Yoga bangun tersadar, bau anyir darah segar langsung diciumnya. Matanya terbelalak kaget ketika melihat ruang tamu rumahnya sudah berantakan, meja, kursi tergeletak tak beraturan pecahan kaca pun berserakan dimana-mana. Sementara itu di depannya tubuh Ustad Ferdy sudah terkoyak brutal, bahkan beberapa bagian tubuh Ayahnya itu terpisah dari badan.
“Ayah!! Ayaahh!! Tidak! Tidak!! Ini tidak mungkin!!! Ayah!!!”
Yoga berteriak histeris, ilmuwan itu mendekati badan Ustad Ferdy yang masih utuh. Tangis pilunya pecah saat itu juga sambil memeluk badan Ayahnya yang berlumuran darah Yoga begitu menyesali yang telah terjadi. Kraken dalam tubuhnya telah membuat Ayahnya terbunuh dengan begitu tragis.
“Keluar! Keluar Kau bangsat! !” Teriak Yoga sambil menampari wajahnya sendiri memancing agar monster Kraken kembali keluar.
Berkali-kali Yoga mencoba menyiksa dirinya sendiri tapi monster Kraken tak mau kembali muncul. Yoga semakin menyadari jika dirinya sama sekali tak bisa mengendalikan monster itu, justru sebaliknya Kraken lah yang mengendalikan tubuh Yoga.
Keputusannya untuk menyuntikkan darah Kraken ke dalam tubuhnya harus dibayar mahal, bahkan kini membuat Ayahnya harus meregang nyawa.
“Ini semua bukan salahmu Yoga! Ini salah Umimu dan selingkuhannya! Mereka yang membuat Ayahmu mati mengenaskan.”
Yoga mendengar suara asing, suara itu memenuhi isi kepalanya, padahal tidak ada satupun orang yang ada di dekatnya kecuali jasad sang Ayah.
“Tidak! Ini semua salahku! Aku yang membawa Kraken ke rumahku sendiri!” Pekik Yoga, pikirannya kacau, dia bahkan menyahuti suara yang tidak dia tau dari mana asalnya.
“Kraken membuatmu lebih kuat Yoga, dia tidak akan menyakitimu. Kraken menyelamatkan hidupmu.”
“Pergi! Pergi dari kepalaku!!” Yoga memukul kepalanya sendiri berkali-kali berusaha menghilangkan suara asing itu dari dalam pikirannya.
“Balaskan dendam Ayahmu Yoga. Umi dan selingkuhannya yang membuat Ayahmu terbunuh…Balaskan dendammu.”
Umi Latifah bergegas mengemasi pakaiannya, memakainya dengan tergesa. Dilihatnya jam sudah hampir jam 8 malam itu artinya sudah 5 jam lebih dia bersama Kasman di dalam kamar hotel ini.
Kasman, kembali mendekati wanita bertubuh sintal itu saat sedang mengenakan hijab, dipeluknya tubuh selingkuhannya dari belakang. Umi Latifah berusaha untuk menghindar, menjauhkan tubuhnya dari dekapan Kasman.
“Ada apa sayang? Apa yang salah?” Tanya Kasman.
“Aku tidak mau meneruskan hubungan ini Kasman. Cukup, Kita sudah terlalu jauh. Aku tidak ingin rumah tanggaku hancur karena hubungan ini.” Balas Umi Latifah ketus.
“Tidak ada yang merusak rumah tanggamu sayang. Bukankah Aku selalu memuaskanmu? Itu kan yang tidak bisa diberikan oleh Ustad Ferdy?” Umi Latifah membalikkan badan, matanya menatap tajam wajah Kasman.
“Jangan Kau ucapkan kata-kata itu lagi! Jangan libatkan suamiku dalam hubungan kita! Kita yang sudah keterlaluan!” Hardik Umi Latifah, Kasman mengrenyitkan dahi seolah bingung dengan perubahan sikap selingkuhannya itu. Padahal baru beberapa saat lalu mereka berdua menghabiskan waktu dalam pergolakan birahi panas.
“Ada apa denganmu?! Kenapa tiba-tiba seperti ini?!” Tanya Kasman dengan suara meninggi.
“Aku ingin kita sudahi hubungan kita! Apa itu kurang jelas buatmu?” Ucap Umi Latifah dingin.
“Mengakhiri hubungan kita?! Tidak! Aku tidak mau!” Kata Kasman bersikukuh enggan untuk menyetujui permintaan Umi Latifah.
“Aku tidak mau tau lagi! Pokoknya Aku ingin kembali ke suamiku! Aku sudah terlalu banyak melakukan kesalahan dan membohonginya!” Balas Umi Latifah tak kalah sengit. Ngocoks.com
“Oh, jadi begini balasanmu? Setelah semua yang kita lewati, sekarang Kau bisa membuangku seperti sampah?” Sindir Kasman dengan senyum sinis.
“Tidak Kasman, Aku yang menjadi sampah. Akulah yang telah mengkhianati suamiku, bahkan mungkin juga mengecewakan Yoga. Akulah yang sampah dalam hal ini! Bahkan mungkin nanti Aku akan menerima hukuman atas apa yang telah Aku lakukan denganmu!”
“Ok, Aku terima keputusanmu! Tapi ingat, Aku juga bisa melakukan apa yang ingin Aku lakukan terhadapmu! Aku akan mengadukan keberadaan Yoga pada Polisi, dia sekarang ada di rumahmu kan?” Ancam Kasman, raut wajahnya mendadak menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
“Kau mau mengancamku? Yoga? Silahkan lakukan Kasman! Lakukan apapun yang ingin Kau lakukan pada hidupku, Aku sudah tidak perduli lagi!” Umi Latifah langsung menyambar tasnya yang berada di atas meja TV kemudia bergegas keluar dari dalam kamar hotel, meninggalkan Kasman seorang diri.
“Dasar pelacur!!” Umpat Kasman emosi, Umi Latifah membanting pintu keras- keras.
“Lihat saja Aku akan menghubungi polisi setelah ini! Lihat saja siapa yang akan hancur setelah ini!” Kata Kasman.
Pria itu lalu beranjak dari atas ranjang, mengeluarkan sebatang rokok kemudian menyalakannya. Satu tangannya meraih ponsel, jemarinya lincah mengetikkan sebuah pesan dengan senyum tersungging dia memberitahukan keberadaan Yoga pada Polisi kenalannya. Belum sempat Kasman mengirim pesan singkat itu, pintu kamar hotel terketuk dari luar.
TOK…TOK…TOK…
“Hehehehe, belum juga 5 menit Kamu sudah kembali sayang.”
Kasman meletakkan kembali ponselnya di atas meja lalu bergegas membuka pintu kamarnya. Senyumnya merekah bahagia karena mengira yang mengetuk pintu adalah Umi Latifah. Tapi senyum itu langsung memudar ketika pintu itu terbuka, di hadapannya telah berdiri Yoga dengan wajah dingin.
“Yo..Yoga?” Ucap Kasman tercekat kaget, dia mengenali wajah ilmuwan muda itu karena melihat berita-berita di tv sekalipun tak pernah bertemu langsung dengannya.
“Selamat malam pengkhianat…” Ujar Yoga dengan menujukkan tatapan bengis.
Kasman mundur perlahan seperti telah membaca niat buruk pada raut wajah Yoga. Belum sampai pria itu mengantisipasi, kemungkinan buruk itu langsung terjadi dalam sepersekian detik ketika dari dalam perut Yoga melesat sebuah tentakle dengan ujung tajam laksana sebuah tombak menghujam keras tepat di ulu hati Kasman.
“ARRRRGGHHTT!!!”
Kasman terdorong ke belakang dengan tentakle masih menancap di dalam tubuhnya. Yoga melangkah maju sebelum menutup kembali pintu kamar hotel. Wajahnya kembali dingin saat menatap wajah Kasman yang sudah tak berdaya.
“Kau harus membayar semua perbuatanmu hari ini bajingan…” Ujar Yoga.
Umi Latifah turun dari mobilnya, wanita bertubuh sintal itu merasa heran karena rumahnya nampak gelap gulita tak ada satupun lampu yang menyala. Dilihatnya mobil sang suami sudah terparkir di dalam garasi tapi sosok Ustad Ferdy tak terlihat sama sekali. Khawatir terjadi apa-apa dia langsung bergegas menuju ke dalam rumah.
Umi Latifah segera menyalakan lampu di ruang tamu, dia terhenyak melihat ruang tamu rumahnya dalam keadaan berantakan. Semakin panik ketika melihat genangan darah di atas lantai.
“Mas Ferdy?! Yoga?!” Teriak Umi Latifah memanggil suami dan anaknya. Tak ada sahutan sama sekali.
“Yoga?! Mas Ferdy?!” Kembali Umi Latifah berteriak memanggil suami dan anaknya, dengan sisa-sisa keberanian yang ada di dalam dirinya wanita sintal itu perlahan masuk ke ruang makan. Di atas lantai masih terlihat bekas darah yang terseret hingga ke kamar mandi yang berada di bagian belakang rumah.
“Ada apa ini?” Gumam Umi Latifah, ketakutan dan penasaran menguasai dirinya. Wanita itu terus melangkah ke bagian belakang rumah lalu berhenti tepat di depan pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Tempat dimana sisa seretan darah itu berakhir.
Umi Latifah menguatkan hatinya, kemudian perlahan menarik gagang pintu. Dadanya seperti berhenti berdetak ketika dia melihat tubuh Ustad Ferdy sudah tak beraturan terkoyak luar biasa dengan genangan darah yang masih segar saat pintu kamar mandi terbuka.
Dengan mata kepalanya sendiri dia melihat tubuh suaminya hancur berantakan seperti habis dimangsa oleh hewan buas. Umi Latifah histeris, berusaha berteriak sekeras mungkin untuk mendapatkan pertolongan.
“TooollII…Aaarghht!!! Eeemphhh! !!”
Teriakan histeris Umi Latifah terhenti ketika mulutnya dibungkam oleh telapak tangan mahluk asing. Ukurannya begitu besar bahkan nyaris menutupi wajah wanita cantik itu. Umi Latifah berusaha menoleh ke belakang berusaha melihat siapa gerangan yang membuatnya tak bisa bersuara lagi.
“HAAAAARRRRMMMMMM!!!!!”
“Eeemmmcchh! !!!”
Umi Latifah melotot ngeri ketika melihat sesosok mahluk mengerikan telah berdiri di belakangnya, membungkam mulutnya dengan kasar.
“HAAAAARRRMMMMMM!!!”
Monster Kraken kembali berteriak lantang tepat di hadapan wajah Umi Latifah. Dua gigi taringnya terlihat begitu mengerikan ditambah beberapa tentakle yang mengular mengerubungi sosok monster itu membuat teror menakutkan sepanjang hidup bagi Umi Latifah.
“Emmmcccchhg!!! Eemmcchhh!” Itu adalah suara terakhir yang dikeluarkan oleh Umi Latifah sebelum dirinya pingsan tak sadarkan diri.
Bersambung…
