Hari Minggu itu sebenarnya Indra sedikit malas dengan permintaan ayahnya agar Indra mengantar Bu Yuli, ibu tirinya, istri ketiga ayahnya, kondangan ke kampung sebelah.
Karena Bu Yuli, orangnya sangat judes. Bu Yuli, wanita muda yang sebenarnya lebih tepat menjadi kakaknya, karena usianya hanya setahun lebih tua dari Indra, tidak begitu akrab dengan Indra.
Tapi karena menghormati ayahnya, Indra melangkahkan juga kakinya ke rumah ibu tirinya, yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.
Sampai dirumah Bu Yuli, Indra mendapati rumah dalam keadaan sepi, dia nyelonong aja masuk dan duduk di ruang tamu yang berdekatan dengan kamar Bu Yuli.
Sekitar tiga puluh menit menunggu, Bu Yuli keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya, hanya mengenakan selembar handuk yang dililitkan ditubuhnya. Sehingga Indra sekilas dapat melihat paha mulus Ibu Tirinya.
Sebagai laki-laki normal dan sudah biasa bersetubuh dengan wanita, nafsu birahi Indra bergejolak disuguhi pemandangan seperti itu. Tanpa berpikir panjang lagi Indra mengikuti langkah ibu tirinya ke kamar.
Bu Yuli yang sedang berdiri sambil melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya sama sekali tak menyangka kalau Indra ikut masuk ke kamarnya.
Bu Yuli sangat terkejut saat Indra memeluk dengan kuat tubuhnya yang telanjang bulat sambil menciumi lehernya dari belakang.
Bu Yuli berteriak keras, tetapi dengan cekatan tangan Indra yang kuat membekap mulutnya. Indra mendorong tubuh ibu tirinya keranjang hingga jatuh dan terlentang lalu menindihnya.
Bu Yuli memberontak tapi sia-sia, Indra terlalu kuat baginya. Dengan mudah Indra meringkusnya. Indra menyumpal mulut Bu Yuli dengan handuk yang tadi dikenakannya. Indra menelikung kedua tangan Bu Yuli kebelakang dan menahan dengan kuat kedua kaki Bu Yuli dengan kakinya.
Bu Yuli mulai putus asa dan menangis. Indra tahu kalau Bu Yuli sudah kehabisan tenaga, dengan santai Indra melepaskan seluruh pakaiannya. Kemudian Indra mulai menciumi dan menjilati kedua buah dada Bu Yuli, secara bergantian.
Cukup lama Indra menjilati kedua buah dada ibu tirinya, kini wajahnya merangkaki perut Bu Yuli, dengan mulut yang terus menjilati, tangannya meraba-raba selangkangan dan mencucuk-cucuk lubang vagina Bu Yuli yang menggunduk.
Sesaat kemudian Indra memindahkan jilatannya keselangkangan Bu Yuli. Kedua tangannya membuka lebar-lebar kedua paha Bu Yuli. Bu Yuli hanya pasrah saat Indra menjilati pangkal pahanya.
Bahkan Bu Yuli yang sangat jarang disentuh suaminya, ayah Indra, mulai terangsang dan mendesah-desah, saat lidah Indra menyapu dan menjilati bibir vagina yang merah merekah dan berbulu lebat.
Perlahan Bu Yuli merasakan lubang vaginanya mulai basah. Indra yang tahu kalau Bu Yuli sudah terangsang, semakin bersemangat menjilati dan menyedot-nyedot klitoris Bu Yuli.
Nafas Bu Yuli ngos-ngosan menahan nafsu birahinya. Indra sangat lihai merangsang Bu Yuli. Membuat suasana menjadi terbalik. Kini Bu Yuli sudah tak sabar lagi menunggu Indra untuk segera menyetubuhinya.
Beberapa saat kemudian Indra menyudahi jilatannya pada vagina Bu Yuli. Dia kemudian berjongkok diselangkangan Bu Yuli. Bu Yuli yang sudah tak sabar lagi meraih dan mengocok-ngocok penis Indra, kemudian Bu Yuli mengarahkan penis Indra ke lubang vaginanya.
Bu Yuli menjerit saat merasakan kepala penis Indra mendesak gerbang vaginanya. Indra semakin keras mendorong pantatnya hingga seluruh batang penisnya yang besar dan panjang masuk ke lubang vagina Bu Yuli.
Bu Yuli menjerit dan mendesah-desah saat penis Indra menggesek-gesek lubang vaginanya. Bu Yuli menyodok-nyodokkan dan meliuk-liukkan pantatnya menyambut gerakkan naik turun pantat Indra.
Sambil terus menggoyang-goyangkan pantatnya, aNdra melepaskan handuk yang menyumpal mulut Bu Yuli.
Kemudian dia mendekatkan mulutnya ke mulut Bu Yuli dan melumat mulut Bu Yuli. Bu yuli menyambut lumatan Indra dengan pagutan-pagutan yang tak kalah hebatnya.
“Oohh.. Ndras.. teruss.. genjott.. akuu,” desah Bu Yuli tanpa malu-malu.
Bu Yuli semakin cepat menyodok-nyodokkan dan meliuk-liukkan pantatnya, saat dia merasakan seluruh otot-otot tubuhnya menegang. Dan merasakan sesuatu yang mendesak-desak ingin keluar dari lubang vaginanya. Tangannya mencengkeram kuat pinggang Indra saat saat orgasmenya datang.
Cairan hangat merembesi dinding-dinding vaginanya. Beberapa saat kemudian Indra merasakan hal yang sama, dia seperti orang gila, tubuhnya bergerak liar dan dia semakin cepat menyodok-nyodok lubang vagina Bu Yuli. Mulutnya meracau, mengeluarkan kata-kata kotor.
Indra menekan dada Bu Yuli dengan kuat dan menyusul menyemprotkan spermanya ke dalam lubang vagina Bu Yuli. Kemudian tubuh Indra terkulai lemas, menindih tubuh Bu Yuli.
Setelah beristirahat sekitar tiga puluh menit, Bu Yuli merasakan nafsu birahinya bangkit lagi. Bu Yuli mendorong tubuh Indra yang menindihnya hingga terlentang diranjang. Kemudian Bu Yuli duduk di samping Indra yang masih tertidur pulas.
Tangannya meraba-raba selangkangan Indra dan mengelus-elus penis Indra. Perlahan penis Indra mulai menegang.
Tanpa melepaskan penis Indra dari genggamannya, Bu Yuli menundukkan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya keselangkangan Indra. Mulut Bu Yuli terbuka dan mulai menjilati dan mengulum batang penis Indra. Dari kepala hingga pangkal penis Indra dijilati dan dikulumnya. Buah pelir Indra juga diseruputnya.
Indra terbangun dari tidurnya dan tersenyum ke arah Bu Yuli yang sedang asyik mengulum penisnya. Sesaat kemudian Bu Yuli menyudahi kulumannya pada penis Indra. Kemudian Dia berjongkok di selangkangan Indra, diraihnya penis Indra dan ditempelkannya kebibir vaginanya.
Sedikit demi sedikit Bu Yuli menurunkan pantatnya. Hingga seluruh batang penis Indra amblas tertelan lubang vaginanya.
Indra mendesah-desah penuh nikmat saat Bu Yuli mulai menggerakkan pantatnya naik turun diselingi gerakkan berputar. Keadaan sudah sangat terbalik, Bu Yuli yang tadi menolak disetubuhi kini lebih agresif.
Dan Bu Yuli semakin cepat menggoyang pantatnya saat dia merasakan puncak kenikmatan benar-benar sudah dekat. Dibarengi teriakkan panjang Bu Yuli mencapai orgasmenya.
Bu Yuli sebenarnya sudah sangat lelah saat Indra menyuruhnya berdiri menghadap ke dinding kamar. Tapi karena tidak mau membuat Indra kecewa dan marah, maka Bu Yuli menuruti permintaan Indra.
Indra kemudian mendekat ke arah Bu Yuli yang sedang berdiri lalu berjongkok dibelakang Bu Yuli. Indra meraba-raba dan meremas-remas pantat Bu Yuli yang padat dan kenyal. Kemudian Indra memasukkan jari telunjuknya ke lubang anus Bu Yuli.
Bu Yuli mendesah saat Indra menciumi dan menjilati lubang anusnya. Jilatan lidah Indra pada lubang anusnya, membuat Bu Yuli merasa geli dan perlahan nafsu birahinya bangkit lagi. Bu Yuli menggelinjang saat lidah Indra mencucuk-cucuk lubang anusnya.
Puas menjilati lubang anus Bu Yuli, Indra kemudian berdiri sambil mengarahkan penisnya ke lubang anus Bu Yuli. Bu Yuli menjerit keras saat penis Indra memaksa menembusi lubang pantatnya. Bu Yuli merasakan bibir dan dinding anusnya panas dan perih.
Bu Yuli melolong lebih keras saat Indra mendorong dan menarik pantatnya, membuat penis Indra keluar masuk dari lubang anusnya. Indra sangat menikmati sempitnya lubang anus Bu Yuli yang memang belum pernah disodomi.
Dengan memegang erat pinggang Bu Yuli, Indra semakin cepat mendorong-dorong pantatnya saat dirasakannya orgasme sudah dekat. penis Indra berkedut-kedut, otot-otot tobuhnya menegang, nafasnya memburu.
Dan Indra menjerit keras dan panjang saat mencapai orgasme. Dia menyemprotkan sperma yang sangat banyak dilubang anus Bu Yuli. Sambil mencabut penisnya dari lubang anus Bu Yuli, Indra menyuruh Bu Yuli berjongkok di depannya. Indra mendekatkan penisnya kewajah Bu Yuli.
Bu Yuli mengeleng-gelengkan kepala, menolak permintaan Indra, untuk menjilati sisa-sisa spermanya. Indra tak kehilangan akal. Indra mencekek leher Bu Yuli dan memencet hidungnya. Saat Bu Yuli yang kesulitan bernafas terpaksa membuka mulutnya, Indra langsung menyodokkan penisnya dan menjejalkannya ke mulut Bu Yuli.
Bu Yuli merasa mual dan mau muntah tetapi dia tak berani menolak permintaan Indra. Bu Yuli menggerakkan bibirnya dan menjilati sisa-sisa sperma Indra sampai bersih tak tersisa. Indra tersenyum bangga bisa menundukkan Bu Yuli, ibu tirinya yang selama ini kurang menyukainya dan sangat Judes.
Dan sejak saat itu Bu Yuli sangat baik padanya. Bu Yuli tak pernah menolak apapun yang diinginkan Indra termasuk kalau Indra ingin menikmati kemolekan tubuhnya.
Bahkan Bu Yuli yang seringkali merayu agar Indra mau menyetubuhinya. Kehebatan Indra memuaskannya di atas ranjang, membuat Bu Yuli betul-betul ketagihan merasakan nikmatnya sodokkan penis Indra yang besar dan panjang.
Bersama Indra, anak tirinya, Bu Yuli betul-betul menemukan dan merasakan kenikmatan yang sangat jarang dia dapatkan dari Pak Broto, suaminya yang juga ayah Indra. Indra membuatnya tergila-gila dan dia mau melakukan apa saja yang Indra inginkan.
Jika nafsu birahi sedang memuncak, Bu Yuli tak segan-segan datang kerumah Indra untuk meminta Indra menyetubuhinya. Dia sudah tak perduli lagi kalau Indra adalah anak tirinya.
Bahkan sebulan kemudian dengan alasan suasana kampung yang semakin rawan, Bu Yuli meminta kepada Pak Broto agar mengijinkan Indra tinggal bersamanya. Tujuan sebenarnya tak lain, agar dia bisa lebih sering bisa mereguk kenikmatan bersama Indra. Dan tanpa curiga sedikitpun Pak Broto meluluskan keinginan istri termudanya.
Pak Broto sama sekali tidak tahu kalau istri mudanya disetubuhi anak kandungnya. Diusianya yang sudah tua, dia tidak mampu lagi memuaskan nafsu istri mudanya yang sedang meledak-ledak.
Demikianlah kisah Indra si Pejantan Kampung, yang benar-benar perkasa dan berhasil menyetubuhi wanita-wanita dikampungnya, terutama istri-istri yang kesepian.