Aku bangun tidur sekitar jam 5 subuh, sebentar aku duduk dipinggir kasur mengingat-ngingat kenangan indah semalam bersama ibu.
Sungguh tak menyangka aku sudah menyetubuhi ibuku sendiri, lalu bagaimana dengan ibu? Apakah akan menjauhiku karena aku sudah menyetubuhinya? Malukah ibu jika bertatapan denganku nanti?
Sprey yang acak-acakan kubereskan dan diganti dengan yang baru, bekas sprey yang masih berlumuran sperma ku lipat dan kubawa kekamar mandi dan direndam untuk menghilangkan jejak.
Setelah mandi seperti biasanya aku beres-beres rumah dan mencuci piring, ternyata perkiraanku salah! Ibu sudah mandi sebelum aku kekamar mandi, ibu bertingkah seperti biasanya seolah semalam tak terjadi apa-apa dengannya.
Aku diam ibuku pun diam, lalu datanglah ayah masuk ke kamar mandi beberapa saat kemudian ayah pun keluar, tapi aku dan ibu masih saja diam.
Aku bingung harus ngomong apa? Ibu pun tak memulainya. Apa ibu benar-benar marah? Menyesal? Malu? Semua itu berkecamuk didalam hatiku.
Tiba-tiba ayah datang menghampiri kami yang sibuk masing-masing, aku mencuci piring sedangkan ibu memasak untuk makan pagi.
“Waduhhh.. anak ayah rajinnya.. senang lihatnya melihat anak dan ibu sangat akur saling membantu..”
“Aku kan sayang ibu yah.. tapi Rizwan gak tau apa ibu juga sayang Rizwan?” kataku candain ibu.
Mendengar kata-kataku ibu langsung menyahut, “Rizwan kata siapa ibu tak sayang kamu? Masa ada ibu gak sayang anaknya.. ahh kamu ini…” Kata ibu sambil mencubit tanganku.
Akhirnya suasana yang tegang pun cair kembali, aku, ayah dan ibu ngobrol bersama di dapur. Sesekali ibu melirikku sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala karena merasa ada yang lucu, tapi tak dikatakannya.
Setelah semuanya matang kami berempat berkumpul untuk makan pagi, Puput didekatku, sedangkan ibu dekat ayah.
Aku sebenarnya masih penasan, kenapa tadi aku dan ibu sama-sama diam? Lalu apa ibu pun merasakan yang aku rasakan? Ibu tak seperti biasanya, dia lebih banyak menunduk ketika bertatapan denganku tapi tidak dengan ayah dan Puput.
Selesai makan ayah berkata, “bu, Rizwan, Puput ayah lupa mau mengatakan sesuatu. Besok ayah mau ke Kalimantan, ayah diajak teman ayah kesana menggali lobang tambang emas.
Ayah pun tidak tahu sebulan sekali atau dua bulan ayah pulang. Rizwan ayah titip ibu kamu juga Puput ya?”
“Ayah, kok mendadak sih berangkatnya?” Kataku.
“Iyaa, tapi ini kesempatan ayah untuk mendapatkan uang yang banyak nak, yang penting kebutuhan kalian tercukupi dan ayah pun sehat dan selamat disana..”
“Berangkatnya berapa orang pak?” Kata ibu.
“Empat orang Bu, ayah kesana pakai jalur laut agar lebih murah ongkosnya. Ibu baik-baik aja disini ya? Pasti ayah akan hubungi kalian lewat telpon..”
“Mudah-mudahan disana baik-baik saja dan berhasil yah..” kataku.
Akhirnya waktu yang sudah ditentukan ayah pun pergi merantau ke seberang, biasanya ayah seminggu sekali pulang akan tetapi ini akan berbulan-bulan.
Aku merasa kehilangan juga merasa bersalah karena telah ngentot ibu waktu itu, aku berkata dalam hatiku sambil melihat ayah pergi ‘Maafkan aku ayah, tubuh ibu telah aku nikmati’.
Setelah kepergian ayah seperti biasa aku pergi sekolah, ibu dan Puput pun pergi ke sekolah yang sama, Puput masih dikelas 1 sedangkan ibuku mengajar dikelas 6. Pulangnya kadang aku duluan kadang ibu dan Puput sudah ada dirumah.
Sejak ditinggal ayah, komunikasi aku dan ibu sepertinya terasa kurang baik. Ketika Puput pergi sedang main dengan anak tetangga, kulihat ibu sedang duduk diruang tengah.
Aku pun duduk disamping ibu, tingkah ibu seperti grogi ada aku disampingnya. Ku beranikan tiduran dipangkuan ibu, lalu aku memandangi wajah ibu.
“Bu, ibu membenci Rizwan ya? Ibu marah sama Rizwan Bu? Kalau begitu Rizwan minta maaf sudah menyakiti ibu..”
“Nak, ibu tidak marah, ibu tidak membenci kamu sayang. Ibu malu sayang, sekarang ibu merasa hina karena telah berzina. Ibu sudah mengkhianati ayahmu..”
“Bu, aku juga merasakan hal yang sama seperti ibu. Tapi kita melakukannya atas dasar suka sama suka Bu, kalau ibu seperti ini terus, Rizwan malah tampak seperti orang jahat Bu.. apa Rizwan juga harus pergi dulu dari rumah agar ibu bisa tenang?”
“Sayang, kok kamu ngomong gitu sihh? Kamu buah hati ibu sayang, darah daging ibu! Jangan kamu lakukan itu ya..?
“Abisnya ibu tak seperti biasanya gak meluk rizwan lagi, selalu menunduk dan bersikap dingin.. aku ingin ibu seperti dulu lagi..”
“Iyaa sayang maafkan ibu ya? Sejak kejadian itu ibu gak bisa tidur sampai subuh keinget terus..”
“Kenapa Bu? Apa ibu menyesalinya?”
“Entahlah.. ibu bingung harus mengatakan apa, sebelum ayahmu pergi dia minta jatah ke ibu, tapi yang dipikiran ibu kenapa selalu ada kamu nak?! Padahal ibu sedang disetubuhi ayahmu..” mungkin itu akibat dari hubungan incest saya yakin perasaan itu takkan mungkin bisa lepas.
“Bu, jangan ibu pendam terus bu. Hidup ini hanya sekali bu buatlah menjadi berarti, aku menyayangimu bukan untuk menyakiti ibu dan merasa bersalah, jujur Bu.. tak ada niat dalam hati Rizwan menghinakan ibu. Percaya sama Rizwan Bu, yang Rizwan lakukan sama ibu hanya ingin ibu bahagia.”
“Makasih yaa sayang, ibu percaya sama kamu nak.. kamu memang benar sayang, sejak kita bersetubuh ibu bahagia sekali, apalagi ketika kontol kamu ngobok-obok memek ibu ahh.. rasanya tubuh ibu terasa ringan tanpa beban. Iihh.. kok ibu jadi ngomongin itu sih, ibu jadi malu..”
“Gpp Bu, aku senang kok ibu terbuka sama Rizwan. Jujur Bu, memek ibu rasanya sungguh luar biasa! Ingin rasanya tidur di selangkangan ibu sambil nempelin pipi Rizwan di memek ibu yang sedang mekar. Bu.. Kalau aku minta lagi boleh gak?”
Ibuku diam seribu bahasa sepertinya pergolakan batinnya sedang bertarung didalam hati ibu, jika dikasih keinginan anaknya hatinya mengatakan itu dosa besar, juga sama saja mengkhianati suaminya sendiri.
Tapi karena memeknya sudah pernah dimasuki kontol anaknya , hati dan pikirannya mulai bimbang, lalu dilihatnya wajah anaknya, tiba-tiba hatinya mulai terbuka ‘dia anak kandungku sendiri, aku yang mengandung, melahirkan dan menyusuinya.
Dia bukan orang lain dan tak ada salahnya jika aku melakukannya lagi, aku jadi tergila-gila oleh anakku sendiri. Tubuhku seakan merespon baik ketika kontol anakku berada didalam memekku.
Mungkin karena anakku juga bagian dari tubuhku’ akhirnya dengan sedikit gemetar dan mengangguk pelan ibu berkata, “Hmmm.. boleh sayang, ibu juga menginginkannya sayang.. tapi jangan sampai ayahmu atau adik kamu tahu ya?”
“Jadi boleh Bu? Rizwan ngentot ibu lagi?”
“Iyaa boleh sayang, karena kamu putra ibu, kamu selalu membuat ibu senang, membuat ibu bahagia dan mengerti keadaan ibu, untuk itulah ibu mencoba membuka hati bahwa ibu membolehkan kamu melakukan yang kamu suka kepada ibu sayang”
“Jangan karena yang Rizwan suka Bu, tapi.. yang Rizwan dan ibu sukai.. aku suka memek ibu, juga ibu pun menyukai kontol aku. Kita sama-sama saling menyukai Bu, tak ada yang salah. Yang salah adalah ketika aku memaksa ibu untuk ngentot denganku. Maafkan Rizwan Bu sudah ngomong kasar “
“Gpp sayang, ibu suka mendengarnya.. kata-kata kamu membuat ibu berkeringat hihihi”
Lalu aku bangkit dan mencium kening ibu, “ini sebagai tanda rasa terima kasihku pada ibu..”
“Ibu kok bahagia sekali yaa? Kayak lagi dilamar kembali heheee..”
“Ibu makin cantik aja, Rizwan sepertinya jatuh cinta sama ibu..”
“Kamu belum tahu ya? Cinta ibu sama kamu lebih besar lho?”
“Masa sih Bu? Boleh Rizwan buktikan? Tapi janji ibu gak akan marah kan?”
“Boleh, buktikan aja…”
Tanpa pikir panjang kumasukkan tanganku menelusup kedalam celana ibu dan kuraba memeknya sambil mengorek-ngorek lobang memeknya.
Lalu kucium ibuku dan ku masukkan air ludahku kedalam mulutnya, aku sampai kaget! Ternyata ibu menelan ludahku bulat-bulat.
Ibuku sampai memejamkan mata karena hangatnya telapak tanganku menyentuh klitorisnya, lalu aku cabut lagi dan ku emut jari tengahku tanpa rasa jijik sedikit pun, lalu bekasnya ku berikan ke mulut ibu dan ibu pun mengemut jari tengahku bekas memeknya serta jilatanku, ibu memengang tanganku dan kelima jariku diemutnya satu persatu.
“Gimana sayang? Percaya kan sama ibu?”
“Iyaa Bu, Rizwan percaya ternyata cinta ibu sama Rizwan begitu besar..”
“Ibu juga percaya kamu sayang, kamu melakukan yang ayahmu sendiri tidak pernah melakukannya.
Ibu juga aneh melakukan melakukan yang tidak pernah ibu lakukan sama ayah kamu, anehnya seperti ada gairah yang begitu besar dalam diri ibu yang ingin lepas sayang..”
“Makanya Bu, nanti kita lepaskan sama-sama yaa? Jangan dipendam Bu gak baik buat kesehatan”
“Iyaa sayang… Hihihi”
Ketika kucium bibir ibu tiba-tiba Puput adikku pulang, “maahhh Puput pulang… Lapar nihh mahh..!” Langsung kami hentikan ciuman itu, hampir aku tercyduk adikku, soalnya jika terlihat pasti dengan polosnya bisa bocor skandal hubunganku dengan ibu pada ayah. Padahal aku dan ibu sudah sange ingin ngentot dan di entot, adek-adek kenapa sih kamu malah datang huft!. Adekku bukannya kedapur malah ke kamarnya dulu.
“Lauknya ada dimeja sayang! Atau mau sama telur dadar? Tapi ibu goreng dulu telurnya?”
“Eemm.. sama telur dadar aja deh! Jangan pake bawang ya Bu?”
“Iyaa sayang…” Lalu ibu berdiri dan merapikan celananya, sebelum pergi ibu tersenyum kepadaku dan mencubit hidungku.
“Ahh ibu, nanti aku balas lho…!” Kataku bercanda.
“Boleh..! Tapi gak akan ibu kasih nanti Weee..” kata ibu sambil menjulurkan lidahnya.
“Iyaa deeh gak jadi…” Kataku kepada ibu. Ibu hanya tertawa mendengarku.
Tiba-tiba adikku datang menghampiriku
“Kak emangnya ibu gak akan ngasih apa sihh?” Kata adikku.
“Kacang goreng dekk… Heheee..”
“Wahh! Mau dong?!!” Adikku pun pergi menemui ibunya sambil berteriak “ibu mana kacang gorengnya?!!”
“Kacang goreng apa put?”
“Itu kata kak Rizwan ibu punya kacang goreng, terus kakak gak bakalan dikasih?! Emang ada kacang gorengnya??”
“Ahh kakak kamu mah bo’ongin kamu sayang.. ibu gak bikin kacang goreng kok!”
“Huuhhh!! Dasar kakak bo’ongin Puput.. awas aja” kata adikku menggerutu.
Perasaanku senang sekali, ibu mengijinkanku ngentot dengannya.. baik sekali ibuku ini, setelah lulus nanti dan sudah bekerja aku berjanji gaji pertamaku untuk ibu.
Daripada BeTe di rumah mau ngentot gak jadi gara-gara ada si Puput, mending aku main aja dulu.
“Buu..! Rizwan keluar dulu yaa mau nonton bola dulu..”
“Iyaa sayaanngg hati-hati..!!”
Ku panaskan motor beatku lalu aku pergi ke kecamatan nonton pertandingan bola antar kampung, dipinggir lapangan aku bertemu Ranty mantan pacarku, sekarang dia ternyata sudah punya pacar baru.
Ketika melihatku dia terkejut bahwa aku juga melihatnya. Karena malu, Ranty bersembunyi dibalik kerumunan.
Anehnya aku tak merasa cemburu atau sakit hati melihatnya sudah bersama dengan orang lain, lagi pula aku sudah merasakan kenikmatan memeknya tapi lebih nikmat memek ibuku daripada dirinya.
Hari sudah mulai hampir sore pertandingan belum selesai, aku berusaha untuk pulang takut ibuku khawatir atau ingin menyuruh sesuatu. Kebetulan diperjalanan aku melihat Rasty bersama cowok barunya, pantesan saya diputusin lha cowoknya punya motor ninja.
Ketika aku dan Rasty saling berpandangan kembali, aku mengangguk pelan kode bahwa aku masih menghargainya dan tak punya dendam kepadanya, Rasty hanya tertegun melihatku melewatinya.
Akhirnya sampai juga aku dirumah, setelah ku masukkan motorku, aku melihat ibu sedang ngobrol dengan ibu-ibu tetangga.
“Nak udah pulang? Itu ada kolak didapur ibu tadi masak buat kamu..”
“Iyaa buu,..” ibu pandai sekali berakting didepan ibu-ibu, didalam rumah biasanya manggil sayang.
Setelah makan kolak buatan ibu, akupun langsung mencuci piring bekasku karena memang itu sudah kebiasaanku. Semuanya sudah terlihat rapi dan bersih, aku pastikan ibu tak terlalu terbebani oleh pekerjaan rumah tangganya, karena aku juga merasa kasihan sama ibuku menjadi guru dan mengurusi rumah pastinya melelahkan.
Akupun mandi dan memakai kolor boxerku, karena mungkin kecapean aku tidur di kamarku.
Aku merasa tubuhku terasa hangat, tapi karena mungkin ngantuk berat aku biarkan saja. Sekitar jam delapan malam aku terbangun dan kulihat ada selimut yang menutupi tubuhku, pasti tadi ibu masuk ke kamarku.
Setelah menggisik mataku karena terasa perih lalu keluar kamar, “udah bangun sayang? Keliatannya lelap banget tidurnya..?”
“Iyaa Bu, makasih ya Bu udah nyelimutin Rizwan.”
“Abisnya ibu gak tega liat kamu meringkuk meluk guling kayak kedinginan… Gituu yaa?! Gak ada ibu kamu selingkuh sama guling…hihihi..”
“Ahh ibu, aku setia lho orangnya Bu..?!”
“Masa sih sayang?”
“Iyaa bu.. ibu gak percaya ya?” Kataku pura-pura kecewa.
“Ibu percaya kok sayang.. cuci muka dulu sana kusut tuh rambut kamu juga..”
“Iyaa Bu..” aku pergi ke kamar mandi malah sekalian langsung mandi, masih memakai boxerku aku menghampiri ibuku dan duduk dikursi.
“Kok jauhan sihh duduknya..” saking gemesnya aku duduk dekat merapat dengan ibu lalu kucium pipinya,
“tubuh ibu wangi sekali, seger banget..” “tadi ibu abis ngobrol sama tetangga langsung mandi, terus nungguin kamu disini..hihi” sambil mencium leher ibu aku berkata,
“Puput mana Bu?” “Lagi belajar sayang aaaahhhh.. gelliii ihh..!”
“Tapi suka kan Bu? Hehee” “kalau ibu gak suka ibu udah marahin kamu sayang..”
“Bu?”
“Iyaa sayang ada apa?”
“Maaf ya Bu, kalau Rizwan lagi ngentot ibu suka ngomong kasar, seperti tadi barusan ngomong ngentot, memek atau kontol. Rizwan tak ada maksud menghinakan ibu, ketika nyebutinnya Rizwan merasa plong lho Bu, dan Rizwan juga akan tetap menghormati ibu bukan hanya sekedar pelampiasan nafsuku, aku ingin ibu dan aku saling mencintai meskipun tidak mungkin..”
Ibu menggenggam tanganku lalu menariknya kedadanya, “kamu sayang ibu gak?” “Iyaa aku sayang ibu”
“kamu mencintai ibu?” “iya Bu aku mencintaimu Bu..” “sayang, ibu menyayangimu mencintaimu hanya sebatas kasih sayang antara ibu ke anak, tapi sejak kamu menyetubuhi ibu waktu itu cinta ibu sayang ibu sama kamu sudah seperti hubungan suami istri.
Sayang ibu sudah menganggap kamu sebagai anak juga sebagai suami ibu, memang ini tabu sayang tapi mau bagaimana lagi ibu sudah sangat mencintai kamu. Seandainya jika bisa ibu ingin kamu nikahi ibu, tapi itu tidak mungkin terjadi. Bagi ibu itu bukan masalah, yang penting ibu dan kamu mulai saat ini adalah suami istri, sayang…
Ibbuuu sangat mencintaimu..” mata ibu sampai berkaca-kaca mengatakannya, sambil ku cium kening ibu aku pun mengungkapkan perasaanku, “aku juga mencintai ibu, aku telah dikhianati seorang wanita dan ibu malah mau menjadi istriku.. sungguh mulia hati ibu, ibu benar-benar menjaga perasaanku..”
“Ibu senang sekali sayang, perasaan ini seperti ibu kembali ke masa hari pernikahan, ibu sungguh bahagia sayang..”
“Bu?”
“Apa sayang?”
“Aku… Mmmm.. ingin punya anak dari ibu… Boleh gak Rizwan menghamili ibu?”
Ibu kaget mendengar permintaanku, ibu merenung sejenak memikirkan resikonya.
“Sayang, punya anak itu berat tanggung jawabnya sayang, belum lagi status anak itu bagaimana?”
“Bu, mungkin sekarang aku sedang sekolah, tapi Rizwan sudah berjanji pada diri sendiri juga sekarang sama ibu, Rizwan akan bertanggungjawab jika ibu mengandung anakku.
Memang prosesnya lama Bu, tapi aku berharap ibu percaya bahwa Rizwan akan bertanggung jawab..”
Ibu menatapku dalam sekali seakan menggali isi hatiku, dan didapatkan sebuah cahaya keyakinan dari sorot mataku bahwa aku berkata jujur.
“Baiklah sayang, ibu bersedia mengandung anakmu.. ibu pegang janji kamu… Lagian ibu juga ingin punya anak lagi.. hihihi”
“Makasih bu, Rizwan janji akan bertanggung jawab… Lalu bagaimana jika ayah tahu ibu hamil lagi?”
“Nanti ibu akan bilang ke ayah kamu bahwa ibu sedang tak KB pas ayah setubuhi ibu.. sejak ayah kamu pergi ibu sudah tak KB lagi, ibu pikir gak bakalan ada ritual bersetubuh lagi, ehh ibu baru ingat ada kamu suami ibu, kebetulan ibu sebenarnya sedang masa-masa subur sayang” kata ibu sambil tersenyum.
Mendengar ibu sedang subur, aku jadi semangat ingin menghamili ibu kontolku sudah ngaceng ikut bahagia dan siap membuahi sel telur ibu.
“Bu, kekamar ibu yuk?”
“Sekarang?”
“Iyaa Bu..”
“Ibu lihat Puput dulu ya udah tidur apa belum..”
“Iyaa Bu..”
Ibu pergi melihat Puput kekamarnya, tidak berapa lama kemudian ibu memelukku dari belakang dan berbisik, “ayoo kekamar ibu sayang, katanya mau menghamili ibu” “Aman Bu?” “Iyaa sayang aman.. Puput udah tidur..” Aku dan ibu langsung masuk ke kamar pribadinya, disinilah aku dan ibu akan memadu kasih.
Bersambung…