Close Menu
Cerita SexCerita Sex
  • Warning!
  • Contact Us
  • Privacy Policy
  • Kirim Cerita Sex
  • Join Telegram
  • Video Bokep
  • Foto
X (Twitter) WhatsApp Telegram
Cerita SexCerita Sex
  • Contact
  • Warning!
  • Privacy
  • Kirim Cerita
  • ThePornDude
  • Bokep
Cerita SexCerita Sex
Home»Cerita Sex Populer»Nafsu Syahwat Ustadz

Nafsu Syahwat Ustadz

Nafsu Ustadz yang Tak Terkendalikan
Share Twitter Telegram WhatsApp Copy Link

“Ahh.. ustad.. tangannya kok nakal sihh..”, kata Indri yang sengaja menggoyang-goyangkan pinggulnya menginginkan lebih.

“Hadehh.. gak nyangka kalau kamu sebinal ini yah Ndri.. kapan terakhir kali ngentot??”, tanyaku sambil meremas-remas bokong montoknya.

“Mmffhh.. 2 minggu yang lalu ustad.. sshh.. uhh.. itu pun Cuma bentar banget.. 10 menit selesai.. aahhh..”, desah Indri menikmati sodokan jariku ke memek basahnya.

“Loohh, tadi cerita kalo suami sering bikin kamu puas Ndri..?? Kok 10 menit uda kelar??”, tanyaku sambil menampar bokong Indri.

“Aauuhh.. Shhh.. nakal yah ustad.. Indri juga gatau ustadhh.. ahh.. udah setaun ini kayak gituhh.. mmhh..”, jawab Indri sambil mendesah sementara tangan kanannya meremas kuat kontolku.

Matanya merem melek dengan sesekali Indri menggigit bibir bawahnya saat menikmati permainan jemariku. Mirip dengan istriku saat malam pertamaku dengannya yang kelojotan hanya dari permainan jemariku di tubuhnya.

“Sini gantian..”, kataku seraya memeluk Indri dan menelentangkannya di ranjang.

Sekillas kupandangi wajah cantiknya yang bermata jeli berbulu lentik yang dibalut sempurna oleh jilbab pet antem pinguin warna merah marun.

“Kok bisa sih wanita secantik dirimu ada di dunia ini?”, bisikku mesra sambil menciumi leher jenjang Indri yang tertutup jilbab.

“Ahhh.. ustaad.. mmhh..”, desah Indri yang menggelinjang merasakan geli bercampur nikmat.

Aku pun menyibakkan jilbabnya hingga sebagian leher mulus Indri nampak sampai ke bagian pundaknya. Dengan penuh nafsu, aku benamkan wajahku, mencumbu liar dirinya. Leher Indri pun mulai penuh dengan ruam kemerahan akibat cupangan.

Kedua tanganku pun sibuk meremasi toket incaran ku selama ini. Begitu besarnya toket Indri, bahkan tanganku yang tergolong besar pun hanya mampu meraup separuh saja. Padahal toket istiriku begitu mudah dicakup tanganku, namun milik Indri memang Queen-size. Gamis yang Indri kenakan kutarik perlahan yang dibantu Indri dengan mengangkat punggungnya.

“Woww.. emang bener sesuai ekspektasiku..”, kataku yang terkejut dengan ukuran toket Indri.

Dengan cepat Indri sendiri yang melepas bra warna cream yang ia kenakan dan melemparnya. Kini gunung kembar jumbo Indri yang begitu bulat dan kenyal dengan puting kehitaman tersaji sempurna di depan mataku.

“Kenapa ustad?? Kok diliatin gitu??”, tanya Indri dengan tatapan menggodaku.

“Ohh.. gak boleh ya? Yaudah, aku makan aja deh..”, jawabku seraya membenamkan wajahku ke toket 36D milik Indri.

“Aauhh.. sshh.. aahh.. ustaaad.. enaakk.. mmhh..”, desah Indri merasakan kenikmatan lihainya mulutku di toketnya sementara kedua tangannya mencengkram sprei.

Akhirnya usahaku selama 2 hati ini pun terbayarkan. Toket se-nikmat milik Indri ku lahap dengan ganas, ku cupangi, ku jilat, ku hisap kuat putingnya yang membuat Indri kelojotan bak cacing kepanasan. Aku berterimakasih sekali pada hujan yang tak kunjung reda, selain memberiku alasan untuk berlama-lama silaturahmi, Indri pun bisa melepaskan desahan dan erangannya dengan bebas tanpa khawatir di dengar tetangganya.

Lebih dari 5 menit aku menggilir kedua gunung kembar Indri. Jilbab instan yang Indri kenakan pun mulai terlihat acak-acakan karena daritadi ia terus membanting kepalanya kiri dan kanan menahan derasnya syahwat yang menerpanya.

“Ahhh.. ssshh.. ustadd.. aahh.. geliihh.. tapi enakk.. aahh..”, lenguh Indri sembari tangannya meremas-remas rambutku.

Entah kenapa rasa puting dan toket Indri begitu manis di lidahku yang membuatkan ingin berlama-lama di sana. Kadang kugigit lembut putingnya yang membuat Indri tersentak dan melenguh panjang. Indri semakin keras mendesah saat ku satukan kedua toketnya dan kulahap kedua puting manisnya bersamaan. Ia menekan-nekan kepalaku sehingga membuatku sulit bernafas karena tersumpal gunung kenyalnya.

“Ishh.. AHHH.. AAHH.. USTAAD.. DUUHH.. AMPUUNNH.. ENAKK USTAAD.. AAHH..”, racau Indri semakin kuat.

Agak lama aku menikmati toketnya sebelum kemudian ku lanjutkan perjalananku meng-unboxing tubuh sintal kuning langsat mulus Indri. Sembari kedua tanganku menarik turun gamisnya perlahan, lidahku pun menyapu setiap bagian tubuh Indri hingga ku jumpai pusarnya.

Lidahku dengan cepat melesak masuk dan menari-nari di dalam pusarnya membuat Indri kembali blingsatan. Hingga akhirnya kutarik lepas gamis hitam beserta kancut cream Indri. Aku pun berhenti sebentar untuk memandangi tubuh Indah akhwat 33 tahun itu.

Meski tak seputih istriku Ayu, namun paduan tubuh Indri mulai dari toket jumbonya, perutnya yang sedikit buncit, pinggul yang lebar, bokongnya yang montok terlihat pas dengan warna kulitnya yang kuning langsat.

“Mmhh.. mmhh.. Indahnya tubuhmu Ndrii.. aku jadi makin nafsu nih”, kataku seraya mataku menelusuri lekuk tubuhnya.

“Ahh.. ustad.. bisa aja sih.. yuukk sinih ustaad.. udah basah banget nihh..”, pinta Indri sambil membuka lebar kedua pahanya.

Ahh selesai sudah keimananku. Aku pun tak lagi mempedulikan tentang diriku yang seharusnya menjadi contoh untuk umat untuk meninggalkan hal-hal seperti ini. Namun pesona memek Indri yang kehitaman khas wanita Asia ditambah labia mayora yang tipis merekah menghiasi selakangan mulusnya, benar-benar telah membius diriku untuk menta’ati dakwah setan di hatiku.

Meski sudah terangsang maksimal, aku tak langsung melahap memek becek lezat Indri. Namun kembali ku permainkan birahi Indri dengan kujilati jemari kakinya satu persatu, terus telapak kakinya, berlanjut ke betis dan paha mulus semoknya hingga berhenti di selakangannya tanpa menyentuh memeknya sedikitpun. Kulakukan itu di kedua kaki seksi Indri hingga seluruh kakinya terlihat mengkilat oleh liurku.

“Aahh.. sshh.. aaahh.. uhhh.. aaahh..”, desah Indri tak tertahan saat ku jilati kakinya yang sedari tadi tertutup oleh gamis.

Dan kini menu utama siap untuk disantap. Indri pun semakin membuka lebar kakinya dan mengangkang menyerahkan bagian tubuhnya yang paling berharga untuk dinikmati oleh pria yang baru saja ia kenal.

“OUUH.. SHHH.. AAHH.. MMMHH.. AAAHH.. USTAADD.. OOUHH..”, Lenguh Indri meledak saat lidahku mendarat dan menyapu memeknya dari pangkal hingga kelentitnya, menjilat bersih belahan memek Indri yang sudah banjir bandang.

Lendir memek Indri begitu lezat yang membuatku semakin bersemangat untuk terus menjilat dan menghisap habis hingga kesat. Mungkin ini terjadi karena sudah lama Indri tak disetubuhi, ditambah ia juga sangat terangsang. Sensasi mendebarkan sekaligus menyenangkan menjadi satu di dalam diriku karena kini aku tengah menikmati selakangan istri sah orang lain.

Lidahku dengan begitu lihai memanjakan dan menyapu bersih lendir Indri yang terus mengalir tanpa henti. Tubuh Indri blingsatan bak ikan di daratan, merasakan terpaan rangsangan yang menjalar cepat. Mulut manisnya tak henti-hentinya mendesah dan meracau sementara mata lentiknya merem melek menikmati sensasi selingkuh untuk pertama kalinya.

“USTAADD.. OOHH.. AAMMPUN ENAKNYAA.. OOHH.. MMHH.. SSSHH.. OOHH.. TERUSH USTAAD.. AAAHH..”, racau Indri dengan kedua tangannya menekan kepalaku di memeknya.

Istriku pun yang sudah berkali-kali ngentot denganku masih saja kewalahan apabila aku sudah mengoral memeknya, apalagi Indri yang baru pertama kalinya. Aku pun tak hanya berhenti disitu saja, kedua jempolku kulesakkan dan kubuka selebar mungkin liang peranakan Indri. Aroma khas lendir akhwat dan juga beceknya dinding liang peranakan Indri yang berwarna pink membuatku tak sabsr dan dengan penuh nafsu ku tusuk-tusuk dengan lidahku.

“AAUUHH.. UUNNGHH.. USTAADHH.. AAHH.. ENAK USTAADD.. AAHH.. OOHH.. OOUHH.. SSHH.. AAHH..”, desah Indri yang begitu menikmati servisku.

Kini aku berganti memasukkan jari telunjuk dan jari tengah kananku lalu kukocok cepat memek Indri sementara bibirku menghisap kuat kelentitnya. Aku tau benar tak ada wanita yang mampu bertahan dari serangan seperti ini.

“AAHH.. AAHH.. OOHH.. MMHH.. NNGGHH.. A.. AA.. AAAHH.. MMHH.. USS.. TAADD.. AHKK.. AHKK..”, Lenguh Indri seperti tersendat dibarengi tubuhnya yang kelojotan.

“AHK.. US.. TAAD.. AAHJJ.. UDAAHH.. PI.. PISSHH..”, Desah Indri dengan suara terputus-putus bercampur dengan desahan.

Aku pun tak mendengar jelas apa yang Indri katakan. Saat diriku tengah asik mengulum kelentit Indri dan menyodok cepat G-Spotnya, aku dikejutkan oleh semburan hangat orgasme Indri yang memancar membasahi leherku. Tubuh kuning langsat mulus Indri mengejang hebat sementara matanya terpejam dibarengi dengan lenguhan panjangnya melepaskan kenikmatan squirting.

“Aauuhhh.. ustaad.. maaf jadi pipisin ustadhh.. sshh..”, kata Indri yang masih tersengal-sengal setelah orgasme.

“Ahahah.. gapapa Ndri.. justru aku seneng banget kamu bisa squirt gitu..”, jawabku sambil mencabut jemariku dari memek Indri dan kujilati hingga bersih.

“Squirt apa tuh ustad?”, tanya Indri yang mulai berkeringat.

“Yaa itu tadi kamu pipis.. namanya squirting.. enak kan??”, tanyaku sambil menggesek-gesekkan kontolku di memeknya.

“He’emh.. bangeth ustad.. udah lama banget Indri ngga ngrasain squirt..”, jawab Indri yang kembali membuka lebar pahanya.

“Mau lagi kah? Masukin yaa??”, tanyaku menggodanya.

“E’emhh.. mau ustad.. iya masukin dong ustad Imam sayangh.. AAUUHH.. OOHH.. SHH.. AAHHH.. AAHH.. MMHH..”, pinta Indri yang dibarengi desahan lepas Indri merasakan memeknya ditembus kontolku.

Mata Indri terpejam sembari mulutnya mendesah dan terkadang menggigit bibir bawahnya menikmati setiap sodokanku di liang memeknya. Posisi Missionary membuat kedua tangan Indri dengan mudah mencakar-cakar punggung ku.

Keindahan tubuh Indri semakin bertambah saat toket jumbo miliknya bergoyang seirama dengan gerak pinggulku. Desahan dan lenguhan Indri semakin keras memenuhi seisi kamar. Decit ranjang pun menjadi saksi bisu nikmatnya perselingkuhan kami.

Kontolku serasa dipijat-pijat kuat oleh memek Indri yang sudah 2 minggu tak disodok. Tak pernah kurasakan kenikmatan seperti ini apalagi sampai mensetubuhi istri orang, semakin membuatku bergairah.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.50 namun hujan tak juga ada tanda-tanda akan berhenti sementara aku kini tengah menggempur memek Indri dengan gaya doggy. Bokongnya yang montok benar-benar memanjakan mataku yang membuatku semakin ganas untuk meremas-remas dan menamparinya.

“AWHH!! AAHH.. SSSHH.. OOHH.. TERUSH USTAD.. AAHH.. ENAKNYAA.. KONTOL USTAD.. AAHH.. GAK SEPERTI SUAMIKU.. AAAHH..”, racau Indri yang tengah tenggelam dalam nikmatnya seks dengan pria lain.

Beberapa saat kemudian Indri pun kembali orgasme dan mengucurkan mani hangatnya namun tak sederas Ayu istriku. Aku pun mencabut kontolku yang entak kenapa sampai saat itu belum kurasakan tanda-tanda klimaks. Memek Indri yang menganga dan nampak banjir itu kembali menjadi santapan mulutku yang haus akan lezatnya lendir akhwat.

“Uhhh.. Sshh.. jangan disitu ustaad.. kotorr aahh.. aahh.. mmhh..”, desah Indri menikmati tarian lidahku di memek dan anusnya.

Aku pun meminta Indri untuk berganti giliran. Women On Top pun menjadi posisi favorit Indri untuk menaklukkan lawannya. Indri pun segera berjongkok di atas pinggulku sementara tangan kanan lembutnya mengarahkan kontolku.

“OOOUUHHH.. SSHH.. AAHH.. USTAAD.. AAAHH.. OOUHH.. NAKAL.. UUHH.. MMMHH.. “, desah Indri .yang mulai bergerak maju mundur.

Toket Indri kembali menari indah seiring mantabnya pinggul lebar Indri memacu kadar dosa di antara kita. Posisi ini bisa membuat Indri mencapai klimaks lebih cepat karena ia bisa mengatur tempo dan posisi kontolku di memeknya. Indri terus mendesah keras seakan meluapkan seluruh nafsunya. Tanganku pun tak tinggal diam dan mulai meremas-remas toket jumbonya.

“Aaahh.. jadi begini rasanya berselingkuh dengan istri orang”, gumamku dalam hati.

“AAHHH.. ADUHH.. ENAKNYAAHH.. MENTOK USTADD.. KONTOLNYAAH.. ENAK BANGET.. AAAH.. MAU PIPISS.. AAAHH.. USTAADD.. OOOHH..”, Ucap Indri yang semakin cepat menggoyang pinggulnya.

“Iya sini.. mandiin aku pake pipis kamu Indri sayaang..”, jawabku menggoda Indri sambil menampar bokongnya.

“AAHH!! IYAAHH.. PIPIS USTAAD.. AAHH.. NNGGHH..”, Kata Indri sembari menegakkan tubuhnya dengan berlutut.

Mata Indri tampak nanar seraya menggigit bibir bawahnya melepas air maninya, mancur membasahi tubuhku. Begitu hangat sekaligus menyenangkan melihat mantan santriwati pondok tengah bugil dan squirt di atas tubuhku.

Variasi goyangan Indri pun masih standar, belum se-variatif istriku Ayu yang mirip artis porno. Sejak awal nikah dengan istriku Ayu, aku sering menekankan padanya tentang pentingnya kepuasan dalam seks, termasuk melampiaskan fantasi seksnya tanpa batas.

Awalnya ia ragu-ragu dan malu saat kuminta untuk menonton video-video porno dengan alasan jijik. Tapi kini hampir tiap malam pasti ia sempatkan untuk nonton sebum tidur sehingga tiap kali kita ngentot, aku pun dibuat takjub dengan caranya men’servis’ diriku dan kontolku. Tapi tetap saja Indri cukup piawai meskipun masih tergolong pemula.

“Mmmhh.. mau pipis lagi yah Ndri..?? Sinihh.. siram ke mulutku aja..”, kataku memancing syahwat Indri.

“AAHH.. AAHH.. NGGA MAU USTAD.. KOTORR.. SSHH.. AAHH.. GA TAHANN LAGI USTAAD.. ENAK BANGETHH.. AAHH.. NNGHHHHH..”, desah Indri sebelum akhirnya ia kembali orgasme.

Ia kembali ke posisi berlutut saat klimaks sementara tangan kanannya menggesek cepat memeknya. Aku yang sudah terlanjur bernafsu, segera memajukan kepalaku dan membenamkan wajahku di selakangan Indri dengan kedua tanganku menyangga tubuhku.

Derasnya mani hangat Indri mengalir deras membasahi tenggorokanku. Sudah lama aku tak merasakan kelezatan seperti ini yang membuatku teringat saat Ayu pertama kali squirting di mulutku. Wajahnya terlihat begitu puas dan maninya begitu lezat yang membuatku menenggak seluruhnya malam itu tiap kali ia klimaks.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 saat Indri melepaskan orgasme terakhirnya malam itu setelah 7x orgasme. Aku pun kembali mengangkat kepalaku untuk menenggak cairan orgasmenya, yang ternyata kedua tangan Indri justru menarik kepalaku dan menjepitnya di selakangannya.

Tubuhnya mengejang hebat sementara kepalaku agak nyeri karena kedua pahanya menjepit kuat sembari menyemburkan maninya dengan deras. Hujan yang begitu lebat di luar, membungkam teriakan kepuasan Indri melepas seluruh syahwatnya setelah 1 jam lebih ia berzina denganku.

Beberapa saat kemudian tubuhnya lemas dan tersungkur di atas tubuhku dengan pinggulnya dan memeknya menempel di perut bawahku sementara kedua kakinya terlipat di samping kiri dan kanan pinggulku.

“Hhh.. uhh.. Ustad Imam sayang.. capek.. tapi enak.. aahh.. mmhh..”, kata Indri dengan lemas sementara kepalanya ia sandarkan di dadaku.

“Ahahah.. tapi aku belum keluar nih.. pinjem memek kamu lagi yah Ndri..”, kataku sambil membelai paha mulusnya dan menikmati kekenyalan toketnya di perutku.

“Ehh.. maaf Indri egoiss ustad.. E’emhh.. pakai aja ustad.. sepuasnya..”, jawab Indri sambil merangkul leherku.

Aku yang sudah hampir klimaks kembali melesakkan kontolku dengan mudah menembus memeknya. Kali ini dengan seluruh tenagaku, ku hantam kuat dan cepat bokong Indri seraya kedua tanganku mencengkram bokong montoknya.

PLOK!! PLOKK!! PLOOKKK!!

Suara hantaman pinggulku begitu keras dan menggema memenuhi kamar. Indri pun hanya bisa mendesah pasrah merelakan selakangannya menjadi tumbal kebuasan syahwatku. Hangatnya liang peranakan Indri begitu memanjakan kontolku yang sudah siap memuntahkan lahar panasnya. 5 menit sudah aku menggempur Indri hingga akhirnya aku pun mencapai klimaks.

“Ahh.. Ahh.. kluarin mana Ndri..??”, tanyaku sambil terus menyodok rahim Indri.

“Dalem ajah ustad.. keluarin dalem.. aah.. ahh.. yang banyak ustaad.. aahh..”, pinta Indri.

Ku lesakkan kontolku sedalam mungkin dibantu kedua tanganku yang mencengkram erat bokong Indri dan kutekan ke bawah. Ku rasakan kontolku menabrak kuat pintu rahimnya dan kuledakkan semua spermaku membanjiri rahim mungil Indri.

“Fuuhh.. leganya.. “, kataku sambil terkapar lemas setelah orgasme.

“Ahhh.. anget banget ustad di dalam.. mmhh.. makasih yaah ustad Imam.. Indri seneng banget malam ini..”, kata Indri mendekap erat diriku.

“Iya, aku juga seneng banget.. dan maaf udah nodai kamu Ndri, padahal kamu istri orang”, jawabku sambil membelai kepalanya yang masih terbalut jilbab.

“Bukan.. Ustad ngga salah, Indri yang salah udah ngajakin Ustad buat zina.. maafin Indri ustad..”, jawab Indri dengan nada menyesal.

“Hemm.. yaudah, tohh sama-sama khilaf.. ngomong-ngomong kalau khilaf lagi mau ngga??”, tanyaku bercanda.

“Isshh.. ustad mahh.. ngapain harus khilaf?? Kan sama-sama mau.. hihihi..”, jawab Indri gemas.

“Ehh.. mau lagi beneran??”, tanyaku kaget.

“Mau banget ustad.. tapi pas suami ngga di rumah yaa..”, kata Indri sebelum kemudian kami tertidur karena kecapekan.

Ranjang tempat kami memadu birahi pun basah kuyup oleh mani Indri, sementara spermaku meleleh di antara kontolku yang masih terbenam di memek Indri. Ia pun tertidur telungkup di atas tubuhku yang telah resmi menjadi selingkuhan ku.

Aku pun terbangun dan jam menunjukkan pukul 01.05. Khawatir nantinya jadi pertanyaan teman-teman jama’ah yang lain, aku pun minta izin pada Indri untuk balik ke masjid.

“Iyaa ustad.. makasih yaa..”, ucap Indri yang hanya mengenakan selimut untuk menutupi tubuhnya.

Sesampainya di masjid kudapati teman-teman jama’ah sudah tertidur, dan hanya ada amir jama’ah (pak Sa’ad) yang masih berdiri sholat tahajjud karena memang ini shift malam beliau. Pagi sekali sebelum subuh aku mandi junub karena ada tuntunan Rasulullah bahwa waktu terbaik untuk mandi pagi adalah sebelum subuh.

“Mas Imam, semalam kemana aja..?”, tanya Amir jama’ah, pak Sa’ad, saat musyawarah pagi.

“Afwan Mir.. semalam silaturahmi ke tempat kenalan lama saya, trus kejebak ujan, malah diminta beliaunya untuk istirahat di sana sekalian nunggu hujan reda”, jawabku ngeles.

“Ohh.. trus gimana? Apa saja yang disampaikan ke beliaunya??”, tanya pak Sa’ad.

“Yaaa masih bicara apa yang beliau suka Mir, masih kuat dunianya.. tapi inshaaAllah bisa di prospek..”, jawabku meyakinkan pak Sa’ad sebagai amir jama’ah.

Salah satu hal yang kusuka dari jama’ah dakwah seperti ini adalah kesatuan hatinya. Setiap anggota jama’ah saling khusnudzon dengan anggota yang lain sehingga celah ini yang kumanfaatkan, termasuk untuk terus menjumpai Indri.

Selama seharian aku terus chatting dengan Indri, namun malam itu aku tak bisa menjumpainya karena harus membagi waktu dengan jadwal VCS dengan istriku setisp 2 hari sekali.

“Yaah.. brarti nanti malam Indri kesepian dong..”, kata Indri dengan nada kecewa sambil menyerahkan kresek yang berisi beberapa snack yang kubeli pagi itu.

“Hahah.. maaf sayang.. biar istriku juga dapat jatah.. toh sekalian biar besok squirtnya bisa kenceng”, jawabku menggoda Indri sambil meremas toketnya.

“Eeehh.. nakal yaa ustad sekarang.. uda berani pegang-pegang”, jawab Indri malah membusungkan dadanya untuk dijamah.

“Situ juga seneng dinakalin kan?? Ehh yaa.. sini Ndri aku kasih tau biar kamu bisa belajar tentang ngentot lebih banyaj..”, ujarku sambil meminjam smartphone Indri.

Aku pun mulai mengajarkan Indri bagaimana cara meng-akses situs-situs porno, mulai dari penggunaan VPN hingga beberapa situs-situs yang mudah untuk streaming. Mata Indri terbelalak ketika melihat banyaknya video-video tak senonoh yang bisa dia tonton. Aku pun menunjukkan video salah satu web yang sering di akses istriku.

“iihh.. ustad kok tau sih yang kayak beginian??”, tanya Indri yang sedang membiasakan diri dengan video porno.

“Jangan panggil ustad ahh.. aneh.. lhoo, ini penting biar Indri juga tau tentang luasnya dunia per-ngen-tot-an..”, jawabku sambil meremas bokong semok Indri yang terbalut gamis mocca.

“Mmm.. Indri panggil pakai mas aja yaa..”, jawab Indri yang mulai berat nafasnya tanda ia terangsang.

Setelah itu kutingggalkan Indri dengan hobi barunya. Ia pun bercerita kalau ternyata nonton video seperti itu membuatnya birahi sehingga ia sering memainkan memeknya dari balik gamis. Namun meski begitu, ia senang karena wawasan tentang seksnya bertambah.

“Aaauh.. shh.. uhh.. terus umi sayang.. masa Cuma 1 sih..??”, pintaku pada istriku sambil aku mengocok kontolku melihat aksi istriku.

Malam itu aku kembali ber-VCS ria dengan istriku yang tengah nungging dengan anusnya tersumpal dildo. Kadang aku merasa bersalah karena telah merusak seorang akhwat aktifis dakwah Islam yang dulunya lugu dan hanya memikirkan agama saja.

Kini setelah menjadi istriku, seorang ukhti Ayu berubah menjadi akhwat hyper-seks. Yang dulunya ia paling segan menjamah lelaki, kini ia pun rela melakukan apa pun demi kontolku menyumpal ketiga lubang kenikmatan di tubuh putih mulus tanpa cela miliknya.

“Aahh.. Iyaah bii.. sshh.. aahh.. sshh..”, rintih istriku Ayu saat dildo kedua menguak anusnya.

Aksi istriku itu membuat nafsu syahwatku bergolak hebat membuatku semakin cepat mengocok batang kejantananku. Kubayangkan mudahnya meng-anal istriku saat pulang nanti.

“Ooouhhh.. sshh.. kocok terus abi sayaang kontolnyaa.. sshh.. aahh.. kangen kontol abi.. uuhh.. oohh.. mmhhh..”, desah istriku yang sedang doggy dan menusuk-nusuk sendiri kedua dido di anusnya sembari terangsang melihatku mengocok kontolku dengan cepat.

Tak lama berselang, aku pun mencapai klimaks ku yang juga diikuti oleh istriku yang menyemburkan deras maninya membasahi karpet ruang depan.

“Makasih yaah abi sayang buat malam inihh..”, ucap istriku yang nampak kelelahan dari mata lentiknya.

“iyaa umi sayang.. jangan dilepas lhoo dildonya.”, pintaku pada istriku Ayu yang hanya mengenakan jilbab cream dan cadar hitam itu.

“Uuwwh.. ngeganjel abi sayaang.. ga bisa bobo umi ntar..” jawabnya sambil mencabut dildo dan mengulumnya.

“Eehh.. kok dicopot sih??”, tanyaku kecewa.

“Mmmhh.. susah abii.. ga bisa bobo umi ntar.. besok kalo abis pulang aja deh yaa.. umi pasrah mau abi apain terseraah.. hihih..”, jawabnya sambil kembali mengenakan dasternya.

“Hahah.. yaudah deh.. met bobo umi sayaang.. mmmuacchh..”, jawabku sambil mematikan VC.

Esok harinya seperti biasa aku pun mencari alasan pada amir jama’ah untuk bisa menjumpai Indri. Meskipun peraturan yang berlaku melarang untuk pergi sendirian, tapi aku tetap bersikukuh untuk bisa sendiri dan akhirnya diizinkan. Indri pun sudah memberi tauku kalau suaminya masuk lembur lagi sehingga pagi sampai sore dia ada di rumah.

“Assalamu’alaykum.. bu mau beli..”, kataku ketika memasuki warung.

“Wa’alaykumsalam.. mas.. ehh.. ustad.. mau beli apa?”, tanya Indri basa-basi.

Karena suami Indri ada di dalam, aku pun membatasi pembicaraan dan suara di antara kami. Meski begitu Indri tetap bercerita kalau ia sudah nonton begitu banyak video. Ntah kenapa dirinya tak bisa berhenti untuk menikmati setiap video yang ada di web yang kuberikan.

“Iya nih ustad, jadi ga bisa berhenti.. hihih..”, kata Indri yang mengenakan bergo se-dada dan gamis ketat panjang warna mocca.

“Yaudah.. praktek ntar malam ya Ndri..”, jawabku berbisik.

“He’emhh.. aku tunggu yah mas Imamm..”, bisik Indri kembali.

Kata-kata Indri membuatku tak sabar untuk menanti datangnya malam hari. Bahkan di setiap program masjid yang ada di benakku hanyalah Indri yang mengangkang sembari menawarkan memeknya padaku.

“Hayooo!! Nglamunke opo Mam..?? Lagi mlaku durung ono 20 dino wae wes kangen bojo?? Hahah.. (Hayoo!! Nglamunin apa Mam..?? Baru jalan belum ada 20 hari aja udah kangen istri?? Hahah..)”, tegur pak Rosyid yang sedang membacakan kitab ta’lim.

“Aahh.. iya e pak.. ahahah.. namanya juga cinta..”, jawabku.

Akhirnya shift malamku pun tiba. Setelah memastikan semuanya tertidur lelap, aku pun segera menuju rumah Indri karena aku hanya punya waktu 1,5 jam saja sebelum masuk shift berikutnya. Aku pun chat Indri kalau sudah berada di depan pintu samping rumahnya.

“Mas Imam.. langsung masuk aja gih”, kata Indri sambil memastikan tak ada orang lain di sekitar rumahnya.

Setelah memastikan tak ada orang lain, Indri pun mengunci pintu rumahnya dan langsung mendekapku erat. Toketnya terasa begitu penuh dan kenyal di tubuhku. Kami pun saling pandang sebentar dan memastikan kalau setan sudah hadir di dalam diri kami. Tanpa kita sadari, kita sudah bergumul di ranjang kamar Indri dimana ia biasa tidur dengan suaminya.

“Ummfhh.. ummffh.. Ahh.. mas Imamm.. Indri kangen banget”, ucap Indri kembali memagutku sementara ia doggy di atasku.

“Mmchh.. mffhh.. aku juga Ndri..”, jawabku sembari lidahku meladeni tarian liar lidah Indri di mulutku.

Baru 2 hari yang lalu aku melakukan french kiss bersamanya, tapi malam ini pagutannya sudah layaknya artis porno. Kedua tangan Indri begitu cekatan melepasi kancing jubahku. Aku pun tak mau tertinggal dan melucuti gamisnya.

Nafsu syahwat yang membakar kami berdua telah menguasai iman dalam diri kami. Tak.butuh waktu lama bagi Indri untuk melepas jubahku dan melemparnya entah kemana, sementara ia juga membantuku melepasi gamisnya dan melemparnya. Kini hanya tersisa sirwal saja yang masih menempel di tubuhku.

“Widiihh.. ga pake daleman yaa sekarang..”, kataku sambil meremas bokong semok Indri yang sudah menduduki perutku dan hanya tersisa bergo marun di kepalanya.

“Iyaa dong maas.. biar cepet gak pake ribet..”, jawab Indri yang kemudian memanjakan seluruh tubuhku dengan cupangan dan jilatannya. Tak seperti ketika hari pertama yang lalu, kini Indri tau benar bagian-bagian sensitif tubuh pria.

Aku pun dibuat takjub dan gelagapan merasakan permainan lidahnya merangsang dada dan perutku. Sirwalku pun tak bisa bertahan lama dari lincahnya jemari lentik Indri. Kurang dari 5 detik sirwalku sudah bersarang di salah satu sudut ruangan.

“Uuhh.. wanginya kontol mas.. sluurpp.. mmhh.. lezaat mass..”, kata Indri yang sedang nungging dengan kepalanya terbenam di selakangan ku.

Benar-benar layaknya artis porno, Indri menjilati keseluruhan batang kontol 16cm ku, bahkan ia tak ragu-ragu menghisap zakarku dengan penuh nafsu. Tatapan mata cantiknya terus menggodakub seakan-akan menantangku untuk segera menikmati tubuhnya.

“Ahh.. shh.. mmhh.. 2 hari aja udah berubah drastis gini yaah..”, desahku menikmati akhwat berjilbab marun itu yang sedang asik mengulum kontolku.

Sepongan Indri malam ini benar-benar luar biasa, bahkan tak sekalipun giginya menggesek batang kontolku yang tegak mengacung keras. Decak becek mulut indri yang tersumpal separuh dari kontolku terdengar erotis. Air liurnya mengalir membasahi zakarku tiap kali ia membuka mulutnya untuk melahap batang kenikmatan milikku. Toket Indri terlihat menggantung indah dihiasi puting kehitaman yang sudah mencuat keras menanti untuk di kulum.

“Auhh.. sinih Ndri bokong kamuh..”, pintaku pada Indri.

“Mmfhh.. mmhh.. gimana maksudnya mas..?”, tanya Indri keheranan dengan mulutnya belepotan liur.

“Yaa tetep aja kamu nungging kayak gini, Cuma bokongmu taruh atas kepalaku sini.. aku pengen isep memekmu..”, kataku seraya mengarahkan posisi Indri.

“Mmhh.. ginih mas imamm?? Aaahh.. shhh.. mmhh.. hmmffh.. mmffh.. ockk.. ockk.. mffhh..”, desah Indri saat kujilati memeknya sementara Indri langsung melahap kembali kontolku.

Lezat dan gurihnya memek Indri membuatku semakin bernafsu untuk menikmati tiap tetes lendir akhwatnya. Bokong semok mulusnya pun menjadi sasaran empuk kedua tanganku yang dengan gemas meremasnya. Aroma khas lendir akhwat begitu membelai hidungku yang membuatku melayang dalam birahi.

“Mffhh.. mmcchh.. mcch.. srruupp.. enak banget nih Ndri memek kamuh.. bikin ketagihan ajah..”, kataku sambil terus menjilati setiap bagian liang memeknya.

“Aumfhh.. mffhh.. ahh.. kontol mas jugaah.. enak gurih masshh.. Indri juga ketagihan.. emut kontol mashh.. ahh..”, jawab Indri juga semakin liar menyepong kontolku.

10 menit sudah kita saling memanjakan selakangan satu sama lainnya. Kini Indri sudah bersiap melumat kontolku dengan liang peranakannya. Ia jongkok di atas pinggulku dengan kedua kakinya mengangkang lebar dan dengan satu gerakan saja seluruh kontolku tenggelam menyumpal memeknya.

“AAUUHHH.. SHHH.. AAHH.. OOHH.. YESSHH.. AAHH.. KONTOLHH USTAD ENAKK.. MMHH..”, desah Indri yang mulai menggoyang pinggulnya maju mundur dengan posisi Woman on Top.

Kedua tangannya bertumpu di dadaku dengan toketnya yang berayun-ayun harmoni bersamaan dengan erotisnya goyangan pinggul lebar Indri. Mata Indri merem melek dengan mulut agak menganga melepaskan lenguhan dan rintihannya yang sedang menikmati memeknya disodok kontol pria lain. Gemas dengan gunung kembarnya, kedua tanganku pun akhirnya bermain-main meremas toket 36D Indri.

“AAHH.. OOHHH.. PIPISS AAHH.. KONTOL YESHH.. MAS IMAAMM.. ENAAKHH.. AAAAHH.. OOUUHH..”, lenguh panjang Indri melepas orgasmenya saat kupilin-pilin putingnya.

Layaknya video porno yang ia tonton, Indri dengan cepat ke posisi berlutut dengan tubuhnya tegap sementara ia sedikit membusungkan pinggulnya. Tangan kanan Indri menggosok cepat kelentitnya yang membuat semburan maninya lebih deras dan memancar ke semua arah.

“Wiihh.. wow.. udah makin pinter aja nih”, pujiku melihat aksi klimaks Indri.

Meski tubuhnya masih belum tuntas orgasme, Indri kembali melesakkan kontolku di memeknya. Malam ini Indri terlihat begitu bernafsu untuk segera membuatku klimaks. Tubuh Indri condong ke belakang dengan kedua tangannya menyangga tubuhnya.

Dengan posisi ini aku bisa melihat dengan jelas kontolku keluar masuk memek kehitaman Indri. Selakangannya yang mulus tanpa bulu memperindah pemandangan saat itu di mana akhwat berjilbab yang merupakan istri sah orang lain tengah menikmati zina bersamaku. Gerakan pinggul Indri yang variatif maju-mundur kadang naik-turun begitu memanjakan kontolku di dalamnya.

“AAAHH.. SSHHH.. FUCK.. AAAHH.. DUHH.. ENAKKNYAA.. MAS.. KONTOLNYAAHH.. AMPUNN.. AAHH.. OOHH.. GA TAHAAAANNNN..!!”, lenguh Indri yang kembali klimaks setelah 5 menit menggoyang cepat pinggulku.

Kembali Indri mengangkat tinggi pinggulnya dan menggosok cepat kelentitnya sehingga pancaran maninya kini menjangkau wajahku yang mana aku tengah terlentang.

“Mmfhh.. wuuhh.. angetnyah.. ahahaha.. lanjut lagi dong Indri sayang..”, kataku sambil menampar paha Indri.

“AWWHH!! Aahh.. Iya dong.. sini mas bangun.. mmhh.. shhh.. OOUHH.. AAAHH.. MMMHH.. NGENTOT ENAKK.. AAHH MASSS..”, Racau Indri yang kembali tenggelam dalam kenikmatan seks.

Sesuai kemauan Indri posisiku kini duduk dengan kedua kaki menjulur. Indri yang tengah jongkok mengangkangi pinggulku kini menggenjot kontolku maju mundur dengan cepat. Kedua tangannya merangkul leher dan mendekap kepalaku hingga tenggelam di belahan toketnya.

“AAAHH.. SSHH.. MMHH.. MAASHH.. AAAHH.. AMPUNNHH.. ENAKNYAAHH..”, lenguh Indri yang kegirangan merasakan putingnya ku lahap bergantian.

Derit ranjang pun semakin kencang menahan goncangan dari goyangan cepat Indri yang sudah hampir mencapai klimaks lagi. Mata Indri sayu menatap kosong sementara mulutnya terus meracau, melenguh, dan mendesah menikmati kenikmatan baru yang belum lama ia pelajari.

Beberapa menit kemudian goyangan Indri semakin cepat dan liar yang membuatku kewalahan. Benar saja, lenguhan panjang Indri pun tak lagi dapat ia tahan. Cepatnya aliran syahwat menyengat sekujur tubuhnya membuat Indri berdiri dengan kakinya agak ditekuk dan membenamkan mulutku tepat di memeknya.

Cuuurr.. mani hangat Indri mengalir deras memenuhi mulut dan lambungku sementara kedua tangannya menjambak kuat kepalaku karena kenikmatan dahsyat orgasmenya.

“hhh.. mmhh.. hh.. enak banget mass.. uhh.. capekhh..”, kata Indri yang terkulai lemas di ranjang dengan kaki mengangkang lebar.

Jilbab bergo yang Indri kenakan terlihat kusut dengan beberapa helai rambutnya menutupi wajah cantiknya. Nafas Indri tersengal-sengal setelah sekitar 15 menit memacu dirinya ke puncak kenikmatan syahwat dan dosa.

“Oke sayang, gantian yaaa..”, kataku sambil bersimpuh di depan selakangan Indri dam kugesekkan kontolku membelah bibir memeknya.

Aku pun mengangkat kedua kaki mulus Indri dan kutopang dengan kedua lengan atasku. Posisi Men On Top seperti ini membuat bokong semok Indri terangkat ke atas karena ku condongkan tubuhku ke depan dengan kedua tanganku menggenggam toket jumbo Indri.

“He’emh mass.. sshh.. AAAAOUHH.. OOHH.. SSHH.. OOHHHH..”, desah Indri merasakan memeknya ditembus kontolku lagi.

PLOOK! PLOOKK! PLOOKKKK!!

Hantaman pinggulku begitu kuat dan kurasakan dengan jelas kontolku mentok di dalam sana. Benar-benar terasa nikmat, apalagi posisi ini menambah kekuatan jepitan memek Indri. Seluruh dinding liang peranakan Indri seakan menyedot-nyedot kontolku.

Lenguhan dan erangan Indri semakin keras merasakan nikmatnya saat kontolku menghujam deras mendobrak rahimnya. Mata Indri terpejam, terkadang ia mendongakkan kepalanya dengan kedua tangannya meremas kuat bantal. Bagi Indri ini adalah pengalaman barunya ngentot dengan variasi gaya.

Apalagi beberapa bulan terakhir di aman ia hanya digunakan oleh suaminya saat dibutuhkan dan kepuasannya sama sekali tak diperhatikan. Jadi sudah sewajarnya kalau ia begitu binal dan ganas karena melepaskan semua syahwat yang ia pendam selama ini.

“AAUHH.. YESSHH.. AAHH.. MENTOK MASHH.. ENAKK.. AAHH.. ENAK MAS.. DUUHH GUSTII.. OOUHH.. OOHH.. TERUSSHH MASSHH.. ENAKNYAA.. MAS IMAAMM.. AAHH.. SODOKK.. OOUHH.. AHHH.. OOUUHHH..”, racau Indri liar dan keras menikmati sodokanku.

Tak lebih dari 5 menit Indri kembali klimaks dan kuhentikan sementara sodokanku. Maninya pun memancar membasahi perutku dan tubuhnya yang sedang mengejang dan nafasnya tersengal-sengal. Kaki kanan Indri kuturunkan dan kutekuk mendekat ke sisi kiri dadanya.

Sementara kaki kiri Indri kuangkat tinggi dan kusandarkan di bahu kananku. Kembali ku obok-obok memek becek Indri dengan kaki kirinya kudekap dan kujadikan tumpuan. Rasa lelah yang membalut tubuh Indri terkalahkan oleh kenikmatan yang ia rasakan saat ini. Genjotanku yang teratur namun mantab merangsang Indri secara bertahap hingga akhirnya ia kembali klimaks dan melenguh keras.

“AAUHH.. sshh.. massh.. aahh.. kok bisa sih bikin Indri kayak ginihh.. ampunnn.. enak banget mas kontolnya.. hhh..”, puji Indri yang membuatku bangga.

“Hem? Ini blom seberapa..”, jawabku yang langsung kembali menggenjot liang memek Indri.

Kali ini gantian kaki kanan Indri yang di bawah, sementara kaki kirinya menjulang ke atas. Benar-benar malam yang indah yang tak pernah kurasakan dan kubayangkan sebelumnya.

Meski kegiatan dakwah seperti ini kulakukan tiap tahun dan banyak wanita di luar sana yang kujumpai dan selalu menjadi bahan masturbasi, namun tak sampai kejadian seperti ini. Sebuah pengalaman seks yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku.

Jam menunjukkan pukul 01.45 saat aku tengah menggenjot Indri dengan posisi Missionary. Mulut kami saling berpagutan sementara di bawah sana kedua selakangan kami saling memadu kasih dan syahwat bersama. Malam ini pun Indri sudah orgasme lebih dari 6 kali dan ranjang yang kami gunakan untuk ngentot pun terasa becek.

“Mmffhh.. aahh.. keluarin mana nih sayaang..??”, tanyaku.

“AAHH.. OOHH.. MMMHH.. SINIHH MASSS.. MULUTHH.. INDRI JUGA MAU MINUMMH.. AAAHH..”, jawab Indri yang jilbabnya sudah basah oleh keringat birahinya.

Aku pun keheranan mendengar jawaban Indri. Hanya dalam 2 hari saja aku sudah berhasil menghancurkan jati diri seorang mantan santriwati pondok yang hafal 10 juz Al-Qur’an. 2 hari yang lalu bahkan ia tak tahu bagaimana cara Oral-sex yang benar. Tapi malam ini Indri sudah berubah total yang membuatku semakin ingin memilikinya sepenuhnya.

Ku genjot cepat sekuat tenagaku hingga pinggulku terasa pegal sekali. Gelombang klimaks pun mulai berkumpul di kontolku. Dengan cepat kucabut kontolku dan kutarik Indri yang langsung melahap kontolku dengan posisi dia berlutut sementara aku berdiri.

“Haemphh.. mmfhh.. ockk.. ockk..”, Indri begitu bernafsu mengocok kontolku di mulutnya, bahkan tangannya ikut meremas lembut zakarku. Aku pun tak mampu lagi bertahan dan meledakkan seluruh spermaku di mulutnya.

Saat Spermaku menyembur deras membanjiri mulutnya, Indri pun terkejut dan seakan ingin memuntahkannya. Namun karena tanganku menahan kepalanya yang kubenamkan di selakanganku, ia pun pasrah.

“Oouhh.. aaahh.. wuuhh.. enaknya memek kamu Ndrii.. btw jangan langsung ditelen lho pejuhnya..”, pintaku pada Indri sambil kubelai pipinya.

“Eemffhh.. E’emhh.. uhukk.. uhukk.. mmffhh..”, jawab Indri yang agak tersedak karena pengalaman pertamanya merasakan sperma lelaki.

“Fuuhh.. coba sini buka mulutnya sayang..”, pintaku pada Indri yang ditanggapinya dengan membuka mulutnya yang penuh dengan spermaku.

“Mmfhh.. glek.. aahh.. sshh.. eww.. aneh rasanya..”, kata Indri setelah menelan spermaku yang banyak dan kental.

“Yaa kan baru pertama kali, ntar kalo uda biasa juga bakal enak kok..”, kataku sambil terlentang di ranjang dengan Indri tiduran miring di samping kananku.

“Iya mas.. ngomong-ngomong kalau Istri mas Imam juga mau nelen pejuh ya..??”, tanya Indri sambil mendekapku yang membuat toketnya tergencet.

“Istriku?? Wahh.. kalau dia udah kayak suplemen harian. Sehari aja gak minum pejuhku pasti rewel.. yaa kayak anak kecil gitu..”, jawabku sambil membelai tubuhnya.

“Aahh.. masa? Boong ihh..”, jawab Indri.

“Lah kamu tanyakan?? Dijawab kok ga percaya?”, kataku.

“Iyaa deehh.. trus gimana mas? Mau lanjut lagih..??”, ujar Indri sambil menggesek-gesekkan selakangannya di pahaku.

“Ahaha.. boleh tapi istirahat bentar yaa.. nunggu si Joni bangun..”, jawabku.

Ronde kedua kami pun berlanjut hingga menjelang jam 2.30 pagi. Indri begitu binal menggoyang kontolku di memeknya. Rasa lelah yang sangat memenuhi seluruh tubuhku karena ini kali pertamaku 2x orgasme dalam semalam setelah beberapa hari. Sementara Indri sudah tak terhitung lagi berapa kali ia memuntahkan air maninya.

Seperti biasa di musyawarah pagi, amir jama’ah menanyakan setiap amalan yang kami buat selama seharian 24 jam. Tapi pagi itu aku tak dicurigai, mungkin karena tak ada yang melihatku kelayapan. Aku pun memberi kabar ke Indri dengan chat WA kalau hari itu kami satu jama’ah pindah ke masjid lain karena sudah 5 hari di masjid kampung tempat Indri tinggal.

“Trus pindahnya jauh nggak mas Imam..??”, tanya Indri membalas chatku.

“Nggak kok.. sekitar 2km dari rumahmu..”, jawabku.

“Alhamdulillah.. tetep bisa ketemu kan ya mas??”, tanya Indri penuh harap.

“inshaaAllah.. ada niat ada 1000 jalan”, balasku.

“Hihih.. makasih mas Imam, Cuma kayaknya ke depannya agak susah kalau mau ngentot di rumah Indri mas..”, balas Indri.

“Loh.. kenapa? Suami shift pagi ya?”, tanyaku.

“Iya mas.. apalagi kalau siang kan banyak warga disini, khawatir ntar ketauan warga.. gimana ya??”, tanya Indri.

“Ohh.. inshaaAllah gampang, ntar mas yang mikir lokasinya..”, jawabku.

Dan memang kekhawatiran Indri terjawab cepat. Aku pun teringat dengan toilet di masjid kampung Indri yang jarang dipakai oleh warga karena kebanyakan warga lebih memilih pulang daripada harus menggunakan toilet masjid dan juga ternyata masjid yang baru saja kami datangi pun memiliki akses toilet laki-laki dan perempuan yang hanya dibatasi tembok saja.

Bahkan disediakan pintu yang menghubungkan toilet laki-laki dan perempuan. Setan dalam diriku pun berpesta pora merayakan kesuksesan mereka meracuni pikiranku.

“Indri sayang.. lagi apa?”, tanyaku via WA.

“Lagi mikirin mas Imam sambil jagain toko..”, jawab Indri.

“Ehh iya.. udah 2 hari nih, gak pengen kah..??”, tanyaku pada Indri pagi itu.

“Iya nih mass.. Gak pengen gimana? Ini ajah udah becek banget kepikiran kontol mas Imam.. tapi mau dimana bisa ngentotnya??”, tanya Indri.

“Ada kok.. di toilet masjid kampung Indri tuh, kan gak pernah dipake.. aku udah survey tuh selama 5 hari di sana.. inshaaAllah 100% aman”, balasku meyakinkannya.

Akhirnya aku pun berhasil meyakinkan Indri untuk nanti jam 12.30 siang ketemuan di toilet masjidnya. Teknisnya adalah aku datang lebih dulu dan masuk toilet wanita, karena toilet wanita yang tidak pernah dipakai di masjid itu. Setelah itu baru Indri yang menyusul masuk, tapi sebelumnya harus berkabar dulu tentang kondisi sekitaran toilet agar lebih aman.

“Assalamu’alaykum.. Ndri, aku tunggu di toilet wanita..”, chatku mengabari Indri.

“Ohh, okey mas imam ku..”, balas Indri dengan emot senang.

Biasa teman-teman jama’ah akan istirahat siang sampai menjelang ashar dan tadi aku sudah izin kalau mau ke tempat teman lamaku untuk melanjutkan prospek kepadanya, dan amir jama’ah (pak Sa’ad) mempersilakan, padahal itu hanya alibiku saja.

Krieet.. cklek!.. *suara mengunci pintu toilet.

“Ngga lama kan nunggunya mas??”, tanya Indri sambil berbisik.

“Nungguin sayangku Indri mah gak ada yang lama..”, jawabku sambil memeluk Indri yang siang itu mengenakan gamis ketat warna pink peach senada dengan bergo instan se-dada nya.

“Uwwh.. mas Imam.. mmffhh.. mmch..”, desah Indri yang tak mau membuang waktu dan langsung memagut bibirku liar.

Aku pun membalas pagutan liar Indri sambil meremas bokong semoknya yang ternyata tanpa kancut itu. Aku pun segera melepas jubah dan kaosku sementara Indri kini sudah berjongkok melepas sirwalku.

“Haemfhh.. mmfhh.. mffhh.. ockk.. ockk..”, desah Indri tertahan yang lahap mengulum kontolku dengan tangan kanannya meremas zakarku.

Benar-benar nikmat rasa blowjob dari istri orang lain. Selama ini aku hanya membaca di cerita-cerita seks di internet kalau selingkuh itu enak sekali, dan sekarang aku tau kalau itu bukanlah kebohongan. Ditambah lagi kita melakukannya di toilet masjid. Perasaan tegang dan mendebarkan menjadi satu dalam diriku.

“Sshh.. ahh.. mass.. ahh.. mmhh.. enaknyahh.. auhh.. nakall.. shh..”, desah Indri yang kini menghadap ke bak mandi dengan kedua tangannya bersandar di pinggiran bak sementara aku tengah berjongkok di belakangnya dan membenamkan wajahku menikmati semua yang ada di antara pangkal paha mulus Indri.

Siang itu kurasakan lendir memek Indri begitu gurih dan lezat, mungkin karena faktor lokasi dan suasana. Beberapa jariku kulesakkan ke anus Indri sementara lidahku menyelinap masuk ke memeknya yang disambut dengan lenguhan nikmat Indri.

“Ndri.. lepas aja yah gamisnya..”, pintaku yang diiyakan Indri.

Kini hanya jilbabnya saja yang masih menempel, sementara tubuh semok Indri yang kuning langsat mulus tersaji matang siap untuk dinikmati.

“Sshh.. ayok mas Imam.. Indri udah ga tahan.. masukin kontolnyaah.. sshh.. Aahh.. Oohh.. aaah.. Mmhh.. gede nyaahh.. Uuhh.. enak masshh.. Aahh.. Aaahh.. Aahh..”, desah Indri menikmati kontolku yang menyodoknya dari belakang.

Kedua tangan Indri berpegangan erat pada bibir bak mandi dengan posisi berdiri dengan bokongnya condong ke belakang. Hantaman pinggulku begitu keras membentur bokong semoknya yang memang sempurna untuk doggy style atau rear-entry. Mata Indri terpejam menikmati perzinaan kita siang itu. Aku pun mendekap erat tubuh Indri dari belakang dengan kedua tanganku meremas bongkahan susunya sementara lidah kita saling melilit.

“Aahh.. Aahh.. Mmfhh.. Aahh.. enak mass.. Aahh.. Banget.. Kontol Mas Imam Enak.. Aahh.. Fuck.. Aaahh.. sshh.. Ampun enaknyahh.. aaahh.. Aaahh.. Uuunnghhh..”, desah Indri sebelum ia melenguh panjang mencapai klimaks pertamanya.

Seketika kucabut kontolku dan kubiarkan gemericik air mani Indri membanjiri lantai toilet. Tubuhnya mengejang beberapa saat sebelum kembali ku gempur cepat lagi liang peranakannya. Kali ini ku cengkram kuat bokong semok Indri dan kugenjot sekuat tenaga, bahkan kedua tangan Indri kini berpegangan pada tembok di depannya untuk menahan kuatnya hantamanku.

Kurasakan memek Indri begitu hangat dan becek siang ini, mungkin sensasi ngentot outdoor seperti ini membuatnya sangat terangsang.

“Aahh.. Aahh.. Mass Imamm.. Enaakk.. Aahh.. Pipiss.. Aahh.. Aaaaaahhhh..”, kembali Indri orgasme dan mengucurkan deras maninya.

Waktu yang sempit dan lokasi yang menegangkan membuatku tak mau berlama-lama menanti Indri selesai orgasme. Aku pun mengangkat kaki kanan Indri dan kutopang dengan tangan kananku sehingga Indri hanya bertumpu pada satu kaki. Tangan kanan Indri merangkul leherku, sementara tangan kirinya bertumpu pada tembok. Kembali kugenjot memeknya dengan posisi itu. Indri pun mendesah lepas merasakan gaya seks baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

PLAK! PLAKK! PLAKKS!

Suara hantaman pinggulku cukup keras untuk didengar dari jarak 5 meter. Untungnya aku tau benar kalau toilet masjid selalu sepi pada jam-jam itu. Tak lama berselang tubuh Indri kembali mengejang menerima klimaks ketiganya.

Kepala Indri mendongak dengan menggigit bibir bawahnya seraya memeknya mengucurkan cairan birahinya dengan deras. Belum tuntas memeknya berkedut, langsung ku sumpal kembali dan menggenjotnya kuat-kuat. 3x sudah Indri orgasme dalam posisi itu. Tubuh seksi Indri terlihat mengkilat oleh keringatnya sementara nafasnya tersengal-sengal kelelahan.

“Uhh.. mas Imam belum keluarh?? Sshh.. kuat amat sih..’, puji Indri sembari kuminta duduk di pinggiran bak mandi.

“Santai sayang, bentar lagi kok..”, jawabku yang mengambil posisi di selakangan Indri.

Blesh.. dengan mudah kontolku terbenam seluruhnya di memek becek Indri dan disambut dengan lenguhannya. Tangan Indri merangkul leherku sementara kedua kakinya melingkar di pinggangku. Aku menyodok cepat liang peranakannya dengan tanganku mencengkram bokong semoknya sembari kami berpagutan penuh nafsu.

Decak becek memek Indri yang sudah banjir oleh lendir akhwat semakin membuatku terangsang. Hangat dan kuatnya sedotan liang memek Indri memijat nikmat seluruh batang kontolku.

“Aahh.. Ahhh.. Maashh.. Enak Maashh.. Ahh.. Ahhh.. Terushh.. Ouuhh.. kontolnyahh.. ampunn.. Enak banget.. Ahh.. Oohh.. sshh.. Ohhh.. Mmhh.. Ooouuhhh..”, desah Indri keenakan yang dilanjut dengan klimaks menerpa tubuhnya.

Air mani hangat Indri membasahi seluruh lantai toilet, bahkan mengalir di tembok bak. 2x sudah Indri mencapai orgasme di posisi itu dan tampak ia mulai kelelahan. Akupun juga sudah merasa ingin muncrat dan mempercepat laju sodokanku.

“Aahh.. Ahhh.. sini Ndrii.. pinjem mulutmu..”, pintaku pada Indri.

Aku pun mencabut kontolku sementara Indri yang paham diriku akan segera klimaks segera berlutut dengan wajah menengadah dan mulutnya menganga.

“He’emh.. sinih mass Imam sayang.. Indri haus bangethh..”, kata Indri sambil menjulurkan lidahnya dengan kedua tangannya menengadah layaknya orang berdo’a.

Seluruh birahiku pun berkumpul di ujung kontolku dan kusemburkan sekuat tenaga seluruh sperma yang kumiliki. Wajah cantik Indri pun belepotan oleh spermaku yang juga membanjiri mulutnya dengan jus kontol kesukaannya.

“Auumn.. mff.. umm.. nyaamm.. glekk.. ahhh.. srrupp.. mmffhh.. srrupp.. mffhh..”, kecap Indri menelan sperma dimulutnya.

Tak hanya itu, ia pun lahap mengulum kontolku, membersihkan dan menyedot sperma yang masih ada. Terasa ngilu sekaligus nikmat melihat istri orang lain melakukannya.

“Ummhh.. makasih mash Imam buat makan siangnya..”, ucap Indri sambil membersihkan spermaku di wajahnya dengan jarinya kemudian ia jilati jemarinya.

“Ahahah.. sama-sama.. yuk.. keburu orang datang..”, jawabku sembari memakai kembali jubah dan sirwalku.

Kami ngentot di toilet masjid At Taqwa, yaitu masjid dekat rumah Indri sebanyak 2x saja. Setelah aku dan jama’ah pindah dari masjid yang sekarang yaitu masjid Al Huda, aku dan Indri lebih sering melakukannya di masjid Al Huda karena lebih nyaman dan lebih bersih.

“Iya Ndrii.. sekarang aku di musholla Miftahul Jannah.. kalau kamu sendiri enak di mana Ndri??”, tanyaku tentang lokasi ngentot pada Indri.

“Mmm.. kalau Indri sih kalau nyamannya di Al Huda mas.. bersih gitu, trus aksesnya gampang.. kalau di At Taqwa karena deket aja sama rumah.. hihih.. tapi Indri mah ngikut aja yang penting bisa ‘main’ sama mas Imam ku..”, jawab Indri.

Memang masjid Al Huda lebih nyaman juga buatku, selain karena jumlah toilet yang banyak dan bersih, antara toilet laki-laki dan perempuan hanya dibatasi tembok dan ada akses pintu yang menghubungkan keduanya. Jadi kami bisa sama-sama masuk ke area toilet tanpa khawatir dicurigai orang lain, sisanya nanti saat sudah di area toilet, Indri akan membuka pintu akses yang menghubungkan toilet laki-laki dan perempuan.

Selama suami Indri masuk pagi, tiap siang aku dan Indri selalu menyempatkan diri untuk mempertemukan syahwat kami berdua. Ada 3 toilet wanita di masjid Al Huda dan kami selalu berganti-ganti toilet tiap kali ngentot.

“Shh.. ahhh.. ahhh.. ohhh.. Masshh.. Ahh.. Ahh.. Mmhh.. Enak.. Ahh”, desah Indri yang sedang asik menggoyang pinggulnya di atas pangkuanku.

Saat itu posisiku sedang duduk di atas kloset duduk, sementara Indri yang masih mengenakan gamis yang dinaikkan hingga pinggang sementara bagian dadanya terbuka yang membuat toket 36D nya bergoyang bebas, tengah duduk di pangkuanku menghadapku.

Matanya terpejam dengan mulutnya menganga mendesah menikmati kerasnya kontolku menyodok memeknya. PLLOOK! PLOOKKK! PLOOKKS! Suara hantaman pinggulku di bokong semok Indri yang tengah membungkuk di atas kloset dengan kaki kanannya bertumpu pada tutup kloset sementara kedua tangannya di tembok.

Kadang ia menundukkan kepalanya, kadang menengadah dengan desahan dan lenguhan tiada henti menikmati tiap hantaman kontolku di rahimnya. Lantai toilet yang tadinya kering pun mulai basah kuyup oleh air mani Indri.

Suasana lokasi ngentot yang menegangkan karena beberapa kali ada juga akhwat yang masuk, membuatku bergairah dan tak mampu menahan klimaksku yang langsung kusemburkan seluruhnya memenuhi rahim Indri.

“Ahh.. Ahh.. Mhhh.. Shh.. Aaahhh.. angetnyah mass..”, lenguh Indri puas merasakan kehangatan spermaku di perutnya.

Waktu pun terus berjalan dengan segala kegiatanku untuk memperbaiki Iman dan juga kegiatanku untuk menambah kadar dosa yang tak terasa tersisa 7 hari lagi. Yang membuatku khawatir bukanlah aku akan segera kembali ke Jogja, namun WA terakhir Indri padaku .

“Assalamu’alaykum mas Imam sayang.. makasih yah selama ini udah mau nemenin Indri dan buat Indri bahagia.. Maaf banget Indri udah buat mas Imam berdosa.. Maaf.. dan mungkin kedepannya Indri akan susah dihubungi karena ada masalah. Nanti kalau sudah selesai akan Indri hubungi lagi”, kata Indri di chat terakhirnya.

Mendapatkan chat seperti itu membuatku khawatir apakah perselingkuhan kami selama ini ketahuan atau tidak, ataukah Indri hamil oleh benihku, atau yang lainnya. Bahkan kini tiap 1/3 malam terakhir aku berdo’a agar masalah Indri cepat selesai dengan jalan yang terbaik. Alhamdulillah di saat aku khawatir dan panik seperti itu, istriku masih setia menemaniku VCS setiap 2 hari sekali dan chat seks hampir tiap waktu sehingga mengurangi kekhawatiranku.

“MashaaAllah sisa 2 hari lagi sebelum kembali ke Jogja.. baiknya gimana?? Selesaikan 2 hari di sini atau disisakan 1 hari di Jogja?”, tanya pak Sa’ad amir jama’ah pada teman-teman yang lain.

“Usul Mir, sisakan 1 hari di Jogja supaya bisa menyambungkan amal dulu dengan masjid di Jogja”, usul pak Rosyid.

“Iya Mir, saya usul juga begitu. Kalau boleh saya pulangnya ke Jogja nyusul Mir karena mau sambungkan kenalan saya itu ke penanggungjawab Semarang..”, usulku pada Amir Jama’ah.

Mendengar usulanku, banyak dari teman-temanku satu Jama’ah yang protes karena aku melanggar peraturan yaitu memisahkan diri dari jama’ah, namun bukan Imam namanya kalau tak bisa menyelesaikan apa yang telah kumulai.

Akhirnya dengan berbagai alasan, aku pun diperbolehkan menyusul dengan syarat pada saat jama’ah pembekalan akhir, harus sudah berada di Jogja. Aku pun mengiyakan karena sebenarnya saat itu Indri sudah chat diriku setelah sekitar 5 hari tak ada balasan chat darinya.

Tapi ketika kutanya alasannya, dia tidak menjawab dan hanya mau cerita kalau ketemu. Aku pun tak mau terlalu menekannya hingga hari yang dijanjikan datang.

Pagi-pagi benar jam 3.00, jama’ahku sudah berangkat ke Jogja sementara aku masih di musholla Nuruttaqwa, lokasi terakhir jama’ah kami. Aku pun memberi tau Indri akan menjemputnya di lokasi yang sudah kami sepakati sekitar jam 8 pagi. Aku hanya khawatir kalau ku jemput di rumahnya akan jadi bahan pembicaraan warga sekitar.

Jam 8 pagi aku sudah menunggunya di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah. Hari itu aku sewa mobil Agya untuk 1 hari saja. Niatku memang ingin menghabiskan waktu seharian penuh dengan Indri sekalian untuk menghiburnya.

Alhamdulillah, Allah berikan aku kelebihan bekal daripada teman-temanku. Biasanya kalau program 40 hari cukup membawa bekal 800 ribu – 1 juta, namun aku yang suka ngemil membawa sekitar 4 jutaan sehingga bisa kugunakan untuk keperluan pribadiku yang lain.

15 menit sudah ku menanti Indri karena dia chat kalau sudah dalam perjalanan dengan Grab. Hatiku berdegup kencang semoga masalah yang terjadi tak membawa namaku. Sembari menunggu Indri, aku pun CS (Chat Seks) dengan istriku yang sudah menanti kedatanganku esok lusa.

Saat sedang asik chat, mataku teralihkan pada sosok akhwat yang berjalan mendekat ke arah mobilku. Aku sama sekali tak mengenalnya, kalau dilihat dari postur tubuh dan gerak langkahnya mirip sekali dengan Indri.

“Ahh masa iya itu Indri?? Ga mungkin..”, gumamku dalam hati.

Aku berpikiran begitu karena si akhwat mengenakan jilbab pinguin jumbo dengan pet antem se-lutut 3 layer yang berumbai dan juga abaya panjang hingga menyentuh tanah yang juga berumbai, dihias motif bunga di ujung rumbainya yang memberikan kesan glamor-elegan. Yang lebih menarik lagi, dia mengenakan cadar tali 2 layer yang juga senada warnanya yaitu pink-peach.

“Assalamu’alaykum.. mas Imam yaa..??”, tanya si akhwat sambil mengetuk kaca jendela mobil.

“Wa’alaikumsalam.. benar, afwan ukhti siapa ya?”, tanyaku sambil membuka jendela mobil.

“Isshh.. ini aku mas.. Indrii.. masak lupa sih??”, jawab Indri.

“Haah?? Indri..??”, jawabku tak percaya.

“Ahh.. masuk dulu dehh.. panas nih..”, jawab Indri sambil masuk ke dalam mobil yang ACnya sudah kunyalakan sejak tadi.

Wajar saja aku lupa dan hampir tak mengenalinya. Selain pakaian yang ia kenakan begitu elegan dan saat berkibar tertiup angin, ditambah lagi cadar yang selama ini ia tak pernah memakainya. Yang lebih membuatku terpana adalah rias wajahnya.

Yang biasanya simple, hari ini ia tampil cantik dengan eyeliner, eyeshadow, maskara, dan juga kulit wajahnya terlihat lebih putih meski yang terlihat hanyalah sebagian dari wajahnya saja karena tertutup cadar.

“Kenapa sih mas? Kok dari tadi kayak liat orang asing gitu??”, tanya Indri sambil merapikan jilbabnya.

“Yaaa bangetlah.. gak biasanya kamu penampilan gini..”, jawabku.

“Hem? Kenapa emangnya mas? Aneh ya??”, tanya Indri yang sedang bersandar santai di jok dan menatapku.

“Aneh? Cantik banget tau.. aku aja nyampe deg-deg serr tadi waktu tau ada akhwat bercadar cantik deketin mobil”, jawabku sambil mulai berkendara.

“Hihihih.. iyakah? Sesekali gapapa kan tampil cantik buat mas Imam? Toh bisa jadi ini terakhir ketemu mas Imam.. lagian udah lama banget Indri pengen pake baju ini tapi gak boleh..”, kata Indri dengan nada sedih.

“Hem? Karena suami?”, tanyaku.

“iya gitu mas.. dibilang jangan kayak teroris..”, jawab Indri kesal.

“Ohh.. biasa itu mah.. yap!! Yuk jalan-jalan dulu pokoknya..”, jawabku sambil mengendarai agya mengelilingi kota Semarang.

Bersambung…

1 2 3
Berlanjut Bersambung Hijab Ibu Muda Istri Orang Kenangan Kenikmatan Mesum Ngentot Pengalaman Petualangan Selingkuh STW Ternikmat Umum Ustadzah
Share. Twitter Telegram WhatsApp Email Copy Link
Previous ArticlePerempuan Berhijab Nakal
Next Article Suatu Malam di Sebuah Bus
ceritasex

    Ngocoks adalah situs dewasa yang berisi kumpulan cerita sex tergres yang di update setiap hari. Jangan lupa bookmark situs ini biar tidak ketinggalan cerita dewasa lainnya, -terima kasih.

    Related Post

    9.3

    Sang Penakluk Akhwat

    Pistol Hipnotis

    9.0

    Pengalaman Ternikmat

    9.0

    Hipnotis Sekolah

    9.0

    Istri Penuh Nafsu

    8.5

    Bidadari Pemilik Apartemen

    Follow Facebook

    Recent Post

    Sang Penakluk Akhwat

    Pistol Hipnotis

    Pengalaman Ternikmat

    Hipnotis Sekolah

    Istri Penuh Nafsu

    Bidadari Pemilik Apartemen

    Calon Klien Suami

    Kepolosan Istri

    Daya Pikat Ibu Arwinda

    Penjebolan Perawan

    Kategori

    Terekspos

    Ngocoks.com adalah situs dewasa berisi kumpulan cerita sex, cerita dewasa, cerita ngentot dengan berbagai kategori seperti perselingkuhan, perkosaan, sedarah, abg, tante, janda dan masih banyak lainnya yang dikemas dengan rapi dan menarik.

     

    ✓ Update Cerita Sex Setiap Hari
    ✓ Cerita Sex Berbagai Kategori
    ✓ 100% Kualitas Cerita Premium
    ✓ Semua Konten Gratis dengan Kualitas Terbaik
    ✓ Semua Konten Yang Diupload Dipilih & Hanya Update Konten Berkualitas

     

    Cara Akses Situs Ngocoks

    Akses menggunakan VPN atau kamu bisa juga akses situs Ngocoks ini tanpa VPN yang beralamat ngocoks.com kalau susah diingat, Silahkan kamu buka saja Google.com.sg Lalu ketikan tulisan ini ngocoks.com, terus klik halaman/link paling atas situs NGOCOKS no 1 di Google. Selamat Membaca!


     

    Indonesian Porn Fetish Sites | Indonesian Porn List | Ulasan Bokep Indonesia

    © 2025 Ngocoks - Support by Google Inc.
    • Warning!
    • Iklan
    • Privacy Policy
    • Kirim Cerita Sex
    • Channel Telegram

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.