Siang hari itu, Indra pulang sekolah lebih awal dari biasanya. Dengan bernyanyi-nyanyi kecil dia melangkah menuju rumahnya. Begitu membuka pintu rumahnya Indra terkejut, pintu rumahnya tidak terkunci. Indra merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
Dengan mengendap-endap Indra masuk kedalam rumahnya. Samar-samar Indra mendengar suara orang mendesah-desah diselingi rintihan-rintihan. Indra penasaran dibuatnya. Indra berusaha mencari sumber suara-suara itu.
Ketika dia mendekati kamar ibunya, suara-suara itu, semakin keras terdengar. Indra menghentikan langkahnya didepan kamar ibunya.
Suara itu semakin keras terdengar. Ibu lagi ngapain ya, pikirnya. Rasa ingin tahunya semakin kuat, Indrapun mengintip dari lubang pintu. Alangkah terkejutnya Indra, melihat pemandangan di dalam kamar ibunya.
Didalam kamar, Bu Ani, ibunya sedang berdiri sambil memeluk tubuh Pak Kades. Tangan Bu Ani melingkar dipinggang Pak Kades. Sedangkan tangan Pak Kades sedang meremas-remas pantat Bu Ani, yang padat berisi.
Tanpa melepaskan tangannya dari pantat Bu Ani, Pak Kades mencium pipi Bu Ani, kemudian menjulurkan lidahnya mengecup bibir Bu Ani.
Bu Ani membuka mulutnya, menyambut kecupan Pak Kades dengan lumatan-lumatan yang tak kalah hebatnya. Saking asiknya mereka bercumbu, tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengintip dengan hati yang panas. Bahkan percumbuan mereka makin panas saja.
Beberapa saat berlalu, Pak Kades melepaskan lumatannya pada bibir Bu Ani. Tangannya kemudian bergerak melepaskan seluruh pakaian Bu Ani.
Setelah semuanya terlepas, Pak Kades memandangi sebentar tubuh Bu Ani yang telanjang bulat sambil berdecak kagum.
“Oh, luar biasa An, tubuhmu masih sexy,” puji Pak Kades.
Bu Ani tersenyum mendengar pujian Pak Kades, sambil menggerakkan tangannya, melepaskan seluruh pakaian Pak Kades. Kini kedua insan berlainan jenis itu sama-sama telanjang bulat.
Tanpa membuang waktu, Pak Kades menyuruh Bu Ani tidur terlentang diatas ranjang.
Kemudian Pak Kades merangkak diatas tubuh Bu Ani dengan posisi sungsang. Selangkangan Pak Kades berada diatas wajah Bu Ani, begitu juga sebaliknya.
Wajah Pak Kades berada diatas selangkangan Bu Ani. Pak Kades membuka paha Bu Ani lebar-lebar, tangannya meraba-raba bibir vagina Bu Ani yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Pak Kades mencucuk-cucuk lubang vagina Bu Ani dengan jari-jarinya.
“Ohh.., Mas.., enakk.., truss.., truss,” rintih Bu Ani saat Pak Kades mulai menjilati vaginanya. Pak Kades menyedot-nyedot kelentit Bu Ani yang memerah dan basah. Pantat Bu Ani terangkat-angkat menyambut jilatan-jilatan Pak Kades pada lubang vaginanya.
“Jilatin punyaku An,” pinta Pak Kades.
Bu Ani menuruti saja permintan Pak Kades. Tangannya meraih penis Pak Kades, yang sudah setengah tegang. Dikocok-kocoknya sebentar, kemudian diarahkannya kemulutnya.
Pak Kades menurunkan pantatnya, hingga penisnya menyentuh mulut Bu Ani. Bu Ani membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Bu Ani mulai menjilati kepala penis Pak Kades.
Lidahnya berputar-putar di kepala penis Pak Kades kemudian turun kepangkal. Seluruh Batang penis Pak Kades dijilatinya tanpa sejengkalpun terlewatkan.
“Ohh.., An.., nikmatt.., truss.., kulum.., truss,” desis Pak kades saat Bu Ani memasukkan penis Pak Kades kemulutnya. Pak Kades menaik turunkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut Bu Ani. Sesekali Bu Ani menggigit penis Pak Kades. Pak Kades meringis dibuatnya.
Sekitar dua puluh menit berlalu, Pak Kades merubah posisinya. Kini dia tidur terlentang diatas ranjang. Bu Ani disuruhnya naik keatas tubuhnya. Bu Ani mengikuti saja perintah Pak Kades.
Bu Ani berjongkok diatas selangkangan Pak Kades. Diraihnya penis Pak Kades, dituntunnya kelubang vaginanya.
Setelah dirasa pas, Bu Ani mulai menurunkan pantatnya. Sedikit demi sedikit penis Pak Kades masuk kelubang vagina Bu Ani.
BU Ani terus menurunkan pantatnya sampai seluruh batang penis Pak Kades amblas tertelan lubang vaginanya. Kemudian Bu Ani menggerakkan pantatnya naik turun. dimulai dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Sesekali Bu Ani memutar-mutar pantatnya. Membuat penis Pak Kades serasa dipelintir.
Pak Kades tak mau ketinggalan. Dia menyodok-nyodokkan pantatnya mengimbangi gerakkan pantat Bu Ani.
Indra yang dari tadi mengintip ibunya sedang bersetubuh dengan Pak Kades, sedikit kagum melihat goyangan pantat ibunya diatas tubuh Pak Kades. Nafsu birahinya bangkit. Dilepaskannya seluruh pakaian seragam sekolahnya.
Setelah telanjang bulat, Indra meraih penisnya. Dikocok-kocoknya penisnya sendiri sambil mengintip. Tak terasa sudah tiga puluh menit Bu Ani menggoyang-goyangkan pantatnya.
Bu Ani semakin cepat menggenjot tubuh Pak Kades, saat dirasakannya orgasmenya sudah dekat. Demikian juga Pak Kades, sodokkan-sodokkan pantatnya semakin cepat.
“Ohh.., Mas.., akuu.., mauu.., keluarr,” jerit Bu Ani.
“Akuu.., jugaa.., An.., ” sahut Pak Kades.
Beberapa saat kemudian kedua insan yang sedang bersetubuh itu, merasakan otot-ototnya menegang. Diiringi teriakkan yang hampir bersamaan, tubuh mereka menggelepar. Pak Kades menyemprotkan spermanya didalam lubang vagina Bu Ani.
Setelah menuntaskan birahinya, Bu Ani turun dari atas tubuh Pak kades, kemudian merebahkan tubuh dan tertidur disamping Pak Kades. Pak Kades kemudian bangkit dan mengenakan pakaian.
Dipandanginya tubuh Bu Ani yang sedang tertidur pulas. Dengan melompati jendela kamar, Pak Kades keluar dari kamar Bu Ani.
Begitu Pak Kades keluar dari kamar ibunya, Indra yang sudah dirasuki nafsu birahi, segera membuka kamar ibunya.
Sambil mengocok-ngocok penisnya yang sudah tegang, Indra memandangi wajah ibunya yang sedang tertidur pulas.
Nafsu setan sudah merasuki diri Indra. Tanpa berpikir panjang Indra segera menindih tubuh ibunya. Kedua kaki ibunya, dibukanya lebar-lebar.
Kemudian Indra menggenggam penisnya dan diarahkan kelubang vagina ibunya. Dan Indra mulai menurunkan pantatnya, sedikit demi sedikit, sampai seluruh penisnya amblas tertelan lubang vagina ibunya.
Saat Indra mulai menggerakkan pantatnya naik turun, Bu Ani terbangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya dia, saat tahu Indra, anak kandungnya sedang menyetubuhinya.
“Ndra, jangan Ndra, aku ibumu,” teriaknya berusaha berontak. Tapi sia-sia. Indra terlalu kuat baginya. Dengan mudah aNdra meringkus ibunya. Indra memegang erat-erat kedua tangan ibunya dan menyumpal mulut ibunya dengan mulutnya. Dengan buasnya Indra melumat mulut ibunya.
Bu Ani yang sudah kehabisan separuh tenaganya, sehabis bersetubuh dengan Pak Kades tadi tak kuasa melawan keberingasan anaknya. Perlawanannya mulai melemah.
Sodokan-sodokan penis Indra pada lubang vaginanya, pelan-pelan membangkitkan nafsu birahinya. Tanpa sadar Bu Ani mengimbangi gerakan pantat Indra, dengan menyodok-nyodokkan pantatnya. Sambil meracau dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang sangat jorok, yang seharusnya tidak keluar dari mulut seorang ibu. Indra semakin bersemangat menggopyang-goyangkan pantatnya.
“Ohh, Ndra truss Ndra, entot ibu Ndra,” rintih Bu Ani merasakan nikmat. Indra semakin cepat memompa vagina ibunya, ketika dirasakannya vagina ibunya berkedut-kedut.
Otot-otot vagina ibunya menegang. Bu Ani mencakar-cakar punggung Indra disertai teriakkan panjang.
“Ndra.., ibu.., keluarr,” jeritnya. Vaginanya menjepit penis Indra dan tangannya menarik pantat Indra, membuat penis Indra semakin terbenam di lubang vaginanya. Dan akhirnya Bu Ani mencapai orgasmenya. Cairan hangat membasahi dinding vaginanya.
Indra yang belum mencapai orgasmenya, membalikkan tubuh ibunya lalu menarik kaki ibunya hingga menjuntai ke lantai. Kemudian dia mendekatkan wajahnya kelubang anus ibunya.
Indra menjulurkan lidahnya menjilati lubang anus ibunya. Jilatan-jilatan aNdra membangkitkan lagi nafsu birahi ibunya. Bu Ani pasrah saja atas perlakuan anaknya.
Bu Ani menggelinjang, saat Indra mencucuk-cucuk lubang anusnya. Tangannya bergerak kebelakang meraih kepala Indra, membenamkannya dipantatnya.
Puas menjilati anus ibunya, aNdra meraih penisnya. Dituntunnya kelubang anus ibunya. BU Ani berteriak kesakitan, saat Indra memaksakan penisnya menembus lubang anusnya. Rasa panas dan perih pada dinding dan bibir anusnya tak tertahankan lagi.
Bu Ani berusaha berontak menghindar, tetapi tangan Indra yang menekan punggungnya, membuatnya tak berdaya.
Indra mulai mendorong dan menarik pantatnya memompa lubang anus ibunya. Tubuh Bu Ani terguncang-guncang oleh sodokkan-sodokkan anaknya. Dia melolong menahan rasa sakit yang luar biasa.
Dengan terus menyodomi ibunya, Indra memeluk tubuh ibunya dari belakang dan meremas-remas buah dada ibunya.
Nafasnya terengah-engah. Nafsu birahinya benar-benar tak terkendali.Saat mendekati puncak birahinya, Indra mempercepat pompaanya.
Diiringi lolongan panjang, Indra menyemprotkan spermanya dilubang anus ibunya. Membasahi bibir dan dinding anus ibunya.
Sesaat kemudian Indra bangkit dan menyuruh ibunya duduk ditepi ranjang. Indra menyodorkan penisnya kemulut ibunya. Meminta ibunya menjilati sisa-sisa spermanya. Ceritasex.site
Bu Ani menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan, menolak permintaan anaknya. Tapi Indra tak kehabisan akal.
Ditariknya kepala ibunya dan dibenamkan keselangkangannya lalu dipencetnya hidung ibunya. Membuat ibunya kesulitan bernafas dan terpaksa membuka mulutnya. Saat itulah Indra langsung menyodokkan penisnya dan menjejalkan kemulut ibunya.
“Ayo Bu, isep sampai bersih,” pinta Indra.
Dengan sangat terpaksa, dan menahan rasa jijik, Bu Ani mengulum penis anaknya dan menjilati sisa-sisa sperma anaknya.
Malam itu, aNdra memaksa ibunya melayani nafsu birahinya sampai pagi. Sampai dia benar-benar puas. Bu Ani tak kuasa menolak keinginan anaknya.Hari-hari berikutnya, Bu Ani menjadi budak nafsu anaknya.
Dia harus selalu siap melayani nafsu birahi anaknya. Mula-mula Bu Ani melakukannya dengan terpaksa, tetapi lama-lama dia ketagihan juga disetubuhi anaknya.
Bersambung…