Cerita Sex Paket Wisata – Aku punya teman yang membuka usaha cukup unik. Dia membuka usaha Adult Vacation untuk beberapa kota besar di Indonesia. Suatu kali aku mencoba daerah Solo, Jawa Tengah.
Paketnya lumayan bagus dan lengkap. Pada kesempatan ini aku akan menceritakan salah satu paket yang dia sediakan. Aku mengambil paket 3 hari 2 malam full service.
Maksudnya full service adalah biaya yang aku bayar adalah pesawat dari Jakarta – Solo PP, Transfer airport hotel PP, Hotel bintang 4 untuk 2 malam termasuk sarapan pagi, transport lokal selama aku berada di Solo dan yang paling penting adalah teman wanita semacam escort girl salama di Solo.
Uniknya dia menyediakan teman cewek tidak hanya satu orang, tetapi 4 orang dengan kategori yang bervariasi. Aku berangkat dari Jakarta dengan pesawat sore dan tiba di bandara Adi Sumarmo sudah malam.
Ngocoks Aku langsung mengenali penjemput. Barang bagasi dia yang urus. Aku dibimbing ke mobil yang parkir di parkir area. Supir yang memperkenalkan diri bernama Marto membuka pintu belakang mobil Avanza warna hitam.
Ketika di buka aku disambut oleh seorang wanita yang sepintas cukup manis. Aku taksir usianya sekitar 25 tahun. Dia memperkenalkan diri bernama Indri.
Indri yang akan menemaniku malam ini. Aku memang sudah memilih fotonya melalui email yang dikirim prusahaan travel temanku. Ada 5 orang yang dia tawarkan. Sebetulnya semuanya cantik-cantik dan berwajah Jawa. Aku memilih Indri karena kelihatannya teteknya paling besar.
Pak Marto tidak membawaku langsung ke hotel, tetapi langsung makan malam di sebuah tempat yang dipilih perusahaan travel tersebut. Menunya, sate kambing, gulai tengkleng, gulai kambing Masakannya lumayan enak, dan yang penting daging kambingnya empuk-empuk.
Kami bertiga makan satu meja sambil ngobrol. Indri sangat ramah, atau kalau di Jawa disebut grapyak. Sehingga suasana sangat cair dan akrab.
Sebetulnya ada beberapa restoran yang ditawarkan Marto, tetapi aku memilih menu sate kambing. Sebelum berangkat aku juga sudah tahu karena pihak travel sudah memberi tahu restoran pilihanku itu.
Perut sudah kenyang, Marto langsung membawa kami ke hotel, yang aku rasa cukup eksotis juga, karena interiornya khas Jawa benget dan para tamu tidak perlu mampir di reception, tetapi langsung diantar ke depan pintuk kamar.
Mobil bisa parkir di depan pintu. Petugas sudah siap di depan pintu dan mempersilakan kami masuk. Aku ditemani Indri langsung masuk kamar yang di dalamnya sudah tersedia wellcome drink yaitu 2 gelas wedang uwuh, atau air diseduh dengan rempah-rempah. Rasanya nikmat dan hangat.
Marto kemudian minta diri dan dia mengatakan akan menjemput besok sekitar pukul 10 pagi. Petugas hotel juga berlalu dengan sebelumnya minta tanda pengenalku. Aku mengamati interior hotel yang lumayan artistik. Tapi mungkin jika aku menginap sendirian di kamar ini agak merinding juga.
Tapi karena ditemani Indri jadinya terasa eksotis. Indri sangat ramah, dia membantu membuka sepatu dan kaus kaki ku dan meletakkan di tempatnya. Kami ngobrol sebentar untuk saling menyesuaikan diri. Tak payah menjadi sesuai dengan Indri karena dia begitu ramah.
Indri menawarkan agar aku mandi dengan air hangat dahulu, sehingga badan lebih segar. Dengan nada menggoda aku katakan bahwa aku mau mandi, tetapi di mandikan oleh Indri.
Indri hanya tersenyum saja. Dengan telaten dibukanya bajuku satu persatu sampai tinggal celana dalam saja. Dia pun begitu, membuka semua bajunya sampai bugil.
Badannya tidak terlalu putih, tetapi kelihatan masih kencang, teteknya masih kokoh, mengkal dan memang besar. Pentilnya tenggelam. Indri mengaku belum pernah hamil, meski dia sudah janda. Pendidikannya lumayan juga dia lulusan salah satu universitas swasta di Solo.
Aku digandengnya ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi celana dalamku dilucuti. Penisku langsung mencuat, karena memang dari tadi sudah tegang apalagi melihat Indri telanjang. Jembutnya tidak terlalu lebat, tetapi yang aku kagumi adalah pantatnya yang nonggek dan kelihatan kenyal.
Indri mengatur kehangatan air shower lalu aku dibimbing untuk di guyur. Dia mengguyur seluruh tubuhku mulai dari kepala sampai ke bawah. Setelah badanku basah seluruhnya, gantian dia pula yang menyiramkan ke badannya.
Sabun cair yang disiapkan langsung dilaburkan ke seluruh badanku, dan dia agak lama mengocok penisku. Rasanya birahiku makin memuncak. Setelah selesai melumuri diriku dia menyabuni dirinya juga.
Tubuh kami berdua penuh dengan sabun. Indri memelukku dan menggeser-geserkan payudaranya yang besar ke dadaku penisku yang menodong bagian kemaluannya ditekan Indri sehingga terjepit diantara kedua pahanya. Dia memainkan penisku dengan jepitan pahanya. Sejauh ini layanannya luar biasa.
Dia lalu mengguyur air untuk membilas membersihkan sabun dari seleuruh tubuhku dan tubuhnya juga. Aku diam saja, Indri dengan cekatan mengambil handuk lalu dia seka ke seluruh tubuhku sampai kering dan dia juga mengeringkan badannya dengan handuk yang berbeda.
Terasa wangi sabun, aku digandeng untuk berbaring di tempat tidur. Dia minta aku telungkup.
Indri mulai beroperasi memijatku dari ujung kaki sampai ke bahu. Pijatannya harus kuakui sangat profesional. Aku bukan hanya menikmati pijatannya tetapi juga menikmati tindihan tubuhnya terutama selangkangannya yang kadang kali jembutnya menggerus badan dan kakiku,
Ketika tubuhku diminta telentang, Indri langsung melakukan terapi ke sekitar alat kelaminku. Aku merasa dia mengerti apa yang dia lakukan, sehingga penisku ketika ditarik sempat berbunyi krek. Penisku jadi mengeras sejadi-jadinya.
Dengan lemah lembut dia mulai melakukan oral. Pertama dia menciumi kantong zakarku. Rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu. Setelah itu jilatannya turun ke daerah perbatasan kantong zakar dengan dubur.
Sekitar lubang dubur pun dia jilati. Aku merasa nikmat luar biasa. Penis menjadi garapan berikutnya . Diawali dengan jilatan di lubang kencingku yang sudah mulai mengeluarkan cairan kental, yang disebut air mazi.
Dia lalu mengulum dan menenggelamkan seluruh panjang penisku ke dalam mulutnya. Kukira penisku menerjang sampai ke tenggorokannya (deep throat). Kulumannya bervariasi antara jilatan dan sedotan kuat. Aku merasa seperti spermaku ditarik keluar.
Aku jarang bisa ejakulasi dengan hanya oral, tetapi kali ini aku tidak mampu menahan desakan nikmat itu sehingga ketika terasa akan meledak aku mengingatkan ke Indri. Dia malah bertahan mengulum penisku.
Aku sudah tidak mampu membendung lagi sehingga kulepas tembakan nikmat itu ke dalam mulutnya. Indri menelan semua maniku sampai tetes terakhir. Ada beberapa yang dia muntahkan ke telapak tangannya tetapi digunakan untuk membalurkan ke seluruh wajahnya.
Setelah nembak, kepala kontolku terasa ngilu dan geli sekali sehingga aku tidak mampu terus dioral. Indri kuminta melepaskan lomotannya. Untung dia mengerti, sehingga aku terlepas dari siksaan geli.
Badanku lemas, dan mulai terasa agak mengantuk. Aku terbaring diam, Indrilah yang membersihkan sisa lendir dan ludah di sekitar kemaluanku dengan handuk lembab. Kami beristirahat sebentar.
Indri ikut masuk kedalam selimutku. Dia tidur sambil memelukku. Tangannya meremas-remas batang penisku yang sedang loyo karena habis memuntahkan peluru.
Cara dia meremas kemaluanku nikmat sekali sehingga penisku perlahan-lahan mulai mengeras kembali. Indri terus memainkan kontolku sampai akhirnya layak terobos. Memang belum 100 persen keras, tetapi sudah lumayan tegak juga. Indri bangkit dan dia menyarungkan kondom, mungkin dia sudah menyiapkan.
Setelah itu Indri menaiki tubuhku dan dengan arahan tangannya penisku dimasukkan ke gerbang kewanitaannya. Perlahan-lahan penisku melesak ke dalam vaginanya. Indri mulai memainkan peranannya bergoyang diatas tubuhku.
Teteknya berguncang sehingga membuatku ingin meremasnya. Indri makin cepat mengayunkan tubuhnya sehingga memeknya menabrak-nabrak kemaluanku.
Dia mengerang sambil terus berpacu dan akhirnya tiba juga saat puncaknya. Indri tanpa rasa sungkan menjerit dan rebah diatas tubuhku. Dia sebetulnya ingin memuaskanku tetapi dia sudah keburu sampai ke puncak terlebih dahulu.
Sementara itu aku belum merasa gelombang orgasmeku masih jauh. Kubalikkan posisi sambil tetap menjaga penis di dalam lubangnya. Aku kembali menggenjot Indri . Sebetulnya aku kurang suka main pakai kondom, karena penisku tidak merasa gesekan kulit vagina.
Namun demi keamanan aku terpaksa juga memakainya. Sudah setengah jam aku menggenjot dengan ganti posisi beberapa kali, tetapi tetap saja rasa nikmat belum datang.
Mungkin bisa lebih sejam aku menggenjot. Dan tentu saja sangat melelahkan. Aku sebenarnya tidak suka bermain terlalu lama, tetapi lebih mengutamakan permainan yang berkualitas.
Aku tanya Indri, bagaimana, kalau kondomnya aku lepas, apa keberatan. Indri tidak keberatan. Dia malah mengatakan bahwa dirinya rutin periksa ke dokter, dan hasil labnya terakhir keluar sehari sebelum aku datang. Aku yakin dia bersih maka aku lepas kondomnya dan aku main tanpa pelindung.
Rasanya lebih nikmat gesekan kulit penisku dengan dinding vaginanya lebih terasa. Sebelum aku membuka kondom, Indri sudah sempat mencapai orgasmenya.
Sekarang giliran aku berkonsentrasi untuk mencapai orgasme ku. Erangan Indri menambah rangsanganku apalagi dia menanggapi gerakanku. Aku merasa sudah dekat mencapai orgasme, tanpa memberi tahu aku akan melepas spermaku aku benamkan penisku dalam dalam dan menyemburlah sari pati ku kedalam dasar memek Indri.
Dia rupanya juga membarengiku mencapai orgasme sehingga aku bisa merasakan kedutan liang vaginanya. Selepas aku mengeluarkan dua kali sperma, rasanya makin ngantuk dan ingin istirahat.
Indri membantuku membersihkan sisa-sisa pertempuran dengan handuk hangat. Setelah itu dia agak lama berada di kamar mandi. Aku tidak tahu dia balik, karena sudah terlelap.
Pagi-pagi ketika cahaya matahari masih belum menerobos tirai, aku terbangun. Biasanya jika aku bangun pagi penisku mengeras, paling tidak karena desakan ingin pipis.
Tetapi pagi ini penisku tetap loyo, padahal juga kebelet pipis. Agak cemas juga rasanya. Aku bangkit perlahan-lahan menuju kamar mandi dan melepas hajat kecilku yang cukup banyak. Setelah itu kembali ke balik selimut. Indri pun terbangun dan dia rupanya juga ingin pipis juga.
Kami berdua kembali berbaring masih dalam keadaan bugil di dbalik selimut. Aku mencoba menggerayangi tubuh Indri. Teteknya aku remas-remas dan putingnya aku pelintir perlahan-lahan. Ngocoks.com
Dia mendesis lalu tangannya meraih penisku dan dia pun mulai meremas. Di dalam genggamannya penisku bangkit perlahan-lahan. Rasa cemasku jadi hilang, karena ternyata senjata kebanggaanku masih normal.
Penisku belum sempurna mengeras, tetapi aku sudah mengambil inisiatif untuk menungggangi Indri. Ia pun pasrah dan melebarkan kedua pahanya siap menerima tujahanku. Kuarahkan penisku memasuki gerbang kenikmatan dan perlahan-lahan penisku tenggelam.
Aku berdiam sejenak sambil melakukan gerakan kegel. Indri mungkin merasakan denyutan penisku. Dia pun mengikuti melakukan gerakan di liang vaginanya. Jepitan dari gerakan kegel Indri lumayan keras juga, sehingga menimbulkan rasa nikmat.
Cukup lama kami bersenggama sambil diam, tetapi nikmatnya sama dengan ayunan maju mundur penisku. Indri pun makin terangsang. Ini terlihat dari matanya yang sayu.
Senggama dengan gerakan kegel ini rupanya bisa membawa orgasme pada Indri sehingga aku merasa denyutan cepat di vaginanya. Nikmat sekali rasanya. Setelah itu aku kembali menggenjot sampai aku pun mencapai kepuasan.
Setelah pertempuran pagi kami mandi bersama. Indri kembali mengenakan bajunya karena dia akan kembali. Di dalam itenerary dia memang selesai tugas pada pagi hari. Aku melepasnya dan memberi uang tips. Uang jasanya sudah aku bayar melalui paket ke travel temanku. Indri memelukku dan mencium pipiku kiri dan kanan.
Setelah Indri berlalu aku keluar kamar menuju Coffe Shop untuk sarapan pagi. Tadinya aku mengajak Indri, tetapi dia menolak halus. Aku pun sebenarnya khawatir juga tampil di depan umum dengan perempuan. Takut-takut kepergok oleh orang-yang aku kenal.
Jam 10 Pak Marto mengetuk kamarku, Aku dijemput untuk sight seeing seputar kota Solo. Tour diakhiri dengan makan siang. Aku memilih makan sup kimlo Solo. Lumayan juga rasanya dan segar.
Acara setelah makan siang adalah main dengan ABG. Spek ABG yang akan kupakai sebetulnya sudah aku ketahui, karena fotonya sudah di kirim ke emailku sebelum ini. Tapi aku penasaran juga. Pak Marto memberiku opsi ingin ikut menjemput, atau aku menunggu di hotel.
Aku memilih opsi pertama, yaitu ikut menjemput. Aku ingin tahu bagaimana ABG itu dijemput. Pak Marto mengarahkan Avanzanya ke salah satu rumah sakit besar di kota Solo.
Bersambung…