Menghindar, itu yang masih dilakukan Vanesa setelah semua pemberitaan yang menyudutkannya. Publik masih dibuat bertanya-tanya tentang kesaksian Vanesa.
Berbeda dengan Vanesa, Aska tidak menghindar. Pria itu menghadiri acara talk show pagi tempat yang membuatnya akan diwawancarai oleh host tentang berita-berita yang mengenainya.
“Kita sudah kedatangan bintang tamu istimewa, Aska Kusuma Bestari, kita akan berbincang-bincang selama satu jam ke depan dengannya,” seru pembawa acara wanita berambut pendek itu.
Aska duduk berhadapan dengan sang host. Ia tampak tenang dan masih sempat memberikan senyum hangat ke arah penonton di studio itu.
“Bang Aska, bagaimana nih kabarnya?” tanya si pembawa acara.
“Sangat baik, Melly,” jawab Aska. “Lama rasanya nggak diundang ke sini lagi. Kayaknya harus bersyukur dengan berita-berita itu, ya,” tambahnya seraya tertawa.
Melly ikut tertawa. “Ah, bukan karena video. Eh, keceplosan. Berita itu kok. Ini karena Melly kangen Bang Aska aja,” ujarnya dengan nada bercanda.
“Ah, yang benar aja,” ejek Melly.
“Eh emang benar, ya? Bang Aska minta video yang kualitasnya lebih bagus?” Melly pura-pura berbisik.
“Ya. Tapi nggak ada yang kasih,” jawab Aska. “Kan bisa buat koleksi itu.”
Melly tertawa singkat. “Eh, tapi abis itu rekaman pengakuan Bang Aska malah kesebar. Jadi Bang Aska mengalami inkonsistensi, ya di sini. Tadi nggak ngaku, nantangin minta video yang bagus, eh malah rekaman pengakuannya bocor,” ujar Melly dengan nada bercanda.
“Sebenarnya gini, saya hanya mempertanyakan kenapa semua orang percaya itu saya, kan saya belum bilang apa-apa saat itu. Itu kenapa saya bilang lucu.
Dari video kualitas rendahan seperti itu orang-orang sudah bisa menyimpulkan macam-macam. Itu mengapa saya saya tantang buat orang, terutama yang sudah menyebarkan video itu untuk memberikan video yang lebih jelas.
Kenapa saya bilang begitu? Agar semua orang tahu siapa yang ada di video itu dan tidak asal main tebak-tebakan,” terang Aska.
“Jadi sebenarnya Bang Aska nggak mengelak, ya. Cuma mungkin agak marah karena pemberitaan itu, ya,” kata Melly seakan menyimpulkan. “Jadi, itu benar Abang, ya?”
“Ya, tentu itu saya,” jawab Aska dengan tenang seraya tersenyum. “Itu kejadian lima tahun yang lalu. Sebenarnya nggak ada masalah saya tidur dengan siapa saja, toh itu hanya satu malam. Yang salah adalah saya ketahuan. Iya, nggak?” tambahnya yang malah tertawa.
Melly ikut tertawa. “Lalu, mengenai dalam tanda kutip partner Bang Aska di video itu sebenarnya siapa sih? Apa sesuai sama tebakan semua orang atau sebenarnya dia adalah orang lain?” tanya Melly yang tampak begitu penasaran.
“Ya, saya masih menantang dia–orang yang menyebarkan video itu–untuk menunjukkan kualitas yang lebih baik. Karena netizen tidak akan tertarik lagi dengan berita ini jika saya langsung katakan siapa partner saya di sana,” jawab Aska. “Lagi pula, saya tidak punya hak untuk memberitahu. Dia yang berhak mengungkapkan itu sendiri.”
“Saya juga dapat laporan kalau polisi sedang menyelidiki orang yang pertama kali menyebar video itu ke internet. Pendapat Bang Aska sendiri bagaimana?” tanya Melly seraya mengangguk-angguk.
“Bagus. Semoga pelaku cepat ditangkap. Jangan sampai artis lain aibnya bocor juga kayak saya,” jawabnya yang masih bisa bercanda.
Reaksi orang-orang pada talkshow itu begitu beragam. Ada yang menganggap bahwa itu semua adalah settingan belaka, ada yang memberikan komentar negatif pada Aska yang seperti bangga dengan aibnya yang menjadi konsumsi publik, hingga pujian atas kejujuran Aska.
***
Saat break syuting, Nolan duduk sembari minum air mineral dari botol plastik kemasan. Ia mengamati apa yang ada di depannya dengan wajah lesu. Proses syuting memang tampak melelahkan, apalagi masalah-masalah yang menghampirinya sekarang ini.
Nolan masih harus terus mendukung Vanesa yang masih terus ditekan untuk mengaku, ditambah lagi kakaknya yang menginginkannya untuk pergi dari wanita yang dicintainya. Nolan tidak bisa merasakan keseruan proses syuting seperti biasanya.
“Nolan, kau tidak mau gabung dengan yang lain?” tanya seorang wanita yang kemudian duduk di samping Nolan.
Wanita itu tampak cantik, dengan rambut berlombang, make up penuh yang membuatnya tampil begitu menarik, dan tubuhnya yang indah terpapar jelas lewat kaus tipis dan celana jin ketatnya.
Nolan menggeleng. Ia kemudian mengeluarkan rokok dan korek api.
“Kau ingin merokok di sampingku?” tanya wanita itu dengan mata disipitkan.
“Emang kenapa?” tanya Nolan yang tampak tak suka.
“Nolan, apa kau lupa?” jawab wanita itu balik bertanya. “Aku alergi asap.”
“Della, lebih baik kau bergabung dengan yang lain,” usul Nolan seraya menunjuk kumpulan pemain film yang sedang beristirahat.
“Aku ingin di sini, denganmu. Kau begitu berubah sejak kasus itu. Apa tidak ada pikiran buatmu untuk berhenti saja?” tanya Della dengan pandangan penuh ke arah Nolan.
Nolan tampak tak mengerti. “Apa maksudmu?”
Della mengeluarkan napas lesu. “Tinggalkan saja Vanesa. Kau bisa berhubungan dengan siapa saja, kenapa harus dengan orang yang sudah mengkhianatimu?”
“Tidak akan. Dia hidupku,” jawab Nolan.
“Move on, dan cari hidup baru,” ucap Della seraya menaruh tangannya ke atas tangan Nolan.
Della memandang lawan mainnya itu dengan mata yang tampak menyembunyikan maksud. Sesuatu yang seakan sudah ditunggu-tunggunya.
Nolan menarik tangannya dari genggaman Della. “Hidup hanya satu, jalani atau mati. Jika aku tidak di sampingnya maka aku mati.”
Della tertawa kecil dan kemudian mendorong bahu Nolan. “Ada apa denganmu? Kau pandai sekali berbual. Cinta mati itu tidak ada. Ayolah, lihat kenyataan. Siapa orang yang ada di ranjang bersamamu bukan berarti orang yang kau miliki.”
Della kemudian mencium pipi Nolan dengan cepat, dan kemudian berdiri. Nolan tak menjawab kata-kata Della. Ia hanya diam saja saat Della pergi. Dengan cepat ia meludah dan mengusap pipinya yang sudah dicium Della.
“Lipstick di pipi kan bikin gatal,” ujarnya.
***
“Aku akan mengatakan semuanya malam ini,” kata Vanesa yang sedang berdiri di depan cerminnya.
“Kau siap?” tanya Nolan yang kemudian memeluk Vanesa dari belakang.
“Iya, aku sudah siap. Entah mereka percaya atau tidak, aku tetap akan katakan sejujurnya,” jawab Vanesa seraya mengangguk. Ngocoks.com
Baik Nolan dan Vanesa terlihat sangat gugup malam itu. Tidak lama lagi, puluhan wartawan dari berbagai media akan meliputnya. Semua yang ia katakan akan segera tersebar dan menjadi berita yang akan dibicarakan.
Babak baru kasusnya akan terbuka dan itu membuat mereka percaya satu hal. Tidak mudah untuk menjadi seorang public figure. Jika saja waktu bisa diputar, mereka akan memilih mimpi lain.
Namun, segala risiko harus tetap ditanggung. Itu yang dinamakan passion. Jika kita sudah terjun ke suatu bidang yang kita suka, tidak ada kata berhenti. Yang ada hanya jalani atau mati.
“Aku akan selalu memilihmu. Selalu,” bisik Nolan di telinga Vanesa.
“Jika suatu saat kau menyerah, tinggalkan aku saja. Tapi ingat, jika kau kembali, aku tak akan bersamamu lagi,” ujar Vanesa.
“Tidak akan,” jawab Nolan.
Bersambung…