Cerita Sex Mimpi Buruk (Perampok) – Rafasya adalah seorang gadis cantik yang sangat terkenal di kota Bandung, ia tercatat sebagai mahasiswi angkatan 95 di jurusan eonomi universitas parahyangan Bandung.
Ia benar-benar cantik dan sexy, kulitnya yang putih mulus dan dandanannya yang selalu trendy dan gaul membuat semua lelaki terpana melihatnya. Belum lagi bajunya yang seringkali ketat menampakkan jelas bentuk tubuhnya yang semampai.
Banyak sekali sebenarnya lelaki yang naksir kepadanya, hanya saja jarang yang berani maju mendekatinya. Maklum saja selain ia cantik, pintar ia tergolong mahasiswi jetset. Rafasya juga anak pemilik sebuah toko departemen store yang cukup terkenal di bilangan otista Bandung, sehingga tak aneh ia juga kaya raya.
Bayangkan, kurang apa lagi Rafasya, cantik, pintar, kaya raya lagi. ck..ck..ck..ck.. Tapi Rafasya dengan kehidupan makmurnya itu, tidak pernah menyangka akan mengalami sesuatu kejadian yang akan menimpa dirinya. Begini ceritanya:
Ngocoks Suatu hari, orang tua Rafasya pergi ke luar negeri, memang sesuatu yang tidak aneh untuk keluarganya bepergian keluar negeri. Sehingga saat itu, ia hanya sendirian di rumahnya yang besar. Ia hanya ditemani oleh 2 orang pembantunya.
Ketiga saudaranya kebetulan juga sedang pergi. Hari telah malam, Rafasya pun bergegas mempersiapkan dirinya untuk pergi tidur, ia pun mencuci mukanya, dan mengenakan baju tidur terusan (daster) yang terbuat dari sutra berwarna merah muda.
Rafasya sungguh terlihat sexy dengan pakain tidurnya itu. Tubuhnya terlihat indah dibalik kain sutra tipis itu, kedua payudaranya nampak menonjol jelas, karena ia sudah tidak menggunakan BH. Rambutnya yang panjang sebahu itu diikat dengan jepitan rambut seperti orang akan mandi sehingga leher belakang Rafasya yang putih terlihat jelas dan menggairahkan.
Ketika Rafasya sudah masuk kamar dan bersiap akan tidur, ia mendengar bel berbunyi, tetapi ia tidak mempedulikannya
“Hmm, siapa ya malam-malam? Ah mungkin si Dede pulang, biar saja pembantu yang membukakan..” pikir Rafasya dalam hati.
Tidak lama kemudian Rafasya terkejut mendengar suara ribut-ribut di ruang tengah seperti ada orang yang sedang berkelahi. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar dari kamar untuk melihat apa yang terjadi.
Alangkah kagetnya Rafasya saat ia membuka pintu kamarnya, ia melihat segerombolan lelaki tak dikenal sedang mengobrak-abrik ruangan tengah rumahnya sembari berteriak-teriak, mereka semua terlihat membawa samurai panjang yang terhunus.
Melihat itu Rafasya mencoba masuk kembali kedalam kamarnya, tetapi terlambat seorang rampok segera menangkap Rafasya dan membekapnya dari belakang
“Mau kemana Kamu!!Jangan macam-macam ya!!Nanti saya bunuh kamuu..!!”
Bentak rampok itu. Rafasya mencoba meronta dan berteriak minta tolong
“Toloong..tooloong..garoong..garoo..”
PLAAKK!! Tiba-tiba belum selesai ia berteriak, sebuah tamparan keras mendarat dipipinya yang mulus.
“DIAM KAMU!! Atau saya gorok leher kamuu!!”
Mendengar itu Rafasya terdiam ketakutan. Rampok itu segera mengikat tangan Rafasya dengan seutas tali dan didudukannya Rafasya dilantai dekat kamarnya.
Para rampok itu segera sibuk menjarah segala yang berharga di rumah tersebut, mereka masuk kedalam kamar orang tuanya dan menjarah Handphone, jam tangan, perhiasan, dan sejumlah uang. Setelah beberapa saat, seorang rampok berteriak,
“Mana harta yang laen? koq Cuma segini, masak rumah sebesar ini duitnya Cuma secuil?? Hei Non, mana uang yang laen?”
Nampaknya mereka tidak puas dengan hasil jarahannya.
“..Tidak tahu pak..tidak ada uang lagi..Cuma segitu..” jawabnya.
“Yang benar saja kamu!!bohong ya!!jawab yang benar, mana uang kamu!!”
Bentak seorang rampok tidak puas akan jawaban natalina.
“Benar paak..tidak ada..orang tua saya lagi pergi..cuman ada segitu..”
Rampok itu menghampiri Rafasya dan berjongkok didekatnya.
” Jadi ga ada uang lagi?cuman ada segini?” Tanya rampok itu.
Rafasya hanya mengangguk pelan.
“Teman-teman, denger!katanya cuman ada segini uangnya..dikit banget..percuma nih kita cape-cape cuman dapat secuil..”
Temannya menyahutinya dengan jawaban-jawaban kasar, penuh makian.
“Tapi ngga’ papa, supaya ga rugi, gimana kalo kita ganti dengan anak gadisnya ini? Kayaknya boleh juga nih..”kata rampok tersebut sembari memandangi Rafasya yang ketakutan.
Semua teman-temannya yang berjumlah 7 orang berteriak setuju. Mendengar itu, rampok tadi tersenyum dan berkata kepada natalina,
” Ya udah kalo gitu non, terpaksa non ganti rugi ke kita pake tubuh Non..”
ujarnya sambil tersenyum dan membelai wajah Rafasya yang cantik. Dipandanginya sebentar Rafasya yang gemetaran ketakutan.
” Tapi kamu emang cantik..gua terangsang juga nih. Ngeliat body lu..”
Rampok itu mulai menggerayangi dada Rafasya yang hanya dilapisi kain sutra halus tipis itu.
Rafasya mencoba melawan dan meronta
“Jangan pak..jangan..ampunn..jangan..aduuh..jangaan paak..ampuunn..jangan perkosa saya..ampuun..!!” tangis Rafasya.
Mereka hanya tertawa mendengar tangisan Rafasya dan membuat mereka semakin bernafsu. Rampok yang tadi terus menggerayangi payudara Rafasya yang montok dan empuk itu dengan kedua tangannya.
Dengan penuh nafsu, ia meremas-remas susu Rafasya selama 3 menit, lalu ia mencoba menyingkapkan bawahan daster Rafasya yang memang mini itu, sehingga terlihat paha mulus Rafasya
Rampok itu mengelus perlahan paha indah tersebut. kemudian ia membopong Rafasya dan membawanya ke kamar Rafasya, lalu direbahkannya gadis malang itu di ranjang Rampok yang lain pun turut serta masuk ke kamar, nampaknya mereka akan berpesta pora dengan tubuh seorang gadis cantik.
Seorang rampok yang berdiri di pinggir ranjang mulai membuka bajunya, terlihat tubuhnya yang berkulit hitam legam penuh dengan tato. Nampaknya ia adalah ketua gerombolan perampok ini. Kemudian ia perlahan naik ke atas ranjang dan merebahkan dirinya diatas tubuh Rafasya yang tergolek tidak berdaya.
Rampok itu mulai memeluk dan menciumi wajah Rafasya Tercium olehnya wangi tubuh Rafasya yang segar dan sungguh membuat nafsu bergejolak. Rampok tersebut semakin cepat mencumbu Rafasya sembari tangannya terus menggerayangi dada dan selangkangan Rafasya.
Tidak lama kemudian, rampok itu tidak sabar lagi, dirobeknya daster sutra itu. BREEKK.. ia sungguh-sungguh terpesona dengan pemandangan di depan matanya, Rafasya yang sudah tidak mengenakan BH, terlihat sepasang payudara indah milik seorang gadis keturunan yang cantik menjulang tinggi lengkap dengan pentilnya yang berwarna coklat muda.
Rafasya hanya mengenakan CD G-string putih, sehingga sepertinya celana dalam itu hanya menutupi vaginanya dan pantatnya dibiarkan bebas terbuka, sungguh membuat semua rampok itu menelan air liur ingin mencoba tubuh Rafasya.
Kembali rampok itu beraksi, kali ini kedua payudara itu yang dikerjain habis-habisan. Diremas-remas, dipijat-pijat, bahkan ia sampai mencubit kedua puting mungil itu. Rafasya hanya bisa pasrah menahan deritanya.
Rampok itu melanjutkan aksinya dengan menciumi dan menjilat payudara Rafasya mulai dari lembah sampai ke puncaknya.
Sampai di puncak, ia menghisap dan mengulum pentil itu dengan penuh semangat sampai terkadang saking gemasnya ia gigit pentil Rafasya. Rafasya hanya bisa melenguh dan mendesah menahan sakit dan nikmat tersebut .
Puas dengan gunung kembar itu, rampok tersebut mulai berpindah sasaran kali ini ia segera melucuti celana dalam Rafasya. Ia pun kembali terpana melihat vagina Rafasya yang masih suci dan indah hanya ditutupi bulu-bulu halus, karena Rafasya tergolong apik ia sering mencukur bulunya agar terlihat rapi.
Tidak tahan lagi rampok tersebut segera ‘menyerang’ vagina itu dengan lidahnya Dibentangkannya kaki Rafasya lebar-lebar, ia pun segera menukik menyerang selangkangan Rafasya yang sudah ‘wide open’ itu. Lidah tersebut bergerak lincah ke segala arah menjelajahi vagina Rafasya. Permainan itu berlangsung kira-kira 5 menit, lalu rampok itu maju ke babak berikutnya.
Kali ini giliran Rafasya yang beraksi. Sang rampok menbuka celana dalamnya sendiri. Terlihat batang penisnya yang hitam sudah benar-benar berdiri menunggu giliran, dikocok-kocoknya sebentar batang itu.
Lalu diarahkannya ke wajah Rafasya. Digesek-gesekkannya batang penis itu di wajah cantik Rafasya. Rafasya tidak bisa menolak, ia hanya pasrah membiarkan batang itu bergesekan dengan wajahnya. Setelah itu sang rampok memaksa Rafasya untuk membuka mulutnya.
” HEH! Buka mulutlu!ayo isap!!AYOO!!”
Rafasya dengan perlahan membuka mulutnya, segera saja rudal rampok itu masuk kedalam mulutnya dan bergerak maju mundur di dalam mulut Rafasya.
“Hei ayo goyangin lidah lu, jilat dan isap penis gua!”
Mendengar itu Rafasya mematuhinya, ia mulai menjilat batang penis itu dengan perlahan. Rampok itu semakin cepat menggoyangkan pinggulnya di hadapan wajah Rafasya, setelah puas, ia langsung mencoba menyerang bibir Rafasya yang satu lagi yang berada di selangkangan.
Diarahkannya rudal itu ke lobang kenikmatan. Agak sedikit susah karena lubang tersebut masih virgin, Tetapi akhirnya berhasil diterobos juga, penis hitam dan besar itu akhirnya berhasil keluar masuk di vagina Rafasya.
Pertama-tama gerakannya perlahan tetapi lama kelamaan semakin cepat dan brutal, ia tidak mempunyai rasa kasihan kepada Rafasya yang berteriak kesakitan karena dimasuki oleh penis yang begitu besar.
” Ah..Ah..ah..euh..eanaak..ayo neng..teruss..enaak..Wuuh..!” gumam sang rampok sembari memompa vagina Rafasya.
Sementara kedua tangan rampok bersandar di payudara Rafasya. Sembari sesekali dipilin-pilinnya pentil Rafasya seperti sedang mencari gelombang radio saja. Sungguh pemandangan yang mengundang hawa nafsu, seorang gadis cantik berkulit putih bersih dan telanjang bulat berada di posisi bawah ditindih seorang preman yang bertato.
Mendapat perlakuan itu Rafasya hanya bisa menggeliat menahan geli dan rangsangan yang begitu hebat.Tetapi ia mencoba bertahan untuk tidak orgasme, walau dipompa sedemikian rupa oleh penis sang rampok.
20 menit kemudian, sang rampok tidak tahan lagi, akhirnya ia memuntahkan air maninya didalam vagina Rafasya.
“Euuh..euuhh..sstt..aah..gua ngecrot .aah..enaak..”
Gumam sang rampok sembari penisnya memuntahkan lahar putihnya itu. Tubuh sang rampok terlihat berkelejotan saat berejakulasi..
Nampak benar-benar nikmat sekali orgasme sang rampok Rampok itu masih terdiam di atas tubuh Rafasya dan membiarkan penisnya tetap berada di dalam vagina Rafasya untuk beberapa saat, Ia membiarkan sisa-sisa spermanya untuk keluar sampai tetes sperma terakhir.
Lalu ia mulai menarik keluar penisnya dari vagina Rafasya, tampak penisnya yang sudah mengecil itu masih basah karena semprotan air maninya sendiri dan cairan vagina Rafasya.
Lalu ia memberikan kesempatan kepada teman-temannya yang lain. Rekan rampok yang lain bergerak maju, kali ini ia menyerang Rafasya dari belakang. Diserangnya anus Rafasya dengan gencar. Posisi Rafasya sekarang seperti anjing yang sedang kawin..
Rampok itu dengan kasar memasukkan penisnya ke lubang anus Rafasya. Rafasya hanya bisa mengerang kesakitan. Tubuhnya bergerak-gerak akibat hentakan sang rampok sampai-sampai payudaranya pun terbanting-banting akibat goyangan sang rampok..
Rampok tersebut memegangi kedua belah pantat Rafasya agar tetap terarah sesekali ia tampar pantat Rafasya seperti layaknya memecut pantat kuda. Goyangan sang rampok semakin cepat, lalu tangan kirinya menjambak rambut Rafasya ke arah belakang.
Lalu ditariknya tubuh Rafasya sampai punggung Rafasya telah menempel di dada sang rampok. Sang rampok segera menggerayangi payudara Rafasya dari belakang sambil ia menciumi leher Rafasya yang sexy. Kumis sang rampok yang tebal mencucuki leher Rafasya, sehingga ia merasa geli.
Rafasya hanya bisa memejamkan mata menahan derita itu sambil sesekali merintih, dan mendesah sehingga desahannya semakin merangsang semua rampok yang ada dikamar tersebut.
“Euuh..aahh..periih..aduuhh..ampuunn..paak..”rintih Rafasya.
“AaaAhh..dikit lagi neengg..ayoo..sstt.aahh..Oohh..”
Teriak sang rampok sembari goyangannya dipercepat, rupanya ia akan segera klimaks, tak lama kemudian ia akhirnya menyemburkan air maninya didalam lubang anus Rafasya. Air maninya sangat banyak sampai menetes keluar menyelusuri anus dan paha Rafasya.
Rampok itu tersenyum puas akhirnya ia bisa merasakan tubuh seorang gadis cantik yang sangat sexy bahkan anusnya lah yang pertama kali menembusnya.
Setelah itu kembali giliran rampok yang lain, kali ini ia memaksa Rafasya untuk berlutut dan melayani penisnya dengan mulutnya. Penis rampok yang berikut ini sungguh besar dan sudah berdiri tegang. Rafasya tak ada pilihan lain untuk melayani kemauan rampok itu. Dengan ganas rampok itu menggoyang-goyangkan penisnya dimulut Rafasya.
“Ayoo.sedoott.. yang kencaang.. ayoo!!”
Bentaknya sembari memegangi kepala Rafasya dan mengarahkannya maju mundur. Hentakannya sangat cepat sampai-sampai buah zakarnya memukul-mukul dagu Rafasya.
Tak sampai 10 menit ia pun tidak tahan lagi, sentuhan lidah dan bibir Rafasya membuat penisnya mabuk berat. Ia pun segera memuntahkan air maninya yang banyak di dalam mulut Rafasya,
“Aaahh..enaak..aahh..aahh..Ouhh..Oouhh..sstt..”
Erangnya sambil menahan kepala natalina agar tidak lepas saat ia berejakulasi dan seluruh air maninya tumpah ruah di dalam mulut Rafasya.
Rafasya terpaksa menelain air mani itu sampai habis. Setelah itu para rampok yang lain tidak sabar lagi, mereka maju bersamaan rupanya Rafasya akan diperkosa rame-rame.
Seorang mengambil posisi untuk menyerang dari belakang, tubuh natalina ditaruh diatasnya dengan posisi memunggungi rampok tersebut.
Lalu yang lain menyerang vagina Rafasya, sementara seorang mengambil posisi di dada Rafasya, ia meletakkan penisnya dan bergerak maju mundur diantara payudara Rafasya yang didempetkan sehingga menjepit penisnya, seorang lagi mengangkangi kepala Rafasya dan memasukkan rudalnya ke mulut Rafasya, sementara seorang rampok yang lain mengambil tangan kanan Rafasya dan membuatnya mengocok penis nya.
Rasanya sungguh nikmat dikocok oleh tangan mungil Rafasya. Mereka terus mengerjai Rafasya dengan mantap di posisinya masing-masing mereka terus bergiliran berotasi mencicipi anus, vagina, payudara, mulut dan tangan Rafasya.
Beberapa saat kemudian Rafasya tidak tahan lagi, ia pun akhirnya hancur juga pertahanannya, akhirnya Rafasya ejakulasi dengan deras, cairan natalina keluar sangat banyak karena ia sedari tadi menahan rangsangan yang ia terima.
Peristiwa itu disambut para perampok dengan teriakan-teriakan tertawa membahana, bahkan tanpa rasa jijik seorang dari mereka menjilat cairan vagina Rafasya.
“Sluurrpp..sluurrpp..hmm..nikmaat..rasanya air mani pertama gadis perawan..hahaha..”
Rafasya dikeroyok selama 1/2 jam tidak lama kemudian satu persatu nyaris bersamaan para perampok itu orgasme di tempat proyeknya masing-masing. Tubuh Rafasya yang sexy itu sudah penuh oleh sperma.
Para perampok tertawa puas, Rafasya berpikir mimpi buruknya telah berakhir, ternyata ia salah, 3 orang rampok yang pertama rupanya belum puas, mereka merangsek maju lagi dan memperkosa Rafasya untu kedua kalinya.
Bahkan salah seorang dari mereka mengambil obeng yang mereka pakai untuk membuka pintu dan memasukkan gagang obeng besar itu ke vagina Rafasya. Dikocok-kocoknya vagina Rafasya dengan gagang obeng itu, Rafasya menggeliat kesakitan dan kenikmatan. Ia memang merasakan perih di lubangnya tapi juga merasakan kenikmatan tiada tara.
Rafasya menggeliat dan membanting tubuhnya ke kiri dan kekanan membuat rampok itu semakin cepat mengocok vagina Rafasya dengan obeng.
Akhirnya Rafasya kembali ejakulasi untuk kedua kalinya. Sang rampok begitu senang melihat cairan mengalir deras dari vagina Rafasya, lalu kembali ia menggarap tubuh Rafasya sampai puas. Kedua rekan yang lain dengan sabar menanti giliran.
Akhirnya Rafasya digilir oleh masing-masing rampok itu 2x. Setelah puas menggarap Rafasya, para rampok itu segera beranjak pergi sambil membawa barang jarahannya meninggalkan Rafasya yang masih bugil terkulai lemas di ranjangnya yang penuh dengan bercak sperma dan darahnya.
Dia hanya bisa menangis sesegukan meratapi nasibnya.. Oh..mimpi buruk apa aku..isaknya..Kasihan sekali Rafasya.. What a nightmare on otista street..