Sementara Pak Jarwo terus melanjutkan sarapannya, Belinda masih mengulum penis Pak Jarwo yang sudah benar-benar tegang. Belinda kocok dengan tangannya yang halus, jari- jarinya yang lentik dan kukunya yang baru tadi pagi di-kutek.
Uh tidak ada yang bisa menandingi sensasi dan aroma sensualitas yang ada di ruang makan rumah Pak Jarwo. Tiba-tiba Pak Jarwo membuka kotak sarapan bubur milik Belinda dan menarik Belinda keatas.
“Duh kayaknya kamu napsu banget nyepong kontol bapak? Suka banget ya sama kontol bapak?”
“Mulut saya kayaknya udah jodoh sama kontol Pak Jarwo, uuhh kontolnya Pak Jarwo tuh bikin mulut saya jadi gatel dan yang bisa garukin cuma kontolnya Pak Jarwo, pak RTku tersayang ini hihi”
“Yaudah sayang, kamu makan dulu ya, biar nanti kita ngentotnya bisa kuat seharian, kamu ga ada janji sama pacar kamu kan?”
“Ah saya lebih milih seharian dientotin sama Pak Jarwo daripada harus kencan sama dia pak, hmm pak.. saya boleh minta tolong sesuatu gak?”
“Buat kamu, bapak akan turutin, apa sih sayang?”
“Suapin..”
Dengan senyum malu-malu. Belinda mengungkapkan keinginannya untuk dimanja oleh Pak Jarwo, perempuan kalau sudah tersentuh hatinya, apalagi vaginanya, itu sudah akan takluk walaupun lawan mainnya adalah seorang bapak tua.
Belinda menganggap Pak Jarwo sebagai suaminya sendiri, Belinda bahkan akan gelisah kalau satu hari tidak berkomunikasi dengan Pak Jarwo. Tetapi bukan Pak Jarwo namanya kalau tidak punya ide gila, ia akan menyuapi Belinda lewat mulut, dan hanya dijawab oleh anggukan serta senyum manis dari Belinda.
Akhirnya Pak Jarwo mengaduk buburnya dan menyuapi dirinya sendiri, sehabis itu layaknya orang berciuman, Pak Jarwo mendekatkan mulutnya ke mulut Belinda, perlahan-lahan bubur tersebut pindah ke mulut Belinda.
“Gimana? Enak sayang?”
“Makasih ya pejantanku sayang. Pak Jarwo tuh satu satunya cowok yang bikin saya sendiri, walaupun berbeda usia, jadi meleleh.. bapak tuh jantan banget..”. Sambil berkata begitu, Belinda yang masih duduk di pangkuan salah satu kaki Pak Jarwo, kembali mengelus dan mengocok penis Pak Jarwo yang belum mengeluarkan isinya. Pak Jarwo yang sudah berpengalaman dengan berbagai wanita hanya melenguh pelan dan kembali menyuapi Belinda dengan mulutnya.
“Belinda uuhh.. pelacur pribadi saya.. uuhh saya bentar lagi mau keluar nih, saya campurin pejunya ke bubur kamu ya sayang, gimana? Uuhh..”
“Ih bapak nanti buburnya rasa peju deh, tapi jadi enak hihi yaudah pak keluarin aja pejunya uuhh..”
Dengan muka penuh birahi, Belinda kembali mengocok dengan kuat penis Pak Jarwo, akhirnya tidak berapa lama kemudian sperma itu akhirnya keluar..
“Aaaaahhhhhh uuuhhhhhhh.. nikmatnyahhhhh uuhhh terus kocok sayang uuhh..” pak Jarwo akhirnya ejakulasi diatas bubur ayam milik Belinda, sampai tetes terakhir sperma Pak Jarwo pun tidak disia-siakan Belinda, ia membersihkan penis Pak Jarwo dengan lidahnya, ia terlihat tidak ikhlas ketika satu tetes sperma jatuh ke lantai.
Uh hanya dengan melihatnya saja Pak Jarwo jadi semakin bernafsu untuk menggarap tubuh molek berbalut jilbab dan gamis panjang ini.
Lalu Belinda akhirnya keluar dari kolong meja makan dan dengan kerlingan mata genitnya pada Pak Jarwo, Belinda menjilat bibirnya sendiri dan berkata nakal, “Hmm enaknya peju Pak Jarwo, buat saya awet muda nih hihi..”. Akhirnya Belinda sarapan dengan bubur ayam yang sudah dicampur oleh sperma Pak Jarwo dengan lahap.
Pak Jarwo sendiri pergi ke kamar mandi untuk mandi dan memulihkan staminanya setelah spermanya dikuras habis pagi ini oleh mahasiswi cantik berhijab seksi.
Pak Jarwo bersiul bernyanyi pelan di kamar mandi, memikirkan nasibnya yang sekarang seakan-akan telah menjadi raja dan Belinda menjadi selirnya yang menjamin semua kebutuhannya, lahir dan batin. Lalu tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dan persis diluar kamar mandi.
Pak Jarwo bisa melihat Belinda yang perlahan-lahan menelanjangi dirinya dari mulai hijabnya, bajunya dan akhirnya bra dan celana dalamnya. Belinda melangkah perlahan mendekati Pak Jarwo yang masih saja ternganga dan hampir tidak percaya seorang mahasiswi kedokteran berhijab melakukan hal tersebut.
“Saya boleh ikutan mandi kan, Pak Jarwoku sayang?”
“Tentu saja boleh, pelacur pribadiku hehe..”
Ketika berada di depan Pak Jarwo, Belinda memutarkan tubuhnya, mempertontonkan bagian tubuh belakangnya yang polos tanpa selembar penghalang pun. Lalu ia menempelkan tubuhnya pada tubuh Pak Jarwo, sambil sedikit mendesah, ia mengambil tangan Pak Jarwo dan menyentuhkannya pada payudaranya, seakan meminta untuk diremas dan dimanjakan.
“Ayo Pak Jarwo.. uuhh.. sentuh tiap senti tubuh saya, saya kangen sama kulit kasarnya Pak Jarwo yang bikin saya geli geli gimana gitu, cium setiap inci kulit saya.. uuhh ayo pejantanku sayang uuhh..”
Sambil berkata begitu, Belinda menggoyangkan pantatnya dan membuat penis Pak Jarwo yang tadinya lemas karena air yang dingin, jadi mengembang dan mengeras bak batang kayu jati.
Pak Jarwo hanya diam menikmati goyangan pantat Belinda yang mengaduk penisnya sehingga penisnya menjadi ereksi total, tangannya dengan lembut meremas payudara Belinda sehingga si empunya kembali melenguh merasakan nikmatnya bersetubuh dengan pria yang jauh berbeda usianya.
Ini juga membuat Pak Jarwo tidak pernah merasa bosan untuk menggarap tubuh muda dan sekal milik Belinda. Saat ini penis Pak Jarwo mulai mencari jalan untuk masuk ke vagina Belinda. Belinda yang mengerti kemauan Pak Jarwo langsung menundukan badannya agar lubang vaginanya bisa lebih mudah untuk dimasuki penis Pak Jarwo.
Belinda pun mendesah ketika senti demi senti penis Pak Jarwo akhirnya berhasil memasuki liang vaginanya. Ketika semuanya sudah masuk, mereka berdiam diri untuk sesaat meresapi nikmatnya persetubuhan terlarang ini dibawah guyuran shower yang tidak terlalu kencang.
Perlahan Pak Jarwo mulai untuk menggoyangkan badannya maju mundur, menusuk liang peranakan milik Belinda, sambil memegang pinggul Belinda yang tak kalah semok dengan bagian tubuh lainnya, Pak Jarwo kembali mendapatkan semangat mudanya. Belinda pun mulai mendesah dengan rindunya seakan akan memang dia sangat mengharapkan tusukan penis Pak Jarwo di vaginanya, itu juga yang membuat Pak Jarwo semakin semangat untuk melakukan penetrasi.
“Ah ahh aaahh terusshh Pak Jarwo uuhh enak banget tusukan kontol bapak di memek saya uuhh nikmatnya ngentot sama bapak uuuhh..”
“Uhhh uuhh nih saya tusuk teruss! Uhhh memek kamu pernah dihargai berapa paling mahal sayangg? Uuhh!”
Omongan yang mulai melantur menandakan mereka berdua sudah tenggelam dalam lautan birahi dan hanya mengejar kenikmatan. Belinda yang direndahkan seperti itu tidak merasa terhina bahkan dia merasa lebih terangsang ketika direndahkan seperti itu. Dia memutuskan lebih baik ia berdrama supaya ia dan Pak Jarwo lebih terangsang.
“Uuuhh cuma tiga ratus ribu Pak Jarwooo uuhhh! Kalau sama Pak Jarwo, saya rela terus terusan dientot sama kontol besar dan enaknya Pak Jarwo uuhh! Saya kan pelacur pribadinya Pak Jarwo uuhh! Uhhh..”
Mendengar itu pun Pak Jarwo makin ganas menusukkan penisnya ke tubuh Belinda, ia membalikkan tubuh Belinda dan mendudukkannya di pangkuannya diatas kloset. Ah ganas sekali Pak Jarwo hari ini, begitulah pikir Belinda. Tetapi ia sangat senang kalau Pak Jarwo begini, itu artinya ia sangat bisa membuat pria seusia Pak Jarwo masih bergairah seperti anak muda.
Belinda kembali menggoyangkan tubuhnya, tidak hanya keatas dan kebawah tetapi juga kesamping dan ini membuat penis Pak Jarwo seperti digiling dan rasanya.. sangat nikmat! Pak Jarwo sampai menutup matanya agar membebaskan Belinda untuk bergoyang lebih binal dan liar.
Hanya ada suara shower yang belum mati dan juga desahan mereka berdua dan ini membuat suasana kamar mandi semakin mesum dan romantis. Posisi Belinda yang membelakangi Pak Jarwo membuat Pak Jarwo tambah bergairah melihat goyangan pantat Belinda yang.. hmm liur Pak Jarwo semakin menetes dan tidak tahan untuk menahan ejakulasinya.
Tetapi Pak Jarwo belum mau melepaskan laharnya sekarang. ia menangkap payudara Belinda dari belakang, meremasnya dan membuat Belinda harus merebahkan dirinya ke belakang, menyenderkan dirinya ke tubuh Pak Jarwo yang hangat.
“Uuuhh Belindaku.. jangan terburu-buru dong sayangg uuhh goyangan pantat kamu buat saya gak tahan hehe uuhhh..”
“Abis suruh siapa punya kontol gede dan nikmat banget kayak punya Pak Jarwo uuhh.. mmuuuaaccchh!”
Belinda dengan manjanya melingkarkan tangannya ke belakang, memeluk leher Pak Jarwo dan mencium pipi kasar Pak Jarwo.
“Uuuhh cium bibir saya dong Pak Jarwokuu sayangg. saya udah gak tahan banget nih pengen ngeluarin peju Pak Jarwo pake gilingan memek saya uuhh!”
Pak Jarwo mengabulkan permintaan Belinda untuk mencium bibirnya, dan ciuman tersebut berlangsung sangat panas sambil perlahan Belinda menggoyang pantatnya pelan pelan. Membuat napsu Pak Jarwo yang sempat turun menjadi perlahan naik.
Tidak hanya Belinda yang menaikturunkan tubuhnya diatas penis Pak Jarwo tapi juga Pak Jarwo yang berusaha menusuk keatas. Membuat tubuh Belinda bergoyang cukup keras, desahannya pun makin keras dan kadang ditutup oleh mulut Pak Jarwo.
Tangan Pak Jarwo pun tidak tinggal diam, ia meremas dan memilintir dengan lembut puting tegang Belinda, membuat sang empunya tidak tahan untuk tidak mendesah nikmat. Ngocoks.com
Pak Jarwo juga terus menerus merangsang Belinda tidak hanya dengan penis besarnya, tetapi juga dengan remasan di seluruh bagian tubuhnya, Pak Jarwo bertekad memberikan Belinda orgasme yang tidak pernah akan Belinda lupakan seumur hidupnya.
“Teruusshh Pak Jarwo uuhh terusshh Pak Jarwo uuhhh.. saya mau keluar nih pejantanku sayangg uuuhhh! Aku gak tahan banget uuhh kontholll besarrrhhh uuhh! Enaknya!!!”
“Enak kan sayangg? Uuhh kita keluar bareng bareng yukk!! Uuuhh enaknya ngentot sama mahasiswi berjilbab kayak kamu uuhh!!”
“Iyaaa ayooo Pak Jarwooo uuhh keluarin ajaa uuhh.. saya juga mau keluar nih uuhh! Uuhh saya keluar aaaaaaaaaaahhhhhhhh aaaahhhh uuhhhhh!!”
“Iyaaa ini saya juga udah keluar aaaahhhh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh uuuhhhhh terussshh goyangg pelacurrrrr!!”
Akhirnya mereka berdua melepaskan ejakulasinya masing-masing dan seketika itu juga semua suara terhenti, dan hanya terdengar suara shower yang masih mengucur.
Hanya desahan napas yang terdengar serta senyuman kecil di bibir mereka berdua, menandakan mereka telah mendapatkan kenikmatan yang benar-benar tidak pernah bisa mereka bayangkan sebelumnya.