Mario menginterupsi ketegangan suasana tersebut, “Ah terserah deh, sekarang giliran gua. Lisa, waktu malam itu dari antara kita, elu paling suka berhubungan seks sama siapa? Gua, Karel atau Rony?”
Istriku menundukkan kepala sejenak lalu kembali memandang Mario yang sedang mengambil gambar dengan kamera video di wajahnya. Lisa memandang langsung ke lensa kamera seakan-akan ia sedang memandang langsung ke arahku. “Elu, Mario, Ok? Itu kan yang elu mau dengar?” katanya dengan nada kesal.
“Ah gua bilang dia bohong! Dia jelas-jelas paling suka sama gua!” teriak Karel.
“Gua juga ga setuju,” tambah Rony.
Mario lalu berkata, “Hei, gua sih percaya sama kata-kata elu, tapi elu tetap harus menjalankan tantangan karena mereka pikir elu berbohong.”
Mario memandang tumpukan sex toy di atas bangku dekat Rony dan meraih salah satu mainan. Saat ia mengangkat tangannya aku melihat ia memegang sebuah penis dari karet. “Gua tantang elu untuk mengoral dildo ini selama 2 menit,” perintahnya.
Lisa mengerling dan menjawab dengan pelan, “Baik.”
Lalu Lisa mendekati kamera untuk mengambil dildo tersebut dari tangan Mario tapi ia berkata, “Eh bukan begitu, gua akan pegang ini selama elu melakukannya.”
Mario memegang dildo itu dengan satu tangan sementara tangan lainnya masih memegang kamera. Wajah istriku mulai memenuhi layar TV saat ia membungkuk menghampiri penis palsu itu. Lisa memasukkan ujung dildo itu ke dalam mulutnya dan mulai menghisapnya dengan perlahan keluar masuk. Setelah beberapa kali hisapan Lisa mulai melahap hampir setengah panjang dildo itu.
“Elu bisa melakukannya dengan lebih hot, Lisa. Ayo dong!” seru Karel.
Lisa berhenti barang satu atau dua detik lalu dengan sangat perlahan ia mendorong seluruh panjang dildo itu masuk ke dalam mulutnya sampai ke batas di mana tangan Mario memegang dildo itu.
Lisa menarik mundur kepalanya sehingga dildo itu keluar dari mulutnya dengan perlahan lalu mendorong lagi kepalanya sehingga bibirnya menyentuh jari-jari Mario. Begitu seterusnya kepala Lisa naik turun dan seluruh panjang dildo itu keluar masuk mulutnya.
“Satu menit lagi, Lisa. Tatap gua selama elu menghisap dildo ini.”
Air ludah Lisa mulai meleleh ke jari-jari Mario yang memegangi dildo itu dan selama satu menit berikutnya aku harus menyaksikan pengambilan close up wajah istriku yang sedang mengoral penis palsu yang dipegang Mario sambil matanya menatap ke lensa kamera.
Karel akhirnya menyatakan bahwa waktunya sudah habis dan kini gilirannya lagi. “Lisa, berapa ukuran BH elu?” tanyanya.
Istriku menjawab pertanyaan mudah ini dengan cepat, “34C.”
Mereka sepakat bahwa Lisa menjawab dengan jujur.
“Dengan ukuran 34C, elu bisa menghisap puting elu sendiri dong?” tanya Rony.
Lisa menoleh ke arah Rony dan kelihatannya ia mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini. Setelah mengambil beberapa saat untuk memutuskan jawaban yang paling tepat akhirnya ia menjawab, “Iya, aku bisa.”
Mario dan Karel langsung memprotes dan berkata bahwa mereka pikir Lisa berbohong dan harus melakukan tantangan dari Rony.
“Oke, untuk membuktikan ini, gua menantang elu untuk memasukkan salah satu puting susu elu ke dalam mulut elu, terus tanpa menggunakan tangan elu harus menahannya selama satu menit di dalam mulut elu,” perintah Rony.
Lisa mendesah panjang sambil matanya melirik ke atas selama sesaat. Lalu ia mengangkat bagian bawah kaosnya ke sekeliling lehernya. Kedua payudaranya terpampang di hadapan semua yang berada di dalam ruangan itu! Lisa mendorong payudara kanannya ke arah mulutnya.
Jarak antara payudara dan mulutnya masih jauh sehingga istriku harus menundukkan kepalanya dan menekan payudaranya sedikit lebih tinggi. Baru setelah itu ia dapat memasukkan puting susunya ke dalam mulut.
“Tanpa bantuan tangan!” teriak Rony.
Perlahan-lahan Lisa menurunkan tangannya sementara berusaha menahan puting susunya di dalam mulutnya dengan menghisapnya dengan kuat. Hanya dalam beberapa detik setelah menurunkan tangannya, Lisa mengeluarkan suara “Mmph” kecil setelah menyadari bahwa dirinya harus menghisap lebih kuat dari yang ia duga.
Pipinya kini menjadi kempot dan aku dapat mendengar deru nafas melalui hidungnya sementara ia bergumul untuk menahan putingnya.
Setelah satu menit berada di posisi yang memalukan, Lisa akhirnya diijinkan untuk melepaskan payudaranya. Lisa segera menurunkan kaosnya untuk menutupi dadanya.
Kini giliran Mario dan ia baru saja hendak melemparkan pertanyaan kepada Lisa saat bel rumah berbunyi. Lisa hendak bangkit berdiri dari meja namun Rony menyuruhnya untuk tetap duduk di sana. Lisa jelas-jelas kelihatan gugup dan cemas. Lalu ia menatap ke bawah untuk memastikan tubuhnya sudah tertutup dengan benar.
Semuanya tertutup dengan benar hanya saja istriku tidak dapat berbuat apa-apa untuk menutupi puting susunya yang keras menegang terlihat menonjol dari balik kaosnya.
Karel berteriak, “Ayo masuk, pintunya tidak dikunci!”
Setelah itu aku melihat mulut istriku tiba-tiba menganga terbuka saat ia melihat siapa yang baru saja masuk.
Lisa langsung memalingkan wajahnya dari orang itu dan mengarahkan pandangannya ke Rony lagi. Ia terlihat sangat malu. Ia menutup kedua matanya seakan berusaha untuk berharap agar semuanya langsung berakhir.
Rony memandang ke orang tersebut dan menyuruhnya untuk masuk bergabung dengan mereka. Begitu figur orang itu masuk ke dalam layar TV, aku masih tidak dapat melihat siapa dia karena yang dapat kulihat hanyalah bagian pinggang ke bawah dari orang tersebut. Akan tetapi setelah itu Mario mendongakkan kameranya dan aku dapat melihat orang itu!
Laki-laki itu adalah anak umur 18 tahun tetangga kami! Berandalan remaja yang istriku benci ini berdiri di hadapan kamera dengan senyum bodohnya! Sekarang pasti istriku tahu bahwa sebenarnya aku tidak mengirim berandalan karena kami berdua tidak menyukainya.
Andi adalah satu dari anak-anak bermasalah yang memasang musik keras-keras, menggunakan kata-kata kotor di manapun ia berada dan tidak pernah menunjukkan respek kepada orang lain.
Rony tahu beberapa kali kami harus memanggil pihak berwenang saat pesta yang ia adakan di rumahnya menjadi tak terkontrol. Jadi aku menatap layar TV dengan penuh percaya diri bahwa istriku tidak akan jatuh pada perangkap ini.
Kemudian Karel berakting seakan-akan ia tidak mengenal Andi dan memintanya untuk memperkenalkan diri pada mereka semua. Setelah Andi memberikan cerita omong kosong tentang aku mengirimnya ke sana, Rony menegur Lisa bahwa ia telah berlaku tidak sopan dan menyuruhnya untuk berbalik badan dan menyapa Andi.
Istriku membalik badannya dan memandang Andi yang masih berdiri di sana dan menyapa, “Hai.”
Lisa benar-benar kesal dan aku yakin kali ini sudah melewati batas toleransinya!
“Halo, Bu Lisa,” sapanya balik.
“Ah elu pakai ‘Bu’ segala! Panggil Lisa saja, cukup,” protes Rony. “Dia baru umur 32 jadi ga perlu dipanggil ‘Bu’. Lagipula, elu tau kan kenapa elu dikirim ke sini?”
“Yah, kira-kira gua udah ada gambaran sih dari omongan Budi waktu dia menyuruh gua datang ke mari,” jawab Andi.
Istriku menatapku dengan memandang ke arah kamera dan memberikan pandangan kecewa kepadaku.
Rony bertanya, “Jadi, Lisa, bagaimana kalau elu kasih tau Andi untuk apa dia datang ke mari?”
Istriku menunggu beberapa detik untuk menenangkan dirinya dan berkata, “Kita sedang bermain Truth or Dare, hanya itu yang aku tahu.”
Lisa mencoba berlagak lugu dan tidak mempermalukan dirinya dengan mengatakan alasan yang sesungguhnya kepada Andi bahwa ia berada di sana untuk menyetubuhinya.
Rony lalu berkata, “Oh, iya, Truth or Dare, benar. Andi, ayo tarik bangku satu lagi jadi kita bisa melanjutkan permainan ini. Tapi ambilkan bir dulu dong buat kita semua. Birnya ada di dapur.”
Dua menit kemudian Andi kembali membawa sebuah kursi dan duduk di tempat ia berdiri sebelumnya. Lisa kini dikelilingi oleh seorang laki-laki di masing-masing sisi meja.
Rony duduk di depannya, Mario di sebelah kiri, Karel di sebelah kanan dan Andi duduk di belakangnya. Setelah Andi membagikan bir kepada mereka, dengan cepat-cepat Mario menjelaskan peraturan permainan ini karena ia sudah ingin kembali melanjutkan permainan ini yang mana kini adalah gilirannya untuk bertanya.
“Oke Lisa, elu ngga benar-benar mengatakan alasan Andi datang ke mari. Jadi pertanyaan gua adalah: Mengapa Andi datang ke sini?” tanya Mario.
Lisa memandang ke bawah dan menutup matanya, mencoba untuk mencari jawaban yang paling pas. Jika istriku menjawab bahwa ia tidak tahu maka mereka pasti akan mengatakan bahwa ia berbohong dan akan menyuruhnya untuk melakukan tantangan.
Namun jika istriku mengatakan alasan yang sebenarnya maka ia akan mempermalukan dirinya sendiri dengan mengatakan bahwa dirinya akan berhubungan seks dengan anak berandalan dari sebelah rumah!
Lisa membutuhkan waktu hampir satu menit untuk memutuskan apa jawaban yang akan ia berikan. Lalu ia memandang Mario dan menjawab, “Aku rasa untuk bermain Truth or Dare?”
Sudah jelas Lisa tidak dapat menerima dirinya dipermalukan dengan mengatakan bahwa Andi ada di sana untuk berhubungan seks dengannya.
Sudah tentu mereka tidak percaya karena mereka sadar bahwa Lisa tahu jawaban yang sesungguhnya. Jadi Mario memberinya tantangan, “Elu nakal, ya, masih juga berbohong sementara kita tahu jawaban yang sebenarnya. Jadi tantangan ini merupakan hukuman karena sudah berlaku nakal.
Gua menantang elu untuk berbaring menghadap ke bawah di atas meja dan meminta kita untuk menampar pantatmu.”
Lisa memejamkan matanya dan terlihat tak berdaya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, dengan perlahan ia berbalik dan berbaring di atas perutnya sambil memastikan kaos dan roknya masih menutupi bagian-bagian tubuhnya.
Mario mengarahkan kameranya ke arah pantat Lisa dan berkata, “Yah, untuk ini elu harus membuka rok elu, Lisa.”
Istriku meraih bagian belakang roknya dan dengan perlahan ia mengangkatnya sampai kedua bulatan pantatnya terpampang di hadapan mereka.
“Oke, kita sudah siap. Silakan, Lisa,” perintah Mario.
“Tolong tampar pantat aku,” pinta istriku.
Rony menyela, “Bukan, bukan! Tantangannya adalah elu harus meminta setiap dari kita untuk menampar pantat elu. Jadi itu yang harus elu katakan. Ayo, Lisa, cepat supaya semua ini bisa berlalu.”
Lisa langsung berseru balik kepada Rony dengan nada kesal, “Ya sudah! Rony, tolong tampar pantatku!”
PLAK!! Rony menampar dengan keras pantat kiri Lisa dan ia terlonjak kaget.
Setelah beberapa saat, “Karel, tolong tampar pantatku!”
PLAK!! Karel juga menampar dengan keras pantat kiri Lisa dan ia melenguh “mmph” menahan pedih.
Nafas Lisa menjadi berat lalu berkata, “Mario, tolong tampar pantatku.”
Mario meletakkan kamera di atas kursinya sehingga ia dapat menampar pantat Lisa. Aku tidak dapat melihat mereka namun aku mendengar suara tamparan yang paling keras.
PLAKK!!! Dan Lisa mengaduh kesakitan, “Aawww!!”
Mario lalu duduk kembali dan menggunakan kamera untuk men-zoom ke daerah pantatnya.
Pantat kiri istriku sangat merah sedangkan pantat kanannya masih putih.
Kemudian Lisa berkata, “Andi, tolong tampar pantatku.”
Andi meletakkan tangannya di atas pantat kiri Lisa yang merah. “Elu harus memohon,” katanya.
“Aku mohon, Andi, tolong tampar pantatku,” kata Lisa sekali lagi.
PLAK!! Andi menampar keras pantat kiri Lisa dan menahan tangannya di sana lalu meremas pantat istriku dengan sepenuh tenaga. Istriku memberi respon dengan mengeluarkan lenguhan panjang, “Mmmmmmphhh!” sampai akhirnya Andi melepaskan remasannya.
Karel menyatakan bahwa kali ini adalah gilirannya saat istriku bangkit lalu duduk sambil menurunkan roknya kembali untuk menutupi tubuhnya.
“Lisa, elu kan tinggal bersebelahan dengan Andi. Pernah ngga elu berpikiran untuk berhubungan badan dengan dia?” tanya Karel.
Aku tidak dapat melihat reaksi wajah Lisa karena wajahnya menghadap ke Karel namun aku dapat membayangkan wajah Lisa yang penuh kejijikan saat itu.
“Ngga, Karel! Aku tidak pernah berpikir tentang hal itu, sama sekali!” jawab Lisa dengan tegas.
Tidak ada seorangpun yang tidak setuju dengan pernyataan Lisa dan sekarang tiba giliran Rony.
“Oke, Lisa, mungkin memang benar kalau elu ngga pernah benar-benar memikirkan hal itu sebelumnya. Tapi sekarang setelah elu tau apa maksud kedatangan Andi ke sini, apa yang elu pikirkan sekarang? Apa yang elu pikirkan dengan mengetahui fakta bahwa pada akhirnya elu akan berhubungan badan dengan tetangga elu?” Rony bertanya saat Mario men-zoom kamera ke wajah Lisa.
Istriku menoleh ke Rony dan berseru, “Pertama-tama, dia bukan tetanggaku. Dia cuma anak tetanggaku yang masih ingusan! Jadi aku tidak memikirkan hal ini sama sekali!” Lisa terlihat sangat amat marah sekarang.
Rony menyatakan bahwa ia berpikir Lisa berbohong. “Bohong! Elu pasti berpikir banyak tentang hal ini, Lisa. Elu pasti berpikir betapa canggungnya harus bertemu Andi di lingkungan rumahmu setelah dia mengentot elu,” bantah Rony tanpa perasaan.
“Atau berpikir suami elu bisa menjadi cemburu karena anak yang baru mengentot istrinya tinggal di sebelah rumah,” tambah Karel. Mereka semua setuju bahwa Lisa berbohong dan Rony mendapat kesempatan untuk memberi tantangan.
“Lisa, gua mau elu baca sesuatu untuk Andi,” kata Rony begitu a mengambil secarik kertas lalu mulai menulis sesuatu di atasnya.
Satu menit berlalu, ia menyerahkan kertas itu kepada Lisa dan berkata, “Ini, tantangan gua adalah elu harus membacanya kepada Andi. Tapi elu harus menatap wajah dia saat elu membacakan tulisan itu.
Jadi baca satu baris lalu katakan ke Andi sambil memandang wajahnya lalu baca baris berikutnya dan seterusnya sampai selesai,” katanya lagi. Ngocoks.com
Istriku membaca isi kertas itu dan menarik nafas dalam-dalam. Lalu ia memutar tubuhnya sehingga berhadapan dengan Andi dan mendongakkan kepalanya. “Andi, walau sejak lama gua udah bertingkah terhadap elu, gua selalu pengen dientot sama elu.” Istriku mengucapkannya ke wajah anak berandalan itu!
Lisa menundukkan kepalanya lalu mendongak lagi untuk meneruskan bacaannya. Tapi Rony menyelak, “Elu harus mengucapkan lebih dekat lagi, muka dengan muka, dekati muka elu dengan muka dia.”
Lisa beringsut ke ujung meja dekat Andi dan mencondongkan tubuhnya mendekat sehingga wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Andi.
Lalu ia lanjut membaca kalimat dari kertas itu dan mengucapkannya sambil menatap mata Andi, “Gua mau elu ngentotin gua dengan penuh nafsu supaya gua selalu memikirkan elu waktu gua ada di rumah.” Ia benar-benar mengatakannya!
Istriku menundukkan kepalanya untuk membaca lagi, menunggu beberapa detik lalu mendongak untuk mengatakan, “Gua mau elu ngentotin gua sekarang juga, Andi.”
Andi bangkit berdiri dan menurunkan celana jeansnya lalu melepaskan celana dalamnya. Penisnya sudah keras dan membesar terlihat jelas di layar TV. Andi menarik kaki istriku melewati ujung meja sehingga istriku terbaring terlentang di atas meja. Saat Andi menarik tubuh istriku mendekatinya, rok istriku tersingkap sampai ke atas pinggang dan tidak menutupi apa-apa lagi!
Istriku menarik nafas dalam-dalam mencoba untuk menenangkan dan mempersiapkan dirinya untuk disetubuhi oleh remaja berandalan tetangga kami! Andi menaruh kaki Lisa di kedua pundaknya lalu membuka paha istriku. Andi sudah hampir mengentoti istriku!
Bersambung…