Close Menu
Cerita SexCerita Sex
  • Warning!
  • Contact Us
  • Privacy Policy
  • Kirim Cerita Sex
  • Join Telegram
  • Video Bokep
  • Foto Bugil
  • Jav Sub Indo
X (Twitter) WhatsApp Telegram
Cerita SexCerita Sex
  • Contact
  • Warning!
  • Privacy
  • Kirim Cerita
  • ThePornDude
  • Bokep
Cerita SexCerita Sex
Home»Cerita Sex Hijab»Monster Kraken

Monster Kraken

My Monster
Share Twitter Telegram WhatsApp Copy Link

Kurasakan tangan Kasman bergerak di bagian belakang tubuhku, lembut meremas bongkahan padat pantatku yang masih tertutup kain kaftan. Perlahan remasan tangannya semakin menjadi, tidak cepat tapi berhasil meraih seluruh area pantatku, darahku berdesir kencang, apalagi kami berdua sudah di dalam kamar hotel. Aku melepaskan pelukanku. Kasman terlihat heran dengan perubahan sikapku ini, dari raut wajahnya Aku bisa mengerti apa yang sedang dia pikirkan.

“Aku tidak bisa meneruskan hubungan ini.” Ucapku dingin sembari mengalihkan pandanganku dari wajah Kasman.

Belum sempat Aku berpaling dan melangkah pergi tiba-tiba Kasman mendekap tubuhku dari belakang, begitu erat. Aku mencoba memberontak tapi tubuh Kasman yang lebih besar membuat usahaku sia-sia.

“Cukup!! Lepaskan Aku!” Hardikku kasar sambil terus berusaha lepas dari dekapannya.

“Aku merindukanmu…” Kata Kasman lirih tepat di dekat daun telingaku.

Kutatap tajam mata Kasman yang ada di belakangku mengisyaratkan padanya untuk berhenti, akan tetapi Kasman tetap saja tidak mengindahkan permintaanku.

Malah dia semakin bergerak agresif dengan tiba-tiba melepas kain kaftanku kemudian jemarinya lincah mempreteli pengait BN lalu turun meloloskan celana dalamku begitu saja, seketika tubuhku kembali polos di hadapannya. Aku sedikit menggigil merasakan bagian pantatku tiba-tiba saja diterpa dingin AC karena tak tertutup lagi.

“Aku merindukanmu sayang…”

Ucapnya sekali lagi sebelum menciumi tengkuk serta leherku. Kedua tangan kekarnya mulai meremas-remas buah dadaku secara bergantian. Jujur detik berikutnya Aku tidak bisa membedakan rasa jengah dengan gelak birahi yang mulai muncul dari dalam diriku.

Gelora syahwatku mulai melabrak nilai- nilai tabu yang berusaha aku jaga, bagaimanapun Aku sekarang adalah istri seorang ustad, namun sensasi luar biasa menjalari sekujur tubuhku sebanding dengan sentuhan fisik telapak tangan Kasman yang merayap pada permukaan payudaraku.

“Kasman! Cukup!”

Teriakku sambil mendorong tubuh Kasman menjauh, pria kekar itu menatapku sayu, entah kenapa perasaanku menjadi berubah detik itu, tatapan matanya membuatku merasa bersalah.

Tapi hati kecilku terus berkata jika apa yang sedang terjadi saat ini adalah kesalahan besar dan tidak bisa diteruskan. Perlahan Kasman kembali mendekatiku, Aku beringsut menjauh sambil berusaha menutupi tubuhku dengan kain kaftan yang sebelumnya tergeletak di atas lantai.

“Maafkan Aku sayang…” Ucap Kasman lirih, kali ini suaranya cukup dalam, cukup membuat kecamuk dalam dadaku kembali tenang tanpa rasa takut.

“Aku tidak bermaksud seperti ini, maafkan Aku.” Kata Kasman sekali lagi, kali ini jarak kami hanya sebatas dua langkah kecil.

Aku menatap matanya, lalu entah siapa yang memulainya, tiba-tiba bibirku sudah menempel pada bibir pria kekar itu. Lidah kami saling terpagut. Kami berciuman hangat layaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk rindu, untuk kedua kalinya tubuhku kembali telanjang bulat di hadapan Kasman, kali ini tanpa perlawanan karena Aku memasrahkan tubuhku pada kontraktor itu.

Muncul perasaan aneh yang lebih kuat untuk membiarkan diriku digerayangi Kasman, pria yang bukan suamiku. Rasa takut ketahuan dan rasa malu penuh ketabuan berbaur dengan sensasi-sensasi aneh lainnya. Membuat diriku semakin bergejolak meninggi, bahkan lebih tinggi daripada ketika aku bersetubuh dengan suamiku sendiri.

Fokusku terpecah saat kurasakan Kasman mengelusi bagian selangkanganku yang mulai basah dengan telapak tangannya. Masih di dalam pelukannya yang begitu erat,Kasman menciumi bagian tengkukku pelan dengan tak membiarkan ada ruang sedikitpun dicelah tubuh kami.

“Eeemmchhhh..” Lenguhku manja.

Kurasakan tangan Kasman menarik bagian pinggangku ke belakang seakan-akan menyuruhku untuk menungging dalam keadaan berdiri. Aku menggigit bibir bawahku dengan pelan saat aku bergerak menuruti kemauannya begitu saja sambil tetap berusaha menjaga keseimbangan tubuhku agar tidak ambruk terjatuh.

“Oocchhhhh…Massss…” Desisku menahan nikmat.

Kurasakan ujung jari Kasman membelai pintu lubang anusku dengan begitu pelan. Menimbulkan rasa geli yang membuat badanku terlonjak kaget saat menerima serangan yang mendadak itu.Tapi Kasman malah tersenyum meletakkan jari telunjuk di bibirnya,

“Ssssttt.., Jangan berisik!!” Ucapnya begitu pelan. Dengan lembut tangannya mengelus pantatku lagi sebelum tiba-tiba dia memukulnya dengan agak keras.

“Awwhhh!!” Teriakku cukup kencang.

Aku mengigit bibir bawahku ketika Kasman mengelus pelan bekas tamparannya yang masih terasa agak perih itu. Badanku semakin merinding saat kucoba meresapi elusannya yang begitu nikmat dan sakit disaat yang bersamaan.

Di bawah sana, kurasakan tangan Kasman meremas-remas bongkahan pantatku sambil sesekali menamparnya dengan gemas. Beberapa kali juga kurasakan ujung-ujung jemarinya dengan nakal singgah pada permukaan lubang pantatku. Membuat tubuhku menggelinjang karena rasa geli.

“Aacchhh! Mas! Jaangaann!

Aaachhh!”Ucapku menahan desahan.

Tak berhenti sampai disitu saja, Kasman kemudian bergerak mundur menarik kedua pahaku agar saling berjauhan. Dia memposisikan dirinya berjongkok diantara selangkanganku yang saat ini dalam keadaan setengah mengangkang dengan pantat menungging kebelakang. Mulut nakal pria kekar itu juga tak tinggal diam mengecup daging pantatku yang bulat, mulus dan kencang .

“Oocchhhhh..!!”

Aku berusaha menggigit bibirku sendiri agar desahanku tak terdengar saat kurasakan ada yang menyentuh lubang anusku dari belakang. Walau pandanganku cukup terbatas saat itu, namun aku begitu tau kalau benda kenyal, panas dan licin itu adalah lidahnya Kasman.

Tubuhku meliuk dan meregang merasakan rangsangan terhebat yang baru kali ini kurasakan saat lidah Kasman yang panas mulai menyusuri belahan pantatku. Tanpa rasa jijik sedikitpun Kasman menjilati lubang anusku, membuat tubuhku tergetar hebat oleh rasa geli nikmat yang menjalar di seluruh tubuhku.

Tekanan-tekanan lidah Kasman  membuatku   keenakan  hingga darahku terpompa dari ujung kepala sampai ujung kakiku. Sempat kaget pula ketika telapak tangannya tidak berhenti menampar pantatku pelan hingga berkali-kali. Sedangkan lidahnya terasa ingin menusuk masuk ke lubang anusku dan menari-nari nakal di pintunya.

Liang vaginaku ikut berkedut-kedut geli saat rangsangan lidah Kasman semakin hebat mencium dan menyedot lubang anusku dari arah belakang. Secara otomatis, kakiku semakin melebar untuk memberikan ruang bagi kepalanya agar lebih leluasa menyeruak masuk. Aku seperti semakin bergairah.

“Oocchhh..!! Maass..!! Aaacchh…”

Mataku terpejam dan mulutku berusaha keras untuk tidak mengeluarkan suara desahan. Aku takut jika tiba-tiba saja muncul seseorang memergoki kami berdua sedang bermain gila, namun Aku juga menikmati sensasi penuh debaran seperti ini.

Akupun tidak mau memprotes apa yang dilakukan Kasman pada anusku di bawah sana meski sesekali aku merasa cukup jijik dengan perbuatannya.

Konsentrasiku sudah begitu hilang saat kurasakan tenggorokanku begitu kering. Jelas aku tidak merasa haus. Tidak, aku memang merasa haus. Tapi bukan air yang aku butuhkan,melainkan belaian tangan dan jilatan lidah Kasman yang aku inginkan menyirami dahaga syahwatku yang meronta kekeringan.

Tiba-tiba saja kurasakan jari-jari Kasman bergerak meraba permukaan vaginaku, Aku terdiam sebentar merasakan tubuhku bergetar saat sedikit demi dikit jari telunjuk Kasman bergerak mencolok-colok ke dalam vaginaku. Kenikmatanku itupun bertambah dua kali lipat karena disaat yang bersamaan lidah Kasman masih menyapu- nyapu lubang pantatku.

“Ooccchhhhhhhh…!!!!”

Tanpa aku sadari, aku berjinjit mengangkat pantatku sambil kaki kananku berada dibagian bahu Kasman. posisiku makin menungging ke arah kepala Kasman dengan sebelah tangan bertumpu ke kursi jati panjang yang ada di depanku. Hampir saja aku mengeluarkan lenguhan panjang saat salah satu jari Kasman mengelus kerutan di lubang pantatku.

Aku merinding geli ketika jari Kasman itu kemudian menyusup masuk ke dalam anusku yang basah dan licin oleh air liurnya. Terasa sedikit mules pula ketika ujung jemarinya yang besar itu menusuk anusku menggantikan lidahnya yang kini menciumi daging pantatku dengan pelan.

Dengan gerakan yang sangat lembut, jemari Kasman perlahan mulai masuk semakin dalam di lubang pantatku. Aku mendesis kesakitan. Pantatku berdenyut-denyut seolah protes ingin menyingkirkan benda asing yang berusaha masuk ke dalamnya. Sensasi aneh di selangkanganku bergerak naik ke daerah perutku menyebabkan sedikit otot pantatku menegang.

“Massh..” Rintihku memprotes.

Di belakang sana, Kasman berusaha meyakinkanku agar tetap tenang dan tak bersuara. Dengan lembut dia memberiku semangat dengan mendaratkan kecupan- kecupan ringan pada bongkahan daging pantatku.

Bersamaan dengan itu aku menahan nafas merasakan jari Kasman menguak anusku semakin masuk ke dalam. Rasanya pedih dan sedikit panas walau sudah basah oleh ludah Kasman sedari tadi. Hingga pada akhirnya, kurasakan satu jari Kasman telah berhasil masuk secara utuh di dalam lubang anusku.

“Oooocchhhh!! Maaasssss!” Lenguhku manja, ketika Kasman merasa sudah cukup dalam membiarkan salah satu jarinya masuk di lubang anusku, dia menghentikan gerakannya beberapa saat, membiarkan aku mulai terbiasa dengan jarinya hingga nafasku kembali teratur.

“Emmppphh..Peelaann!” Ucapku menahan tangan Kasman.

Kurasakan jari Kasman yang telah memasuki anusku tersebut bergerak. Ditekannya begitu rupa dengan gerakan agak memutar untuk melebarkan lubang yang sangat sempit itu. Dikeluarkannya jari yang sudah masuk, kemudian dimasukannya kembali, ditekan, masuk keluar dan direnggangkannya.

“Emmmmhhh! Ssshhhh!! Aaacchhh!!!”

Lagi-lagi Aku mendesis pelan karena terasa pedih. Anehnya, ujung jemari Kasman memijat suatu bagian di kedalaman anusku yang membuatku berdesir karena terasa enak. Nafsu birahi sudah menguasai seluruh inderaku, Aku memalingkan wajahku menatap wajah Kasman heran,

“Mas jangan disitu jorok ihh!!” Protesku menghardiknya sedikit berteriak.

Memang rasa pedih itu telah berkurang. Otot-otot dinding anusku pun mulai rileks tak lagi meronta. Namun ini adalah pertama kalinya aku di perlakukan seperti ini di lubang pembuanganku tersebut.

“Enak banget ya?” Tanya Kasman menyeringai seolah dia tahu kalau dia telah melakukan hal yang benar.

“Enak sih enak Mas, tapi itu kan…Awwwhhhhhh… Ngiluu!!” Ucapanku terpotong oleh teriakan ku sendiri.

Pantatku tersentak kaget saat lidah panas Kasman tiba-tiba menyelusup ke dalam alur sempit di selangkanganku yang sudah sangat basah oleh lendirku sendiri. Kasman menjilat-jilat permukaan bibir vaginaku yang sudah sangat mengembang karena birahi sambil sesekali dilepaskannya vaginaku dari mulutnya dan dia langsung menjilati anusku.

“Ouuuughhh..Masshhh.. Geliih ihhh!!” Desahku semakin lancar keluar dari mulutku.

Kasman memutar-mutar jarinya di dalam anusku sehingga membuatku merasa sedikit perih. Jari-jarinya yang gemuk dan panjang itu bergerak semakin bebas sedangkan aku hanya bisa mengerang sambil mempertahankan posisiku. Sekujur tubuhku bergetar menahan sakit.

Namun anehnya, rasa sakit itu malah membuatku semakin bergairah. Makin lama Kasman pun makin berkonsentrasi di daerah lubang pantatku itu. Secara bergiliran, Kasman memasukan jarinya dan menjilati anusku. Pun begitu dengan vaginaku yang sesekali juga diraba dan dimasuki oleh jari- jarinya yang lain.

“Massshh…Kamuuhh.. Ngapaiinn sihhhh??” Ucapku mendelik.

Kasman memasukkan jari telunjuk kanan kirinya ke dalam anusku, lalu ditariknya ke arah yang berlawanan seperti ingin melonggarkan lubangnya yang begitu sempit, sambil sesekali pula dia meludahi dan membasahi anusku saat lidahnya masuk ke dalam rongga pantatku.

Lidahnya diputar-putar menggelitik anusku dan kurasakan ada beberapa jari lain ikut masuk juga, masuk keluar, masuk keluar dengan dijilati, begitu terus sampai aku benar-benar kelejotan geli.

“Arrrghhh…,” Desahku tidak berhenti-henti.

“Enak ya ??” Tanya Kasman pelan.

Suaranya terdengar begitu memabukkan, membuatku semakin bernafsu oleh kegiatannya yang menyodomi pantatku dengan jari-jarinya.

“Lebih enakan mana?? Di pantat atau di memek??” Sambungnya kembali bertanya.

Dalam hati aku cukup kebingungan dengan pertanyaan Kasman tersebut. Entah apa maksudnya membanding-bandingkan dua hal yang menurutku sama sekali tidak berkaitan.

Aku memang menikmati ketika vaginaku di mainkan dan disodok olehnya, namun kenikmatan tersebut tidak bisa dibandingkan dengan saat dia memainkan anusku. Bahkan rasa orgasmeku yang beberapa kali membayang terpaksa harus gagal menemui puncaknya karena rasa sakit yang mendera bagian pantatku.

“Masshhh..udah jangan di situ lagi!!” Rengekku manja pada Kasman. Namun Kasman tidak mendengarkanku,

“Jawab dulu!! Di pantat apa di memek??” Tanyanya meminta jawaban.

“Di memek Mass!! Oooouugghhh.  , di

memeeekkk !!”

Urat maluku mendadak putus begitu saja. Aku tidak peduli bagaimana mulut seorang perempuan baik-baik sepertiku mengeluarkan kata-kata yang begitu tak senonoh didengar oleh orang lain. Yang kutahu adalah aku terlalu bergairah akibat perbuatan Kasman dan aku harus menuntaskannya.

“Hehehe. Kamu yang minta loh ya..” Ujar Kasman menjawab.

Dengan cepat, Kasman lalu menarik pinggangku yang tengah berdiri menungging tadi ke arah tubuhnya. Lalu kemudian dia menuntunku telentang diatas kursi jati panjang dengan posisi mengangkang begitu lebar.

Kuperhatikan tanpa sadar kalau Kasman telah bertelanjang bulat dihadapanku dengan penisnya yang sudah menegang begitu maksimal. Aku bahkan tidak tau sejak kapan dia melepas celananya itu.

“Mau dijilat apa dimasukin kontol??” Sambungnya bertanya sambil tersenyum menatapku.

“Dimasukin” Jawabku pelan, menahan malu sambil menggigit bibir bawahku sendiri.

“Dimasukin apa??” Tanyanya menggoda. Lagi-lagi dengan tanpa malu aku memonyongkan bibirku,

“Sa-sama kontol!” Balasku berterus terang. Vaginaku berdenyut-denyut hebat saat aku mengucapkan kata-kata kotor itu.

Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.

“Tapi ada syaratnya dulu.” ucap Kasman menyeringai.

“Syarat apaa??” Tanyaku penasaran. Kasman lalu beranjak mendekati tubuhku yang mengangkang tersebut dan memposisikan badannya diantara selangkanganku.

“Aku mau masukin ke lubang ini” Ucapnya mengarahkan kepala penisnya menggesek lubang anusku.

Seketika aku langsung merinding ketakutan membayangkan bagaimana benda sebesar penis Kasman tersebut dapat muat di lubang pantatku. Terlebih lagi, aku bahkan tidak habis pikir kenapa dia harus memasukkannya di lubang pembuanganku sedangkan di vagina saja sudah terasa begitu enak.

“Mas jangan aneh-aneh deh.” Ucapku menggeleng, memprotes permintaanya. Namun Kasman hanya tersenyum.

“Hehehe.. emangnya kenapa?” Tanyanya semakin gencar mengeluskan kepala penisnya ke lubang anusku.

“Jorok ih Mas!! Masukin kesini aja !” Pintaku manja mencoba menggapai dan memegang batang penisnya.

Kasman hanya menyeringai ketika tanganku berhasil menggenggam batangnya tersebut, sambil kemudian tak berlama-lama kuarahkan kepalanya menuju bibir vaginaku yang sudah begitu basah oleh lendir. Pelan- pelan aku melenguh nikmat merasakan desakan batang penisnya yang besar itu mulai ku gerakkan menerobos liang vaginaku sendiri.

Lagi-lagi aku merasa gemetar luar biasa ketika kepala batang penis Kasman mulai membelah bibir vaginaku. Lalu dengan pelan dan penuh penghayatan dia mendorong pantatnya hingga setengah dari batang Kasman berhasil menerobos vaginaku dengan lumayan mudah.

“Emmmmppphhhhh !!!”

Hampir bersamaan kami mendengus menahan nikmat saat batang penis Kasman sudah terapit oleh dinding liang vaginaku yang sudah sangat licin. Kasman merundukkan badannya hingga kami langsung berciuman dengan begitu menggelora.

Lidah kami saling bertaut, saling mendorong dan saling melumat. Semakin membanjirnya cairan dalam liang vaginaku membuat penis Kasman masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan mencoba membetulkan arah dari laju penis tersebut.

Sepertinya penetrasi penis Kasman ke dalam vaginaku kali ini sudah sedemikan mudah. Mungkin karena otot-otot vaginaku mulai terbiasa dengan penisnya yang besar itu karena sudah beberapa kali di terobos dan direnggangkan.

“Ouuggghhh Massshhh !!” Desahku begitu nikmat.

Perlahan-la han batang penis itu mulai tenggelam seutuhnya dalam vaginaku, sekuat tenaga aku merenggangkan otot-otot vaginaku agar penis itu dapat menggaruk setiap kegatalan yang ada dalamnya. Aku masih saja merasakan sesak yang begitu memenuhi badanku.

Serasa tak sampai- sampai. Selain besar, penis Kasman sangat panjang juga. Sehingga setiap inci batangnya yang masuk, membuat Aku sampai menahan nafas terasa mentok sekali di dalam.

“Ughhh..jepitan memekmu luar biasa sayang…” Gumam Kasman di sela-sela ciuman kami.

Badanku panas dan berkeringat luar biasa di dalam himpitan tubuhnya. Dia tidak membuang-buang waktu langsung bergerak semakin dalam mendorong penisnya. Dengan bernafsu Kasman memompa keluar penisnya sejenak sebelum akhirnya ditusuk kembali semakin ke dalam.

“Enggg… Maashh enakkk…!!!”

Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Dan Kasman seakan tahu persis apa yang kuinginkan, dia mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran sambil terus bergoyang memompa.

Tubuhku meremang nikmat bagaikan berada di awang-awang merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang Kasman menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa diseluruh dinding vaginaku.

“Aduuhh..Auuffhh.., Nngghh.. Maasshhhhh!!!” Aku merintih, melenguh dan mengerang sekali lagi merasakan semua kenikmatan ini.

Aku merasa seolah kenikmatan darinya mampu membalik pemikiranku tentang bercinta dengan suamiku selama ini. Benar- benar berbeda. Jika dibandingkan, bercinta dengan suamiku terasa begitu aneh. Aku hanya merasa geli, capek, dan terkadang risih.

Sehingga secara tak langsung, aku seolah menjadi kurang tertarik jika harus bersetubuh dengan penis kecil suamiku lagi. Apalagi Mas Ferdy tak pernah bisa bertahan lama, itu karena penyakit diabetes akut yang dideritanya saat ini.

Lain cerita jika aku bersama Kasman seperti sekarang dan batang penisnya yang berukuran sebesar lenganku itu, aku merasa berbeda. Ritme, teknik, dan ukuran kejantanan mereka jauh berbeda, sehingga ketika bersama kontraktor ini, aku seolah tidak bisa menolak segala macam kenikmatan yang dia hujamkan ke dalam liang vaginaku.

“Ooouughh Mass Mauuhh keluaarrr!!!”

Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian Kasman dalam bercinta. Dia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Bahkan baru beberapa saat saja dia menggenjotku dengan penisnya, puncak kenikmataanku sudah mulai terbayang siap menghampiriku.

Melihat reaksiku yang sudah mulai berkelojotan nikmat, Kasman bergerak semakin cepat. Penisnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitif dalam vaginaku.

Menebarkan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang yang akan mendobrak pertahananku. Batang penisnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya.

“Oooohhh..Aaahhhh….,   Yaaahhhh…

Begituuhh..  Masshhhh….,  Cepetaaann.  !!”

Pintaku menuntut.

Aku mencoba meraih tubuh Kasman untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Ngocoks.com

Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal disekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua kakiku mengalung di pinggangnya dan menarik kuat-kuat.

“Keeellluaar  Mashhhhhhhhhhh.  !!!”

Teriakku mengejang.

Kurasakan tubuhku menggeletar dengan gerakan yang tak bisa aku kontrol, semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku membasahi batang penis Kasman yang semakin lancar keluar masuk membelah vaginaku yang terasa begitu ngilu.

Aku kehabisan tenaga tak bisa bergerak seperti tulangku keluar dari badan. Begitu lemas dan pasrah saat Kasman tiba- tiba saja membalikkan tubuhku tanpa mencabut batang penisnya dari vaginaku.

Dalam kepasrahanku itu, Kasman membawaku ke atas ranjang. Kasman memelukku dari belakang, langsung saja melarikan tangannya menjamahi tubuhku. Dadaku di belai-belai dan di remasnya . Leherku juga tak luput di cium dan sesekali digigitnya dengan pelan. Membuatku agaknya menggeliat kegelian dalam nafsu yang mulai kembali muncul.

Aku memejamkan mata tak bisa memprotes saat merasakan Kasman tiba-tiba membasahi liang anusku dengan cairan lendir yang meleleh begitu banyak dari dalam vaginaku. Begitu cepatnya Kasman bergerak hingga tak sadar aku merasakan dia mencabut penisnya dari dalam vaginaku.

Tiba-tiba saja, kepala penisnya yang keras dan kenyal itu terasa di tusukkannya ke dalam lubang anusku. Kesadaranku saat itu belum sepenuhnya pulih sehingga aku hanyabisa menggerakkan sedikit pantatku menjauh dari batang penis Kasman.

“Mashh.., jangan dimasukkin!!” Pintaku dengan suara yang parau.

Nampaknya Kasman tidak mengindahkan seruanku, anusku yang masih perawan itu dipaksa untuk melebar selebar-lebarnya dengan kedua tangannya. Aku merasa penuh sekali, penisnya itu berdenyut- denyut mulai masuk, seolah hidup, dan menyebarkan kehangatan. Aku pun menjerit sampai akhirnya kusadari aku menangis terisak-isak karena rasa sakit yang kuterima begitu hebatnya.

“Hoooohh…Sakiiittt Mass…..Cabutt…Sakitt… Arrggggh!”

Beberapa kali aku berusaha menghindarkan diri dari hajaran batang penis Kasman yang rasanya sudah tertancap sedikit di pintu anusku. Namun karena dia menahan pinggulku kuat-kuat, akupun tidak bisa kabur dengan tenaga yang masih sangat lemah ini. Disela-se la tusukannya tersebut, Kasman berbisik di telingaku,

“Jangan tegang, lemaskan pantatmu sedikit!” Perintah Kasman sambil merenggangkan daging pantatku.

Aku berusaha menuruti perintahnya. Setelah aku melemaskan sedikit ototku, rasa sakit itu benar-benar sedikit berkurang. Namun masih saja terasa amat perih karena lubangnya begitu sempit tak pernah dimasuki oleh benda apaapun sebelumnya.

“Masshh.Sakittt…..” Aku terus memohon untuk berhenti, namun Kasman masih saja terus acuh.

Dengan menggigit bibir aku berusaha menahan sakit sementara Kasman terus menggerakkan penisnya masuk melalui lubang anusku. Kasman terus menerus mengambil cairan vaginaku untuk melumasi lubang anusku yang mulai terbiasa dengan masuknya penis besar itu ke dalamnya.

Tanpa kekuatan untuk menguasai diri sendiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, aku mencoba pasrah dan menyerah pada gairah seksual yang semakin menguasai tubuh dan perasaanku. Aku mulai bergerak mengikuti instruksi Kasman agar sedikit melonggarkan otot anusku dalam tarikan nafas yang begitu pelan.

Lama-kelamaan rasa sakitku mulai pudar berganti menjadi rasa nikmat yang bisa dibilang  aneh, karena berbeda dengan kenikmatan yang aku peroleh melalui lubang vagina, rasa perih dan enak bercampur ketika lubang anusku ditembusi oleh penis Kasman. Meskipun baru pertama kali Aku dimasuki di bagian pantat seperti ini, anehnya Aku dapat menyesuaikan diri dengan begitu cepatnya.

“Masshhh.  Pelaninn dikitt !!!” Pintaku

yang sudah tak menolak tapi memintanya menyesuaikan.

Lubang anusku tidak lagi menegang sekuat tadi sehingga mempermudah penetrasi penis Kasman yang luar biasa besar itu. Aku sendiri heran kenapa Aku dapat mengontrol otot anusku sebegitu baik, padahal Aku tak berpengalaman sama sekali.

“Uuuugghhh.. perawan pantatmu ku ambil!” Lenguh Kasman yang merasakan betapa penis miliknya pasti sangat keenakan di pijit oleh otot anusku. Sampai pada akhirnya Penis Kasman itupun  bergerak dalam hitungan detik berhasil menembus masuk anusku seutuhnya.

“Ssshhhhhhhh… Masshhhh.  ,”

Teriakku agak kencang ketika kurasakan pinggulnya menumbuk pantatku.

Rasa sakitku serentak menjadi-jadi sampai ke ubun-ubun saat kurasakan penis Kasman tertancap utuh di dalam lubang anusku. Rasa sesak dan penuh memenuhi rongga pantatku yang rasanya sedikit sobek dimasuki oleh penisnya seperti tertancap oleh sebuah batang balok yang amat besar.

Dalam keadaan tersebut, Kasman seakan tau kalau aku merasakan kesakitan yang begitu hebat. Sehingga kemudian dia meludahkan air liurnya yang hangat ke bibir anusku. Terasa nyaman membuat rasa sakitku menghilang untuk sementara.

“Masshhh…saakiittt. Maassshhh..” Rengekku tak kuasa menahan tangisku yang masih saja keluar membasahi pipi. Kasman merundukkan badannya mencapai telingaku,

“Maaf sayang.. Tahan sedikit yaa??”pintanya dengan suara bergetar.

Saat itu juga,entah kenapa pandanganku menjadi agak mengabur dengan kepala yang begitu pusing menahan sakit. Nafasku terengah dan kesadaranku perlahan memudar sebelum akhirnya tiba- tiba semuanya menjadi gelap gulita.

Bersambung…

1 2 3 4 5 6 7 8
Berlanjut Bersambung Cantik Hijab Istri Orang Kenikmatan Ngentot Perkosaan Sedarah Tergila Ternikmat Umum Wanita Karir
Share. Twitter Telegram WhatsApp Email Copy Link
Previous ArticleNona Majikan dan Temannya
ceritasex

    Ngocoks adalah situs dewasa yang berisi kumpulan cerita sex tergres yang di update setiap hari. Jangan lupa bookmark situs ini biar tidak ketinggalan cerita dewasa lainnya, -terima kasih.

    Related Post

    9.0

    Nona Majikan dan Temannya

    9.5

    Malapetaka KKN

    9.0

    Perempuan Polos Berjilbab

    9.0

    Pubertas Dini

    9.3

    Sang Penakluk Akhwat

    9.0

    Pistol Hipnotis

    Follow Facebook

    Recent Post

    Monster Kraken

    Nona Majikan dan Temannya

    Malapetaka KKN

    Perempuan Polos Berjilbab

    Pubertas Dini

    Sang Penakluk Akhwat

    Pistol Hipnotis

    Pengalaman Ternikmat

    Hipnotis Sekolah

    Istri Penuh Nafsu

    Kategori

    Terekspos

    Ngocoks.com adalah situs dewasa berisi kumpulan cerita sex, cerita dewasa, cerita ngentot dengan berbagai kategori seperti perselingkuhan, perkosaan, sedarah, abg, tante, janda dan masih banyak lainnya yang dikemas dengan rapi dan menarik.

     

    ✓ Update Cerita Sex Setiap Hari
    ✓ Cerita Sex Berbagai Kategori
    ✓ 100% Kualitas Cerita Premium
    ✓ Semua Konten Gratis dengan Kualitas Terbaik
    ✓ Semua Konten Yang Diupload Dipilih & Hanya Update Konten Berkualitas

     

    Cara Akses Situs Ngocoks

    Akses menggunakan VPN atau kamu bisa juga akses situs Ngocoks ini tanpa VPN yang beralamat ngocoks.com kalau susah diingat, Silahkan kamu buka saja Google.com.sg Lalu ketikan tulisan ini ngocoks.com, terus klik halaman/link paling atas situs NGOCOKS no 1 di Google. Selamat Membaca!


     

    Indonesian Porn Fetish Sites | Indonesian Porn List | Ulasan Bokep Indonesia

    © 2025 Ngocoks - Support by Google Inc.
    • Warning!
    • Iklan
    • Privacy Policy
    • Kirim Cerita Sex
    • Channel Telegram

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.