Aku menerobos masuk ke kantor Big hyung.
“Maafkan aku telah mengganggu waktumu hyung. Tapi aku janji ini yang terakhir. Jadi kumohon ijinkan aku berbicara denganmu sebentar saja” ucapku saat para bodyguardnya berusaha menyeretku keluar.
“Tinggalkan kami. ” perintahnya bada bawahannya.
“Ada apa?” tanyanya to the poin.
Menyakitkan sih melihatnya sedingin ini padahal dia begitu hangat layaknya hyungku sendiri dulu. Ya mau gimana ini juga salahku sendiri.
“Aku tak akan bertanya lagi dimana Jiyong hyung berada. Aku juga tak akan meminta untuk menemuinya. Tapi setidaknya bolehkah aku tahu bagaimana kondisinya? Apakah dia sudah sadar dari komanya?” tanyaku tulus kawatir.
“Dia masih belum ada perubahan, masih tertidur. Dokter bilang kemungkinan dia menolak bangun.” jawabnya terlihat frustasi setelah diam beberapa saat.
Kulihat dia terlihat sangat sedih dan frustasi dengan keadaan Jiyong. Aku pun tak bisa untuk tak merasa semakin sedih dan teramat sangat menyesal.
“Hyung, bisakah aku meminta satu permintaan saja padamu. Satu saja, ini untuk terakhir kalinya. Aku meminta sebagai dongsaeng pada hyungnya sendiri. Tolong berikan suratku ini untuknya jika suatu saat nanti dia terbangun. Karena aku tahu aku tak akan pernah bertemu dengannya lagi.
Maafkan aku yang selama ini telah melukai dan mengecewakanmu dan Jiyong hyung. Aku tahu aku salah. Dan kesalahanku tak termaafkan. Aku janji akan menebusnya.
Terima kasih untuk segalanya hyung. Kau benar-benar telah menjadi hyungku. Kumohon jagalah Jiyong hyung. Setelah ini aku pun akan menjaganya dari jauh. Karena hanya itu yang bisa kulakukan sebagai bentuk rasa cintaku padanya.
Aku sangat mencintainya hyung. Bodohnya aku baru menyadari seberapa dalam dan pentingnya arti dirinya dihidupku saat aku kehilangannya. Maafkan aku hyung. Aku janji akan menepati semua ucapanku itu. Aku akan menebusnya.
Selamat tinggal hyung… Gomawwo for everything. ” ucapku lalu pergi setelah meletakkan sebuah amplop didepannya. Selama aku bicara dia sama sekali tak menyelaku. Aku sangat bersyukur. Mianhae hyungg… Gomawwo…
Kulajukan mobilku perlahan menyusuri jalan kenangan yang biasa kulewati dengan Jiyong. Kukunjungi setiap tempat favorit kami sambil mengenang masa indah kami.
Mobilku melaju semakin jauh semakin jauh hingga ketepian danau. Kunikmati hempusan semilir angin dimalam hari yang mungkin bagi sebagian orang cukup dingin, tapi bagiku menyegarkan.
Dirasa cukup aku kembali masuk mobilku. Kukunci rapat semua pintuku. Kunyalakan mesin mobilku perlahan mundur lalu maju dengan kecepatan penuh menembus pembatas.
Aku memang sudah merencanakan hari ini. Aku sudah mempersiapkan segalanya. Aku sudah mengurus pekerjaan dan bisnisku. Aku telah mengatas namakan ke ayahku. Jadi aku bisa pergi tanpa meninggalkan beban.
Jika memang aku tak bisa bersama orang yang kucintai didunia. Aku tak masalah menunggunya disana. Mungkin sekarang giliranku yang berkorban untuk menunggu kedatangannya. Aku akan dengan setia menunggumu hyung…
Tak perlu terburu-buru, karena aku sangat sabar menunggumu. Anggaplah penebusan dosa karena telah menyakitimu meski ini tak sebanding, tapi aku janji, setelah kita bertemu lagi akan kupersilahkan kau menghukumku sesuka hatimu.
Saranghaeyo Jiyong hyung… Goodbye my love…
Ada apa dengan panda ini?? Aneh sekali omongannya ini. Ada apa sebenarnya? Kenapa perasaanku tak enak mengenai ini?
Tanpa banyak kata aku menyuruh dua bodyguardku mengikuti si panda. Aku merasa tak tenang. Hatiku gelisah.
Sampai malampun tiba saat aku mau beranjak tidur tiba-tiba ponselku berbunyi. Anak buahku mengabariku bahwa mobil Seungri menceburkan diri ke danau terdalam.
Bagai disambar petir, aku shock bukan main. Segera kuperintahkan anak buahku menyelamatkan Seungri bagaimanapun caranya. Aku segera menyusul mereka.
‘Panda bodoh!! Paboyaahhhh!!!! Kenapa kau melakukan hal bodoh itu pabooo!!! Apa kau benar-benar pabo hah???!! Kemana larinya otak cerdasmu itu hahh??!!!’ umpatku tak habis pikir.
Lagi-lagi. Apakah aku harus terus menyaksikan kedua dongsaengku perlahan hilang dari pandanganku dengan tragis?? Tidaaakkkk!!! Aku tak bisa menerimanya!
2 tahun kemudian….
“Yak hyung dimana kau????” teriak seorang namja yang berdiri dipintu.
“KWON JIYOONG!!!” teriaknya lagi makin menggelegar.
“Aiss…Apa sih panda!!! Berisik sekali tahu pagi-pagi begini!!” balas seorang namja lainnya yang sedang berdiri didekat danau tak begitu jauh dari sang namja yang teriak.
“Kau meninggalkan tongkatmu lagi. Kan aku sudah bilang pakai tongkatnya entah itu mengganggu atau tak berguna setidaknya itu bisa menjagamu kalau-kalau sampai tergelincir lagi. Bisa ga sih sebentar saja ga bikin aku jantungan kawatir hah??” cerocos sang namja yang di panggil panda setelah menghampirinya.
“Oho~ kurasa kamu yang lebih membutuhkan tongkatku itu Jagi. Lihat cara berjalanmu itu yang aneh…” sindir pria bernama Kwon Jiyong melirik dan memberikan smirk andalannya pada lawannya.
“Yak Kwon Jiyong!!! Menurutmu ulah siapa aku bisa begini hahh?? Ga pagi siang malam kau menghajarku habis-habisan. Aku ga sekarat aja udah bagus. Lagian yak, bisa-bisanya pagi begini otakmu udah mulai mesum lagi padahal baru beberapa jam lalu kau menyiksaku hahh?? Yakk!!! Kemana larinya tanganmu itu Tuan KWONN!!” omelnya.
Kalian bingung??
Sini aku ceritain. Benar dan tak salah. Dua orang namja tersebut adalah Kwon Jiyong dan Lee Seungri. Mereka hidup dan sekarang tinggal berdua dengan bahagia dan sehat walafiat.
Big bro dan antek-anteknya berhasil menyelamatkan Seungri dari danau itu dan segera dilarikan ke rumah sakit. Untung mereka berhasil menyelamatkannya tepat waktu. Dunia jagat hiburan gempar oleh berita tentangnya yang menceburkan diri ke danau dalam itu.
Karena ada nitizen yang sempat melihat mobilnya yang melaju ke danau lalu segera menelpon bantuan tanpa mendekat ke TKP. Dengan situasi yang gelap gulita dimalam hari jadi nitizen tak memperhatikan siapa gerangan yang menolongnya dan tak tahu bisa menyelamatkannya.
Sedang Seungri yang tak berapa lama langsung sadar meminta Big bro untuk tak mengatakan pada siapapun kalau dia masih hidup. Dia akan mengasingkan diri. Tapi Big bro punya rencana lain.
Melihat seberapa besar rasa cinta dan sesal Seungri pada Jiyong hingga memutuskan bunuh diri begitu akhirnya dia membawa Seungri pada Jiyong. Disana Seungri benar-benar mengabdikan diri merawat Jiyong yang koma setelah meminta maaf dan membuat pengakuan pada orang tua Jiyong.
Dengan bantuan Big bro akhirnya orang tuanya mengijinkan untuk ikut merawatnya. Siang malam Seungri merawat Jiyong tanpa mengeluh, selalu bersikap ceria terus berusaha mengajak ngobrol Jiyong meski sebelah pihak. Beberapa bulan terlewati, akhirnya orangtua Jiyong luluh juga dan merestui.
Dan tiba-tiba ditengah malam Jiyong akhirnya terbangun didalam pelukan Seungri. Setelah beberapa hari sadar akhirnya mereka berdua bicara dari hati kehati.
“Hyung.. Kumohon maafkan aku. Aku benar-benar menyesal. Aku sangat menyesal. Ku mohon maafkanlah aku. Hukum aku seberat apapun yang kau mau, tapi kumohon ijinkanlah aku yang tak tahu diri ini berada disampingmu lagi.
Aku janji aku akan melakukan apapun, aku akan menebus segala kesalahanku. Kumohon hyung…. Aku sungguh sangat mencintaimu.. Aku sungguh-sungguh sangat mencintaimu hyung. Dan jika sampai aku meninggalkanmu lagi, kau bisa pegang kata-kataku ini. Aku lebih memilih mati dari pada aku harus jauh darimu.” janjinya yakin.
Perlu waktu beberapa bulan untuk Jiyong akhirnya mau membuka diri pada Seungri lagi. Dia luluh dengan ketulusan perhatian dan kasih sayang yang Seungri berikan.
Seungri tak komplain sedikitpun seberat apapun beban yang dia kerjaan saat merawat Jiyong yang kasar padanya. Dia akan terus tersenyum cerah dan bahagia padanya. Dan kekawatirannya pada Jiyong yang kelewat dramatis selalu sukses membuat Jiyong mengerjainya.
Terapi demi terapi Jiyong lakukan agar anggota tubuhnya bisa berjalan normal kembali karena kecelakaan dan koma yang lama. Sekarang dia sudah sehat kembali, cuma sedikit kendala dikakinya karena ada cidera. Dia bisa berjalan, cuma sedikit terpincang karena belum sembuh total, makanya dia kadang masih memakai bantuan tongkat.
Meski mereka masih berada diluar negeri, tapi sekarang mereka sudah tinggal dirumah pribadi yang Jiyong beli sendiri. Tak terlalu luas tapi juga tak kecil. Rumahnya sangat asri dengan taman dan danau yang luas.
Mereka memang sudah memutuskan untuk tinggal menetap disana mengingat status Seungri yang dianggap telah meninggal dalam kecelakaan itu.
Polisi menutup kasusnya dengan kasus kematian bunuh diri karena tak menemukan jasadnya dan mobilnya yang sudah terlanjur tenggelam cukup dalam dikatakan sudah tak mungkin dia bisa bertahan hidup.
Keinginan Seungri sendiri yang tak mau pulang. Dia mau biarlah semuanya begini adanya. Dia yakin keluarganya perlahan akan mengikhlaskan kepergiannya dari pada kecewa dan menanggung malu karena pilihan hidupnya. Karena ini yang terbaik untuk semuanya.
Seungri hidup dengan identitas baru sebagai Richard Lee. Ehem… Sorry author lupa. Sekarang dia Richard Kwon karena mereka telah meresmikan hubungan mereka 2 bulan lalu dihadiri kedua orang tua beserta kakak Jiyong dan Big bro.
Seungri benar-benar menepati ucapan dan janjinya. Dia mengabdikan dirinya penuh pada Jiyong. Selayaknya “Istri” ehem meski Seungri belum beneran terima predikat itu tapi apa yang dilakukannya selama ini menunjukkan tittlenya.
Seperti memasak, membersihkan rumah (mereka hanya punya tukang kebun itu pun hanya datang tiap sore doang), pokoknya melayani Jiyong dia lakukan sendiri. Dan itu memang keinginannya sendiri dengan alasan Jiyong sudah cukup memanjakannya sekarang gilirannya.
Dia menjadi “istri” yang lumayan menurut pada apapun ucapan Jiyong beda dengan dulu dia yang agak bebal. Terbukti dia tak pernah menolak apapun keinginan Jiyong padanya, bahkan hal mesum sekalipun.
Itulah mengapa meski tubuhnya digarap sedemikian rupa seperti romusa untuk melayani hasrat mesum kelewat batas suaminya dia tetap mengiyakan meski ngomel-ngomel endingnya. cerita ini dipublish Ngocoks.com
Kecuali jika itu mengenai kesehatan Jiyong barulah Seungri akan fight. Seperti hal kecil saat ini Jiyong meninggalkan tonggatnya. Dia takut kalau sampai tergelincir atau apa. Bukan dia tak percaya atau memperlakukannya seperti pesakitan.
Tapi karena trauma kehilangan terus menghantuinya meski berkali-kali Jiyong sudah menjelaskan padanya. Dia tak bisa untuk tak kawatir. Dia tak peduli dikatakan Lebay atau apalah. Dia hanya ingin memastikan orang yang dikasihinya sepenuh jiwa raganya aman, sehat bersamanya. Untung jiyong memahami sikapnya tersebut.
“Hei Jagi, kurasa kakiku agak ngilu.” ucap Jiyong tiba-tiba menghentikan cerocosan Seungri.
“Eh?? Yang mana? Coba duduklah akan kulihat. Yang sebelah mana? Apa yang ini? Apakah sakit sekali? Kita kerumah sakit yaa?” berondong Seungri yang matanya sudah panik berkaca-kaca.
Ini lah yang membuat Jiyong makin cinta. Tingkah kawatir Seungri yang berlebihan ini begitu menggemaskan. Membuatnya ingin terus mengerjainya untuk terus bisa melihatnya, seperti saat ini.
“Sudahlah. Kurasa sudah hilang. Tak usah kawatir. Mungkin sedikit olah raga ranjang bisa mengobatinya.” goda Jiyong.
“Yah!! Kwon Jiyong!! Sudah berkali-kali aku bilang jangan bermain-main dengan kesehatanmu. Tak tahukah kamu betapa kawatirnya aku?? Apa kau tahu gimana rasanya jantungku yang sudah mau mati rasa karena ketakutan??” marahnya dengan beberapa tetes air mata.
“Aigoo…. Aku hanya becanda sayang~ Mianhae yaa…” Ucap Jiyong sambil membawa Seungri dalam pelukannya.
“Kumohon jangan begitu hyung… Aku sangat takut…Aku sungguh sangat takut kehilanganmu. Aku sangat mencintaimu hyung… Aku bisa mati berdiri jika sampai terjadi apa-apa padamu…hiks.” ucap Seungri miris semakin menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Jiyong.
“Nado jagiya…Nado saranghaeyo… Aku janji akan selalu bersamamu selamanya…”