Mbak Heni merendahkan suaranya agar kak Angga tak mendengar percakapan kami. Mendengar pernyataan dari mbak Heni, aku teringat pada apa yg aku alami kemarin sewaktu diangkot. Aku disuruh mengocok k0ntol dua laki laki, yg satu menggunakan tangan ku dan satu lagi dengan kaki ku.
Aku : hmmm tapi kan mbak, kalo angkot nya rame mereka pasti gak berani.
Mbak Heni : nah itu dia hebatnya mereka, mereka bisa buat seluruh penumpang disitu tertidur semua, biasanya mereka juga kerja sama dengan sopir atau kondektur nya.
Bisa jadi, apa yg terjadi padaku kemarin adalah tindak criminal seperti yg diceritakan oleh mbak Heni.
Mbak Heni : ukh? Helo ukh? Kok melamun?
Aku : nggg,, nggak mbak. Cuma agak ngantuk
Mbak Heni : hmm, kirain anti sakit. Udah yuk rapat nya udah mau mulai, yg lain sudah diruang rapat. Yg pasti kita harus hati hati saja ya.
Aku : iya mbak
Mbak Heni : nanti kalo sudah wisuda trus ada yg ngelamar terima saja ya, biar ada yg jagain. Hehehe
Aku : ihhh mbak apaan deh, kan mbak duluan
Mbak Heni : ya maksudnya itu tadi kalimat buat mbak. Hehehe.. udah yuk, buruan.
Diruang rapat, aku memilih duduk di kursi paling belakang karena tak mampu menahan gejolak hati disaat memandang kak Angga yg memimpin rapat. Jantung ku makin berdebar cepat dan aku merasa gugup hingga ingin sekali ke toilet.
Aku minta izin pada kak Angga dengan gerogi dan cepat cepat ke toilet terdekat disitu. Karena aku memakai gamis, maka cukup sulit bagiki untuk mengeluarkan air seniku. Maka aku harus membuka celana training ku dulu dan menggantungnya di gantungan pintu toilet.
Perasaan ku lega saat air seni mengalir dari lubang kemaluan ku, namun masih saja ada rasa mengganjal dari memek ku. rasa yg sama seperti di kosan.
Ah jangan, apakah aku terangsang? Karena melihat kak Angga? Bagaimana aku bisa terangsang karena dia, padahal dia sendiri saja tak merangsang ku dan tak berpenampilan yg aneh.
Mengapa kini aku malah membayangkan bagaimana nanti jika kami menikah dan merayakan malam pertama kami dengan penuh cinta.
Seperti biasa, memek ku mulai basah dan jemari ku mulai bermain main disela sela lubang kenikmatan itu. aku terus mengelus memek ku dengan jemari ku dengan pelan dan menggigit bibir ku agar tak terdengar desahan kenikmatan ku. apa yg terjadi, aku bermasturbasi di toilet kampus.
Bagaimana jika ada yg mengintip seorang akhwat berpakaian syari dan yg kelihatan sangat alim ini sedang menikmati masturbasi nya.
Tangan ku bertumpu pada tembok toilet dan tangan satunya meraba raba klitorisku. Rasanya lebih nikmat daripada masturbasi di kosan, sensasi nya terasa lebih menantang. Ku lepaskan celana dalam ku yg sedari tadi masih menggantung di tengah paha ku.
Karena nafsu yg begitu merajai, aku nekat melepas semua pakaian ku didalam toilet kampus yg berukuran nya 1.5 m x 1.5 m itu. ku gantungkan pakaian ku di gantungan yg sama tempat aku menggantung celana training ku. begitu juga dengan bra ku yg ku gantungkan secara asal ditempat yg sama.
Kini aku telah telanjang bulat didalam toilet kampus dan memuaskan diriku dengan sepuas puasnya tanpa mengingat lagi berapa banyak orang yg lalu lalang didepan pintu toilet ini, kecuali kaus kaki selutut dan sepatu krem inilah yg menjadi penutup tubuhku.
Gosokan demi gosokan jemari ku nikmati sedalam mungkin sambil memek ku berdenyut pertanda aku telah dekat pada orgasme. Dan ku percepat gosokan tangan pada memek ku dan akhirnya aku orgasme. Orgasme pertama yg ku alami ditempat umum.
Kaki ku terasa lemas dan aku terduduk di lantai toilet yg kotor itu. tiba tiba, aku terkejut oleh suara pintu yg diketuk dengan kuat dan suara laki laki tua. Dengan buru buru aku mencari celana dalam ku yg ternyata terendam kedalam bak toilet karena hanya ku letakan dipinggir bak.
Lalu aku cepat cepat memakai training dan ku cari bra ku, tapi tak ada. Bagaimana bisa, padahal tadi sudah ku gantung disini. Suara ketukan pintu makin terdengar keras, mungkin orang ini sudah kebelet atau apa, sudah ku suruh agar ia memakain toilet lain saja tapi ia tetap saja mengetuk pintu toilet itu.
Dengan terburu buru, aku tak bisa lagi mencari kemana bra ku. maka dengan segera saja aku memakai gamis dan jilbab. beruntungnya ini adalah jilbab semi instan hingga aku tak perlu repot memakainya, hanya butuh dua atau tiga jarum pentul untuk memakainya.
aku membuka pintu toilet dan ku lihat tdk ada orang kecuali tukang sapu kampus dengan tangan nya yg berada dibelakang pinggang.
Aku : kenapa gak pake toilet lain pak, ini kan toilet mahasiswa
Tukang sapu : bukan mau ke toilet neng, tapi ngasih ini
Ia menjulurkan tangan nya sambil memegang sebuah bra hitam dengan motif border bunga di cup nya.
Tentu saja aku kaget dengan apa yg ia pegang itu sekaligus malu.
Aku : bukan punya aku pak. Bapak gak usah kurang ajar ya
Aku langsung saja keluar dari toilet dan melangkah cepat menuju ruang rapat. Kemudian tukang sapu itu berteriak padaku
Tukang sapu : tadi bapak ngeliat apa yg neng lakukan didalam toilet, enak ya neng?
Aku tak menggubris perkataan nya dan untung lah tempat itu cukup sepi dan ia pun tak memperkosa ku. tapi satu pertanyaan ku, bagaimana ia bisa mendapatkan bra ku dan tahu apa yg aku lakukan.
Ya, aku baru ingat, aku tak menggantung bra itu dengan benar dan kemungkinan terjatuh, sementara itu pintu toilet itu berjarak sejengkal dari lantai, bisa jadi dari sana ia melihat ku.
Tapi mengapa aku tak memikirkan itu sebelumnya hingga akhirnya ada yg melihat ku melakukan perbuatan itu. dan sekarang aku sudah tak memakai bra lagi, untuk kedua kali nya tak memakai dalaman diluar kamar.
Dan upsss, celana dalam ku, bukan kah tadi masih basah dan ku sampirkan di pinggir bak air? Ohh tdk, jika tukang sapu cabul itu menemukannya, tamatlah riwayatku. Ia pasti akan berpikir aku tak memakai apa apalagi dan bagaimana jika ia memerasku agar mau mengembalikan pakaian dalam ku. semoga saja tdk, dan semoga saja ia tdk mengenaliku.
Kini aku hanya tinggal memakai gamis pink berbahan Jersey dan jilbab hitam yg juga berbahan jersey. Sengaja aku memakai pakaian dengan bahan ini karena cuaca yg agak panas tapi malangnya aku karena bahan jersey ini lentur dan mencetak bentuk tubuh sehingga pantat dan payudara ku tercetak bulat dengan putting yg agak terlihat.
Apakah aku kembali dan meminta bra ku dari manusia mesum tadi? Lalu apa yg akan ku katakan? Ah tak perlu, aku bisa menutupi dada ku dengan tas ransel ku yg berada diruang rapat dan aku cukup berjalan agak cepat saja agar tak ada orang yg menyadari.
Ku rasa, semenjak aku senang bermasturbasi, payudara ku Nampak sedikit lebih besar dari sebelumnya. Dengan jalan ku yg agak cepat, payudara ku bergoyang goyang dan menyebabkan gesekan pada putting nya dengan kain gamis ku hingga buat ku merasa geli pada bagian tersebut.
Akhirnya aku kembali ke ruang rapat dan kembali melihat kak Angga dengan cerdasnya membawa rapat. Sudah berapa lama aku ketinggalan rapat ini, ah aku tak peduli. Niat ku mengikuti rapat ini mungkin sudah berubah karena ingin melihat kak Angga sang pujaan hati.
Sepulang rapat, aku lagi lagi harus berdiri di bus karena terlalu ramai. Bau keringat dan asap rokok hampir buat ku ingin pingsan. Tapi satu yg ku lupa, yaitu meletakan tas ku kedepan dada hingga payudara ku yg tercetak dari luar jilbab ku bergoyang goyang seiring dengan goyangan bus.
Banyak mata mata lelaki yg memandangi nya dengan nafsu dan buat ku sedikit risih, atau terangsang? Padahal pagi tadi aku melawan seseorang yg berusaha melecehkan ku di bus tapi kini aku merasa suka diperhatikan seperti ini, terbukti dari tangan ku yg tadi berusaha menutupi dada ku kini keduanya bergantungan pada besi gantungan di bus ini hingga membuat sisi kanan dan kiri jilbabku terangkat dan payudaraku makin terekspos.
Mungkin karena masih sedikit tersisa nafsu syahwat didalam diriku aku menjadi suka memamerkan tubuhku, tapi jika harus berpakaian terbuka aku tak akan berani. Cukup seperti ini saja yg aku berani.
Kemudian aku turun dari bus dan memasuki lorong menuju kosan ku. ku lihat keempat laki laki yg menggotong ku disaat aku pingsan sedang bermain kartu dipos kamling. Jantung ku berdebar kencang saat langkah kaki ku makin mendekati mereka. Ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk menyapa mereka. Dan akhirnya ku ikuti dorongan itu,
Aku : selamat sore pak, terima kasih ya atas bantuan nya kemarin
Pak Dudung : eh iya neng, sama sama. Kami seneng kok bisa bantu neng
Ku tinggalkan mereka dan bergegas menuju kosan ku.
Ku ambil handuk dan aku menuju kekamar mandi. ku lepas jilbab ku dan ku gantung di belakang pintu kamar mandi. kini tubuhku sudah telanjang bulat.
Ku guyur air menggunakan timba mulai dari ujung kepala ku. terasa segar sekali. Ku pastikan seluruh bagian tubuhku terbasuh oleh air dan juga sabun. Setelah selesai mandi, aku segera keluar kamar dan ku pakai pakaian dalam lalu kemudian ku ambil rok panjang berwarna biru dan kaos lengan panjang berwarna kuning.
Selesai berpakaian, aku duduk ditepi kasur sambil menonton TV.
Seseorang : assalaamualaikum
Aku : wa’alaikumsalam, siapa?
Seseorang : Fitri, adik pak Endang
Aku gugup ketika ku tahu itu adalah Fitri. Kenapa ia datang kemari, apakah ia ingin berbicara soal yg kemarin, atau kah ada keperluan lain. Ah sudahlah, dengan sesame akhwat tak baik saling berburuk sangka. Ia pasti punya niat baik datang kesini. Aku langsung membuka pintu dan mempersilahkan ia masuk.
Ku persilahkan ia duduk diatas karpet ambal di kamar ku yg bergambar kartun Winnie The Pooh. Obrolan hangat pun terjadi antara kami, walau baru beberapa jam mengenal kami begitu cepat akrab dan membuat ku lupa akan kekhawatiran ku tentang kemungkinan Fitri yg melihat ku masturbasi kemarin siang.
Ternyata Fitri pindah ke kota karena mendapat panggilan kerja disini dan ia pun berniat untuk mengontrak salah satu kamar kos ditempat ini.
Ya, aku sangat senang jika ada seorang akhwat yg mengontrak disini. Fitri tak mau tinggal serumah dengan Pak Endang, karena trauma masa lalu nya dimana ketika ia masih SMA kelas X ia pernah digeraygi oleh kakak nya sendiri, yaitu Pak Endang ketika ia sedang tidur siang.
Tak hanya itu, ia pun sering dipaksa memuaskan nafsu syahwat kakak kandung nya dengan mengocok k0ntolnya lalu menumpahkan sperma nya ke wajah Fitri.
Tak ku sangka Fitri berani bercerita masalah itu padaku dan ku lihat ia cukup tegar, tak ada air mata atau ekspresi penyesalan yg ku lihat diwajahnya tatkala mengenang masa kelam itu.
Ia meminta izin untuk menginap semalam bersama ku mala mini. Tentu saja aku tak menolak karena aku bisa memiliki teman mengobrol malam ini. Ketika malam hampir tiba, ku kunci pintu dan jendela dank u tutup gorden dengan rapat.
Saat aku menoleh kearah Fitri, ia sudah melepas jilbab panjang putih nya dan hanya tinggal memakai gamis hijau muda dan kaos kaki krem nya. tak salah memang jika seorang akhwat melepas jilbab nya didepan akhwat lain namun aku sedikit terkejut ternyata Fitri memiliki rambut yg indah.
Rambutnya panjang sepunggung dan payudara nya lebih besar dari miliku. Dengan pakaian longgar yg ia gunakan, payudara nya masih terlihat besarnya.
Fitri : din, boleh aku buka gamis ku disini?
Aku : ehmmmm, iya boleh, Fit.
Fitri melarang ku memanggilnya dengan panggilan mbak,padahal usianya lebih tua dari mbak Heni.
Fitri melepas gamisnya dan menyisakan tanktop hitam dan celana legging hitam. Tubuh nya begitu bagus dan ramping, ditambah payudaranya yg ternyata sangat besar yg lebih terlihat dengan belahan nya sedikit mengintip dibalik tanktop ketatnya.
Fitri : kok liatin aku kayak gitu, din?
Aku : ah, gak apa mbak. Ternyata badan mbak bagus juga ya
Fitri : aku Cuma sering olahraga din.
Fitri memegang payudaranya dan sedikit menggoyangkannya.
Fitri : laki laki banyak yg suka perempuan dengan payudara besar, din. Maka nya aku suka terapi payudara aku biar suami ku nanti puas.
Dinda : ohh iya?
Aku canggung merespon perkataan nya yg mengarah ke hal yg lebih dewasa.
Fitri : kamu tau gak, ini dulu kak Endang loh yg suka remes pas aku SMA. Tiap gak ada orang dirumah dia suka remes payudara aku. Katanya biar suami aku suka nanti karena punya istri yg payudara nya besar
Aku bingung mau menjawab apa.
Fitri : mau ku ajari gimana besarin nya?
Muka ku memerah, aku tak menjawab apapun
Fitri : ciee kok muka nya merah? Gak usah malu din. Kita jaga rahasia kita saja ya.
Fitri mendekati ku dan berdiri di belakang ku. aku tak tahu apa yg akan ia lakukan sampai kedua telapak tangan nya menyentuh payudara ku dan meremasnya.
Fitri : nah remes gini bisa buat toket kamu tambah besar
Aku : apa? Toket?
Fitri : iya, toket, bukan payudara.
Fitri meremas payudara ku dengan sangat pelan dan lembut. Rasanya jauh lebih nikmat saat aku meremas payudara ku sendiri. Ahhh Fitri tdk hanya meremas toket ku tapi ia juga mencium tengkuk ku yg tak terbalut jilbab. geli, nikmat dan ahhh tak bisa diungkapkan dengan kata kata. Mungkin ini alasan banyak orang yg berpacaran dan kemudian terjerumus pada sex pra nikah.
Tapi, kini aku melakukan ini dengan seorang wanita, bukan laki laki. Bukan kah ini lebih salah dan menyalahi fitrah ku sebagai manusia? Tdk, ini tdk salah. Aku melakukan ini bukan untuk bersenang senang, bukan juga untuk berzina melainkan untuk melakukan terapi pembesaran payudara ku agar suami ku kelak senang.
Ya, ini benar, bukankah seorang istri wajib mempercantik dirinya demi kepuasan sang suami. Tangan ku menggenggam kedua tangan Fitri yg masih bermain di kedua payudaraku dan ikut meremasnya agar lebih kuat.
Fitri : kamu mau lebih dengan pelan atau lebih cepat?
Aku : shhh ahhh lebih cepat Fiittttt..
Fitri mempercepat remasan nya. sakit, tapi nikmat.
Tiba tiba ku singkirkan tangan Fitri dan buat ia sedikit marah.
Aku berbalik kearah Fitri dan menatap matanya. Dia pikir aku akan marah padanya namun ternyata aku mengangkat pakaian ku dan melepas bra ku. Fitri pun membuka tanktop nya dan melepas bra nya. kami sudah sama sama telanjang dada. Dan aku semakin iri melihat payudaranya yg sebesar itu.
Aku : Fit, kenapa kamu juga buka baju?
Fitri : biar enak saja, din. Kamu nurut saja ya
Aku : tolong buat punya ku jadi sebesar punya mu ya Fit.
Fitri tak menjawab apapun melainkan langsung meremas payudara kiriku dan mengecup putting kiriku. Ohh baru ini ku rasakan nikmatnya putting ku dikecup.
Aku : ahh Fit kenapa di kecup? Ah enak Fit, apa ini bagian dari terapi juga?
Fitri : iya, din. Kamu diem saja ya, gak usah protes.
Aku membusungkan dada ku, tubuhku mengejang dan tangan kanan ku telah bermain main di memek ku dari luar celana ku. ahhhh aku mendesah kecil menahan nikmat yg diberikan oleh Fitri.
Fitri makin mengecup putting ku dengan sangat kuat membuatku tak tahan akan kenikmatan ini. Memek ku makin basah dan tangan Fitri satunya pun telah aktif bermain di memek ku bersama dengan tangan ku yg juga sudah bermain disana.
Fitri : din, gentian kamu remes punya aku juga ya
Aku yg telah terbuai dengan terapi ini hanya menuruti perintah Fitri. Kami sudah sama sama berbaring di atas kasur dan tangan ku meremas payudara besar milik Fitri.
Fitripun meremas payudara ku dan merapatkan selangkangan nya ke selangkangan ku lalu menggesek gesekanya. Inilah kenikmatan dahsyat yg pernah ku rasakan.
Kemudian Fitri menghentikan remasan nya di payudaraku dan merubah posisi menjadi menciumi memek ku dari luar celana ku. yahhh nikmat sekali. Geli, nikma dan basah. Fitri melepaskan celana ku, awalnya ku tahan tangan Fitri agar tak sampai berbuat demikian.
Aku tahu jika ini akan berakhir seperti ini tapi kenapa harus dengan Fitri, seorang wanita? Apakah aku berjiwa lesbian? Kekuatan tangan ku kalah dan akhirnya celana ku telah terlepas dari pinggulku. Pertama kali nya aku telanjang didepan orang lain dan itu bukanlah suamiku melainkan seorang wanita. Aku telah pasrah. Apa yg akan ia lakukan.
Disatu sisi tubuhku menolak perbuat lesbian ini, disatu sisi yg lain aku menanti tindakan selanjutnya dari Fitri yg buat ku makin merasakan nikmat dunia. Fitri pun telah melepas semua pakaian nya tanpa sisa dan kini ada dua orang wanita bertelanjang diatas kasur dan ironisnya, kedua wanit itu adalah akhwat yg selalu menjaga kesucian nya.
Lalu Fitri mengambil sesuatu dari tas yg ia bawa. Aku merasa asing dengan benda itu. bentuknya lonjong panjang dan berwarna hitam. Ukurannya sekitar 30cm. setelah lebih dekat, benda itu mirip dengan gambar k0ntol yg ku lihat di internet kemarin.
Fitri : nah, dinda, kemarin aku lihat kamu lagi masturbasi dikamar ini. Sekarang aku beri kepuasan yg lebih hebat ya.
Aku : ahhh jangan.. jangan Fitri..
Aku halangi memek ku dengan kedua telapak tangan ku namun ia memukul pipi ku dengan mainan k0ntol nya itu. ia beranjak mengambil bra ku yg terjatuh dilantai dan mengikat tangan ku dengan bra itu.
Aku tak bisa melawan lagi, ditambah ketika ia menyumpalkan celana dalam ku kedalam mulutku. Aku pasrah. Aku tak mampu berbuat apa apa lagi. Aku tak menygka jika Fitri ternyata sejahat ini.
Fitri memasukan mainan k0ntol itu kedalam lubang memek nya disertai desahan seksi nya sambil ia goyangkan pinggulnya. Dan diujung mainan k0ntol itu terdapat kepala k0ntol yg sama dengan yg berada didalam memek Fitri.
Fitri mengarahkan kepala mainan itu ke lubang memek ku namun aku segera merapatkan kedua paha ku agar mainan itu tak masuk kedalam memek ku.
Fitri : jika kamu tak mau dimasukan, tak masalah, suatu saat kamu pasti akan mau. Sekarang, aku gesek gesekan di lobang nya dulu saja ya
Fitri menempelkan mainan itu kedepan memek ku dan menggesek geseknya. Antara nikmat dan sakit, penasaran dan bersalah bersandar didalam hatiku sehingga apa yg aku lakukan malah menggerakan pinggulku.
Setiap mainan k0ntol itu menggosok memek ku, mainan itu juga makin menancap kedalam memek Fitri dan membuat ia semakin mendesah. Bagaimana jika desahan nya terdengar oleh orang dikamar sebelah atau diluar?
Gesekan mainan itu makin cepat. Fitri makin mempercepat goyangan nya dan begitu juga aku. Ia meremas remas payudara ku dengan sangat gemas dan membuat ku hampir orgasme.
Gerakan kami makin berlomba seakan seakan sedang beradu mengejar orgasme dan akhirnya aku orgasme lebih dulu. Orgasme yg lebih berkesan nikmat sekaligus merasa bersalah.
Sementara Fitri memindahkan posisi tubuhnya dan mendekatkan memek nya yg masih tertancap k0ntol mainan itu ke wajah ku. ia ambil celana dalam yg ia gunakan menyumpal mulut ku.
Lalu ia paksa aku memasukan mainan k0ntol itu kedalam mulutku dan ia mendorong dorong mainan itu kedalam mulutku hingga akhirnya ia orgasme dan cairan memek nya menyemprot mengenai wajahku.
Aku terbatuk saat ia mencabut mainan itu dari mulutku dan ia berbaring di samping tubuhku. Aku menyesali perbuatan ini dan perlahan mata ku terpejam hingga di pagi hari aku terbangun dengan keadaan tangan masih terikat bra dan Fitri yg masih tertidur disampingku dengan masih telanjang dan k0ntol mainan yg juga masih tertancap di memek nya.
Kusentuh k0ntol mainan itu dank u teringat kembali kepada k0ntol preman yg menghipnotisku. Nampaknya ini adalah fase dimana kebinalanku makin menjadi jadi.