Aku kembali ke mobil duduk disebelahnya. Kutanya bagian mana yang sakit, dia mengurut-ngurut bagian lututnya sebelah kanan. Aku menawarkan diri untuk mengurut bagian itu, sebagai tebusan rasa bersalah. Jenni mengijinkanku. Aku mengurut pelan-pelan dan Jenni kelihatan nyengir, kayaknya menahan sakit. Dia lalu mengatakan bahwa rasa sakitnya sekarang agak berkurang. Jenni lantas membuka pembicaraan. Dia mengatakan bahwa Lisa sagat naksir kepadaku, tetapi khawatir aku tidak menerimanya karena Lisa masih 12 tahun. Tapi kata Jenni Lisa sudah tumbuh dewasa dan tubuhnya sudah sempurna sebagai seorang gadis. Jenni lalu merendahkan dirinya bahwa Lisa bodynya lebih bagus dari dirinya. “Oh, come on, Jenny, I think you have a very sexy body too.” kataku memuji kecantikan dan kemontokan bodynya
“You think so?” katanya kurang yakin.
“Oh, yeah, your legs, well, they fee–look really, uh, nice.” Pujiku
Dia senang dengan pujianku lalu mengatakan bahwa pantatnya juga sakit ketika jatuh tadi, dia minta aku memijat agar rasa sakitnya hilang. Sehabis bicara begitu, Jenni langsung telungkup. Aku mulai memjiat pantanya yang kenyal dan bahenol. Aku mulai menekan kedua ibu jariku ke pantaynya yang gemuk. Dia menggelinjang katanya sakit bercampur geli. Aku tahu bahwa bagian itu jika dipijat akan menimbulkan rangsangan bagi cewek. Aku meneruskan pijatan dengan gerakan rada usil menekan kedua jariku ke belahan pantatnya terus turun ke bawah sampai hampir mendekati kemaluannya. Dia menggelinjang.
Sambil kakinya direnggangkan. Mungkin dia tidak sadar tetapi dia mendesis seperti cewek ketika terangsang. Aku makin sering menekan belahan pantatnya bagian dalam . Dia memujiku bahwa tidak menyangka aku pintar sekali memijat,sampai rasa sakitnya sekarang hilang.
Jenni lalu mengatakan ada rahasia, yang sebenarnya tidak boleh diceritakan ke aku. Jadi penasaran aku meminta Jenni untuk menceritakan. Jenni memintaku agar jangan sampai di membocorkan rahasia ini. Aku lalu berjanji. Ternyata Lisa ingin merasa bersetubuh denganku.
Aku terkejut, tetapi berusaha bersikap biasa dan menanyakan, apakah itu betul yang diinginkan Lisa atau hanya karangan Jenni. Jenni mengatakan dia berani bersumpah.
Ada satu hal lagi yang tidak dibocorkan ke Lisa, kata Jenni.
Aku makin penasaran. “I’ll… well, I’ll show you, if you want me to. But I’ve never done it before, so if you could, sorta, tell me if I’m doin’ it right–I’ll try it if you want. I’ll suck on your p-penis.” katanya terus terang
“Oh, wow, Jenny! Would you really? I’d love it if you would, since Lisa’s too afraid.” kataku.
Aku lalu menyandarkan sandaran tempat dudukku dan mengunci pintu. Untungnya kaca mobil ini cukup gelap. Kupelorotkan celana jeans ku dan mencuatlah penisku yang sudah tegak. Jenny ku ajari memegang penisku dan bagaimana mengulumnya agar tidak tersentuh gigi. Jenny dengan bernafsu langsung meraih penisku dan segera mengulumnya . kepalanya kuangkat dan kuturunkan . Lama-lama Jenny melakukannya sendiri dan dia setiap kali mengangkat kepalanya diikuti dengan isapan yang kuat sehingga rasanya air maniku seperti dipaksa untuk keluar.
Luar biasa sedapnya kuluman Jenny. Aku merabai teteknya yang ternyata hanya dilapisi miniset. Teteknya cukup gemuk dan sekal. Putingnya masih lancip dan mengeras aku remas-remas teteknya.
Puas memainkan teteknya tanganku segera merogoh celananya dan jariku langsung menemukan belahan memeknya. Celah memeknya terasa agak berair. Jari tengahku ku korek-korekkan dan menemukan daging agak mengeras di situ. Kuduga itu adalah clitorisnya. Aku memainkan clitorisnya. Jenny menggelinjang-gelinjang sampai kadang-kadang dia lupa tugasnya mengulum penisku. Aku merasa akan segera ejakulasi, aku melenguh-lenguh tapi kubiarkan saja Jenny terus mengulum, aku meledakkan spermaku di mulut Jenny, dia tetap mengulumku sehingga aku merasa sangat kegelian. Spermaku tidak banyak karena sudah banyak terkuras tadi.
Jenny kelihatan puas dan dia menelan spermaku, katanya rasanya agak asin. Aku melap sisa sperma yang menetes di pinggir mulutnya dan melap penisku yang belepotan ludah dan sperma. Aku merapikan celanaku dan Jenny juga demikian. Jenny mengharapkan bisa menikmati lagi seperti ini. Aku menjanjikan minggu depan di tempat yang sama di waktu yang sama. Jenny mengatakan dia ingin merasakan lebih yang dirasakan hari ini. Aku mengantar Jenny sampai depan rumahnya dan menurunkan sepedanya.
Aku buru-buru ke supermaket dan segera kembali. Rupanya aku sudah ditunggu sebab, Terri dan Sue sudah menelpon ke rumah minta dijemput. Aku segera kabur kembali dengan mobil ke sekolah Sue dan Terri. Mereka sudah menungguku di pintu sekolah sehingga mereka segera masuk. Sue duduk di depan dan Terri duduk dibelakang. Mereka bercerita kepadaku soal pengalamannya kepada temannya. Teman-teman mereka antusias mendengar karena belum satu pun dari mereka merasakan, meskipun mereka sangat menginginkan.
Kedua anak ini tidak sadar bahwa cerita mereka itu bisa membahayakan diriku. Aku lalu menegur mereka bahwa hal itu tidak selayaknya diceritakan, karena sangat berbahaya jika diketahui oleh para orang tua. Mereka merajuk sebab, mereka merasa apa yang mereka dapatkan itu adalah prestasi yang belum pernah dilakukan oleh teman-teman sekelas mereka.
Ah dasar anak bule, soal begituan kok sudah jadi keinginan. Padahal Sue dan Terri kalau di Indonesia di SD mungkin mereka baru kelas 5 atau paling tinggi kelas 6. Ah gak kebayang anak kelas 5 sudah punya keinginan melakukan hubungan sex.
Aku mengancam mereka tidak akan menuruti kemauan mereka lagi jika tidak bisa menjaga rahasia. Mereka akhirnya minta maaf dan berharap aku tetap seperti semula. Mereka berjanji untuk tidak lagi mengulangi perbuatan mereka membocorkan rahasia.
Malam itu seperti sudah direncanakan, ketika waktunya Terri dan Sue masuk ke kamar untuk tidur. Lisa masih tetap di depan TV. Aku mengeluarkan DVD ku, Lisa penasaran ingin melihat covernya. Aku tunjukkan gambar cover yang memang sangat vulgar. Sebelum aku menghidupkan film tersebut, aku harus memeriksa apakah kedua kembar itu benar-benar sudah masuk kamar. Aku melihat ke atas tangga , terlihat Terri seperti menungguku. Dia memanggilku keatas. Aku penasaran apa maunya anak ini.
Dia kembali meminta maaf dan kali ini merayuku untuk membolehkan dia memegang penisku malam ini sebelum tidur. Aku melihat ke arah TV. Lisa sedang asyik berselimut menonton acara siaran MTV. Kuajak Terri agak ke sudut lalu aku segera menurunkan celanaku. Dengan terburu-buru Terri langsung menyambar penisku dan di genggamnya. Dia jongkok lalu mengulum penisku dan menghisap-hisapnya. Penisku jadi makin mengeras. Susu Terri segera kurogoh, terasa kenyal sekali. Lama-lama aku lelah juga berdiri akhirnya aku berbaring di lantai dan mengajak Terri mengikutiku.
Kuatur agar aku bisa meraih memek Terri. Kupelorotkan celana dalamnya dan segera terpampang memek gundul yang menggemuk. Aku menjadi bernafsu dan segera dia ku telentangkan dan penisku kuhunjamkan. Terri memekik tertahan. Penisku tengelam di memek Terri dan aku melakukan dengan gerakan kasar agar aku segera mencapai orgasme, tetapi sebelum aku mencapai orgasmeku Teri memelukku erat sekali dan kakinya melingkar di tubuhku. Memeknya berdenyut-denyut. Merasakan memeknya berdenyut aku makin terangsang sehingga aku pun kemudian mengikutinya mencapai ejakulasiku.
Aku segera menyudahi permainan itu dan membimbing Terri ke kamar mandi, kami melakukannya dengan menjaga agar suara tidak sampai terdengar oleh Sue maupun Lisa di bawah. Setelah membersihkan diri aku segera turun dan Terri masuk ke kamarnya dengan wajah puas.
Lisa menanyakan mengapa aku lama sekali di atas. Kujawab bahwa aku melihat ke kamar Terri dan Sue apakah mereka sudah benar-benar masuk ke kamarnya. Setelah itu perutku sakit jadi aku buang air sebentar, kataku.
Lisa percaya dan dia mengajakku untuk masuk ke dalam selimut. Aku bergabung di dalam selimut Lisa yang duduk sambil bersandar di sofa. Lisa tidak mengenakan apa-apa, alias telanjang dibalik selimut. Tangannya langsung meremas selangkanganku. Dia tidak sabar dan melepas celanaku.
Penisku masih lemas, karena habis bertempur dengan Terri tadi. Diremas-remas-remasnya penisku lalu dia minta izinku untuk mencoba mengulum penisku. Aku memberinya ruang agar dia lebih leluasa menghisap penisku. Penisku yang lembek dijilati dan dikulum-kulum. Sementara itu aku merabai tetek Lisa yang sangat mengkal. Putingnya masih sebesar kacang kedelai dan terasa mengeras. Tetek anak bule seumur Lisa ini sangat nikmat diremas.
Dagingnya masih sangat kenyal dan rasanya jika diremas masih terasa melawan. Puas memainkan susunya tanganku merabai memeknya yang baru berbulu jagung. Celah memeknya sudah mulai berlendir dan licin. Terasa clitorisnya mulai mencuat. Aku memainkan clitorisnya. Lisa menggelinjang nikmat merasakan clitorisnya kupermainkan. Aku jadi terangsang dan perlahan-lahan penisku mulai bangun lagi.
Lisa makin bersemangat mengulum penisku. Beberapa kali dia menghisap ujung penisku sekuat-kuatnya sehingga aku merasa seperti sumsumku disedot keluar. Penisku sudah mengeras sempurna. Aku meminta Lisa untuk ku oral memeknya. Dia mulanya bingung, tetapi ketika kutunjukkan apa yang sedang terpampang di TV dia akhirnya mau mencoba. Ku jilati sekitar bibir memeknya.
Dia mulai menggelinjang-gelinjang. Lidahku kemudian menyapu bagian atas lipatan memeknya, Lisa makin menggelinjang. Dia mengatakan agak geli tapi nikmat. Dengan sapuan halus lidahku menyentuh ujung clitorisnya yang sudah menonjol. Lisa berjingkat dan berteriak. Oooohhhh …..ooohhhh that’s good. Aku tidak langsung memusatkan jilatanku ke puncak clitorisnya jilatan kulakukan menyapu dengan gerakan horizontal. Lisa makin merasa nikmat dengan bergerak-gerak ketika ujung clitorisnya tersentuh lidahku. Gerakan lidahku kemudian menyapu dari atas kebawah. Lisa makin gelisah dan melenguh berkali-kali. Tampaknya dia sudah makin memuncak karena clitorisnya terasa sudah mengeras.
Lidahku memusatkan jilatan ke puncak clitorisnya. Lisa seperti orang gila kesetanan merasakan clitorisnya kujilat. Dia berjingkat-jingkat gak karuan. Tiba –tiba dia diam dan tidak berapa lama kemudian dia melenguh panjang ooooohhhh………. My……..oooooh. Sekujur permukaan memeknya berkedut-kedut seperti kedutan kalau aku mencapai ejakulasi. Ketika kusentuh clitorisnya dia berjingkat kegelian. Aku tahu clitoris jika diusap terus dia akan tidak tahan merasakan geli yang luar biasa. Lidahku kutekankan ke clitorisnya. Dia kelihatannya setuju karena kepalaku ditekankan sekuatnya ke memeknya.
Selesai gerakan kedutannya aku melepas mulutku dari memeknya. Dengan tissu kuusap mulut dan hidungku yang belepotan cairan ludah bercampur lendir memek Lisa. Memek anak ini masih enak baunya, bau khas memek anak kecil.
Lisa merasa melayang dan mengatakan rasa yang barusan dialami luar biasa nikmatnya. Penisku yang masih menegang aku arahkan ke belahan memek Lisa. Posisi Lisa bersandar ke kursi dengan kakinya menjuntai ke bawah. Kuangkat kakinya dan kulebarkan. Kepala penisku kuusap-usapkan ke belahan memek Lisa dia merasa nikmat oleh sentuhan ujung penisku. Lisa lantas menghiba-iba agar aku memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Aku mengingatkan bahwa pada awalnya akan terasa perih dan ada darah sedikit, tetapi setelah itu akan terasa lebih nikmat. Its ok katanya. Kubimbing ujung penisku memasuki gerbang vaginanya setelah terasa tepat aku dorong pelan-pelan, tetapi tidak berhasil.
Kutarik lagi dan kulumuri ludah di ujung penisku lalu ku dorong pelan-pelan. Lisa mengeluh memeknya seperti dipaksa membuka lebar, rasanya perih. Aku memintanya bersabar, karena kepala penisku sudah berhasil tenggelam sampai akhirnya tertahan oleh selaput dara di dalam. Aku melicinkan jalan penisku dengan gerakan memaju mundurkan sampai lancar. Pada saat yang tepat aku tekan agak keras dan terasa krekkk, penisku menjebol selaput daranya.
Lisa menjerit lirih dan berusaha mendorong tubuhku agar aku mencabut penisku. Tapi aku makin menekan penisku sehingga makin terhunjam ke dalam memeknya sampai ambles sepenuhnya. Kuhentikan gerakan setelah aku berhasil menenggelamkan seluruh penisku. Lisa mengeluh rasanya sakit sekali. Pelan-pelan aku tarik sedikit lalu kuhunjamkan lagi. Aku terus melakukan gerakan itu sampai terasa lancar. Lisa yang tadinya memintaku menyudahi permainan sekarang malah berkali-kali menarik badanku agar terus merapat dan membenamkan penisku lebih dalam.
Kelihatannya rasa sakit di liang vaginanya sudah tertutup rasa nikmat sehingga Lisa mulai meracau. Untuk tidak terlalu bersuara aku membekap mulutnya dengan mulutku sambil terus menggenjotnya. Cukup lama aku menggenjot karena tadi baru keluar dengan Terri. Nikmat mulai menjalari tubuh Lisa sehingga dia makin berkeringat dan melakukan gerakan menyesuaikan gerakan. Tiba-tiba kedua kakinya merangkulku dan kedua tangannya memelukku erat sekali. Lisa berhasil mencapai orgasmenya. Dia berusaha melepas bekapan mulutku dan berteriak.
Aku segera kembali membekap mulutnya kembali untuk meredam suara teriakannya. Dia berteriak di dalam mulutku. Aku berhenti menggenjot dan merasakan denyutan panjang berkali-kali mencengkeram penisku. Lisa mendapat orgasmenya yang kedua. Aku kembali menggenjotnya dan belum 5 menit dia sudah mencapai orgasme lagi. Begitu berulang-ulang sampai dia merasakan lebih dari 4 kali orgasmenya sebelum akhirnya aku pun mencapai ejkulasi. Aku bermain dengan Lisa cukup lama mungkin lebih dari setengah jam, sampai badanku penuh dengan keringat.
Lisa memuji permainanku dan dia mengatakan tidak menyesal sama sekali virginnya kurengut, karena merasa nikmat yang luar biasa. Dia merasa badannya lelah sekali dan sangat mengantuk. Kubersihkan seluruh permukaan vaginanya yang penuh dengan lelehan spermaku dan lendirnya dan akupun membersihkan seluruh permukaan penisku. Kami kembali berpakaian dan acara tv sudah tidak menjadi perhatian kami lagi. Lisa berpamitan ingin segera tidur. Aku membereskan ruang TV dan mencari sekiranya ada maniku yang tercecer. Setelah yakin tidak ada yang tertinggal aku kembali ke pos Satpam, bukan untuk berjaga, tetapi tidur, karena hari ini kerja ku sangat melelahkan
Keesok harinya aku menemui mereka berempat sedang makan roti di sarapan paginya. Lisa kemudian pamit mau bersepeda ke rumah Jenny dan si kembar ikut-ikutan mau ker rumah temannya. Aku kembali melakukan tugas rutin membersihkan kolam renang dan halaman. Mbak Sri memanggilku, katanya Kim minta dijemput di rumah Patti. Aku segera berkemas dan mengeluarkan mobil menuju rumah Patti. Sesampainya disana Kim dan Patti sudah menungguku. Mereka berdua langsung loncat masuk kemobil.
Sesampainya dirumah Kim memberiku sekeping vcd. Aku dimintanya menonton hasil karyanya mereka semalam. Mereka lalu pamit berenang dan aku membukanya melalui laptop di basement. Mula-mula muncul teks nama mereka, Kim sebagai pemain dan Patti sebagai sutradara. Alunan musik terdengar dan muncullah Kim menari-nari. Dia melakukan tarian erotis dan mulai melepasi bajunya. Mula-mula dia menurunkan celana luarnya, lalu melepas bajunya bagian atas. Terlihat tetek mungil yang hanya menonjol di sekitar putingnya. Kim terus beraksi dan dia melepas celana dalamnya. Kim akhirnya tampil telanjang.
Memeknya masih gundul dan seperti menggembung di sekitar belahannya. Tiba tiba di gambar muncul Patti yang masih berpakaian lengkap. Dia pun mengikuti jejak Kim membuka bajunya satu persatu. Kelihatan bahwa tetek Patti sudah agak lebih besar sedikit dibanding Kim, tetapi hanya menggelembung sedikit di seputar pentilnya. Sedangkan Kim baru bagian pentilnya yang menonjol. Kedua mereka memeknya masih gundul.
Kim lalu melakukan gerakan sambil tiduran, kedua kakinya dilebarkan dan kakinya ditekuk keatas. Lubang memeknya kelihatan merekah berwarna merah muda. Disebelahnya Patti mengikuti pose Kim. Kedua memek mereka terekspos jelas sekali gundul merekah berwarna merah muda.
Tiba-tiba kedua mereka muncul dengan bikini renangnya yang basah. Kim bertanya bagaimana videonya. Aku memuji cukup bagus. Kim lalu bertanya apakah setelah melihat video itu penisku mengeras. Aku membenarkan. Kim penasaran ingin melihat penisku yang mengeras. Aku lalu memelorotkan celana luar dan celana dalamku. Mereka terpekik dan memohon diijinkan untuk menyentuh penisku. Mereka lalu memegang burungku, Dua tangan mungil meremas-remas penisku yang sudah sangat mengeras.
Aku komplain tidak fair karena mereka harusnya juga telanjang. Keduanya dengan cekatan lalu membukai sendiri bajunya. Mereka kembali meremas-remas burungku dengan mimik yang lucu. Aku mengajak mereka duduk di kursi panjang. Kim disebelah kanan dan Patti di sebelah kiri. Aku lalu merabai memek mereka dan mencari clitoris keduanya. Mereka menggelinjang-gelinjang ketika jariku berhasil menemukan posisi clitorisnya.
Kim bertanya, menurut pelajaran di sekolah penis ini jika dimasukkan ke lubang vagina cewek akan menghasilkan bayi. Ku katakan itu benar, tetapi itu terhadap cewek yang sudah mengalami haid. Mereka berdua saat itu belum mengalami haid. Patti lalu bertanya bagaimana mungkin penis sebesar ini bisa masuk ke dalam lubang memeknya yang rasanya kecil. Ku katakan bahwa vagina seorang cewek itu sangat elastis dan bisa berkembang. Vagina cewek juga dilengkapi dengan pelumas. Aku menunjukkan kepada mereka cairan di memek mereka. Mereka memang sudah terangsang sehingga memeknya mulai lembab. Dengan pelumas itu akan memudahkan penis memasuki liang vagina, kataku menjelaskan.
Kim bertanya bagaimana rasanya jika penis dimasukkan ke dalam memek. Kujelaskan rasanya akan nikmat sekali lebih nikmat dibanding dimainkan dengan tangan. Kim dan Patti penasaran ingin merasakan memeknya dimasuki oleh penisku. Aku yang sudah terangsang berat segera menyanggupi mereka dengan janji akan kulakukan bergiliran. Mereka setuju dan bersepakat agar Kim yang mendapat giliran pertama.
Aku menyiapkan tempat eksekusi dengan matras di lantai dan mencari jelly di tempat obat-obatan. Seluruh permukaan dan lubang vagina Kim kulumuri jelli, penisku juga. Aku mulai mengarahkan ujung penisku ke belahan memeknya. Aku tidak langsung menghunjam tetapi menyapukan kepala penisku ke belahan memek Kim. Kim merasakan nikmat Patti yang mengamati dengan serius dan terus bertanya kepada Kim mengenai apa yang dia rasakan. Sudah saatnya aku memasukkan ujung penisku ke dalam lubang memek Kim. Lubang memeknya tampak seperti dipaksa melebar.
Kim mengeluh merasa agak sakit. Aku menjelaskan bahwa memang akan ada rasa sakit diawalnya, tetapi seterusnya akan merasa nikmat. Kim kuminta mengendurkan otot-ototnya. Aku terus menekan dan berkat jelli kepala penisku bisa terus masuk sampai mentok di selaput dara Kim. Aku mengocoknya sebentar dan menanyakan kepada Kim apakah masih terasa sakit. Dia katakan rasanya enak. Mengambil kesempatan dari kelengahan Kim aku menekan lebih kuat penisku ke dalam memeknya sehingga terteroboslah selaput daranya. Kim menjerit lirih, katanya sakit sekali. Aku katakan sabar sebentar, memang terasa agak sakit tetapi selanjutnya akan terasa nikmat.
Penisku terasa terjepit keras sekali di dalam memek kecil Kim. Aku tidak menyangka bahwa anak umur 9 tahun memeknya sudah bisa dimasuki penisku yang ukurannya normal 15 cm. Penisku terus kubenamkan dan Kim nyengir-nyegir menahan sakit. Patti berkali-kali menanyakan bagaimana rasanya Kim. Kim tidak menjawab karena dia sedang merasa kesakitan. Setelah penisku bisa terbenam seluruhnya aku merasa sekujur penisku seperti kejepit. Agak susah menggerakkannya. Kim masih tegang.
Dia kuminta rileks, aku kemudian mencoba menggoyang penisku naik turun. Terasa sempit sekali vagina anak umur 9 tahun, tetapi nikmatnya luar biasa. Aku tidakmampu bertahan lama sehingga akhirnya aku menembakkan lahar panasku di dalam memek Kim. Memeknya mungkin terlalu kecil sehingga air maniku meleleh keluar . Spermaku keluar bercampur darah. Ketika kucabut penisku juga terlihat berselaput sedikit darah.
Aku lalu mencuci penisku dan Kim mengikuti mencuci memeknya. Aku masih mempunyai tugas satu lagi yaitu memerawani Patti. Patti kuajari mengulum penisku. Sambil dia mengulum aku merabai memeknya. Rangsanganku mulai timbuil sehingga pelan-pelan penisku membesar. Aku kembali melumasi memek Patti dengan jelli dan penisku juga kulmuri jelli. Aku duduk di bangku panjang sambil bersandar. Patti kupangku menghdap kearahku. Penisku diarahkan ke lubang memeknya. Patti kuminta mengatur sendiri tekanan.
Setelah ujung penisku masuk ke dalam rongga memek Patti. Patti kulepas untuk menekan atau mencabut. Patti menekan sedikit lalu mencabutnya. Dia mengatakan sakit memeknya kemasukan penisku. Aku memintanya dia mencoba lagi dengan melonggarkan otot-otot di sekitar vaginanya. Patti menurut. Dia mulai memasukkan kembali penisku ke lubang memeknya. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Penisku mentok di selaput daranya. Aku rasanya tidak sabar Patti kupeluk dan bdannya kutarik kebawah sehingga penisku otomatis menghunjam memeknya lebih jauh. Patti menjerit kesakitan, tetapi penisku sudah masuk lebih dalam bahkan sudah tenggelam. Badan Patti kuangkat sedikit lalu kutarik lagi. Dia meringis kesakitan, tetapi aku terus melakukan gerakan itu. Aku berdiri sambil menggendong Patti sementara penisku di dalam memeknya seperti menyangga berat bdannya. Patti kurebahkan ke matras dan aku mulai menggoyang penisku maju mundur. Patti mulai merasa berkurang sakitnya, dia merasa agak enak, dan dia mulai mendesis merasakan nikmat di lubang vaginanya. Aku terus memompanya.
Memek Patti juga terasa demikian sempit dan mencengkeram erat seluruh batang penisku. Sensasi memek anak 9 tahun ini luar biasa, ketat sekali dan jika penisku kutarik keluar sepertinya bagian dalam memeknya sedikit ikut keluar sehingga kelihatan agak monyong. Aku tidak mampu bertahanlama karena sesasi memek sempit itu membuatku cepat mencapai ejakulasi. Air maniku membanjiri lubang memeknya dan seperti Kim tadi ada seikit bercampur darah.
Setelah kami usai melakukan permainan, aku menjelaskan kepada keduanya bahwa hubungan sex pada pertama kalinya agak susah untuk membawa cewek mencapai rasa nikmat yang sesungguhnya. Hubungan sex berkutnya akn terasa lebih nikmat karena rasa sakit itu sudh tidak terasa lagi. Kim dan Patti membujukku untuk mengulangi permainan itu sekali lagi. Kukatakan, jangan sekarang. Mungkin 3 hari lagi setelah rasa sakit di memeknya sembuh, maka rasa nikmat yang sesungguhnya baru bisa dirasakan. Mereka menurut dan memintaku berjanji untuk melakukan dengan mereka 3 hari lagi.
Mereka kembali berpakaian dan aku tidak tahu apa yang mereka mainkan di dalam kamar Kim. Sementara itu aku meneruskan pekerjaanku rutin. Aku tidak menyangka akan mendapat pengalaman yang demikian luar biasa bekerja di rumah orang bule. Bukan saja honor besar yang kudapat, tetapi aku mendapat 5 keperawanan anak di bawah umur. Di hari-hari selanjutnya aku diminta secara bergantian oleh Lisa,Terri, Sue dan Kim melayani mereka. Akhirnya mereka tahu bahwa satu sama lain melakukan hubungan sex dengan ku.
Anehnya mereka tidak merasa itu sesuatu yang salah. Janny pun akhirnya berhasil aku jebol keperawannya dirumahnya sendiri ketika orang tuanya sedang tidak dirumah. Aku jadi punya 6 cewek yang kebutuhan sekxnya harus aku layani. Mereka semuanya anak dibawah umur yang mateng terlalu dini. Meskipun aku berkali-kali menyetubuhi mereka, tetapi memeknya masih tetap terasa sempit dan sensasional.
Tamat