com
Kamu bukan a boy yang tak bisa apa-apa, you are a man for fuck sake Ri!!!! Jangan bicara tentang hal ga bermutu seperti itu didepanku. Aku tahu sebagaimana kamu. Jika mau menipu diri sendiri silahkan. Tapi fakta yang jelas yaitu kalian lebih dari itu semua. Kalian memiliki ikatan emosional yang kuat.
Dan kamu jelas tahu apa maksudnya itu. Tak perlu mencari-cari pembenaran diri. Yang sudah terjadi sudahlah. Aku tak akan mengatakan lebih lanjut lagi. Kita semua sama-sama tahu. Aku cuma bisa bilang semoga kamu tak menyesali keputusanmu.”
Setelah mengatakan itu aku meletakkan gelas wineku dan berjalan pergi. Kulihat wajahnya begitu kacau. Akupun tak bisa berbuat apapun. Inilah jalan yang dia pilih sendiri. Aku tak bisa ikut campur urusan diantara mereka ini lebih jauh lagi. Meski jujur aku sangat kecewa. Seperti aku pun ikut terluka.
Aku tahu setelah ini tak akan ada lagi senyum sumringah Jiyong, tak akan ada lagi keributan bagai Tom and Jerry antara keduanya yang selalu sukses membuat kami yang berada disekitar mereka gemas sendiri dan ikut merasakan kebahagiaan cinta kasih mereka.
Aku bukan type orang yang religius, tapi aku tak bisa untuk tak berpikir ‘skenario Tuhan memang lah misteri dalam kehidupan’.
Tak terpikirkan olehku pasangan yang belasan tahun bersama bagai tak terpisahkan oleh apapun jua kini bisa bercerai berai begini dalam sekejab.
Sungguh Tuhan… Sebenarnya apa rencana-Mu??
Bersambung…