Kami lalu sama-sama membersihkan diri dan setelah berhanduk, Stevi menggandengku menuju ruang makan. Disana terlihat semua orang sudah bugil sambil menikmati makan siang yang disiapkan secara prasmanan. Mama menyambutku sambil senyum-senyum. Dia juga bugil.
Ada sekitar 20 orang di dalam ruang makan itu, sebagian besar masih muda-muda. Cowoknya ganteng-ganteng dan ceweknya cantik-cantik pula. Tuan rumah terlihat duduk diapit dua cewek cake-cakep. Aku tidak melihat istrinya. Rupanya istrinya mondar-mandir mengatur hidangan sambil berjalan bugil. Dia tidak hirau, suaminya sedang bercengkerama dengan cewek-cewek cantik.
Aku digandeng Stevi dan diperkenalkan kepada yang hadir di situ. Mereka berbeda dengan yang ikut makan malam. Cukup bersahabat para nudist yang berkumpul di rumah ini. Stevi memperkenalkan aku ke cewek yang tak kalah cantiknya bernama Silvya.
Aku telanjang dia telanjang, jadi tidak ada yang dirahasiakan. Aku berusaha berpenampilan biasa, dan untungnya tadi habis bertempur, jadi birahiku lumayan terkendali berada di tengah-tengah orang telanjang. Cewek ini kata Stevi akan mendampingiku berkeliling halaman rumah untuk menunjukkan berbagai fasilitas.
Area kaum liburan kaum nudist yang aku kelilingi cukup luas, kata Silvy sekitar 10 ha. Ada pondok-pondok kecil untuk istirahat, ada telaga untuk bermain kano lalu bisa juga memancing.
Aku dan Silvy berkeliling dengan kendaraan ATV. Dia yang mengendarai aku membonceng. Tidak bisa dihindarkan aku duduk merapat ke tubuhnya dan aku memeluknya dari belakang. Tanganku kadang-kadang menyentuh jembutnya.
Dari pada pura-pura aku sentuh saja gundukan kemaluannya yang berbulu lumayan lebat. Tidak hanya menyentuh tapi aku juga berkesempatan menyelipkan jariku ke dalam lipatan memeknya. Silvy hanya menggoyang-goyang badannya.
Dia berbicara yang hanya sepotong aku pahami. Yang jelas memeknya berlendir. Sambil dia menunjukkan fasilitas di situ aku meremasi teteknya yang mengkel. Silvy usianya 21 tahun. Akibat tanganku tidak bisa anteng, maka penisku jadi makin mengeras dan menyodok bagian belakang pantatnya yang montok.
Kami sering bertemu para nudist yang selalu memberi salam dengan melambaikan tangannya. Mereka tidak hanya berjalan-jalan, tetapi ada juga yang bermesraan di kerimbunan semak sambil membeber kain untuk alas. Menurut Silvy di taman nudist ini pengunjung bebas bertelanjang dan melakukan hubungan sex dengan siapa saja asal tidak ada paksaan.sex
Silvy sedikit-sedikit bisa bahasa Inggris, sehingga dia bercerita dengan bahasa campur-campur. Kami berhenti di sisi telaga yang paling jauh. Suasana masih sepi. Silvy mengajakku berjalan-jalan di tepi telaga.
Aku turun dari ATV dengan agak canggung, berhubung penisku tegang. Apa mau dikata, aku santai saja jalan sambil penisku ngacung ke depan. Silvy hanya tersenyum melihat penisku siap tempur. Digandengnya penisku lalu dia mengajakku masuk ke semak-semak.
Ada jalan kecil yang terawat rapi dan akhirnya kami menemukan tangga yang menaiki rumah di atas pohon. Silvy mengajakku naik ke atas. Silvy naik mendahuluiku, sehingga aku mendapat pemandangan celah selangkangannya dari bawah, karena model tangganya adalah tangga tegak lurus. Cukup tinggi juga, sehingga dari pondok diatas pohon kami bisa melihat sekeliling.
Silvy kayaknya sengaja pasang posisi, karena dia merangkak di depanku. Tanpa minta izin aku pegang bongkahan pantatnya lalu aku tancapkan penisku memasuki lubang vaginanya. Silvy melenguh ketika merasakan memeknya aku tusuk dari belakang.
Dia lalu menggoyang pantatnya maju mundur. Aku menyetubuhinya dengan posisi doggy sambil melihat-lihat pemandangan sekeliling. Unik juga main di tempat beginian. Posisi doggy hanya berlangsung 5 menit, lalu diteruskan dengan posisi MOT. Cukup lama juga kami main sampai kami puas dan aku melepas mani ku didalam memeknya.
Selepas itu kami istirahat sambil menyaksikan pemandangan dari atas ke sekeliling wilayah peristirahatan. Dari beberapa sudut aku sempat menangkap pemandangan orang lagi berhubungan sex, ada yang sepasang, ada yang rame-rame.
Yang membuatku agak kaget di salah satu sudut semak aku melihat sekumpulan anak di kisaran usia 10 – 13 tahun mungkin ada 5 anak, 3 diantaranya perempuan. Mereka sedang asyik bercumbu dan ada pula yang bersetubuh.
Tempat mereka memang agak tersembunyi, tetapi dari celah-celah daun aku dapat melihat kegiatan mereka. Mungkin mereka tidak sadar jika ada yang mengintai. Aku gamit Silvy untuk melihat pemandangan yang menurutku menakjubkan. Silvy senyum saja. Di sini seperti itu sudah biasa katanya.
Silvy lalu mengajaku turun dan dia lalu menggandengku menuju tempat anak-anak tadi lagi “bermain”. Suara gemerisik, kaki kami menginjak daun kering membuat anak-anak itu melihat kedatangan kami. Silvy lalu memberi salam “ hola” yang dijawab anak-anak itu dengan sebutan yang sama.
Mereka tidak merasa terganggu sama sekali dengan kehadiran kami. Yang lagi ngentot, terus aja ngentot, yang lagi meremas-remas ya lanjut. Silvy ngomong ke anak-anak itu bahwa aku dan dia mau gabung, apa boleh. Kelima anak-anak itu secara hampir bersamaan mengangguk dan mempersilakan kami gabung.
Silvy menarik anak laki-laki yang kutaksir baru berusia 12 tahun. Mungkin Silvy mengatakan akan mengajarinya menjilat memek, karena Silvy menarik anak itu ke kangkangan kakinya dan memberi instruksi untuk melakukan oral. Berkali-kali Silvy memberi arahan agar anak didiknya menjilati tempat yang sensiitif.
Aku bengong melihat adegan itu, seorang cewek yang tubuhnya masih kecil, teteknya saja baru membengkak kecil dengan pentil yang tumbuh lancip. Dia mengatakan kira-kira minta izin mengisap penisku. Aku persilakan dia melakukan keinginannya.
Dia melakukan oral sangat mahir, dijilati penisku yang masih loyo, lalu. Melomot kantong zakarku dan dijilatinya. Dia berkomentar, seperti yang diterjemahkan Silvy bahwa penisku bau sperma dan cairan vagina. Silvy yang menjawab bahwa baru saja dia “main’ denganku.
Sensasi dijilati anak di bawah umur memberi rangsangan yang sangat kuat. Penisku langsung bangun perlahan-lahan sampai akhirnya tegang maksimal. Eh anak itu berhenti malah tepuk tangan senang. Mungkin dia senang karena berhasil membangunkan penisku.
Lainnya lalu menyarankan dia memasukkan penisku ke memeknya yang masih gundul dan belahannya masih rapat. Aku didorongnyanya agar berbaring lalu dia duduk di atas penisku, membimbing kepala penisku memasuki lubang memeknya.
Perlahan-lahan dia rendahkan badannya sehingga penisku makin terbenam. Cukup banyak juga batang penisku terbenam di memeknya meski tidak sampi mentok, alias penisku masuk semua, karena aku merasa kepala penisku menyundul halangan.
Halangan itu bukan selaput perawan, karena dia sudah jebol. Anak ini memperkenalkan diri sambil bergerak naik turun dengan menyebut namanya Amanda. Heran juga aku melihat anak yang baru numbuh tetek sudah main dengan lihainya diatas tubuhku.
Memeknya terasa mencekat, tetapi lubangnya licin. Cukup lama dia menggenjot diatas, sampai dia merasa lelah. Lalu berhenti dan melepas memeknya dari penisku. Aku belum klimaks dan rasanya si Amanda pun belum juga mencapai klimaksnya.
Dia rupanya memberi kesempatan temannya yang usianya lebih tua. Ini kelihatan karena susunya sudah lebih besar dan di ujung lipatan memeknya sudah tumbuh sedikit rambut. Dia mengangkang di atasku lalu memasukkan penisku ke memeknya.
Memeknya licin dan penisku langsung ambles sepenuhnya sampai mentok. Sambil bergoyang dia cium aku dan menyebut namanya Velany. Enak juga memeknya, rasanya cukup menggigit dan takjub melihat bibir memeknya sampai agak monyong karena dipaksa menerima penisku yang terlalu besar bagi memeknya.
Agak lama kami bermain sampai dia mencapai klimaksnya dan rebah ke tubuhku. Setelah itu dia berdiri dan posisinya diganti oleh satu lagi temannya. Kayaknya usianya diantara si Amanda dengan Velany.
Teteknya sudah tumbuh tapi masih kecil gundukannya, Memeknya sudah cukup banyak bulunya. Mukanya imut dan rambutnya hitam seperti jembutnya. Dia melihat batangku masih kokoh berdiri lalu dimasukkan ke memeknya.
Dia tidak mau bermain diatasku dan minta aku menindihnya. Aku turuti kemauannya. Badannya terasa kecil di bawah tindihan tubuhku. Kepalanya saja tepat di dadaku. Aku menggenjot memeknya yang sudah terasa licin. Memek anak ini yang memperkenalkan namanya Sisil, terasa terlalu licin, sehingga kesannya longgar.
Aku lepas penisku dari memeknya dan mengambil sembarang kain yang ada di situ, lalu aku melap penisku yang berlumuran cairan memeknya. Setelah itu pelan-pelan aku masukkan lagi. Sekarang terasa agak kesat dan mengigit. Lumayan juga rasanya seperti memek yang baru diperawani.
Aku bermain terus sampai akhirnya aku ejakulasi. Aku rasa si Sisil belum mencapai orgasme, karena tanda-tandanya tidak aku rasakan. Badanku lemas karena setengah hari ini aku sudah nembak 3 kali. Aku duduk bersila dan memperhatikan dua anak laki laki yang penisnya masih kecil bermain di memek Silvy dan yang satu sedang merintih nikmat di oral .
Kedua anak itu berganti-gantian menjajal lubang atas dan lubang bawah Silvy, sampai keduanya mencapai puncak kenikmatannya. Hujan tiba-tiba seperti tumpah dari langit, membuat aku terkejut, tetapi yang lainnya tenang -tenang saja. Malah anak-anak itu berlarian bermain hujan. Aku baru sadar, apa yang perlu dikhawatirkan, karena kondisi kami kan bugil, jadi tidak perlu takut baju basah.
Aku dan Silvy kembali ke ATV dan dia mengarahkan pulang ke hotel. Silvy adalah salah satu pegawai di hotel yang bertugas sebagai pemandu tamu-tamu. Dia bercerita Stevi juga petugas di resor itu. Dia mengantarkan aku kembali ke kamar dan kesempatan itu kami mandi bersama di kamar mandi dengan pancuran air hangat.
Menurut Silvy, jika aku berminat “main” dengan pengunjung disitu, dan kesulitan berkomunikasi, dia dengan senang hati akan membantu. Menurut Silvy, banyak cewek yang bakal mau diajak kecan oleh ku karena aku adalah pria tampang Asia yang jarang-jarang ada di resor itu.
Aku dan mama tinggal di situ selama 12 hari. Aku puas setiap hari berganti-ganti pasangan. Sebagian besar si Silvy yang mengkomunikasikan dengan targetku. Pernah aku main dengan 2 cewek yang merupakan anak dan ibunya. Ibunya berusia sekitar 35 dan anaknya umur 12 tahun cewek. Kami main bertiga di kamarnya. Suaminya yang ada di situ tenang-tenang saja dan mengetahui istri dan anaknya aku embat.
Selama di resort itu aku puas-puaskan bermain dengan anak-anak di bawah umur, karena mereka cantik-cantik dan di negaraku anak seperti itu susah di dapat. Pernah sekali aku menemukan anak usia mungkin antara 9 atau 10 tahun. Lha teteknya aja belum numbuh. Dia mendekatiku dan minta digendong dan mengajak aku masuk ke kamarku.
Dia rupanya ingin merasai penisku pula. Aku tadinya menolak karena anak ini terlalu kecil untuk di ewek, tapi dia bilang sudah beberapa kali main dengan laki-laki dewasa. Gila juga dia yang berinisiatif memasukkan penisku ke dalam memeknya. Meski belum akil balik, tetapi memeknya sudah mampu menampung penisku yang terlalu besar bagi belahan memeknya.
Sedikitpun dia tidak merasa sakit, malah menggenjotku bersemangat. Lucu juga aku melihatnya sehingga dengan kamera Hpku aku mengabadikan dia sedang di atasku berkali-kali.,
Itukan pengalaman yang enak-enak. Ada juga yang agak kurang enak, ketika beberapa kali nenek-nenek mengajakku berhubungan dengan alasan mereka ingin merasakan penis asia.
Ada yang paling tua kutaksir umurnya sudah lebih dari 60 tahun. Dia membawa jelly pelicin untuk membantu memperlancar penisku memasuki vaginanya. Meski nenek-nenek tapi nafsunya hot juga. Dia bisa juga meraih orgasme, sementara aku sulit.
Memeknya sih memang tidak terlalu kendor, tetapi badannya sudah pada kendor, sehingga selama main, pemandangan yang disuguhkan kurang menggairahkan. Adegan lucu dan unik pernah juga kualami ketika semalaman aku harus bermain dengan 3 nenek-nenek.
Teteknya sih besar-besar, tapi sayangnya sudah bergelayut, sehingga kalau diremas seperti balon berisi air yang kurang kenyal. Mereka bertiga bermain mengerrubutiku. Aku mau melayani mereka karena ini adalah peluang yang langka, main orgy dengan nenek-nenek bule.
Aku rasa genggaman memek perempuan tua tidak terlalu beda dengan wanita dewasa, cukup nikmat juga koq. Namun yang membedakan adalah bodynya yang sudah kendor, sehingga kalau dipandang agak kurang menggairahkan.
Selama 12 hari, tiada hari tanpa”main”. Malah sehari bisa 3 – 4 kali crot. Setelah kami meninggalkan Caracas menuju pulang Jakarta. Aku banyak tertidur salama di pesawat. Rasanya tenagaku seperti habis terkuras.
Mama bercerita bahwa dia beberapa kali menemukan pasangan. Menurut mama rasa penis orang bule kurang nikmat, karena tidak bisa keras sekali seperti penis Asia. Meskipun penis-penis itu besar, tetapi karena kurang keras, jadi kata mama kurang nikmat. “You’r the best” kata mama.