“Pak Jarwo..” Belinda memanggil nama ketua RT tersebut sambil mendesah dan mengerlingkan matanya dengan nakal, tangannya meremas penis Pak Jarwo sambil menciuminya dari luar celana dalam. Ah bagai mimpi jadi kenyataan bagi Pak Jarwo sendiri, ia bisa mengelusi rambut seorang Belinda yang sedang membuka celana dalamnya dan akhirnya mengelus penisnya. Kulit bertemu kulit.
Bagaikan adegan film slow motion. Belinda mengecup pelan kepala penis Pak Jarwo. Cup! Lalu ia mulai menjilati pinggiran penis Pak Jarwo, masih dengan gerakan yang lambat karena Belinda ingin meresapi rasa penis yang mungkin akan menjadi penis favoritnya untuk selamanya.
Belinda menjilat penis Pak Jarwo senti demi senti, sambil menutup matanya bagaikan mencoba pertama kali es krim coklat kesukaannya saat SD. “Hmm mmhh umm Belinda suka rasa Pak Jarwo, mulut ini bakal selalu kangen disentuh kontol Pak Jarwo hmm mmm..”. Penis Pak Jarwo makin tegang mendengar Belinda berkata kotor seperti itu.
Mulailah Belinda memasukkan semua bagian penis Pak Jarwo setelah dirasa cukup basah oleh liurnya. Perlahan, sangat pelan, Belinda memasukkan semuanya kedalam mulutnya, ia ingin penis tersebut menyentuh ujung tenggorokannya. Lalu juga dengan pelan sekali, Belinda melepaskan penis tersebut. Cup! Penis tersebut sudah begitu tegang ketika pada akhirnya Belinda menghisapnya, dari pelan perlahan menjadi semakin cepat, cepat dan semakin cepat.
“Uhh hmm mmhh hmm Pak.. Jarwo.. hmm mmhh!!”
“Iyaa mbak Belinda? Kontol saya sepertinya jodoh sama mulut mbak hehe…”
Tapi Pak Jarwo tetaplah seorang pria tua, ia tak akan tahan kalau begini terus, maka dari itu sebelum spermanya keluar maka ia membangunkan Belinda dan menyuruh Belinda kembali dipangku oleh Pak Jarwo sambil memasukkan penisnya kedalam vaginanya.
Belinda juga berpikir kalau lama-lama, Rangga bisaa bangun dan memergokinya bergumul mesra dengana Pakk Jarwo. Maka Belinda pun naik dan duduk dia pangkuan Pak Jarwo, tangannya yang lembut memegang dan mengarahkan penis Pak Jarwo ke dekat bibir vaginanya.
“Uuuhh Pak Jarwo.. puaskan saya ya pak.. cup!” Belinda mencium pipi keriput Pak Jarwo dan menurunkan tubuhnya perlahan-lahan supaya penis Pak Jarwo bisa masuk secara sempurna kedalam vaginanya.
“Hhhh saya tidak menyangka bisa ngentot sama mbak Belinda, tenang aja, bukan Jarwo namanya kalau gak bisa muasin memek perempuan hehe..” Pak Jarwo membantu dengan menaikkan pinggulnya menyambut pantat Belinda yang semakin turun menyelimuti penisnya dengan hangatnya vagina Belinda.
“Uuhh hhh mmhh uuhh!!” Belinda mulai mendesah ketika ia mulai memompa penis Pak Jarwo dengan vagina sempitnya bak perawan, sambil menggenjot, ia meremas rambut Pak Jarwo dan menciumi pipinya.
“Aahh mbak Belinda! Uuhh uuhh memek mbak enak banget, belum pernah saya menikmati memek seperti ini uuhh!” Darah tua Pak Jarwo mulai berganti menjadi darah muda kembali, tangannya mengelus punggung dan pantat Belinda yang sedikit demi sedikit mulai berkeringat.
Kecipak pertemuan penis dan vagina perempuan dan lelaki berbeda usia ini begitu berisik, untung saja Rangga memang terbiasa bangun siang karena ini hari Minggu. Belinda yang mengetahui hal itu menerima saja tumbukan penis di vagina yang sehari- harinya hanya diisi oleh penis kekasihnya.
“Uuuhh teruusshh Pak Jarwoo, kontol bapak memang tidak ada duanyaaa!!” Selesai berkata seperti itu, bibir Belinda mencium, mengulum bahkan seperti akan memakan bibir Pak Jarwo, begitu ganas, liar dan beringas. Belinda terbiasa menerima perlakuan seksual yang lembut dari Rangga tapi sekarang ia menjadi liar karena kenikmatan yang kelewat batas.
“Uuuhh uuuhh mbak Belinda! Ayo ganti gaya, saya mau mbak nungging, saya mau doggy style! Uuhh hhhh!” Pak Jarwo merasa bahwa ia harus mengeluarkan spermanya di vagina Belinda, kalau bisa menghamilinya.
Belinda akhirnya turun dari pangkuan Pak Jarwo dan dengan berpegangan pada sofa, ia menunggingkan pantatnya yang montok kearah Pak Jarwo. Pak Jarwo berdiri dan mencoba memasukkannya ke vagina Belinda saat tiba-tiba ia berkata, “Mbak Belinda yang binal, rayu kontol saya biar mau masuk ke memek mbak dong hehe..” Dia tersenyum menjijikan.
“Uuhh Pak Jarwo.. Belinda mendesah sambil menggoyangkan pantatnya seakan menyambut penis Pak Jarwo yang semakin mendekat ke vaginanya. “Ayo dong kontolku sayang, masuk ke memek aku, aku udah gak tahan banget pengen disodok sama kamu terus disemprot pake peju uuhh!”
Belinda berkata dengan manja sambil memperlihatkan muka sayu, menggigit jarinya sendiri dan itu cukup membuat Pak Jarwo kembali menusukkan penisnya ke vagina Belinda dengan ganas!
“Uuuhh ouhh dasar ya perek nakal! Mahasiswi emang semuanya bisa dipake! Uuhh ouuhh! Ini bapak entot! Uuuhh!” Pak Jarwo menggenjot vagina Belinda dengan ganas, sambil menampar pantat Belinda sampai merah. Uhh! Ohh!
Uuhh! Uuhh! Desahan mereka saling bersahutan tetapi tetap berusaha untuk tidak terlalu keras, Belinda juga ikut menggoyangkan pantatnya dan mencari kenikmatannya dengan menggosok kelentitnya dengan jari-jarinya.
“Uuuhh uuuhh teruus Pak Jarwooo!! Sudah hampir setengah jam berlalu, bapak belum keluar juga! Uuhhh!” Belinda terus mendesah, sebentar lagi ia akan mencapai klimaksnya!
“Aaahhh Pak Jarwoo!! Saya keluaarrrrr!! Aaahhhhh!!” Belinda mendorong pantatnya ke belakang dengan keras, ia ingin penis Pak Jarwo menyentuh ujung rahimnya. “Aaaahhhhh nikmatnya Pak Jarwo.. aahhh bapak belum keluar ya? Yuk keluarin aja pak didalem juga gapapa hehe..” Kata-kata Belinda yang menggoda membuat Pak Jarwo tidak sabar menyirami vagina mahasiswi kedokteran ini dengan spermanya.
“Aaahh aahhh!” Pak Jarwo semakin ganas menusuka vagina Belinda sampai suara tumbukan antara pantat Belinda dan pinggul Pak Jarwo semakin berisik, untung saja tidak berapa lama kemudian Pak Jarwo merasa bahwa spermanya telah berada di ujung penis dan siap ditembakkan.
“Aaahh aaahhh! Memek mbak enak banget! Sumpah saya ndak bohong! Aaahhh uuuhh saya keluar yaaa aaaaaaaaahhhhhhhhh!!!” Dengan satu lolongan kuat dan dorongan yang kuat akhirnya sperma Pak Jarwo meluncur masuk kedalam rahim Belinda.
“Aaaahhh akhirnya saya bisa puas ngentot sama memek perempuan kayak kamu, uuhh..” Jatuhlah tubuh tua namun masih bertenaga milik Pak Jarwo kes sofa, ia masih menutup mata dan terengah-engah.
Belum benar-benar bangun dari kenikmatan surgawi yang baru ia rasakan, Belinda sendiri juga ikut menyusul merebahkan dirinya diatas tubuh Pak Jarwo, ia bersandar pada dada bidang Pak Jarwo sambil memainkan penis Pak Jarwo yang masih sedikit tegang namun sangat basah.
“Hmm saya puas banget bisa main sama Pak Jarwo.. hmm kontol bapak sekarang bebas keluar masuk memek saya deh.. oke pejantanku sayang?” Belinda sekarang benar-benar manja dan terlihat tidak mau melepas penis milik Pak Jarwo, ia sudah takluk dan menghamba pada kenikmatan seksual yang diberikan oleh Pak Jarwo.
“Iya mbak, saya juga puas banget hmm.. yasudah pokoknya mbak harus janji selalu sedia memek setiap kali saya sange ya mbak hehe cup!” Pak Jarwo mengecup kening Belinda, membuat perempuan itu semakin terbang melayang.
Akhirnya Pak Jarwo memakai kembali pakaiannya dan pergi dari kontrakan Rangga sebelum hari makin 1siang dan Rangga kembali terbangun. Sebelumnya, Pak Jarwo dan Belinda sempat bertukar liur sebelum mereka berpisah.
Ah, hari yang indah! Belinda akhirnya mandi dan pulang meninggalkan Rangga yang sebenarnya.. berpura- pura tidur..
Dua hari lagi. Belinda akan menjalani prakteknya di Purwokerto. Dan hari ini sesuai dengan janji yang sudah ia buat dengan Rangga, ia akan menghabiskan waktu seharian berjalan-jalan berkeliling Yogyakarta.
Belinda tahu bahwa pada akhirnya ini akan berakhir pada permainan ranjang yang panas di kontrakan Rangga seperti pada hari-hari sebelumnya. Yang Belinda tidak tahu bahwa di ujung hari, ia tidak akan bergumul dengan kekasihnya, tetapi oleh Pak Jarwo.
Sudah beberapa hari ini sebenarnya Belinda sering bermain cinta dengan Pak Jarwo tanpa diketahui Rangga, kekasihnya. Dengan beralasan sedang praktek, responsi dan lain-lain maka Belinda dengan bebas ‘bertamu ke rumah Pak Jarwo.
Istri Pak Jarwo sendiri adalah seorang buruh migran yang entah kapan akan pulang dan tidak tentu mengirimkan uang untuk Pak Jarwo di Indonesia. Tapi semua itu tidak menjadi masalah karena banyak kebutuhan Pak Jarwo yang pada akhirnya ditanggung Belinda, Belinda sudah seperti istri kedua Pak Jarwo.
Pak Jarwo bagaikan raja yang menikmati kenikmatan lahir batin, kebutuhannya tercukupi dan lain-lain dari Belinda. Kita tarik cerita dari sekitar dua minggu kebelakang, beberapa hari setelah permainan cinta pertama antara Belinda dan Pak Jarwo.
Saat itu hari Rabu pagi dan Belinda kebetulan kuliahnya sedang kosong karena dosen yang berkepentingan sedang berada di luar kota. Belinda terbangun karena ada sms masuk ke handphone-nya, setelah dilihat ternyata dari Pak Jarwo.
Setelah pertemuan pertama mereka, memang mereka pada akhirnya bertukar kontak supaya Pak Jarwo bisa menghubungi Belinda lagi di lain kesempatan. Selain itu juga, hampir tiap malam Pak Jarwo mengirim sms mesra kepada Belinda dan Belinda juga tak kalah mesra membalas sms-sms tersebut. Ah indahnya hubungan kedua insan berbeda usia jauh ini.
“Pagi cewek bispak, kuliah gak hari ini? Hmm kayaknya pagi pagi begini kalo sarapan sambil disepongin sama mahasiswi berjilbab pasti nikmat, kamu ke rumah bapak dong sayang..”
“Ah Pak Jarwo kok pagi pagi udah sms sih? Bikin memekku cenat cenut kalo inget kemaren di kontrakan pacar saya. Saya gak kuliah hari ini nih hmm Pak Jarwo mau ditemenin? Yaudah kasih saya alamatnya ya, sama Pak Jarwo mau dibeliin sarapan apa?”
“Kamu tau aja maunya bapak hehe saya mau bubur ayam aja deh, beli dua buat kamu juga ya sayang. ohya jangan lupa mandi yang bersih dan wangi, dandan, pake jilbab yang bikin kamu paling cantik ya, tapi pake baju dan celananya yang ketat, oke pelacur?”
“Duh kalo bapak bilang saya pelacur tuh bikin saya makin terangsang hmm yaudah nanti bapak sms aja alamat rumah bapak ya, saya manasin mobil dulu, sampai nanti pejantanku sayang mmuuaacchh!”
Sms-sms yang terjadi diantara keduanya memang sudah kelewat mesra bahkan cabul, dan Belinda sebagai seorang mahasiswi berhijab dan calon dokter malah lebih terangsang ketika direndahkan oleh kata-kata kasar oleh seorang bapak tua yang jadi ketua RT di daerah kontrakan Rangga.
Tidak berapa lama kemudian Belinda sudah meluncur untuk membeli sarapan dan menuju rumah Pak Jarwo. Belinda memberi tahu Rangga bahwa ia tidak enak badan dan tidak ingin diganggu selama seharian ini, supaya Rangga juga fokus dengan pekerjaannya, sebuah alasan cukup klasik.
Akhirnya mobil Belinda sampai di sebuah rumah yang cukup asri, kecil namun banyak ditumbuhi tumbuhan- tumbuhan liar, sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Pak Jarwo. Seorang bapak tua kemudian keluar untuk membuka gerbang dan menyuruh Belinda memarkirkan mobilnya untuk masuk ke garasi, setelah itu ditutup dengan cover mobilnya sehingga setiap orang yang lewat tidak mengetahui mobil siapa yang ada di garasi Pak Jarwo saat ini.
“Masuk aja sayang, langsung buka sarapannya di meja makan ya, bapak udah kangen banget sama kamu nih!” kata-kata Pak Jarwo dibarengi dengan tepukan di pantat Belinda. Ngocoks.com
“Duh bapak, jangan diluar gini ah nanti ada yang liat loh hihi masa cewek berjilbab mesra sama bapak bapak hihi tapi gapapa deh kan sama Pak Jarwo ini” sambil tersenyum manja, Belinda mengatakan hal tersebut yang membuat Pak Jarwo makin kelimpungan.
Akhirnya mereka berdua sudah duduk di meja makan tetapi Pak Jarwo bilang, “Loh kok disitu sih? Sini dong..” sambil menepuk pahanya memberikan isyarat agar Belinda duduk di pahanya. “Aduh bapak manja deh hihi yaudah Belinda duduk menyamping di paha bapak ya..”.
Belinda akhirnya duduk di pangkuan Pak Jarwo, lalu ia membuka bungkusan buburnya tapi lagi lagi Pak Jarwo menyela, “Eh punya kamu nanti aja, punya bapak aja dulu hehe saya mau sarapan sambil disepong sama mahasiswi berjilbab, impian bapak dari dulu nih, boleh ya sayang?”
Pak Jarwo mencolek dagu Belinda membuat Belinda tersipu malu dan akhirnya menganggukkan kepala menuruti kemauan pak RT cabul yang satu ini. Belinda mencium bibir Pak Jarwo dan mengulumnya secara tiba-tiba, Pak Jarwo sendiri kaget.
“Loh kok?”
“Daritadi ketemu kan bibir kita belum ketemu, saya gak boleh ya cium bibir Pak Jarwo? Tiba-tiba saya jadi kangen banget sama rasa bibir bapak uh!”. Dalam hatinya, ia merasa bahwa ada perasaan tersendiri jika berduaan dan bermesraan seperti ini dengan Pak Jarwo.
Setelah itu, perlahan Belinda turun dari pangkuan Pak Jarwo dan duduk dibawah meja. Pikiran Pak Jarwo telah melayang-layang kemana-mana, ah seandainya ia bisa memperistri Belinda dan bisa ia pakai setiap hari, pasti hidupnya akan lebih bahagia.
“Saya buka ya pak, ups! Besarnya hmm..” Belinda membuka celana panjang Pak Jarwo dan menurunkannya sebatas paha, lalu menciumi paha Pak Jarwo yang telanjang. Perlahan mendekati penis Pak Jarwo yang berukuran besar, penis itu masih layu dan sedikit bau pesing tapi Belinda tidak peduli.
Perlahan ia mengenduskan hidungnya pada pangkal penis itu, menciumnya dengan sangat mesra dan penuh kasih sayang. Sementara diatas, Pak Jarwo mulai menikmati sarapan buburnya sambil juga menikmati sarapan yang lain, ia tersenyum licik karena berhasil menaklukan seorang mahasiswi fakultas kedokteran, berjilbab pula, bawa mobil juga, ah hidupnya terasa sangat indah sekarang.
Belinda mulai menciumi penis Pak Jarwo sekarang dan perlahan penis tersebut mengembang dan mengeras bagaikan batang kayu, Belinda tertawa kecil melihat penis kesayangannya menjadi sebesar ini karena usahanya.
Belinda akhirnya menjilati penis Pak Jarwo dengan sangat perlahan, memindahkan rasa yang ada kedalam mulutnya, menstimulasi penis tersebut agar makin mengeras, seakan-akan penis tersebut adalah pisang yang dilumuri oleh susu kental manis.
Ah Belinda sangat ketagihan sekarang. Ia mulai membasahi semua bagian penis tersebut dengan liurnya, mulai memasukkannya kedalam mulutnya secara perlahan.
Suara Belinda yang sedang mengulum penisnya membuat Pak Jarwo makin bernafsu, kecipak pertemuan antara bibir indah berlipstik tipis, behel dan penis hitam Pak Jarwo menghasilkan nafsu Pak Jarwo menjadi semakin meningkat.
Bersambung…