Diperhatikan seperti ini membuat hatiku panas, tubuh ku hanya untuk suami ku pak, begitu gumam ku dalam hatiku. Selain tatapan nakal laki laki didepan ku, preman disamping ku menurunkan tangan kirinya di antara kedua paha kami.
Hingga akhirnya paha ku tersentuh oleh tangan nya walau masih dibatasi oleh rok panjang.
Aku makin merasa ingin marah, namun disatu sisi tubuh ku berkata lain. Entah mengapa aku makin ingin diperlakukan lebih jauh dari ini.
Oh tdk mengapa aku berpikir seperti ini dan kurasakan memek ku mulai basah. Rasa yg sama saat aku telanjang didalam kamar muncul lagi. Oh tdk, jangan disini, tak mungkin aku menuntaskan hasrat ini disini. Tolonglah jangan usik ku lagi, jangan buat aku berbuat kesalahan yg sama untuk ketiga kalinya.
Tapi rangsangan kini begitu kuat, ditambah tertunda nya penuntasan nafsu karena kedatangan Tiara tadi. Perasaan bingung makin menjadi jadi didalam pikiran ku. Tatapan mata nya itu buat birahi ku mulai terbakar dan sentuhan tangan nya diluar rok ku pun membangkitkan rasa ingin selalu dijamah oleh tangan laki laki.
Aku benar benar tak tahan dan akhirnya ku masukan tangan ku kedalam jilbab lebar dan aku pelan pelan memutar putting ku dari luar kaos ku. Gesekan kaos membuat aku makin merasa nikmat namun rasanya tak senikmat jika menyentuhnya tanpa penghalang. Ku jaga gerakan tangan dibalik jilbab ini agar tak ketahuan orang orang jika aku sedang meremas payudaraku.
Ku posisikan tubuh ku agak membungkuk agar jilbab ku makin lebar terjuntai kebawah dan tak terlihat ada tangan yg bergerak didalam jilbab itu. ahh sensasi nya benar benar nikmat, bagaimana jika aku telanjang didepan laki laki ini, ah tentu aku tak akan memuaskan diriku sendiri tapi mereka lah yg akan memuaskanku.
Aku menggigit bibir bawahku agar desahan ku dapat tertahan. Ekspresi muka ku pun ku jaga sebaik mungkin agar tak seorang pun tahu jika aku sedang bermasturbasi, terutama Tiara yg sedari tadi masih sibuk menatap layar androidnya.
Nampaknya kondisi jalanan pun mendukung, saat itu macet panjang terjadi. Semua penumpang tertidur didalam angkot termasuk Tiara pun tertidur dengan smartphone yg masih ia genggam. Aku sedikit khawatir jika ada orang yg mengambil kesempatan itu dan mengambil smartphone miliknya.
Sementara dua laki laki di depan dan disampingku masih sibuk dengan diriku. Laki laki didepan ku mulai mengelus bagian selangkangan nya sementara preman disampingku memasukan tangan nya kedalam jilbab ku dan meremas payudara ku.
Ia akhirnya sadar jika aku tak memakai bra. Melihat aku yg tak melawan, ia makin remas payudara ku dengan keras. rasanya sakit namun nikmat, baru kali ini ada tangan laki laki yg menyentuh tubuhku dan ini bukan hanya sekedar menyentuh melainkan mencabuli, namun anehnya aku tak marah malah menikmati. Jalanan masih dalam keadaan macet, preman disampingku meletakan tas ranselnya diatas pangkuanya.
Lalu ia menuntun tangan ku yg tak pernah disentuh oleh laki laki selain ayah dan kakak laki laki ku menuju daerah selangkangan nya. Aku seperti terhipnotis dan menuruti apa yg ia mau. Ia membuka resleting celananya dan aku pun bisa merasakan ada sebuah benda panjang dank eras didalam genggaman tangan ku.
Entah apa yg merasuki ku, aku merasa tak berdaya saat ia membisikan ditelingaku untuk mengocok benda itu, dan aku yg sebelumnya tak tahub apa apa bagaimana cara memperlakukan benda itu malah mulai melakukannya tanpa perlawanan.
Sejenak aku ingin menghentikan dan melawan namun kenikmatan yg ia berikan pada payudaraku mempengaruhiku. Aku tak dapat berkutik dibuatnya kecuali hanya menikmati apa yg ia lakukan terhadapku dan menikmati apa yg aku lakukan terhadapnya.
Laki laki didepan ku pun tampaknya sedang melakukan sesuatu pada k0ntolnya, aku tak tahu karena ia menutupinya dengan jaket yg tadi nya ia pakai tapi sekarang sudah ia lepas dan ia letakan dipangkuannya. Ia pun terlihat menahan nikmat dan melihat ekspresi nya seperti itu malah makin menambah birahi dan kekuatan tangan ku untuk mengocok k0ntol preman ini.
Makin nikmat dan makin nikmat, aku tak mampu menahan kenikmatan yg tak seharusnya aku dapatkan ini selain bersama suamiku. Ya, aku tahu ini salah namun aku malah membiarkan ia melakukan ini terhadapku, bukan, tapi aku yg membiarkan diriku melakukan ini terhadapnya.
Dan tak bisa ku percaya jika tangan ku yg dari tadi meremas payudara kiriku kini menggenggam tangan nya yg meremas payudara kanan ku dan menuntunya kearah memek ku. Bagaikan mendapat durian runtuh, preman itu tampak kesengangan.
Preman : ternyata cewek berjilbab panjang kayak lo nafsu nya tinggi juga ya, pantesnya lo jadi lonte deh
Preman itu berbisik di telinga ku dan mmbuat nafsu ku makin memuncak. Seiring dengan nafsu yg terus tak terkendali, kocokan tangan ku pada k0ntolnya pun makin cepat dan tangan ku satunya menekan tangan preman itu yg sedang bermain di memek ku yg masih tertutup oleh rok.
Kemudian preman itu membisikan sesuatu ketelingaku seraya mencium pipiku. Bisikan itu lagi lagi mempengaruiku hingga kini ku lebarkan paha ku dank u lepaskan salah satu wedges yg ku pakai.
Tanpa ada rasa khawatir dan malu, aku mengangkat kaki kananku lalu menggesekan kaki ku yg masih terbungkus kaos kaki krem ke k0ntol laki laki didepan ku. Ternyata pria itu sangat menikmati servis yg diberikan oleh kaki ku, raut muka nya yg kenikmatan membuatku makin gemas dan greget dengan k0ntolnya.
Aku makin menekan dan menggesek dengan keras k0ntolnya hingga akhirnya ku rasakan sesuatu cairan yg hangat membasahi kaos kaki ku. Ku lihat wajahnya berubah sangat lega dan aku menurunkan kaki ku serta memasukannya kembali kedalam wedges.
Kini ku nikmati lagi permainan tangan preman di memek ku yg terkadang menekan, mendorong dorong, menggesek atau mencubit. Aku makin terhanyut nafsu dan kocokan tangan ku pada k0ntolnya pun makin cepat.
Sama seperti kejadian tadi, k0ntol preman ini menyemburkan cairan kental dan hangat. Lalu ku keluarkan tangan ku dari bawah tas nya dan ternyata cairan putih itu sudah mengotori telapak tangan ku yg mulus.
Preman itu lalu membisikan sesuatu lagi padaku dan tanpa ragu ku jilat jemariku yg telah dilumuri cairan putih hangat itu. aku sempat berpikir bahwa itu adalah sperma laki laki.
setelah sperma itu bersih ku jilati, ia segera turun dari angkot yg sedari tadi sudah berjalan disusul oleh laki laki dihadapanku tadi. Tak lama kemudian, semua penumpang terbangun dan aku pun terkejut ketika menyadari posisi duduk ku yg mengangkang dan kaki kanan ku yg lengket akibat sebuah cairan putih kental.
Tiara segera melihat lihat keluar jendela, lalu ia berkata bahwa kami tempat yg akan kami tuju sudah lewat namun tak seberapa jauh. Kami segera turun dari angkot, saat membayar mata sopir itu berkedip melihatku sambil mengatakan bahwa berapa tarifku selama satu jam.
Aku merasa tersinggung dengan perkataan itu namun tak ku ladeni. Saat Tiara hendak mengabari Iwan bahwa kami akan segera sampai dan apakah Iwan masih dirumah, ia tersadar bahwa smartphone nya sudah berpindah tangan.
Tiara : dikantong ku juga gak ada.
Aku : coba periksa lagi, mana mungkin hilang
Baru saja hp milik Tiara diambil secara santai oleh preman yg mencabuliku di angkot tadi. Namun aku tak berani mengatakannya, entah kenapa aku terbungkam. Aku merasa ingin pura pura tak tahu apa yg terjadi.
Tiara : kamu punya nomor atau kontak BBM Iwan? Nanti dia sudah pergi, lagipula ini sudah terlambat.
Aku : ku rasa ada. Dulu pernah nyimpen nomor nya.
Tiara meraih hp ku dan mencari kontak Iwan. Dengan terburu buru ia menelpon nomor Iwan.
Tiara : nomornya sibuk. Aku sms saja ya
Aku : iya gak apa sms saja.
Dengan cepat Tiara mengetik sms untuk Iwan sambil kami berjalan memasuki jalan kecil menuju rumahnya. Jarak dari jalan raya menuju rumah Iwan sekitar dua kilometer. Kalau malam, daerah ini terkenal rawan. Banyak preman yg suka mabuk, begal, pemerkosa, sampai tukang todong pun konon suka beroperasi ditempat ini. Untungnya saat ini siang dan jalanan ini sangat ramai.
Tiara : ehmm Din, rok kamu kok basah?
Aku : ohhh, hmm ini, tadi itu.. kursi angkotnya basah
Tiara : kirain kamu pipis di angkot. Hahahahah] Aku : ahh ada ada saja. Mana ada perempuan cantik gini pipis di angkot.
Semoga saja Tiara tak menyadari bahwa aku tak memakai pakaian dalam atau ada bekas sperma di telapak kaki kanan ku.
Tak terasa, kami sudah sampai rumah Iwan. Aku pernah kesini sebelumnya namun agak sedikit lupa dengan jalannya. Jika tak ditemani oleh Tiara mungkin sudah nyasar. Maklum, disini ada banyak belokan belokan jadi sulit sekali menghapal jika baru sekali dua kali kesini.
Aku : nah itu Iwan, dia belum pergi
Iwan melihat kedatangan kami dan membuka gerbang.
Iwan : ditunggui dari tadi, akhirnya datang juga.
Tiara : maaf, Wan, jalanan macet. Kan kami naik angkot
Iwan berperawakan gendut dan kulitnya gelap. Rambutnya dibentuk spike dan jarang sekali terkesan rapi. Iwan menatapi diriku dengan seksama.
Iwan : eh ada Dinda, apa kabar Dinda?
Aku : ehhmm baik, Wan.
Aku menundukan pandangan ku dihadapan nya.
Iwan : ya sudah, masuk dulu yuk. Pasti haus kan habis dari macet.
Tiara : wah tumben kamu baik, Wan.
Aku : hmm aku diluar saja ya, Ti. Aku gak mau masuk.
Tiara : loh kenapa? Kan aku temeni, kalian juga gak berduaan. Masuk saja.
Aku : tapii.. hmmm
Tiara : udah masuk aja. Gak baik kan nolak rezeki
Aku bukan nya segan atau malu untuk masuk kerumah laki laki, karena ada Tiara yg menjadi orang ketiga diantara kami. Namun yg ku takutkan adalah bagaimana jika bercak sperma di kaus kaki kanan ku ini terlihat oleh Iwan atau Tiara, atau aroma nya menyebar diseluruh ruangan.
Dengan ragu ragu ku lepaskan wedges ku. Ku rasakan masih ada yg lengket di kaus kaki ku. Tak mungkin ku lepas kaus kaki ku disini, dihadapan seorang laki laki yg bukan muhrim ku. Dengan pelan aku melangkah masuk kedalam.
Rasa cemas mulai merajai hatiku. Antara cemas jika Iwan tahu aku tak memakai apa apa dibalik rok ku ini, dan cemas jika ia tahu ada bekas sperma di telapak kaus kaki ku. Jantung ku berdebar, aku tak focus berbicara. Ku harap Tiara cepat menyelesaikan urusan nya.
Tiara akhirnya mengajak pulang. Aku pun mulai lega. Awalnya Iwan menawarkan tumpangan namun aku bersikeras menolak jika dibonceng oleh laki laki. Kami mulai melangkah pergi keluar dari gerbang halaman rumah Iwan yg cukup luas.
Aku lega karena tak ada yg mencurigakan dari sikap Iwan yg mungkin akan mengetahui jika aku tak memakai apa apa dibalik pakaian yg ku kenakan saat ini. Sepanjang jalan kami terus mengobrol dan akhirnya membuat kami lengah bahwa kami telah melewati jalan yg salah.
Aku : perasaan tadi kita gak lewat sini kan?
Tiara : iya bener, Din. Kok jalan nya jadi becek dan banyak semak semak juga.
Aku : kita nyasar nih, Ti.
Tiara : ya sudah kita muter balik lagi.
Aku : iya, ayo buruan. Perasaan aku gak enak juga nih.
Kami menelusuri jalan kecil itu dan kami lagi lagi menemukan masalah.
Tiara : kanan atau kiri, Din?
Aku : gak inget, tadi keasyikan ngobrol sih.
Tiara : kita kekanan aja gimana?
Aku : yakin?
Tiara : gak yakin sih. emang kamu yakin kalo yg bener itu sebelah kiri?
Aku : sedikit.
Tiara : ya sudah kita lewat kiri ya. Tapi kalo makin gak jelas kita balik lagi kesini dan lewat sebelah kanan
Aku : iya ayo, Ti.
Tak yakin juga untuk melewati jalan ini, ditambah dengan kondisi jalan yg memang makin tak jelas. Jalanannya masih dari tanah merah dan nampaknya kami memang salah jalan saat yg kami lihat didepan kami adalah kuburan.
Tiara : tuh kan pasti yg kanan tadi.
Dinda : ya sudah ayo kita balik arah lagi. Aku makin takut.
Belum lama kami berbalik, terdengar suara sepeda motor mendekat. Suaranya seperti bukan satu tapi lebih dari satu. sepeda motor itu mulai tampak, ada empat sepeda motor. Masing masing sepeda motor dinaiki dua orang, jadi ada delapan orang yg mendekat. Tampang mereka pun semuanya seram dan tubuh mereka dipenuhi tato.
Seklias aku teringat pada sosok preman diangkot tadi. Akibat ketdk tuntasan aku mencapai kenikmatan saat ia mencabuli memek ku tadi, kini ku rasa aku mulai terangsang lagi.
Ahh mengapa disaat seperti ini? Apa mungkin mereka akan memperkosa kami? Jika iya, apakah aku harus menolak sementara aku sedang ingin menuntaskan kenikmatan tadi. Lalu apakah aku harus menerima perlakuan bejat mereka? Ahh mereka makin medekat dan sepeda motor mereka menghalangi jalan kami.
Preman 1 : serahkan uang dan harta kalian
Tiara : kami gak punya uang atau harta berharga, biarkan kami lewat.
Preman 2 : pasti dia bohong bos. Kalo gak percaya kita geledah aja dia. Hitung hitung dapet bonus grepe grepe cewek.
Preman 1 : lo bener, ayo kita periksa tubuh mereka, dan cari harta berharga mereka
Aku : jangan lakukan itu. aku tak sudi kalian sentuh.
Aku maju menantang mereka tapi yg ada salah satu preman itu memegang kedua bahu ku dan dengan cepat Tiara terlihat marah lalu ia memukul perut yg memegang bahu ku.
Tiara : gak usah sentuh temen aku, bajingan!
Preman itu terjatuh ketanah. Sementara preman lainnya tampak kesal dengan sikap Tiara. Tiara mulai gentar. Tak mungkin dia bisa menang melawan tujuh preman apalagi dua diantaranya sudah memegang pisau.
Ditengah ketakutan itu, kembali terdengar suara sepeda motor yg mendekat. Hati kami sedikit lega saat yg kami lihat adalah Iwan bersama seseorang diatas sepeda motor yg lain.
Iwan : apa apaan ini?
Preman 1 : jangan ikut campur, mereka mangsa kami
Iwan : mereka teman ku. Aku akan member kalian uang asal kalian membiarkan mereka pergi
Preman 1 : baiklah
Iwan : ini uang tiga ratus ribu, pergi dari sini.
Preman 2 : bos, jangan mau. Kita tangkep aja cewek nya. Lumayan tuh buat pesta malem ini.
Preman 1 : gak perlu, gue gak nafsu sama cewek jilbaban kayak dia. Tetek nya gak keliatan, jangan jangan gak ada.
Apa? Dia mengatakan itu dihadapanku. Tdk kah dia tahu jika kau tersinggung? Aku memiliki payudara, ukuran nya 34A. rasanya ingin ku tunjukan pada mereka jika aku memiliki payudara dan tubuh yg mulus. Mengapa bisa ia tdk tergoda melihat ku? Ahh apa yg ku pikirkan? Bukankah harusnya aku senang jika ia tak tergoda denganku tapi kenapa aku malah kecewa.
Iwan : kalian kok bisa disini?
Tiara : kami nyasar Wan.
Iwan : tuh kan sudah dibilang tadi dianter saja tapi gak mau
Tiara : hhehehe, kamu juga kok ada disini?
Iwan : ohh aku mau liat tempat peternakan lele ayah ku, setelah kuburan ini, ada kolam ikan lele. Karena hari ini gak jadi mancing makanya mau main ke kolam ikan saja.
Tiara : ohhh.. by the way, terima kasih ya. Nanti aku ganti uang nya ya.
Iwan : ah gak usah kok. Itukan sudah kewajiban laki laki melindungi perempuan, iya kan Dinda?
Aku : ehhh iya iya, bener.
Apa yg terjadi padaku? Aku mulai menyesal telah menilai salah terhadap Iwan. Awalnya yg ku kenal dia sebagai orang yg resek, usil, pelit ternyata dia sebaik ini.
Iwan : ya sudah, yuk kami anter. Oh iya itu Dimas, sepupuku.
Dimas menjulurkan tangan nya kearah ku namun aku mengatupkan tangan ku sebagai tanda bahwa aku tak mau berjabat tangan dengan laki laki yg bukan muhrim ku, namun ironisnya aku tadi telah memegang k0ntol laki laki yg tak ku kenal.
Aku : jadi, kita naik motor?
Tiara : iya, gak apa kan? Daripada kita nanti diganggu orang jahat lagi
Aku : tapi aku gak mau boncengan sama laki laki
Tiara : yam au gimana lagi, Din. Emang dibonceng cowok bisa buat kamu gak suci lagi?
Aku : hmmm nggak…
Tiara : Gara gara kamu kan yg gak mau dianter trus kita nyasar akhirnya diganggu sama preman? Untung ada Iwan sama Dimas, kalo gak ada kamu bisa lebih gak suci beneran. Kalo kamu gak mau, yasudah kamu jalan kaki sendiri saja.
Aku : tiara, maaf.. baiklah aku mau.
Karena motor yg dipakai Iwan dan Dimas adalah motor sport, aku kesulitan jika duduk menyamping. Terpaksa aku aku duduk menghadap depan. Ku naikan pelan rok ku dan ku pastikan kulit kaki ku yg mulus ini tak terlihat oleh dua laki laki ini.
Ku naiki sepeda motor yg tinggi itu. posisi ini membuatku tak nyaman. Kedua tangan ku menahan rok ku agar tak semakin naik sehingga aku tak bisa memegang handle yg ada dibelakang pantatku. Jok belakang yg sempit membuat posisi duduk ku hampir bersentuhan dengan punggung Iwan. Aku berusaha menjaga jarak sejauh mungkin agar payudara ku tak menyentuh punggung Iwan.
Sepeda motor pun mulai berjalan, nampaknya aku kembali terancam karena jalanan yg kami lalui ini berlubang sehingga kadang membuat tubuhku terdorong kepunggung Iwan dan menyebabkan payudara ku tergesek di punggungnya. Terasa ada sensasi berbeda saat ku alami gesekan itu. dan ku rasakan aku kembali terangsang.
Ohh kenapa aku lebih muda terangsang saat ini? Aku harap agar jalan ini cepat sampai agar aku bisa terhindar dari jeratan nafsu, namun sialnya seekor berlari dijalan dan menyebabkan Iwan mengerem mendadak. Tubuhku terdorong dan kedua payudara ku yg mengeras tertekan sangat kencang di punggung Iwan.
Aku mengigit bibir bawahku untuk menahan desahan ku. Aku harus bisa mengalahkan nafsu ku, aku tak boleh kalah lagi saat ini terutama saat sendirian dikamar kos ku nanti, aku harus bisa menjaga iman ku dengan baik.
Akhirnya kami tiba dijalan raya. Ketika aku turun dari sepeda motor Iwan, tanpa ku sadari paha mulus ku terekspos dan terlihat oleh Dimas dan Iwan. Aku segera merapikan rok ku dan pura pura tak tahu sambil menahan malu, namun aku juga merasa ada yg berbeda dan istimewa saat mereka melihat auratku yg tersembunyi selama ini.
Kami pun tiba kembali di kosan dengan aman. Di angkot pun tak ada hal aneh seperti tadi karena semua penumpangnya adalah ibu ibu dan perempuan muda. Ku rabahkan tubuhku keatas kasur. Ku lepas jilbab dan kaus kaki yg berlumur sperma.
Ada rasa penasaran dengan sperma itu, ku lihat dan ku sentuh. Tak ku percaya jika tadi aku dengan rela menelan sperma milik preman tadi, namun rasanya membuatku sedikit ketagihan untuk mencoba sperma lain.
Ahh ku buang jauh jauh kaus kaki itu dan pikiran kotor ini. Aku alihkan pikiran ku dengan menanggapi rasa lapar ini. Dari tadi aku memang belum makan. Aku memutuskan untuk membeli makanan di warteg sebelah kosan.
Ya sebelum keluar, aku memakai bra, celana dalam dan training panjang dulu. Akhirnya aurat ku dapat tertutup dengan sempurna. Aku keluar rumah dengan merasa pede dan santai. seksigo
Setelah makan, ku baringkan tubuh ku ditempat tidur. Sambil ku mainkan hp dan membuka facebook. Tak ada yg menarik di fb saat ini. Namun mataku tertuju pada satu kiriman dari seorang teman dari sebuah grup.
Nama fanpage itu terdengar tdk baik namun entah mengapa aku penasaran dengan isinya. Akhirnya ku buka juga fanpage itu. dengan hati hati ku telusuri grup itu agar jangan sampai tak sengaja ku tekan tombol like. Habis riwayatku jika teman teman ku tahu bahwa aku menyukai fanpage itu.
Ku baca kiriman demi kiriman dari fanpage itu yg isinya ternyata adalah cerita panas. Jantung ku berdebar debar membaca cerita itu. cerita ini berisi tentang seorang mahasiswa yg diperkosa oleh satpam kampusnya di toilet mahasiswa.
Darah ku mengalir cepat saat ku baca adegan pemerkosaan dan ternyata tubuhku menuntut pemuasan atas birahi yg bangkit di angkot tadi dan diatas motor Iwan. Aku tak boleh meneruskan nya. Aku tak akan masturbasi lagi. Segera ku tutup browser hp ku dan ku simpan hp ku didalam laci.
Kemudian aku hanya menatap langit langit dan tak ada sedikitpun aktifitas yg ku lakukan. Pikiranku terarah pada kejadian diangkot tadi. Ada rasa menyesal dan menarik saat mengingatnya dan pastinya kembali membuat tubuh ku berontak meminta kepuasan.
Aku pun heran bagaimana aku bisa melakukan itu diangkot tadi, mungkinkah aku di hipnotis? Lalu mengapa kebetulan semua penumpang pun tertidur. Ku rasakan putting ku mengeras dan payudaraku membengkak.
Aku mulai gelisah. Ku ubah posisi tidurku dari telentang menjadi tengkurap. Namun yg terjadi aku malah refleks menekan bagian pinggul ku kekasur dan merasakan rasa yg beda.
Tak boleh, ini tak boleh ku lakukan. Aku bangun dari tempat tidur dan ku buka pintu kamar kos ku. Keadaan kos pun terlihat sepi sekali. Tiara mungkin sedang sibuk belajar untuk presentasi besok, dan yg lain mungkin sedang ada kegiatan sendirian.
Suasana kosan yg sepi begini membuatku makin terangsang. Lalu aku kembali lagi ketempat tidur dan ku ambil kembali hp yg ku simpan didalam laci tadi. Dilayar hp tertera tanda pesan masuk.
SMS : assalaamualaikum dinda, sudah sampe kosan kan?
Ternyata dari Iwan. Aku tersenyum menerima sms dari Iwan yg awalnya aku sangat membenci dia. Namun sikap heroik dia hari ini merubah pandangan ku padanya dan mungkin pada Angga.
Aku : wa’alaikumsalam, iya Wan, sudah sampai. Terima kasih banget ya atas hari ini.
Ku balas pesan itu dengan senang hati. Lalu kembali ku buka riwayat browser dan ah, pikiran ku tertuju untuk membuka fanpage tadi karena penasaran pada ending nya.
Ku baca kembali cerita tersebut dan membuat memek ku makin gatal. Setelah cerita itu habis, aku kemudian menggulir kebawah fanpage itu dan mencari cerita lain.
Ternyata kali ini bercerita tentang istri berjilbab yg bersetubuh dengan tukang Koran. Mungkin karena karakter yg dimainkan dicerita itu adalah seorang akhwat, aku merasa ada sesuatu yg aneh di hatiku. Bukan nya marah namun terasa makin penasaran.
Bagaimana mungkin seorang akhwat yg pandai menjaga diri itu bisa dengan ikhlas disetubuhi oleh tukang Koran hanya karena ukuran k0ntol nya yg besar. Perlahan cerita itu merasuk dalam imajinasiku dan membuatku berkhayal disetubuhi oleh seorang laki laki.
Entah itu Iwan, seorang laki laki yg baru saja mencuri perhatian ku atau Angga, seorang ketua organisasi keagamaan di kampusku yg menjadi dambaan ku secara rahasia selama ini, atau mungkin preman yg diangkot tadi, atau juga preman di jalan itu. ah entahlah bagaimana rasanya jika disetubuhi oleh laki laki.
Secara sadar, aku menekan putting ku dari luar pakaian ku. Aku yg tak lagi berjilbab kini menguraikan rambut sebahu ku yg tadi ku ikat dengan karet gelang. Aku menekan nekan putting kiri ku dengan jari telunjuk ku. Uhhh rasanya kurang nikmat. Ku angkat kaos dan bra ku keatas payudara agar aku dapat menyentuh payudaraku tanpa penghalang. Ini baru nikmat.
Sambil aku membaca cerita itu, semakin aku terus merangsang tubuh ku. Ku bayangkan jika yg ada dicerita itu adalah aku. Ouuhhh aku tak mau berhenti, aku ingin terus merasakan kenikmatan ini setiap hari, setiap jam, setiap saat. ku lepaskan hp yg berada ditangan kiriku dan ku raba memek dari luar celana training ku.
Ahh kurang nikmat, aku pun menurunkan training dan celana dalam ku selutut dan nampaklah paha mulusku. Lalu karena tak nyaman dengan posisi begini, maka ku lepaskan seluruh pakaianku. Aku melempar semua pakaian ku ke sembarang arah.
Bersambung…