Terus terang konsentrasi kami terganggu karena kehadiran Tiara, sehingga permainan jadi lama sekali. Aku berhasil mencapai orgasme, sementara Bu Indira kelihatannya gagal. Tiara memperhatikan penisku yang mulai meloyo dan dibersihkan oleh Bu Indira.
Bu Indira hanya membalut dirinya dengan handuk ketika menyeka seluruh badanku yang telanjang. Tiara mengikuti semua apa yang dilakukan oleh ibunya.
“Ma kita tidur di kamar bapak aja, disini enak adem,” kata Tiara kemudian.
Mamanya merasa gusar atas permintaan anaknya, tetapi aku menengahinya dengan mengatakan, “ tidak apa-apa tidur disini sana, toh tempat tidurnya juga muat,” kataku. Tempat tidurku memang cukup lebar, dengan kasur spring ukuran 180 cm.
Seperti biasa Bu Indira menyelimutiku, dalam keadaan aku masih bugil. Sementara itu Tiara yang mengenakan piyama langsung merebut posisi di sampingku ikut berselimut. Mulanya Bu Indira meminta anaknya dipinggir, sehingga Aku bersanding dengan Bu Indira, tetapi Tiara bersikeras ingin tidur ditengah.
Jadilah kami tidur bertiga, Aku bugil, Bu Indira, aku gak tau, karena dia tadi berbalut handuk,sementara Tiara mengenakan piyama. Ceritasex.site
Mulanya kami tidur berjajar bertiga dengan damai. Situasi agak kacau ketika Tiara menghadap ke arahku dan memelukku bagaikan aku adalah gulingnya.
Dalam posisi seperti ini aku tidak tahu harus berbuat apa. Untuk menolak pelukan Tiara rasanya kasian Tiara . Tapi kalau dipeluk begini terus aku juga tidak bisa memendam rangsangan yang pelan-pelan merambati diriku.
Ibunya tahu posisi Tiara. Dia menghardik Tiara agar jangan memelukku. Tapi Tiara menolak dengan mengatakan, “Masak mama aja yang boleh meluk Bapak, aku kan sayang Bapak juga,” katanya.
Parahnya Tiara tidak hanya diam memelukku tetapi meraba-raba dadaku dan kadang-kadang memainkan pentil di dadaku. Sementara itu pahanya menindih penisku yang setengah mengembang.
Di tindih begitu, bukannya menyurut malah makin mengeras. Merasa ada sesuatu yang mengeras di pahanya, tangan Tiara segera meraih batang penisku. Dia menggenggam penisku dan ibu jarinya digosok-gosokkannya di kepala penisku sampai aku merasa ngilu.
Dengan gerakan tiba-tiba kubuka selimut agar ibunya tahu apa yang dilakukan anak gadis kecilnya. Ternyata Bu Indira juga telanjang dibalik selimut itu. Dia lalu bangkit duduk dan melihat apa yang dilakukan anaknya. “ Hey ngapain lu, kontolnya bapak dipegang-pegang,” kata Bu Indira.
“Biarin, Tiara abisnya gemes,” kata Tiara
Anaknya tidak menurut ketika ibunya melarang. Tiara bahkan duduk dan kedua tangannya meremas-remas batangku dan juga kedua bola-bola. Aku sempat menjerit ketika dia meremas kuat bola-bolaku. “ Sakit ya pak,” katanya.
Aku mengajaknya tidur. Untunglah akhirnya aku dan lainnya bisa tidur, Paling tidak malam itu tidak terjadi kecelakaan .
Sejak saat itu, kami tidak lagi mengantri di kamar mandi. Kami bertiga sering mandi bersama. Sejak saat itu pula Bu Indira dan anaknya pindah tidur bersama ku. Dan kami akhirnya harus membiasakan diri berhubungan dengan ditonton oleh Tiara. Mulanya sulit juga berkonsentrasi, tapi mau gimana lagi.
Tiara selalu bersikeras berada di kamar kalau kami berdua mulai bermesraan. Akhirnya Tiara mengetahui semua proses mulai dari A sampai Z. Akhirnya kami terbiasa main ditonton gadis kecil dan kami bisa mengabaikannya.
Aku tidak bisa mengira-ngira apakah Tiara terangsang atau tidak ketika menonton pertunjukan kami. Tapi dia tidak pernah absen menonton, kami. Bahkan dia sering mendorong kami agar “main”. Kalau sudah gitu dia serius banget menontonnya.
Aku dan Bu Indira pernah mendiskusikan masalah ini ketika Tiara tidak ada. Bu Indira kelihatannya tidak tau solusinya . “Lha kalau suatu kali dia kepengin juga gimana,” tanyaku.
“Ya itu terserah Bapak, tapi sih lebih baik diperawani Bapak dari pada orang lain,” kata Bu Indira.
Pernyataan Bu Indira itu bagaikan petir di siang bolong yang mengejutkanku. Padahal aku sampai saat ini jujur, belum terpikir sampai kearah sana. Ketika kusarankan agar Bu Indira mencari kontrakan sendiri dan aku yang akan membayar kontrakannya, dia menolak, dengan alasan kasian aku tidak ada yang ngurus.
Tiara adalah anak yang manis. Meskipun sekolah baru kelas 4 tetapi dia sudah mulai tumbuh sebagai gadis kecil yang mulai berkembang. Kedua payudaranya sudah mulai tumbuh. Dia sudah menggunakan miniset untuk menampung kedua tetek kecilnya.
Badannya termasuk bongsor di usianya yang menjelang 12 tahun. Di sekitar kemaluannya masih gundul belum ditumbuhi bulu. Memeknya menyembul seperti gundukan dengan belahan rapat ditengahnya. Aku sama sekali belum pernah menjamah tetek maupun memeknya, meskipun kami sering mandi bersama dan tidur bersamaku.
Suatu hari Tiara bertanya ke ibunya ketika aku sedang mengoral memek ibunya. “ Ma kok mamak kayak nangis gitu sih kalau Bapak jilatin memek mama,” katanya.
“Enak banget tau,,” kata mamanya sambil terengah-engah.
“Enak gimana sih ma,” tanya Tiara.
“Udah diem aja lu ah, kalau mau tau ya coba sendiri,” kata Mamanya.
Spontan Tiara merengek ke aku agar dia juga dioral.
Setelah Bu Indira mencapai orgasme dan aku merasa lelah, aku tidur telentang dengan penis mengacung. Bu Indira langsung mendudukiku dan memasukkan penisku ke memeknya. Sambil begitu dia menyuruh Tiara cebok dulu dan membuka celana dalamnya.
Tiara diarahkan agar memeknya berada di depan mulutku yang sedang tidur telentang. Tiara seusai mencuci bersih memeknya lalu mendudukiku membelakangi mamanya yang sedang sibuk menggenjot penisku. Kupegang badan Tiara agar memeknya tepat di depan mulutku.
Pertama tersentuh lidahku dia menggelinjang, katanya rasanya geli. Aku memahami bahwa Tiara belum terangsang penuh. Aku minta dia membuka seluruh bajunya. Setelah Tiara telanjang . Dia kutarik agar setengah badannya mendindihku. Aku menciumi keningnya pipinya dan terakhir aku mencucup mulutnya.
Tiara masih kaku menerima ciuman di mulutnya. Namun lama-lama dia mulai bereaksi dan membalas jilatan lidahku . Kami berciuman lama sekali. Konsentrasiku terpecah, yang bawah menikmati memek mamanya dan mulutku menikmati anaknya.
Setelah puas aku mulai menjalari menciumi lehernya dan berikutnya menjilati putting susunya yang masih kecil. Mulanya badan Tiara berjingkat karena geli tetapi lama-lama dia merasakan kenikmatannya. Ini terasa dari nafasnya yang mulai memburu. Aku mencoba meraba memeknya. Terasa ada sedikit lendir di belahan memeknya. Ini mengisyaratkan Tiara mulai terangsang.
Tiara lalu ku arahkan agar menduduki mulutku. Dia tidak terlalu merasa geli lagi ketika lidahku menjilati sekitar memeknya. Clitorisnya lebih mudah ditemui karena memek anak kecil bentuknya lebih mencuat. Pantatnya mulai bergerak-gerak seirama dengan sentuhan lidahku ke ujung clitorisnya.
Kedua tanganku berusaha menahan gejolak badannya agar lidahku terus bisa menjilati clitorisnya. “ Ma enak banget, aduhhhhhh,” lenguh Tiara. Sementara Mamanya sedang berkonsentrasi mencapai orgasmenya tidak mempedulikan anaknya sedang mencapai kenikmatan.
Aku terus menyerang clitoris Tiara sampai akhirnya dia mengejang dan cairannya banyak meleleh keluar dari celah memeknya.
Tiara menjatuhkan badannya disampingku sambil memeluk tanganku. Tanganku kuraba ke memeknya terasa ada gerakan berkedut di sekitar memeknya.
“Gimana, udah,” tanya mamanya yang berbaring di sisi lain badanku.
Tiara tidak menjawab kecuali hanya mengangguk.
Kami bertiga tertidur nyenyak dalam keadaan bugil.
Pengalaman pertama itu membuat Tiara ketagihan di oral, sampai akhirnya rasa ingin tahunya mendorong dia untuk mencoba sensasi yang lebih besar lagi. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Tiara ingin merasakan hubungan badan yang sebenarnya. Aku sudah peringatkan dia bahwa untuk anak seusia dia memeknya belum bisa menerima penis. Kalau dipaksakan akan terasa sakit. Mungkin karena nafsu membuat Tiara selalu memaksa ingin mencobanya.
Sudah 3 kali aku mencoba, tapi belum juga berhasil memasukkan penisku. Aku berhenti saat Tiara merasa kesakitan, meskipun tiap kali mencoba selalu ada kemajuan dalam posisi penetrasi.
Di saksikan ibunya, kali ini Tiara meminta aku melakukan lagi penetrasi. Aku membaluri seluruh penisku dengan jeli dan juga di seluruh permukaan memek Tiara. Ketika kudorong masuk, kepala penisku berhasil menguak belahan memek Tiara.
Bantuan jeli memperlancar penetrasiku sampai akhirnya kepala penisku terbentur selaput daranya. Aku melakukan gerakan keluar masuk sampai lubang memek Tiara bisa beradaptasi. Dia tidak lagi merasakan sakit yang luar biasa.
Ada rasa sakit sedikit, katanya. Dengan teknik tertentu, kepala penisku berhasil menerobos masuk sampai akhirnya batang penisku tenggelam seluruhnya di lubang vagina Tiara.
Pada persetubuhan perdana ini, Tiara belum dapat merasakan nikmatnya bersenggama. Dia masih bingung dan selangkangannya perih. Setelah 3 kali hubungan Tiara akhirnya mulai menikmati dan mampu mencapai orgasmenya.
Sejak saat itu akhirnya hampir setiap malam main dengan mereka. Bisa-bisa satu malam aku harus melawan mereka berdua, atau lain waktu bergantian malam dengan mereka berdua.
Untuk urusan sex aku cukup terpuaskan dengan mereka berdua. Namun jika teman-teman kencanku menginginkan nya aku masih meladeninya sekali dua kali. Bedanya aku sekarang lebih lama bertahan dengan lawan mainku.