Yoga menatap layar laptopnya yang menyala terang, blueprint laboratorium Fukuoka terpampang jelas di hadapannya. Jemarinya lincah mengusap permukaan mouse, mengarahkan tools pada beberapa titik denah.
Sudah hampir 1 jam ilmuwan itu mencoba mencari celah dari laboratorium agar dirinya bisa masuk kembali kesana tanpa diketahui oleh orang Iain. Tujuannya hanya satu, ingin mengambil sampel darah Kraken yang akan dia bawa pulang kembali ke Indonesia.
Dipecat secara tidak hormat dan dicap sebagai ilmuwah penjahat oleh Profesor Takhesi sudah cukup membuat hidup serta karir Yoga berantakan, tapi dia tidak ingin pulang dengan tangan hampa. Yoga tidak ingin hasil penelitiannya diklaim sepihak oleh Profesor Takhesi. Tekad itu sudah bulat, dan malam ini Yoga akan melakukan aksi terakhirnya di negeri Sakura.
KUNG
Sebuah email masuk, konsentrasi Yoga teralihkan. Ilmuwan muda itu mengrentitkan dahi ketika melihat subjek pengirimnya adalah Kementrian riset dan teknologi Indonesia.
Segera dibukanya email itu, sebuah surat keputusan tentang pemberhentian dengan tidak hormat Yoga Pratama dari kepegawaian, tak hanya itu, di dalam email itu juga disebutkan bahwa seluruh fasilitas yang diberikan Kementrian kepada Yoga selama hidup di Jepang dihentikan mulai esok hari.
Wajah Yoga langsung merah padam, sekian tahun mengabdi untuk negara sekarang dirinya dibuang begitu saja karena sebuah berita dari media. Yoga bahkan tak diberikan hak jawab maupun klarifikasi atas tuduhan yang ditujukan kepadanya.
Marah, sangat marah, itulah yang dirasakan Yoga saat ini. Kemarahan yang memunculkan perasaan dendam kepada Profesor Takeshi dan seluruh orang yang tidak mempercayainya.
Satu tahun lalu dirinyalah yang menemukan Kraken di perairan Banda. Awalnya bahkan Profesor Takhesi sama sekali tak mendukung rencana eksplorasi yang akan dilakukan oleh Yoga dan tim kecilnya. Apalagi eksplorasi itu didasarkan pada sebuah mitos dan kitab kuno.
Dengan perjuangan ekstra berat, Yoga akhirnya bisa mendapatkan ijin dari Profesor Takhesi, meskipun laboratorium hanya mendukung biaya eksplorasi tak sampai 20%, sisanya Yoga mendapatkan dari sponsor.
Hampir 6 bulan lamanya Yoga dan tim kecilnya melakukan eksplorasi, usaha keras dan tak mengenai Lelah akhirnya membuahkan hasil penemuan yang begitu menggemparkan dunia.
Kraken, mahluk bawah laut yang dipercaya hanyalah sebuah mitos belaka berhasil ditemukan oleh Yoga Pratama dan tim kecilnya dari laboratorium Fukuoka. Keberhasilan itu sontak membuat Profesor Takhesi terkejut sekaligus senang, penemuan biota laut langka ini serta merta akan semakin membuat pamornya naik.
Alhasil Kraken dijadikan simbol keberhasilan laboratorium Fukuoka. Hewan itu dijadikan objek penelitian, banyak bagian tubuhnya dijadikan bahan observasi, sesuatu yang membuat Kraken semakin tersiksa. Hal inilah yang tidak diinginkan oleh Yoga, dia ingin menyelamatkan hidup Kraken dan mengembalikan ke habitat aslinya. Alih-alih mendapat respon positif tapi justru karirnya dihancurkan oleh Profesor Takhesi.
“Kamu sedang memikirkan apa?” Tanya Kasman saat melihat raut wajah Umi Latifah muram setelah membalas pesan singkat lewat ponsel.
“Yoga, dia sedang berada dalam masalah besar. Sementara Aku disini tak bisa membantunya.” Jawab Umi Latifah lirih.
“Masalah berita itu ?” Tanya Kasman sekali lagi seraya melirik telivisi yang menyala, sebuah breaking news yang menayangkan berita tentang kasus Yoga di Jepang. Umi Latifah mengangguk pelan.
“Tenang sayang, apa yang diberitakan itu belum tentu benar. Aku yakin Yoga akan baik-baik saja.” Ujar Kasman, duda itu mendekati tubuh sintal Umi Latifah kemudian memeluknya dari belakang. Aroma peluh setelah bercinta langsung tercium pada hidung Kasman.
“Tetap saja, Aku masih khawatir. Apalagi sekarang Yoga jauh dariku, Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya saat ini.” Keluh Umi Latifah, jemarinya masih memainkan permukaan layar ponsel, terlihat screensaver denga foto Yoga mengenakan pakaian toga saat acara wisuda beberapa tahun silam.
“All is well sayang, katamu Yoga juga akan segera pulang ke Indonesia kan? Lebih baik sekarang kita nikmati waktu kita, jangan stress. Aku selalu ada untukmu sayang.” Ujar Kasman seraya menciumi leher dan tengkuk Umi Latifah dari belakang.
Keduanya kembali saling memagut bibir, lidah saling bertaut bertukar cairan liur. Ketika ciuman mereka semakin panas tiba- tiba ponsel Umi Latifah berdering, panggilan masuk dari sang suami Ustad Ferdy. Umi Latifah meletakkan ujung jemarinya pada bibir, memberi tanda pada Kasman agar tidak bersuara.
Kasman hanya tersenyum sebelum mendorong tubuh selingkuhannya itu hingga jatuh terlentang di atas ranjang hotel. Kasman membuka kedua paha semok milik Umi Latifah sebelum beringsut ke bawah, menjilati vagina wanita cantik itu.
“Ha..Halo Mas..?” Umi Latifah berusaha menahan suaranya agar tidak tercekat. Konsentrasinya terpecah karena di bawah sana lubang vaginanya sedang dijilati oleh Kasman dengan sangat brutal.
“Kamu lagi ada dimana Mi?” Tanya Ustad Ferdy dari sambungan telepon.
“A..Aku lagi ada di tempat kajian Ustadzah Salmah Mas..Emmcch!”
Buru-buru Umi Latifah menutup mulutnya sendiri, desahannya tanpa sadar keluar begitu saja karena Kasman mulai memasukkan 2 jarinya ke dalam vagina, lalu mengocoknya sambil terus menjilati itilnya. Ngocoks.com
“Kamu kenapa Mi?”Tanya Ustad Ferdy.
“En..Enggak apa-apa Mas, cuma digigit semut.” Kasman melirik wajah selingkuhannya itu, senyum licik mengembang pada wajahnya sebelum kembali mengerjai vagina Umi Latifah. Wanita cantik itu sampai beberapa kali harus menggigit bibirnya sendiri agar tak menimbulkan suara yang mencurigakan lagi.
“Semut?” Tanya Ustad Ferdy sekali lagi seperti tak percaya dengan penjelasan dari istrinya.
“I..Iya Mas semutnya gede banget…” Kilah Umi Latifah sekali lagi. Ada jeda setelah itu, desah nafas Ustad Ferdy terdengar samar karena sebenarnya dia sudah tau apa yang terjadi saat ini pada istrinya.
Kasman seperti mendapat dorongan semangat baru, dikala dirinya sedang mengerjai Umi Latifah pada saat yang sama pula sang suami menelpon wanita bertubuh sintal itu.
Kasman merasa hal itu begitu membanggakan dirinya, egonya sebagai pria melambung tinggi karena merasa jauh lebih memuaskan disbanding suami Umi Latifah. Tanpa pikir panjang duda itu langsung mengambil posisi, bersiap melesakkan kembali batang kontolnya pada liang senggama Umi Latifah.
Kedua mata Umi Latifah mendelik tajam, seolah memberi tanda agar Kasman menghentikan aksinya. Kasman bergeming, justru gerakan awalnya langsung mengehentak kuat. Kontolnya melesak cepat dan dalam ke liang peranakan Umi Latifah.
“Eeemcchh!!!!” Pekik Umi Latifah sembari menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
Suara itu jelas terdengar oleh Ustad Ferdy, tapi pria paruh baya itu pun juga bergeming, dia memilih untuk berpura-pura tak tau denga napa yang terjadi pada tubuh istrinya saat ini.
“Kamu nanti pulang jam berapa?”
Tanya Ustad Ferdy, samar lenguh nafas istrinya terdengar, seperti orang yang sedang melakukan kegiatan ekstra berat.
“Emmhh..Jam 9 malam mungkin Mas…” Jawab Umi Latifah, tubuhnya mulai berguncang naik turun. Kasman menggenjotnya dari atas dengan kecepatan sedang.
“Ya udah kalo gitu, ati-hati di jalan ya nanti. Assalamualaikum.”
“Walaikumsalam.”
Sambungan telepon terputus, Umi Latifah kembali melotot ke wajah Kasman yang terus tersenyum. Sebuah senyum kemenangan.
“Kamu ya?!! Nakal banget! Ouucchhh!!” Protes Umi Latifah yang disambut sebuah hentakan keras pada liang vaginanya.
Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Kasman memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Umi Latifah.
Ustad Ferdy menutup sambungan telepon denganm perasaan perih. Ini bukan pertama kalinya dia memergoki istrinya sedang melakukan persetubuhan dengan pria lain. Tapi tetap saja perasaan perih itu serasa menyesaki dadanya.
Aib seperti ini tidak mungkin dia ceritakan ke orang lain, apa kata orang nanti jika tau istri seorang Ustad terkenal berselingkuh dengan pria lain? Citranya sebagai seorang ustad yang mampu membina rumah tangga dengan baik, imam yang baik, akan seketika hancur jika aib Umi Latifah terbongkar.
Ustad Ferdy menyadari betul apa yang telah dilakukan oleh istrinya itu adalah sebuah kesalahan besar. Tapi dia juga menyadari jika semua itu terjadi karena ketidakmampuannya sebagai seorang Iaki-laki untuk memenuhi nafkah batin pada sabg istri. Penyakit diabetes akut yang dideritanya membuat keperkasaannya nyaris tak bersisa, sementara libido Umi Latifah selalu meledka- ledak ingin terus dipenuhi.
Perceraian bukan opsi pilihan yang dapat diambil oleh Ustad Ferdy, maka jalan yang ditempuh untuk menghadapi masalah rumah tangganya adalah membiarkan Umi Latifah mendapat kepuasan biologis dari pria lain.
Bagi ustad Ferdy mempertahankan rumah tangganya jauh lebih penting dibanding apa yang tengah dia rasakan saat ini. Berpura-pura tidak mengetahui aksi gila yang dilakukan oleh istrinya adalah salah satu ikhtiarnya untuk menjaga keharmonisan rumah tangga yang telah dia bina puluhan tahun.
Bersambung…
