Penisku kekar, badanku lemas. Usai memijat, aku tidur telentang dan menarik selimut tidur satu selimut dengan mama. Tangan mama meraih penisku, dia terkejut mendapatkan penisku ngaceng. Dia menawari “Main” tapi aku menolak karena badanku lelah.
Mama tidak putus asa dan berjanji tidak akan meminta diriku berperan, cukup telentang santai saja, semuanya mama yang akan bermain. Aku pasrah. Mama mulai dengan oral. Hisapan mulutnya memang maut sekali nikmatnya.
Hampir sejam dia mengoralku, tak kunjung berhasil membuatku ejakulasi. Memeknya yang sudah berlendir lalu dia adu dengan penisku. Mama bermain dengan gerakan berbagai gaya, sampai dia sendiri yang syur dan orgasme. Mungkin ada 3 kali dia mencapai orgasme, tapi aku tidak kunjung muncrat juga. Akhirnya mama menyerah dan memilih tidur memelukku.
Ke esokan pagi kami sudah bersiap untuk terbang ke Bangkok. Tiba di Bangkok aku chek in dikamar yang telah dipesan mama, lalu membuat janji dengan client papa untuk bertemu.
Dia mengundangku ke kantornya dan menyarankan agar segera saja berangkat, karena lalu lintas di bangkok macetnya parah. Mama memilih tinggal dikamar menungguku balik.
Jam 3 sore aku selesai dan masalah yang seharusnya dua hari diselesaikan, akhirnya selesai dalam satu kali pertemuan itu. Aku dan client papa sama-sama puas kami bersalaman erat sekali karena puas pembicaraan menghasilkan suatu solusi yang sangat baik.
Aku kembali ke kamar, mama masih berada di kamar. Kesempatan beristirahat seharian, katanya. Malam itu kami mencari tempat makan malam yang romantis. Aku berdua duduk di restoran sambil menikmati hidangan lezat khas Bangkok.
Dari tempat dinner kami sempat mampir menonton atraksi sex, yang disitu populer disebut tiger show. Setelah puas kami kembali ke hotel untuk istirahat.
Seperti yang dipersyaratkan mama, jika tidur malam, setelah bersih diri, maka diharuskan tidak mengenakan pakaian apa pun untuk masuk ke dalam selimut. Aku dan Mama tidur dalam satu selimut dan kami berdua telanjang bulat di dalamnya.
Andai saja aku tidak terlalu sering melakukan hubungan badan, pada situasi seperti ini, pasti penisku akan tegak berdiri. Tetapi kali ini, penisku tidur anteng, meski pun mama tidur memelukku dan mengelus-elus dadaku.
Tiba-tiba mama menyatakan ingin bicara serius denganku. Mau tidak mau aku harus menyatakan siap. Mana mungkin dielakkan. Mama pertama menanyakan keseriusanku berhubungan dengan Karina.
Mama dan papa katanya sangat berharap aku menikahi Karina. Jika aku menyatakan ya, maka mama berjanji akan mengungkap rahasia dalam keluarga mereka yang di mata orang, kehidupan mereka aneh.
Aku berpikir sejenak, apa yang aku rasa tidak cocok denganku terhadap Karina. Tidak aku temukan sih. Cuma apakah sudah pantas aku menyandang gelar suami dan mempunyai rumah tangga, lantas tidak bebas lagi, setelah ada ikatan.
Kalau tidak bebas, aku tidak tahu apa lagi yang aku inginkan, perempuan mana lagi yang akan diburu dan dimakan. Dan apakah ikatan perkawinan dengan Karina bakal mengekang pergaulanku. sumber Ngocoks.com
Namun ada yang aku ragu, dan ini harus kutanyakan kepada Mama, sebab sebelum aku meresmikan hubungan dalam pernikahan, nyatanya aku sudah meniduri, mamanya, adik-adiknya. Apakah pantas diriku yang sudah menjelajah itu menjadi suami idaman.
Menurut Mama, masalah kehidupan bebas melakukan hubungan sex dalam keluarga, itu bukan masalah. Sepanjang dua belah pihak menginginkan, tidak ada paksaan, maka hal itu sah-sah saja. Bahkan jika sudah kawin nanti pun, tidak akan ada pembatasan.
Sebelum aku menjawab YA, aku perlu tanya ke mama, mengapa aku jadi pilihan untuk menjadi menantunya. Kata mama, pribadiku cocok dan bisa beradaptasi dengan situasi keluarga mama. Semua anggota keluarga bisa menerima kehadiranku bahkan lebih dari itu, menyukai kehadiranku.
Akhirnya aku menyatakan siap menjadi suami resmi Karina. Mama langsung menciumiku. Wajahnya kelihatan berbunga-bunga. Dia mengatakan sepulang dari Bangkok ini akan mulai disusun rencana pernikahan itu.
Aku lalu menagih mama bercerita mengenai keluarganya. Mama berkata agar aku sabar sedikit.
Dia mengajakku duduk di bed dengan posisi berhadap-hadapan.
Begini ceritanya.
Mama dan papa sebelum menikah sudah melakukan kehidupan sex bebas. Maklum kehidupan di Amerika memberi peluang seperti itu. Papa dan Mama memang memiliki nafsu yang kuat.
Mama mengaku bahwa tidak perawan lagi sejak usia 10 tahun. Yang mengambil perawannya adalah ayahnya sendiri. Aku sempat tertegun, tetapi mama datar saja dan tidak merasa bahwa hal itu luar biasa.
Hubungan dengan papanya tidak bersembunyi dari mamanya, sehingga sejak diperawani itu rutin melakukan hubungan dengan papanya. Mama tertarik pada papa, karena mama suka pada pria asia, yang dinilainya sayang istri bertanggung jawab.
Sejak pacaran sampai menikah pun papa dan mama bergabung dengan klub swinger, suatu perkumpulan tukar menukar istri-suami.
Setelah Karina lahir, kegiatan swinger jauh berkurang. Bahkan setelah di Jakarta mereka masih punya patner swinger, yang kata mama beberapa adalah pejabat penting. Itulah yang memberi jalan kepada papa, mudah menyelesaikan urusan bisnis, karena pejabat-pejabat itu adalah rekan swinger.
Itulah makanya tidak ada yang tabu bagi keluarga mereka dalam soal sex.
Satu rahasia lagi yang diungkapkan mama adalah bahwa semua anak-anaknya yang memerawani adalah papa sendiri. Itu dilakukan bukan secara sembunyi-sembunyi, karena mama membantu proses pecah dara itu.
Anak-anak diperawani setelah mereka berulang tahun ke 12. Penjelasannya mengapa begitu, menurut mama, itu adalah bagian dari sex education. Dengan begitu anak-anak mudah dikendalikan dan bisa bicara lebih terbuka.
Ketika papa masih muda, kemampuan sexnya sangat prima, tetapi setelah tua vitalitasnya turun sekali. Apalagi sekarang, papa sudah susah ereksi karena diabetes yang diidapnya. Itulah makanya Papa menyerahkan kepada ku untuk memenuhi hasrat sex mama. Mama mengaku hasratnya sampai setua ini masih menyala.
Kata mama, semua anak-anaknya sejak diperawani sudah dipasangi kontrasepsi. Oleh karena itu mereka terhindar dari hamil. Melody yang masih di bawah umur pun sudah dipagari oleh kontrasepsi.
Aku benar-benar terhenyak dengan pengungkapkan rahasia di keluarga Mama Margareth. Kenyataan yang kuhadapi ini sungguh menakjubkan, Jangankan melihat, mendengarpun aku belum pernah. Bahkan dapat cerita mengenai keluarga seperti ini aku belum pernah.
Aku memeluk dan mencium mama lalu mengucapkan terima kasih telah diberi kepercayaan menjaga rahasia keluarga mereka. Mendengar itu, mama terisak-isak menangis terharu. Wajahnya aku ciumi lalu mama aku baringkan. Selimut sudah terbuka sehingga tubuh bugil kami berdua terlihat jelas.
Mama sulit menghentikan tangisnya, sebaliknya aku kok malah bernafsu, sehingga tak pelak tanganku mulai meremasi dada mama yang ukurannya XXXL. Kumainkan pentilnya sampai mengeras.
Lalu aku jilati dan menghisap serta mengigit lirih. Mama mulai mengeluarkan suara lirih tanda-tanda mulai terangsang. Sesenggukan tangis haru berubah menjadi sesenggukan birahi.
Kedua kaki mama dibukanya lebar-lebar. Aku menangkap bahasa tubuh itu bahwa mama ingin aku rangsang kelaminnya dengan ciuman dan jilatanku. Karena harapan sudah dipancarkan, maka kenikmatan akan muncul jika itu dipenuhi.
Aku melakukannya tetapi tidak sampai memberi kepuasan maksimal. Tujuanku hanya menaikkan derajat birahinya saja. Aku menciumi sekitar bibir vagina mengigit pelan dan menarik lalu menjilati. Mama semakin bergairah, tangannya mencengkeram sprei dan kepalanya menggeleng-geleng sambil bersuara irama nikmat.
Aku tidak menyerang clitorisnya. Biasanya inilah titik serangan utamaku. Dalam keadaan sudah semakin hot aku tinggalkan bagian kelamin dan aku mengatur posisi menindih mama dan mengarahkan penisku memasuki lubang kegairahan mam. Perlahan-lahan penisku menguak dinding vagina mama sampai seluruhnya tercelup.
Aku berhenti sejenak lalu melancarkan serangan ciuman di mulut mama. Ketika kosentrasi mama beralih dari bawah ke atas, aku mulai menggoyang penisku maju mundur. Kosentrasi mama pecah dan kembali merasa kenikmatan di vaginanya.
Persetubuhan pasca suasana haru sampai berlinangan air mata tadi memberi dampak kepasrahan total menikmati hubungan kasih sayang. Aku tidak lagi menilai bahwa lubang memek mama sempit atau mencekam.
Aku hanya merasa kenikmatan ketika penisku berada di dalam lubang vagina mama yang menyayangiku. Mungkin mama pun tidak terlalu hirau oleh posisi ku mencoblos memeknya. Di bagian mana pun dirasa nikmat karena kepasrahan seluruh tubuh untuk menerima hubungan kasih sayang sudah demikian total.
Hubungan sex seperti ini memberi kenikmatan yang sangat luar biasa. Aku tidak mampu terlalu bertahan. Mungkin hanya 10 menit akhirnya aku menyemprotkan cairan kebahagiaanku.
Merasa aku mencapai puncak, rupanya mama pun merasa kenikmatan puncaknya sampai pada titiknya. Bukan karena clitorisnya tergerus, atau g spotnya disenggol tetapi keikhlasanku melampiaskan hasrat sex dilakukan dengan gerakan kasih sayang. Mama lalu menjerit panjang beberapa saat setelah kusemprot cairan panas di dalam vaginanya.
Dapat dikatakan kami mencapai orgasme kami yang sangat bermutu secara bersamaan. Setelah itu kami memagut satu sama lain sampai akhirnya penisku keluar sendiri. Kutarik selimut dan mama langsung memelukku sampai kami tertidur pulas.
Bersambung…