Cerita Sex Ngentot Sama Anak Kecil Rasanya Enak Banget – Hari itu aku ingat sudah dua bulan aku menikahi Surwati janda beranak satu. Hidupku termasuk miskin, maklumlah sehari-hari kerjaku hanya tukang ojek. Aku menempati rumah kontrakan yang hanya mempunyai satu kamar. Jadi aku tidur sekamar dengan anak tiriku Yuni yang baru kelas 2 SD.
Aku tidak pernah akan lupa pada hari itu, karena peristiwa yang mengejutkanku ketika pagi-pagi saat istriku duluan bangun dan masuk kamar mandi, Yuni yang tadinya tidur jauh dariku dia mendekat lalu memelukku. Awalnya aku yang masih ngantuk tidak peduli, karena kupikir anak ini ingin dimanja. Aku biarkan saja dia tidur memelukku.
Mataku masih berat untuk bangun, karena cuaca di luar masih gelap, mungkin masih sekitar jam 5 pagi. Aku ingin memuaskan tidurku karena biasanya aku keluar mencari penumpang di pangkalan ojek sekitar jam 8 pagi. Sedang dalam keadaan masih mengantuk, antara sadar dan tak sadar aku merasa ada tangan yang meremas penisku yang kalau pagi memang selalu mengeras.
Rasa nikmat diremas-remas itu membuatku menjadi terbangun dan sadar. Namun aku tetap berpura-pura tidur. Kulihat apa yang terjadi, ternyata anak tiriku Yuni yang masih kecil, tangannya meremas-remas kontolku.
Ngocoks Aku berpikir mengenai dua kemungkinan, pertama anak ini tidak tahu apa yang dia lakukan dan yang kedua mungkin dia tahu apa yang dia lakukan tetapi mungkin tidak tahu bahwa tindakannya itu adalah perilaku sex.
Sambil menikmati remasannya aku tetap tidur meski penisku makin keras dan sempurna sekali untuk di tancapkan ke dalam memek. Yuni meremas-remas hanya sekitar 2 menit lalu dia berbalik dan menjauhiku. Mungkin dia sudah puas, atau mungkin karena mendengar ibunya selesai mandi dan mendengar pintu kamar mandi dibuka. Istriku tidak lama kemudian memang masuk kamar.
Seharian itu kepalaku penuh rasanya oleh rasa penasaran terhadap apa yang dilakukan si yuni anak tiriku yang umurnya masih 7 tahun. Di usiaku ke 49 tahun rasanya tidak mungkin melakukan hubungan sex dengan anak 7 tahun. Tapi kenapa dia meremas-remas kontolku ketika ibunya tidak ada. Ini pertanyaan yang mengganggu akal sehatku.
Sebetulnya aku ingin menanyakan ke Yuni mengenai perbuatannya pagi itu, tetapi seharian tidak ada kesempatan aku bisa berdua untuk berbicara 4 mata. Di hari kedua , juga pagi-pagi yuni mengulangi lagi perbuatannya, aku masih tetap diam dan berpura-pura tidur, tetapi menikmati remasannya sampai rasanya maniku hampir muncrat. Bukan soal remasannya yang istimewa, tetapi rangasangan yang timbul diimbuhi oleh fantasi kontol diremas anak yang masih sangat kecil.
Hari kedua juga tidak berlangsung lama, karena istriku juga cepat menyelesaikan mandi dan kembali ke kamar. Pada hari itu aku tidak punya kesempatan menginterogasi Yuni, padahal aku sudah pensaran banget.
Kejadi hari ketiga berulang lagi. Rasa penasaranku makin sulit aku bendung. Aku mencari jalan agar bisa mengklarifikasi hari ini. Kalau di rumah rasanya tidak mungkin karena selalu ada istriku dan karena rumahku kecil, tidak mungkin aku bicara berdua dengan Yuni. Aku mendapat gagasan yaitu dengan mencari kesempatan ketika aku jemput sekolah.
Sekolah Yuni cukup jauh biasanya dia pulang pergi selalu ikut temennya yang diantar abangnya naik motor. Hari ini aku katakan ke Yuni bahwa pulangnya akan aku jemput. Aku sudah membayangkan dalam perjalanan pulang akan melewati kebun karet yang sepi. Mungkin aku bisa berhenti sebentar dan di kesempatan itu aku bisa banyak bertanya.
Saat yang kutunggu tiba, Sepulang sekolah ketika aku jemput, Yuni tidak memperlihatkan perasaan apa-apa. Aku memang sesekali menjemput dia juga sih.
Di tempat yang kurasa tepat aku berhenti di gubuk bekas orang jualan buah-buahan yang sedang tidak terpakai. Yuni bertanya kenapa berhenti. Aku bilang sebentar saja.
Kami duduk di dalam gubuk. Dan Yuni kuajak mendekat. Gubuk itu terbuka jadi setiap orang lewat bisa dengan mudah melihat siapa yang ada di gubuk. Aku langsung bertanya, tanpa basa basi, karena aku memang tidak bisa basa-basi, maklum orang kampung.
Aku tanya, kenapa setiap pagi megangi kontol bapak. Dengan tenangnya Yuni menjawab bahwa dia pengen ngentot. Jawaban yang lirih tetapi aku mendengarnya seperti petir di siang hari. Aku tanya siapa yang mengajari kamu ngentot. Yuni menceritakan terus terang bahwa yang ngajari adalah mantunya adik istriku.
“Kamu sudah diapain aja,” tanyaku penasaran.
“ memekku dicolok-colok pakai jari, lalu kontolnya dimasukin ke memekku, tapi belum bisa masuk selalu sudah keluar maninya,” kata si Yuni.
Hatiku panas, tetapi kontolku ngaceng mendengar pengakuan anak ini. Aku lantas berpikir apakah aku harus mengambil tindakan untuk memperkarakan mantunya adik istriku yang bernama Deni atau bagaimana. Sebetulnya aku jadi penasaran juga pengen ngrasai memek anak kecil ini, yang bikin aku penasaran anak masih kecil gini sudah punya keinginan di entot.
Kalau aku perkarakan si Deni, bisa bisa aku tidak bisa dapetin memek si Yuni, padahal penasaran banget pengen tau rasanya. Otakku langsung membayangkan ngentot sama anak kecil rasanya enak banget karena memeknya masih sempit.
Aku putuskan, Deni tidak aku perkarakan dan selanjutnya aku akan mencari waktu untuk mencoba memek si yuni. Yang bikin penasaran adalah anak sekecil ini sudah pengen di entot, padahal tetek aja belum tumbuh, apalagi jembut, masih gundul pastinya.
Entah kenapa ada saja jalan yang memberi peluang. Hari itu hari minggu, Yuni dirumah saja. Ibunya minta diantar ke rumah saudaranya yang jaraknya sekitar 3 km. Biasanya dia jalan, tapi karena aku punya motor dia minta aku antar. Jam 9 pagi aku antar biniku dan segera aku pulang.
Kulihat Yuni masih dirumah nonton TV sendirian. Motor aku masukkan ke dalam rumah dan semua pintu aku tutup, sehingga mengesankan rumah sedang ditinggal sama pemiliknya.
Yuni langsung aku gandengan masuk ke kamar dan kusuruh telanjang. Dia tidak menolak dan langsung telanjang dan tidur telentang dengan kedua kaki dikangkangkan. Tubuhnya masih seperti anak-anak, ya maklum masih 7 tahun. Aku hanya melepas celana dan celana dalamku saja. Kontolku sudah tegang luar biasa karena dorongan rangsangan dan penasaran.
Kulumuri ujung kontolku dengan ludah dan di belahan memek di lubangnya aku lumuri juga ludah cukup banyak. Maksudnya biar kontolku licin bisa masuk ke lubang yang masih kecil itu.
`Yuni sudah pasrah dan siap menerima kontolku. Ujung kontolku aku jejalkan ke lubang memeknya. Rasanya sempit banget, kepala kontolku aja susah banget masuknya, selalu kepeleset ke atas atau ke bawah. Yuni membantu memegangi kontolku dan mengarahkan masuk ke lubang memeknya. Kedua tanganku bersetumpu di sikut dan kosentrasi menekan kontolku menerobos masuk ke dalam memek Yuni.
Pelan-pelan kontolku bisa maju dan rasanya kepalanya sudah bisa masuk. Rasa penasaran makin menjadi-jadi aku tekan terus, dan memang bisa masuk terus meskipun pelan sekali majunya. Aku raba batang kontolku ternyata sudah tenggelam setengah. Wah rasa jepitannya kuat banget. Kalau tadi malam aku tidak “main” sama biniku, pasti aku gak bisa nahan. Aku tekan agak sulit masuk lagi karena rasanya terlalu seret, Pelan-pelan aku tarik dan dorong lagi, berkali-kali begitu sampai rasanya makin lancar. Setelah itu aku tekan lagi dan bisa masuk lagi.
Badanku memang termasuk tinggi besar, tetapi kontolku ukurannya kecil, karena pernah aku ukur ketika ngaceng penuh panjangnya 10 cm. Aku sempat berpikir apakah kontolku bisa masuk semua, karena memeknya kan masih kecil banget.
Saya tekan terus sampai rasanya masuk semua. Aku raba kontolku ternyata memang sudah semua tenggelam di memek si Yuni. Aku mulai melakukan gerakan tarik – dorong pelan-pelan. Nikmatnya luar biasa karena jepitannya yang kuat banget.
Yuni kelihatannya merasa sakit tetapi dia tidak berusaha menghentikan gerakanku. Lama-lama rupanya dia mulai menikmati karena roman mukanya sudah tidak terlihat dia merasa sakit lagi. Saya makin bersemangat karena meski lubangnya sempit tapi sudah lancar kontolku maju mundur. Aku tidak mampu bertahan lama-lama dan ketika kenikmatan mulai menjalar kulepas saja tembakan maniku ke dalam memek Yuni. Lalu akupun membiarkan kontolku terpendam sampai semua maniku habis ditembakkan.
Setelah denyutan selesai, rasanya kok masih enak. Pelan-pelan aku genjot lagi, rasanya masih enak dan makin lancar karena maniku ikut melancarkan gerakan kontolku di memek yang masih sempit. Rasa enak ini rupanya membuat kontolku tidak melemas, malah pelan-pelan makin keras dan gerakanku juga memberi rangsangan sehingga rasa nikmat yang luar biasa aku rasakan.
Ronde kedua ini aku cukup lama menggenjot Yuni. Kalau ditanyakan apakah Yuni mencapai kepuasan, aku tidak tahu, karena aku belum ngerti soal itu. Maklum orang Desa yang sekolahku juga hanya sampai tamat SD doang.
Akhirnya aku mendapat dua kali muncrat maniku di dalam memek Yuni. Setelah itu kontolku melemas dan aku juga merasa capek. Memek Yuni kelihatan memerah dan dari lubangnya meleleh maniku. Buru-buru kualasi kain agar tidak mengotori sprei tempat tidur.
Itulah pertama kali aku entot anak tiriku. Perbuatanku terhadap dia bukan membuat dia takut malah dia makin manja kepadaku. Ibunya saja sampai heran, mengapa aku bisa begitu cepat mengambil hati anaknya. Dia tidak tahu kalau anaknya sudah aku entot dan aku puaskan.
Setelah pengalaman pertama itu, di hari-hari berikutnya Yuni selalu minta dientot bahkan sehari dia bisa minta dua kali kalau rumah sedang sepi. Untungnya kontolku bisa ngaceng terus kalau diminta sama Yuni.
Pernah waktu aku mandi kira-kira jam 4 sore, waktu itu istriku lagi ngrumpi di rumah tetangga. Yuni mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Dia masuk saja dan langsung ngomong memeknya gatal minta dientot. Sebetulnya aku khawatir karena istriku sewaktu-waktu bisa pulang dan mergoki kami. Tapi karena rumah kami berhimpitan dan kecil-kecil, jadi suara mereka ngobrol di rumah tetangga kedengaran sampai ke kamar mandi.
Yuni aku telanjangi dan aku suruh jongkok di bibir bak mandi. Kontolku yang langsung ngaceng setelah mendengar permintaan Yuni, aku tancapkan ke memeknya yang posisinya jongkok. Posisi itu agak sulit, sehingga Yuni aku gendong dengan kontolku tertancap di memeknya, Kedua kaki Yuni melingkar di pinggangku dan kedua tanganku aku kaitkan menopang pantatnya.
Yuni menggoyang-goyang pantatnya dan sesekali melakukan gerakan memutar bahkan ketika dia merasa nikmat dia melakukan gerakan seperti melompat-lompat. Anak umur 7 tahun tentu saja tidak terlalu berat bagi ku yang memiliki bobot 80 kg.
Kami berhubungan dengan posisi seperti itu sampai aku mencapai kepuasan dan menembakkan mani ke dalam memeknya. Aku tahu dia belum bisa bunting karena masih belum mendapat haid.
Hampir setahun kemudian baru aku punya kesempatan bertemu dengan Deni. Maklum kampungku jauh dari jakarta. Deni kerja di Jakarta. Pada kesempatan itu Deni sedang pulang kampung dan aku ajak istriku untuk menginap di rumah Deni. Dia tinggal di rumah bersama mertuanya.
Aku ceritakan sedikit masa lalu Yuni. Istriku adalah TKW bekerja di Arab Saudi. Setahun lalu dia pulang kampung karena kontraknya habis setelah bekerja 3 tahun. Pada waktu itulah aku nikahi dia.
Selama ditinggal ibunya Yuni tinggal di rumah Deni diurus oleh Istri Deni dan Mertuanya. Mungkin ketika masih umur 6 tahun anak ini sudah mulai diperkenalkan sex oleh si Deni. Kalau dilihat, Deni sebetulnya seperti orang baik-baik dan jauh dari sangkaan melakukan pelecehan sex kepada anak kecil. Malah pembawaannya kalau menurut pendapatku rada kebanci-bancian. Tapi dia sudah punya anak satu, anak perempuan yang usiaya terpaut 2 tahun lebih muda dari Yuni.
Jadi Yuni tinggal sama orang tua Deni menjadi teman main anak si Deni.
Deni meski tampilannya rada banci ternyata dia pedopil. Buktinya Yuyun yang dijadikan obyek pemuasan nafsu pedopilnya. Kata Yuni setiap ada kesempatan Deni mengobel-ngobel memeknya dan sampai memasukkan kontolnya.
Saat Yuni ketemu lagi dengan Deni, anak ini bukannya akrab malah berusaha menjauh dan selalu mengglayutiku. Kelihatannya Deni masih penasaran ingin mendapat kesempatan ngentotin anak tiriku.
Pada satu kesempatan kami berdua berbicara empat mata di suatu tempat jauh dari rumah. Di situ aku berusaha mengkonfirmasi apa yang diceritakan Yuni.
Deni tidak bisa berkilah, dan dia buru-buru minta maaf. Aku menolak permohonan maafnya karena aku katakan bahwa Yuni sudah sering aku entot. Aku ceritakan betapa yuni selalu menagih minta dientot terus tiap hari malah kalau ada kesempatan sampai minta dua kali.
Muka Deni berbinar-binar mendengar ceritaku. Aku tau pasti dia juga nafsu. Tanpa tedeng aling-aling dia ngomong ke aku bahwa dia ingin juga merasakan ngentot sama si Yuni. Aku nyatakan dia boleh menikmati Yuni kapan pun dia mau, karena memang dia kan yang membuka jalan.
Sejak itu kami berdua seperti belingsatan mencari kesempatan untuk ngentotin si Yuni. Aku sudah 3 hari tidak ngentot si Yuni. Dan gilanya Yuni sudah berkali-kali pula minta dientot. Kalau sudah terdesak nafsu begini rasanya ada saja jalan.
Malam itu sekitar jam 10 diluar hujan deras. Semua sudah masuk kamar dan kelihatannya sudah tidur. Aku dan Deni masih belum ngantuk, Dia punya ide untuk malam ini ngentot sama si Yuni. Aku tentu saja bingung, mau dientot dimana, di luar hujan di dalam penghuni sedang lengkap. Sambil berbisik Deni mengatakan di dapur.
Aku ingat di dapur tempatnya memang tidak terlalu lega, tetapi di situ ada bale-bale bambu yang biasanya digunakan untuk melakukan persiapan masak. Aku masuk ke kamar dan kuguit si Yuni. Dia ternyata belum tidur, tetapi emaknya sudah ngorok. Perlahan-lahan Yuni bangun dan aku gandeng langsung ke dapur.
Aku dan Deni sudah bersepakat untuk gantian make Yuni dan Yuni maunya aku pake dulu baru dia mau main sama si Deni. Jadi sementara aku Main, si Deni jaga-jaga untuk kalau-kalau ada penghuni yang bangun. Di dapur bersebelahan dengan kamar mandi jadi bisa saja ada yang malam-malam kebelet pipis.
Rumah sepi tapi suara hujan dan petir di luar membuat suara jadi berisik. Aku memulai menggenjot si Yuni rasanya Yuni sudah terangsang banget sampai dia semangat banget ketika aku genjot. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Rasanya masih sempit dan enak luar biasa. Aku tidak tahu berapa lama, tapi rasanya tidak lama banget karena aku juga sudah 3 hari tidak ngentot jadi cepat muncrat. Aku lepaskan maniku di dalam memek si Yuni. Setelah puas aku kembali menaikkan celanaku. Yuni tidur pakai sarung, jadi waktu dientot dia cuma angkat sarungnya dan tidak pakai celana dalam.
Aku kasi kode si Deni untuk main sama Yuni. Si Yuni masih tidur ngangkang di bale-bale langsung di tiban sama Deni. Memek Yuni sudah licin karena bekas air maniku. Kelihatannya Deni tidak terlalu kesulitan memasukkan kontolnya dia langsung genjot, kayaknya baru sebentar dia sudah muncar, mungkin baru 10 kali goyangan dia sudah gak bisa nahan lagi.
Komentar dia, sempit banget dan enak luar biasa jadi dia gak kuat nahan main lama-lama. Sebetulnya aku ingin main lagi, tetapi kelihatannya situasi kurang aman. Akhirnya kami sudahan dan bergantian mencuci kontol dan memek. Setelah itu Yuni kembali tidur di sebelah ibunya yang masih ngorok. Aku dan deni membuat kopi dan kami berdua ngobrol di teras sambil ngrokok dan ngobrol.
Begitulah cerita Yanto si bapak tiri kepada ku lalu aku susun menjadi cerita ini. Aku sudah mengenal Deni di Jakarta. Soal si Yuyun itu juga sudah dia ceritakan sebelum ibunya pulang dari Arab. Aku sebetulnya juga ingin merasakan, tapi kalau aku datang ke kampung Deni belum tentu di sana ada kesempatan.
Cerita ini sebetulnya ingin aku perpanjang, karena akhirnya aku bisa juga merasai si Yuni, bahkan bukan itu saja, ternyata Deni sudah ngerjai anaknya yang 5 tahun. Tapi tidak bisa nembus, karen kontolnya kurang tegang dan cepat muncrat. Dia minta aku membuka jalan memek anaknya.