Untuk menyambut datangnya Tahun Baru, dikampung Indra diadakan bermacam-macam hiburan. Mulai dari wayang kulit sampai dangdut.
Hiburan yang paling disenangi Indra adalah dangdut, terutama goyangan erotis penyanyi wanitanya yang membangkitkan nafsu birahi.
Saat malam Tahun baru tiba, sekitar jam 20.00 WIB, Indra bergegas berangkat kelapangan bola menonton dangdut bersama teman akrabnya Joni. Jaraknya sekitar dua kilo dari tempat tinggal Indra.
Acara baru saja mulai ketika Indra tiba disana. Namanya juga acara gratis, penontonnya banyak sekali.
Saking asiknya menikmati pertunjukkan, Indra tak sadar kalau temannya Joni tak ada lagi disampingnya. Indrapun celingukan mencari Joni. Saat mencari Joni, Indra bertemu dengan Titi, anak Pak Kades.
“Ti, ada lihat Joni nggak?,” tanya Indra.
“Nggak tuh, aku juga lagi cari Mbak Yuli, kamu ada lihat nggak?,” Titi balik bertanya.
“Ngga ada,” sahut Indra pendek.
“Ndra, tolong anterin aku pulang ya!,” pinta Titi.
“Ntar deh, acaranya lagi bagus nih,” sahut Indra.
“Tolong dong Ndra, aku takut pulang nih,” rengek Titi.
Lama-lama Indra kasihan juga sama Titi. Dengan setengah hati Indra mengantar Titi pulang. Untuk menuju rumah Titi yang berdekatan dengan rumah Indra, mereka harus melewati sawah dan kebun yang cukup gelap.
Saat melewati perkebunan, tiba-tiba pohon berderak keras, mengejutkan mereka.
Tanpa sadar Titi memeluk tubuh Indra. Indra tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan.
Dibalasnya pelukan Titi dengan dekapan yang erat. Indra mendekatkan bibirnya kebibir Titi.
Dikecupnya bibir gadis itu. Tanpa diduga Titi membalas kecupan Indra. Mulutnya terbuka menyambut lidah Indra yang terjulur dan memasukkan kemulutnya.
Merasa mendapat angin segar, Indra menggerakkan tangan kirinya mengelus-elus punggung Titi, kemudian Indra menyusupkan tangan kirinya kebalik kaos ketat Titi. Semakin lama semakin panas mereka bercumbu.
Sesaat kemudian, Indra menyudahi cumbuannya. Dibopongnya tubuh Titi yang sexy, ke sebuah rumah kosong tak jauh dari situ. Ketika sampai di rumah itu, dengan posisi berdiri sejajar, mereka bercumbu lagi, bahkan lebih panas lagi.
Setelah berhasil melepaskan kaos dan BH Titi, Indra meremas-remas pantat Titi yang montok.
Membuat Titi menggerinjal-gerinjal merasakan nikmat. Titi memainkan tangannya kearah penis Indra yang sudah setengah tegang. Dan penis Indra semakin tegang saja, saat Titi menyusupkan tangan kebalik celana dalam Indra.
Dan mengocok-ngocok penis Indra. Luar biasa nikmat yang dirasakan Indra, dia sama sekali tidak menyangka. Titi yang masih belia, dan baru berumur 15 tahun, sangat lihai memainkan penisnya.
Beberapa saat kemudian Indra menghentikan cumbuannya. Kemudian dia berjongkok di depan Titi. Indra menyibak rok mini yang dikenakan Titi dan merenggangkan kedua kaki gadis itu.
Sesaat Indra terpana memandang paha Titi yang putih mulus. Pangkalnya menggunduk dibungkus celana dalam transparan, sehingga samar-samar Indra dapat melihat bentuk vagina Titi yang dihiasi bulu tipis kemerahan.
Sambil menciumi dan menjilati pangkal paha Titi, Indra menyusupkan tangannya ke balik celana dalam Titi. Meremas-remas vagina Titi. Titi mendesah-desah merasakan nikmat.
“Ohh.., Mas.., enakk.., truss,” desah Titi saat Indra menjilati vagina dari balik celana dalam. Membuat Indra semakin bersemangat menjilati vagina gadis itu.
Sesaat kemudian Indra melepaskan rok dan celana dalam Titi. Kini vagina Titi yang dihiasi bulu-bulu tipis terpampang di depan mata Indra. Mata Indra terbelalak melihat pemandangan di depannya yang begitu indah.
Indra menjulurkan lidahnya dan memainkannya dibibir vagina Titi. Sedikit demi sedikit mulai masuk kelubang vagina Titi.
Indra mencucuk-cucuk vagina Titi sambil meremas-remas pantat gadis belia itu. Saking nikmatnya, Titi mendorong maju pantatnya dan membenamkan kepala Indra di selangkangannya.
Beberapa saat kemudian Titi merasakan otot-otot vaginanya menegang.
“Mas.., akuu.., tak tahan,” jerit Titi dibarengi dengan keluarnya cairan hangat yang merembes didinding vaginanya. Titi telah mencapai orgasmenya.
Setelah diam beberapa saat, Indra kemudian berdiri. Sambil melepaskan seluruh pakaiannya, Indra menyuruh Titi tidur terlentang dilantai beralaskan celana dan kaosnya. Titi menuruti saja perintah Indra.
Kemudian Indra mengangkangi wajah Titi. penisnya yang sudah tegang penuh, disodorkan kemulut Titi. Titi membuka mulut dan menjulurkan lidahnya. Dia mulai menjilati penis Indra, dari kepala turun kepangkal. Buah pelir Indra tak luput dari jilatannya.
“Oohh.., Tii.., enak.., banget,” desis aNdra menahan nikmat, saat Titi memasukkan penis Indra kemulutnya. Indra memaju mundurkan pantatnya, membuat penisnya keluar masuk dari mulut Titi. Sekitar dua puluh menit Titi mengulum penis Indra yang besar dan panjang.
Indra kemudian mencabut penisnya dari mulut Titi. Kemudian Indra berjongkok diselangkangan Titi. penisnya diarahkan tepat kelubang vagina Titi.
“Aow.., sakit.., Mas.., jangan,” pekik Titi saat penis Indra yang keras dan kaku mulai menembus lubang vaginanya yang masih perawan.
“Tahan Ti, lama-lama pasti enak,” sahut Indra sambil terus mendorong maju pantatnya.
Baru setengah batang penisnya masuk, Indra menarik lagi kemudian mendorongnya lagi.
“Aow.., Mas.., ampun,” pekik Titi lebih keras, saat seluruh batang penis Indra masuk kelubang vaginanya dan merobek selaput daranya. Darah segar mengalir dari lubang vagina Titi, merembes kesela-sela pahanya.
Indra tak menghiraukan jeritan Titi. Dengan sangat bernafsu Indra menaik turunkan pantatnya. Setelah sepuluh menit Indra menggoyang-goyangkan pantatnya, jeritan-jeritan Titi mulai melemah kemudian menghilang, berganti dengan desahan-desahan nikmat.
Desahan-desahan dan jeritan-jeritan kecil yang keluar dari mulut Titi membuat Indra semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya. Tiga puluh menit berlalu, Titi menjepitkan kedua kakinya kepinggang Indra. Pantatnya terangkat. Tampak Titi akan orgasme.
Indra juga merasakan hal yang sama, penisnya berkedut-kedut. Indra mempercepat gerakkan pantatnya.
“Oohh.., sshh.., oohh,” pekik mereka hampir bersamaan. Tubuh keduanya menggelinjang hebat saat mencapai puncak kenikmatan. Indra membiarkan penisnya terbenam beberapa saat dilubang vagina Titi, kemudian dia merebahkan tubuhnya disamping gadis itu. Sesaat kemudian mereka tertidur pulas.
Sekitar satu jam tertidur, Indra terbangun karena merasakan ada sesuatu yang bergerak-gerak di selangkangannya. Indra tersenyum ketika melihat Titi sedang mengocok batang penisnya. Pelan-pelan batang penis Indra mulai menegang. Ketika sudah tegang penuh, Titi menjilati, kemudian mengulum penis Indra.
“Truss.., Ti.., enakk.., nik.. matt,” desis Indra tertahan, merasakan nikmatnya kuluman Titi pada batang penisnya.
Selang beberapa menit, Titi menyudahi kulumannya. Kemudian Titi berjongkok diatas selangkangan Indra. Tangan Titi meraih penis Indra dan mengarahkannya kelubang vaginanya.
Pelan-pelan Titi mulai menurunkan pantatnya dan sedikit demi sedikit batang penis Indra masuk kelubang vaginanya. Indra merasakan batang penisnya seperti dijepit dan dipijit-pijit oleh sempitnya lubang vagina Titi.
Setelah seluruh batang penis Indra masuk kelubang vaginanya, Titi segera menaik turunkan pantatnya. Mula-mula dengan irama pelan, semakin lama semakin cepat. Indra mengimbangi gerakan pantat Titi dengan menyodok-nyodokkan pantatnya keatas. Seirama gerakkan pantat Titi.
Beberapa saat berlalu, mereka berganti posisi. Indra menyuruh Titi menungging, dengan tangan dan lutut bertumpu dilantai. Kemudian aNdra berlutut dibelakang pantat Titi.
Indra menggenggam penisnya lalu membimbingnya kelubang vagina Titi. Kedua tangan Indra memegang pinggang Titi.
“Aow.., enakk.., nikmat,” desah Titi, saat Indra mulai mendorong pantatnya dan mendorongnya dari belakang. Kedua buah dada Titi bergoyang-goyang seirama dorongan pantat Indra.Desahan dan jeritan Titi semakin keras ketika Indra semakin cepat memaju mundurkan pantatnya.
“Oohh.., Mas.., aku.., nggak kuat.., aku.., mau,” pekik Titi terputus-putus.
Beberapa saat kemudian tubuh Titi terhentak-hentak hebat dan mengejang mencapai klimaks.
Setelah Titi mencapai orgasmenya, Indra mencabut batang penisnya dari lubang vagina Titi. Kemudian dia berlutut dibelakang Titi, lalu dia mendekatkan wajahnya kepantat Titi.
Indra menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati lubang anus Titi. Titi hanya diam menunggu dan tak mengerti apa yang akan dilakukan Indra. Dia membiarkan saja ketika lidah Indra mencucuk-cucuk lubang anusnya.
Sekitar lima belas menit berlalu, Indra menyudahi jilatannya pada lubang anus Titi. Kini dia berdiri dibelakang Titi dan mengusap-usapkan kepala penisnya kelubang anus Titi. Ceritasex.site
Titi menjerit keras menahan sakit saat Indra mulai mendorong pantatnya dan batang penisnya memaksa masuk menembusi lubang anus Titi. Tanpa memperdulikan jeritan Titi Indra terus mendorong pantatnya hingga seluruh batang penisnya amblas tertelan lubang anus Titi. Tanpa membuang waktu lagi Indra langsung menggerakkan pantatnya maju mundur.
Jeritan-jeritan Titi membuat Indra semakin bernafsu dan semakin bersemangat menggerakkan pantatnya dengan irama yang semakin lama semakin cepat. Sekitar tiga puluh menit berlalu, Indra merasakan orgasmenya sudah diambang pintu. Dia menggerakkan pantatnya semakin cepat dan liar.
Diiringi jeritan yang sangat panjang, Indra mencapai orgasmenya. Dia menekankan pantatnya kuat-kuat dan mencengkeram erat pinggang Titi.
Dia menyemburkan sperma yang cukup banyak di lubang anus Titi. Setelah menuntaskan orgasmenya, Indra mencabut batang penisnya dan mendekatkannya ke wajah Titi. Sambil tersenyum Titi membuka mulutnya dan menjilati sisa-sisa sperma yang blepotan di penis Indra.
Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengenakan pakaian masing-masing. Sekitar jam 24.00 WIb, Indra mengantar Titi kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, sambil memeluk erat pinggang Titi, Indra tak henti-hentinya tersenyum. Senyum penuh kemenangan karena berhasil membobol perawan anak Pak Kades, orang terhormat dikampungnya, yang selama ini berselingkuh dengan ibunya.
Bersambung…