“Saya mengakui jika Vanesa adalah aktris berbakat. Namun, apa yang dia lakukan sangat menjijikkan. Segala drama dari kasus ini dibuat olehnya, memutarbalikkan fakta hingga berperan menjadi korban dengan merasa dirinya telah dinodai.
“Dengan karir yang begitu gemilang, ia tidak membutuhkan skandal. Jadi, saya katakan tidak ada settingan dalam pembuatan video itu, itu adalah murni aib suami saya dan juga si jalang itu.
Jika orang bertanya bagaimana perasaan saya? Merasa dibohongi selama bertahun-tahun itu sakit, apalagi kebohongan itu menyangkut sebuah kesetiaan. Saya marah dengan Aska, tetapi memilih memaafkannya karena saya ingin menjadi istri yang setia,” ungkap Fiara.
“Tapi kalau ke si wanita beda lagi, ya?” tanya Melly.
Fiara mengangguk. “Saya tidak akan memaafkan Vanesa. Bagaimana caranya memutarbalikkan fakta menunjukkan seberapa buruk kualitasnya sebagai wanita. Sejak video itu muncul, ia terus menghindar.
Itu respons normal, tetapi setelah kasus semakin memanas ia keluar dan menceritakan kebohongan besar yang memojokkan Aska. Ia mengatakan secara tidak langsung jika Aska telah memperkosa dia! Namun, di sana ia memberi clue untuk rencana cadangannya.
Yaitu, dengan memberikan alternatif kejadian. Ia bilang bahwa ia menemukan pakaian yang bukan miliknya, mengindikasikan bawah bukan dirinya yang ada dalam video itu. Jadi apakah dia atau bukan, ia akan terlihat tidak bersalah.
“Pengakuannya dibuat saat Aska sedang tidak di tanah air, itu akan meminimalisir sanggahan. Saya melihat bahwa ia menginginkan atensi dari publik, ia mendapatkan itu. Namun, karena tidak punya bukti, masih banyak orang yang ragu.
Akhirnya, rencana kedua dilancarkan yaitu menyuruh Tiara untuk mengakui hal itu dengan bukti-bukti yang ia simpan, karena sesungguhnya bukti itu akan menunjukkan bahwa dia adalah dalangnya. Si perekam video sekaligus si wanita dalam video itu.
“Namun, Vanesa tidak memperhatikan sekeliling saat melakukan transaksi. Dalam posisinya yang sedang menjadi incaran media, ia selalu diikuti oleh awak media yang menyamar. Vanesa begitu ceroboh dalam hal itu.
Namun, itu bagus. Sekarang, publik tahu jika aktris yang digadang-gadang akan menjadi aktis go international dan mengharumkan nama bangsa, malah menjadi aktris murahan.”
Suasana tampak tegang, Melly sendiri sulit untuk memberikan respons, tetapi ia mencoba tersenyum. “Wah, terima kasih Mbak Fiara. Kalau boleh tahu dari kacamata Clara bagaimana?” tanyanya seraya mempersilakan Clara untuk menjawab.
“Aku sendiri tidak melihat bahwa ini suatu masalah besar. Maksudnya, kenapa harus membuat drama dan tidak mengatakan sejujurnya saja? Jika Vanesa mengatakan bahwa itu memang terjadi, dalam tanda kutip ia bermain panas di belakang bibiku, Fiara dengan pamanku, Aska.
Mungkin publik akan memaafkan karena kejadiannya sudah lima tahun yang lalu. Contohnya saja Bi Fiara yang memaafkan suaminya. Akan tetapi, karena Vanesa memilih bermain drama akhirnya dia sendiri yang kena batunya,” ungkap Clara.
“Menurut Clara, Vanesa orangnya bagaimana sih?” tanya Melly dengan nada yang seakan dibuat bahwa dia begitu penasaran.
“Vanesa is full of fake. Bukan bakat atau rupanya yang palsu, dia cantik harus aku akui, dia berbakat ya, harus aku akui juga. Dia juga punya kekasih kayak Nolan. She is already perfect. Namun, persona dia yang begitu palsu.
Dia itu berlagak seperti tak punya dosa, seakan kalau dia itu artis baik-baik. Mungkin manajemennya menyuruhnya untuk selalu menampilkan imej seperti itu. Tapi, dia itu fake. Tidak alami.
Setiap apa yang dia lakukan terkesan punya maksud agar orang menganggapnya seperti apa yang dia inginkan. Berbeda denganku yang apa adanya, aku katakan kalau aku ingin Nolan putus dari Vanesa, aku katakan dengan lantang. Why? Lebih dari separuh penggemar Nolan juga ingin sekali itu terjadi.
Aku katakan kalau aku menyukai adegan ciumanku dengannya juga adegan ranjang, semua aku katakan tanpa memperhatikan resiko kalau aku akan diccap murahan atau apa.
“Sekarang lihat Vanesa. Dia ingin menampilkan dirinya seperti she is too good to be true. Aktris cantik, kata, berbakat, punya kekasih sempurna, tanpa skandal, namanya selalu dicap baik. Namun, ternyata dia menyimpan keburukan. Ya, berhubungan badan dengan lelaki yang sudah bersuami itu sangat murahan.”
“Bukan aku bela Vanesa ya,” ujar Melly, “tapi memang kalian tahu cerita aslinya? Sampai mengatakan seperti itu?”
“Katakan saja,” ucap Fiara pada Clara yang sepertinya minta izin dulu untuk menjawab.
“Sekarang, aku mau kasih tahu yang sebenarnya. Paman Aska sudah menjelaskan segalanya pada Bibi Fiara dan aku. Semua orang juga sepertinya perlu tahu,” ungkap Clara.
“Lima tahun lalu, Vanesa hanya akris pendatang baru yang namanya belum diperhitungkan. Ia mengenal pamanku saat mereka ada dalam satu project, di sanalan mereka mulai kenal. Vanesa meminta bantuan pamanku untuk bisa tampil menjadi pemeran utama di film besar.
“Pamanku melihat Vanesa punya bakat dan look yang sesuai dan ia memberikan bantuan. Sebagai gantinya, Vanesa ingin membayar hal itu pada pamanku. Ia ingin membayar dengan sesuatu yang tak akan dilupakan.
Oke, kalian sudah tahu arahnya. Vanesa menawarkan tubuhnya untuk dijajah pamanku sebagai bayaran. Pamanku hanya tertawa karena mengira itu candaan, tetapi Vanesa serius.
“She is truly a bad bitch. Ia menyukai pamanku. Saat pamanku mabuk, ia menggodanya. Pamanku yang tak bisa berpikir jernih akhirnya mau menuruti kata-kata Vanesa. Keduanya melakukan itu di sebuah hotel.
Vanesa merekamnya untuk dirinya sendiri. Jika orang menanyakan kenapa video itu bisa tersebar bisa jadi orang di manajemennya atau ponsel dan laptopnya diretas. Oh, c’mon we dont fucking care who share it!”
Acara talk show itu pun segera menjadi perbingangan baru bagi publik. Sekarang, nama Vanesa sudah semakin dibenci.
***
Vanesa duduk di ranjangnya sembari menatap ke arah jendela. Ia tak mau ke mana-mana. Di dalam tangisnya, ia tersenyum, tertawa sendiri seperti ada yang lucu. Dalam situasi yang ia hadapi, tampak sekali mengenai kesehatan psikisnya.
Nolan yang baru datang setelah membeli makan, mendekati kekasihnya itu. Ia duduk di sebelah Vanesa sembari memperhatikan wajah yang bergeming.
“Aku ada bersamamu,” ucap Nolan seraya merangkul kekasihnya.
Vanesa menoleh ke arah Nolan dan menyingkirkan tangan pria itu dari tubuhnya. “Aku rasa kita harus berakhir di sini,” ujarnya.
Nolan mengerutkan dahinya. “Berakhir? Apa maksudmu, Sayang?”
“Kau harus pergi tinggalkan aku,” jawab Vanesa yang terlihat menahan tangis.
“Tidak akan,” ujar Nolan.
“Pergilah. Tak ada alasan lagi kau ada di sini,” terang Vanesa yang kemudian berdiri.
“Apa maksudmu menyuruhku pergi? Karena berita itu? Aku sama sekali tidak peduli tentang apa yang orang katakan,” kata Nolan yang juga ikut berdiri. Ngocoks.com
“Bagaimana jika mereka benar?” tanya Vanesa.
Nolan terdiam beberapa detik. “Aku tidak peduli meskipun kau memang melakukan apa yang dikatakan media. Aku tetap akan ada di dekatmu,” jawabnya tegas.
“Kau tidak sepatutnya mengatakan itu. Aku tahu kau goyah, Nolan. Kau tidak akan bisa bertahan lebih jauh. Mereka masih belum selesai,” jawab Vanesa dengan tatapan yang tampak menampilkan getir yang begitu terasa.
“Kau salah. Justru aku akan menjadi tameng yang lebih kuat,” ujar Nolan.
“Kau tidak mengerti,” jawab Vanesa. “Apa yang media katakan masih lebih baik dari apa yang sebenarnya aku lakukan.”
“Apa yang kau maksud?” tanya Nolan yang tampak tidak mengerti.
Dengan mata yang basah, Vanesa menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi. Nolan menggeleng tak percaya. Cara dia melihat Vanesa berubah seutuhnya. Ia pun memilih pergi untuk menemukan tempat di mana dia bisa berteriak dan mencurahkan segalanya.
Bersambung…