Pak Marto mengkonfirmasi agar target standby di lobby rumah sakit. Mobil Pak Marto memasuki lobby, seorang remaja langsung bergerak dan mendekati mobil lalu membuka pintu.
Anaknya cantik masih kelihatan imut dan abg banget. Menurut agent di travel umurnya masih 15 tahun dan baru kelas 1 SMA. Aku duduk depan dan menjulurkan tangan berkenalan. Dia memperkenalkan diri dengan nama Vivi.
Aku tanya ke Marto kenapa janjiannya ke rumah sakit. Vivi yang menjawab, kalau di rumah sakit kan selalu banyak orang dan tidak pernah tutup. Orang juga gak curiga kalau di rumah sakit. Kalau di mall, gak enak oom nanti ketemu teman, saudara.
“Di rumah sakit kan juga ada kemungkinan ketemu temen atau saudara,” tanyaku.
“Ya sih tapi kan gak ngajak ngobrol,” kata Vivi.
Akhirnya kami sampai ke hotel. Aku duluan turun lalu membuka pintu, Vivi setengah berlari langsung masuk ke kamar. Pak Marto berjanji menjemput Vivi sekitar jam 6 sore, sekarang masih jam 2.
Aku tidak langsung menyerang Vivi, aku lebih suka mencermati ABG ini. Wajahnya innocent, manis. Teteknya belum terlalu menonjol dari balik baju T shirtnya. Dari obrolan sebelum pertempuran Vivi mengaku kedua orang tuanya keluarga yang sederhana. Bapaknya guru dan ibunya dirumah saja mengurus anak-anak.
Dia menerjuni ini karena ingin uang jajan tambahan dan untuk beli pulsa. Uang jajan dari orang tuanya sangat terbatas dan tidak cukup untuk beli pulsa.
Aku ajak dia duduk di ranjang sambil aku peluk. Dia diam saja. Bajunya aku lucuti satu persatu. Teteknya masih mengkal dan mancung. Putingnya kecil. Kata dia BHnya no 32 A. Aku remas memang masih sangat mengkal.
Celana Jeans aku plorotkan dan juga celana dalamnya. Memeknya masih gundul. Hanya ada sedikit rambut di ujung lipatan memeknya Melihat itu aku jadi terangsang lagi.
Aku melepas semua pakaianku sampai telanjang juga. Aku mengajaknya untuk membersihkan diri ke kamar mandi, Kesempatan itu Vivi pipis di closet dan membersihkan kemaluannya dengan sabun.
Setelah mengeringkan badan kami berdua kembali ke ranjang. Vivi duduk sambil kepalanya tertunduk. Aku ajak dia rebahan dan handuk yang melilit pinggangnya kebawah aku buka dan kusisihkan ke pinggir ranjang.
Kami berdua sudah telanjang bulat. Sementara itu penisku belum berdiri penuh. Aku mulai meremas-remas kedua payudaranya yang masih belum berkembang sempurna. Pentilnya masih kecil sekali seperti pentil tetek pria.
Aku pelintir pelan-pelan dan terasa mengeras. Puas memainkan tetek yang masih sangat kenyal tanganku merambah ke selangkangan. Kemaluannya masih gundul, hanya ada terasa rambut sedikit di atas lipatan. Jari tengahku menyelinap ke dalam lipatan dan mencari clitorisnya.
Agak susah menemukan clitorisnya tetapi aku menduga berada di lipatan bibir dalamnya, sehingga bagian itu aku uyel-uyel. Pinggulnya bergerak-gerak. Mungkin dia merasakan geli, atau mungkin juga terasa nikmat.
Aku terus memainkan bagian itu, sampai akhirnya terasa ada bagian yang mengeras. Dengan hati-hati aku menyentuh bagian itu. Vivi menggelinjang, geli katanya. Jari tengahku kujangkaukan lebih jauh menyelinap ke lipatan vaginanya terasa di sana sudah mulai berlendir. Berarti vaginanya sudah siap menerima terobosan.
Aku berpindah ke bawah untuk melihat dari dekat memek abg. Vivi diam saja, dia tidak terkesan malu memeknya dilihat dan dikuak-kuak. Aku melihat bagian dalamnya berwarna merah muda. Sebetulnya aku ingin mengoral clitorisnya tetapi aku urungkan.
Vivi lalu kuminta mengoral penisku. Kemauanku dituruti. Oralnya standar saja, tidak secanggih Indri, tetapi lumayan jugalah. Aku sambil dioral menyaksikan dia melakukannya. Ada sensasi unik, karena kontol orang dewasa dioral oleh anak-anak.
Penisku makin mengeras, aku minta dia menyudahi, karena dia tidak terlalu piawai memainkan oral penisku. Kukangkangkan kakinya dan penisku memakai kondom. Perlahan-lahan aku tekan ke lubang memeknya.
Agak seret juga, sehingga aku harus perlahan-lahan memasukkan ke lubangnya. Tanpa halangan berarti penisku bisa tenggelam seluruhnya ke dalam memeknya. Aku lalu mengayuh perlahan-lahan. Terasa berbeda memek abg dengan wanita dewasa. Paling tidak terasa lebih sempit sehingga penisku seperti terjepit.
Mungkin penisku sudah imun karena sudah 3 kali sebelumnya ejakulasi, apalagi mainnya sekarang pakai kondom. Sekitar setengah jam aku bermain dengan posisi MOT. Aku minta mengubah posisi karena aku lelah.
Vivi berada di atasku dan dengan tangannya dia mengarahkan penisku masuk ke memeknya . Vivi cukup lihai memainkan gerakan di atas, dia kayaknya mencari posisi nikmatnya. Kira-kira 10 menit dia mulai mendesis dan makin cepat bergerak sampai akhirnya dia mencapai klimaks.
Dia rubuh di atas tubuhku dengan nafas terengah-engah. Aku masih juga belum merasakan akan klimaks, Vivi kuminta nungging lalu aku menerobosnya dari belakang dengan posisi doggy. Unik juga rasanya memegang pinggul anak yang masih terasa kecil.
Sementara penisku keluar masuk di memek yang masih gundul. Pemandangan ini menambah rasa gairah sehingga aku merasa makin dekat ke puncak sampai akhirnya klimaks juga.
Bermain seks dengan ABG 15 tahun tidak terlalu nikmat, hanya sensasi saja yang bisa dinikmati. Obrolan juga agak sulit nyambung. Mungkin aku tidak bisa mengikuti alam pergaulannya. Setelah melap bekas mani kami berdua berbaring.
Aku sambil berbaring menonton TV, Vivi bangkit lalu mengambil Fanta merah dan sebungkus chiki. Dia duduk di sampingku yang berbaring ikut menonton TV, namun dia minta chanelnya diganti ke chanel infotaiment.
Aku sebetulnya ingin bermain dua ronde dengan vivi, Tetapi rasanya sudah tidak berhasrat lagi. Badanku terasa lemah dan agak ngantuk juga. Aku tawarkan ke Vivi apa mau pulang lebih awal, karena jam masih pukul 4. Dia hanya mengangguk dan bertanya, tidak main lagi oom. Aku bilang aku capek dan mau istirahat dulu.
Pak Marto kutelepon untuk segera menjemput Vivi. Setelah sendiri aku segera melampiaskan kantukku. Aku terbangun ketika kamarku diketuk. Jam di meja kulihat sudah jam 7 malam. Aku segera menyambar celana pendek dan kaus oblong.
Pintu kubuka, muncul Marto dan seorang gadis cantik dengan celana jeans dan atasan tank top. Dia langsung masuk dan memperkenalkan diri dengan nama Alia. Aku yang sesungguhnya sudah berencana membatalkan menikmati satu lagi perempuan, tetapi setelah melihat kecantikan dan kemontokan Alia aku jadi lupa. Alia kupersilakan masuk dan duduk di kursi.
Pak Marto menjelaskan bahwa acara malam ini adalah makan malam dilanjutkan dengan santai di tempat dugem. Aku setuju, karena kalau ngesek lagi aku masih agak kurang selera. Marto permisi keluar menunggu di mobil dan aku lalu menyegarkan diri dengan mandi air panas. Rasa segar, setelah tidur cukup puas.
Kami berangkat menuju restoran yang sudah ditentukan. Makan malam kali ini adalah menu khas Solo, yakni nasi liwet. Aku sebetulnya kurang begitu suka, tetapi aku santap juga sampai habis, karena perut memang agak lapar juga. Kami makan bertiga.
Sebelum ke club, kami keliling kota menyaksikan kehidupan malam hari di kota ini. Sekitar sejam kemudian mobil Marto parkir di sebuah club yang cukup ramai. Marto mengajak turun dan dia mengantar aku dan Alia sampai ditempat duduk. Suara musik berdentam. Aku memesan bir, Alia memesan orange jus.
Tidak lebih dari 2 jam aku bisa bertahan di club itu. Meski pemandangannya mengasyikan karena banyak cewek-cewek muda dengan gaya sexy tetapi aku tidak tahan dengan kebisingan musiknya. Aku kurang yakin apakah aku masih punya kemampuan bertempur malam ini. Namun karena paketnya yang kupesan memang begini, ya apa boleh buat.
Aku pun ke kamar mandi dan membersihkan diri lalu keluar dengan hanya menggunakan handuk di pinggangku. Aku duduk di tepi ranjang di sebelah Alia. Dia langsung memijat bahuku. Nikmat juga rasanya pijatan anak cantik ini.
Aku lalu mengambil posisi telungkup dan Alia sudah duduk diatas bokongku. Pijatannya membuatku rileks. Aku merasa dia sudah telanjang sambil memijatku. Aku ngobrol sambil pijat. Aulia mengaku berusia 19 tahun.
Dia kuliah fakultas ekonomi, Asalnya dari Jawa Timur, dan tinggal di Solo indekost. Aulia adalah sosok ayam kampus. Aku memang pesan ke travel, minta ayam kampus.
Alia meski masih muda, tetapi servicenya jago, dia bisa membangkitkan gairahku sehingga aku sempat main satu ronde sebelum terlelap. Pagi-pagi sekali aku seperti diusiknya, kulihat matahari cahayanya belum masuk, tetapi aku sudah dibangunkan dengan cara menggugah gairahku.
Namun pagi itu aku merasa sudah habis gairahku. Alia bertanya apakah aku mau main lagi. Aku menolaknya secara halus. Dia lalu pamit, karena dia ada acara pagi ini.
Alia kulepas dan memberi sedikit uang tips. Aku kembali tidur tapi sudah agak susah sehingga aku memilih berendam di bak dengan air hangat. Sebelum turun ke coffee shop, kulihat acaraku hari ini
masih ada satu perempuan lagi. Sebenarnya aku benar-benar sudah kehilangan nafsu. Tetapi apa boleh buat, karena memang paketnya begitu.
Jam 10 Marto datang membawa seorang perempuan STW. Kutaksir usianya sekitar 35 tahun, kata Marto Ibu Jum demikian namanya dia pandai memijat urat. Meski usianya sudah STW, tetapi bodynya tidak terlalu gemuk, Boleh dibilang montok gitulah.
Hanya pijatan saja yang kuinginkan di hari terakhirku. Aku lalu pasrah buka baju seluruhnya dan tidur telungkup. Bu Jum mulai melancarkan pijatnya. Terasa dia memang mengerti urat.
Dia bilang aku habis kerja keras, terlihat staminanya rendah sekali. Aku tidak tahu dia itu mengejek aku, apa memang aku benar seperti yang dikatakannya. Dia lalu menekan bagian-bagian tertentu yang rasanya perih sehingga aku mlintir-mlintir menahan rasa sakit.
Aku minta disudahi saja karena tidak tahan rasa sakitnya. Bu Jum lalu menawarkan pijat peregangan. Pada sesi ini pijatannya memang nikmat. Bagian-bagian yang tadi terasa sakit, sekarang sudah tidak lagi.
Entah bagaimana Bu Jum melakukannya, penisku perlahan-lahan jadi mengeras. Ketika aku diminta berbalik, dia senyum-senyum melihat penisku mengeras. Aku sendiri heran, mengapa penisku bisa keras begini, padahal sudah banyak perempuan kutujah beberapa hari belakangan.
Sambil berpromosi mengenai kemampuannya melakukan terapi kejantanan, Bu Jum mengolah bagian di sekitar kelaminku. Hasilnya memang luar biasa, terasa batang penisku menjadi kencang luar biasa malah kelihatannya jadi lebih besar dan panjang.
Lama-lama aku pandang Bu Jum jadi lebih merangsang. Kepalaku jadi penuh seperti berhari-hari tidak ngewek.. “ Gimana pak kerasa nggak khasiat pijatan saya,” goda Bu Jum. Aku hanya mengangguk.
“Gimana mau dicoba,” tanyanya.
Wah pertanyaan itu sangat aku harapkan, karena rangsangan di kepalaku sudah memuncak rasanya. Bu Jum berlalu masuk kamar mandi dan keluar dengan hanya menggunakan kemben handuk.
Dia melakukan ritual dengan memulai mengoral lalu mendudukiku dan memeras penisku. Meski tua tetapi rasa memeknya luar biasa nikmatnya. Aku pun sudah lupa soal kondom. Ngocoks.com
Aku harus akui Bu Jum ini jago banget bermain. Memeknya legit banget, teteknya berayun-ayun di depanku.. Kalau kubandingkan dengan memek si ABG tadi, punya Bu Jum lebih ngegrip.
Anehnya meski nikmat banget tapi aku tidak keluar-keluar. Aku jadi berpeluang main berbagai gaya dengan Bu Jum. Dia pintar pula mengolah gerakan memeknya sehingga di posisi apa pun terasa penisku seperti ditarik-tarik. Bu Jum mungkin sudah 3 kali muncak, tapi aku masih terus bertahan.
Aku merasa makin nikmat sehingga akhirnya tak tertahankan lagi aku pun nyemprot ke dalam memek bu Jum. Luar biasa rasanya penisku seperti diurut oleh vagina Bu Jum.
Aku benar-benar puas atas pelayanan terapi kejantanan yang lengkap oleh Bu Jum. Satu rondeku luar biasa memuaskan, sehingga kami menyudahinya dengan mandi bersama.
Body Bu Jum sangat terpelihara, perutnya tidak membuncit, bulu memeknya tecukur rapi, bokongnya mbonceng dan teteknya masih kencang meski cukup besar. Aku puas sekali layanannya Bu Jum, Bahkan ketika mandi, seluruh tubuhku dibersihkannya.
Sekembali ke Jakarta aku memerlukan diri bertemu dengan temanku. Aku puji paket wisata sexnya. Dia hanya tersenyum-senyum. Dia hanya mengatakan, menjalankan bisnis ini tanpa modal sama sekali. Aku sempat terheran.
Dia bilang usaha travelnya tanpa kantor, tanpa badan usaha dan nyaris tanpa pegawai pula. Dia menjalankan usaha ini hanya bertiga. Modalnya hanya membangun jaringan dengan mami or papi di daerah-daerah yang mau kerjasama.
Dengan inovasinya itu temanku mempunyai paket tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia, tetapi dia juga sudah merambah sampai ke Singapore, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Kamboja.