Setelah foto mandi, seterusnya aku mengatur mereka di tempat tidur dalam berbagai pose sampai close up ke memek mereka. Setelah aku merasa semua pose dan gambar yang kuinginkan ku dapat, aku menyudahi sesi pemotretan.
Tadi sebelum sesi foto di tempat tidur setelah mereka mandi, aku mengajak mereka makan. Yang istimewa aku minta minum air sebanyak-banyaknya sehingga sebotol Aqua hampir habis dan sedikit Fanta Merah. Aku punya tujuan untuk itu.
Setelah selesai sesi foto di bed, tidak lama kemudian mereka mengatakan kebelet pipis.
Inilah moment yang ingin aku rekam, yakni foto ketika air kencing mereka mancur dari belahan memek mereka masing-masing.
“ Ih oom ini aneh, masak orang kencing aja di foto,” kata Anti.
Lumayan juga hasil jepretanku, cukup jelas moment-moment ketika pipis mereka keluar.
Aku juga berhasil mengambil bagian dalam memek mereka masing-masing, sampai terlihat bagian selaput perawannya.
Aku menunggu sampai mereka kencing untuk yang kedua kali, baru kami mengakhiri pemotretan.
Lumayan juga koleksiku sangat lengkap untuk foto soft core 2 anak di bawah umur. Selanjutnya aku ingin tau lingkungan kehidupan mereka Aku berganti kaus dan celana jean dan bersandal jepit ikut masuk ke kampung kedua anak ini.
Mobil kuparkir di satu rumah sakit dan selanjutnya dari situ kami bertiga naik angkot sampai ke depan gang tempat mereka tinggal. Aku mengatakan kepada mereka , agar mereka memberi tahu ibunya bahwa aku sedang cari rumah kontrakan.
Aku dibawa ke gang sempit dan menyuruk-nyuruk di bawah jemuran lalu sampailah ke rumah Anti. Ibunya heran melihat kehadiranku. Tetapi setelah anaknya mengatakan bahwa aku mau cari kontrakan di daerah situ, akhirnya Ibunya paham hubunganku dengan anaknya.
Mereka juga kuminta tidak demonstratif menunjukkan HP barunya. Kotaknya kusuruh buang dan HPnya dimasukkan ke dalam tas. Kalau nanti orang tuanya tau soal HP itu, sudah kuajari bahwa mereka nemu di mikrolet.
Ibunya lalu mengajakku berjalan menyusuri gang-gang disekitar rumahnya. Ada sekitar 3 rumah yang ditunjukkan yang bisa dikontrak. Aku pun berlagak serius menanyakan macam-macam soal harga dan sebagainya, agar ibunya tidak curiga.
Dengan lagak serius akan mencatat nomor-2 kontak pemilik rumah kontrakan itu sampai akhirnya kami berpisah. Selama berkeliling itu hasil korekan informasiku, ternyata ibunya Anti mempunyai 3 anak, yaitu 2 adik dari Anti.
Luki, meski masih punya ayah, tetapi jarang pulang dan tidak pernah memberi uang belanja ke rumah tangganya. Sehingga Ibu Luki yang harus banting tulang jualan kue keliling kampung. Mereka masing-masing keluarga hanya menempati sepetak kamar kecil. Luki mempunyai seorang adik laki-laki.
Di Kelurahan Tambora Jakarta, itulah gang sempit tempat mereka tinggal. Seminggu kemudian di HP ku masuk panggilan dari No HP Anti. Yang berbicara ternyata maknya Anti. Ibunya berterima kasih kepadaku karena anaknya dibelikan HP dan dikasi uang.
Ternyata skenario sandiwara yang harus mereka mainkan tidak jalan. Anti mengaku terus terang bahwa HP itu aku yang membelikan. Tapi dia pintar juga mengarang cerita. Karena sekenario Anti HP itu diperlukan karena aku akan membiayai dia kembali ke bangku sekolah.
Jadi HP adalah alat komunikasi untuk keperluan itu. Jadinya ibunya berkali-kali berterima kasih soal aku akan membiayai Anti kembali sekolah.
Padahal masalah ini belum pernah aku bicarakan dengan mereka berdua. Menurut ibunya Anti, dia juga sudah berbicara masalah bea siswa itu kepada maknya Luki. Mak Luki juga menyambut gembira.
Sebelum telepon ditutup Anti bersama Luki minta ketemu aku lagi besoknya.
Keesokan hari kebetulan itu Sabtu siang, aku ketemu lagi mereka berdua. Aku langsung komplain bahwa aku tidak pernah menjanjikan akan memberi bea siswa kepada mereka.
“Lha oom kan bilang ke kita , mau sekolah lagi nggak, kalau mau sekolah harus pandai cari duit, Oom kan banyak duitnya ya kami minta ke oom saja,” kata Anti.
“Wah aku kemakan sama omonganku sendiri ketika kami makan Fried Chiken tempo hari.,” batinku.
Otak jalangku langsung berputar dan berhenti pada kesimpulan ingin menikmati keperawanan mereka. “ Gimana kalau masing-masing kalian oom kasih 2 juta,” tanyaku.
“Ah yang bener oom, kok banyak amat,” tanya Luki yang memang lebih bawel.
Iya tapi gak sekaligus, jadi misalnya hari ini Anti, nanti berikutnya baru Luki,” kataku.
“Terus kita disuruh ngapain,” tanya Anti.
Dengan keberanian penuh aku terus terang mengatakan, “ Oom mau perawan kalian,” kataku.
Kedua mereka seperti terperanjat dan saling pandang-pandangan. “ Ih oom gak mau ah kalau itu, kita kan masih kecil,” kata Anti.
“Ya terserah kalian, tapi kalau kalian nanti berubah pikiran telpon oom ya,” kata ku.
Kami kemudian berpisah dan masing-masing kugenggami 100 ribuan. Aku sebetulnya tidak terlalu berharap banyak melihat reaksi mereka yang kayaknya tidak bersedia. Tapi bagiku dengan biaya yang sudah kukeluarkan rasanya sebanding dengan foto-foto yang kudapatkan.
Aku sudah melupakan soal keperawanan mereka, setelah lebih dari 10 hari mereka tidak mengontak HP ku. Tapi hari itu masuk no HP Anti. Dengan agak bingung menyusun kata-kata, Anti mengatakan bahwa dia mau menerima tawaranku, tapi syaratnya dia harus ditemani Luki. Aku katakan tidak masalah.
Pada hari yang ditentukan, jam 10 pagi aku menjemput kedua anak itu di satu Mall. Mereka tidak lagi membawa peralatan ngamen. Anti kelihatannya gelisah dan wajahnya selalu menunduk. Aku mencairkannya dengan mambawa makan. Akhirnya suasana cair.
Kami segera menuju motel. Begitu masuk kamar setelah semua urusan kamar beres, aku segera memberikan 2,5 juta ke Anti. Diterimanya uang itu tanpa dia hitung. Buru-buru dimasukkan ke dalam tas kecil. Anti kuminta membersihkan diri.
Keluar dari kamar mandi Anti masih berpakaian langkap. Sementara itu Luki aku suruh duduk saja melihat kami. Kamera segera kusiapkan untuk merekam saat defloration. Aku juga sudah membekali diri dengan K jel untuk melancarkan penetrasi.
Anti terbujur kaku dengan pakaian lengkap yang terdiri dari T Shirt dan celana jean di tempat tidur. Aku mengambil foto ketika dia masih lengkap berpakaian. Aku mencopot kausnya sehingga tampak mini set warna krem menutupi bagian dadanya. Celana jeannya ku pelorotkan dan tampak celana dalam merah yang lusuh.
Anti berusaha menutupkan tangannya ke buah dadanya dan ke selakangannya. Aku kembali mengambil foto dengan meminta Anti agar tangannya tidak menutup bagian-bagian itu. Setelah foto ku ambil dari berbagai arah, berikutnya aku membuka mini setnya.
Pada posisi hanya bercelana dalam aku kembali mengabadikannya. Setelah itu aku membuka celana dalamnya sehingga dia telanjang bulat tidur di tempat tidur. Aku kembali mengambil gambarnya dari berbagai posisi sampai dia ngangkang dan close up di bagian lubang vaginanya yang masih rapat.
Aku berusaha mendapatkan gambar lubang vaginanya yang masih memiliki selaput dara. Dia kuminta bantuan untuk menguakkan belahan vaginanya. Anti mengeluh sakit ketika dibuka lebar-lebar vaginanya. Aku minta dia bertahan sebentar.
Aku mengambil belahan vagiannya yang terbuka lebih lebar dan berwarna merah di dalamnya. Selaput daranya terlihat sedikit dari bagian luar.
Aku mulai membuka baju dan kutingalkan celanda dalamku. Aku mulai mencumbui Anti dengan menciumi leher, kedua putting susunya yang masih kecil dan menghisap bisap teteknya. Dia menggelinjang kegelian.
Selanjutnya mulutku turun ke bawah mengarah ke memeknya. Anti menahan kepalaku karena merasa geli kuciumi di sekitar kelaminnya. Aku menjilati pelan-pelan seputar memeknya sampai gundukan belahan memeknya. Lidahku secara bertahap mulai mengarah ke kelentitnya.
Dia kegelian luar biasa ketika jilatanku mengenai kelentitnya. Aku tidak meneruskan menjilati kelentitnya, tetapi disekitar lubang vaginanya. Setelah dia mulai bisa menerima adaptasi jilatanku, tidak lagi merasa terlalu geli ketika lidahku menyentuh kelentitnya.
Anti berkali-kali menggelinjang ketika ujung lidahku mengenai kelentitnya. Selanjutnya dia melenguh sebagai reaksi rangsangan kelentitnya aku oral. Aku yakin dia mulai terangsang setelah klentitnya terasa mengeras. Aku terus menjilati kelentitnya sampai akhirnya dia mengejang mencapai orgasmenya yang pertama.
Cairan lendir di belahan memeknya makin banyak, meski tidak dapat dikatakan banjir. Selanjutnya aku kembali mengabadikan lubang memeknya. Terlihat lubang memeknya sedikit lebih menganga. Mungkin ini reaksi alami untuk vagina yang siap untuk dipenetrasi.
Aku membuka celana dalamku dan mengolesi seluruh penisku dengan jelli dan juga melumuri seluruh permukaan lubang vaginanya. Anti kuminta tidur dengan ganjalan bantal di bawah pantatnya. Aku memposisikan tegak bersimpuh lututku dan mengarahkan kepala penisku ke lubang vaginanya.
Moment itu aku rekam dengan mode video di kameraku. Berkali-kali kepala penisku terpeleset gagal masuk ke lubang vagina. Setelah agak berhati-hati kepala penisku berhasil menyusup ke vaginanya. “ Aduh oom sakit,” kta Anti.
Dia kuminta untuk menahan sebentar rasa sakit itu. Penisku kutekan lagi lalu kutarik dan melakukan gerakan maju mundur untuk melakukan adaptasi di lubang yang sangat sempit itu. Ujung penisku menyentuh selaput daranya, dan Anti kembali mengeluh rasa sakit.
Kutarik sedikit dan kutekan lagi berkali-klai setelah lancar baru aku dorong agak kuat agar berhasil menembus selaput daranya. Usaha ku berhasil dan penisku ambles perlahan-lahan ke dalam memeknya. Semua moment itu berhasil terekam dengan pencahayaan yang baik.
Kontras sekali terlihat memek kecil yang diterobos oleh penis orang dewasa yang terbenam di belahan memeknya. Aku tidak mampu bertahan delam jepitan ketat memek anti sehingga terasa spermaku segera meledak. Kutarik buru-buru penisku dan kutumpahkan semua sperma itu ke perut Anti.
Batang penisku terlihat diselaputi darah. Kukuak lubang memek Anti terlhat memerah dan terdapat sedikit darah. Lubang vaginanya terlihat terbuka lebar bekas penetrasi penisku, didalamnya memerah bercampur seikit darah.
Penisku yang masih agak keras kutempelkan ke depan lubang vaginanya dan terlihat penis berdarah dan memek yang juga berdarah dengan bulu hanya beberapa helai di memek Anti. Aku kembali mengambil foto seluruh tubuh anti dengan cairan sperma di perutnya.
Anti kemudian kubimbing bangun dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia berjalan tertatih-tatih karena selangkangannya terasa perih. Kami kemudian isirahat sejenak sambil menonton TV. Kami tidur berbaring bertiga bersama Luki yang masih berpakaian lengkap sementara kami berdua telanjang.
Kutawari Luki 200 ribu, untuk kerja mengoral penisku. Mulanya dia tidak mau, tetapi setelah ku bujuk dan kuberi langsung uang 200 ribu, akhirnya dia setuju dan membuka seluruh bajunya. Aku membantu Anti membuka bajunya.
Dia hanya menggunakan singlet untuk menyamarkan tonjolan tetek dan pentilnya agar tidak membayang di kaus. Celana dalamnya terlihat kedodoran, karena mungkin karetnya sudah longgar. Memeknya masih gundul dan mencembung. Aku telentang dan Luki kuajari untuk mengoral penisku yang masih lemas.
Mulanya dia ragu dan melakukan gerakan oral agak kaku. Tetapi itu tidak berlangung lama setelah penisku juga bereaksi makin memuai setelah dihisap oleh Luki. Penisku sudah berdiri tegak kembali. Luki kuminta tidur berbaring di samping Anti. Aku kembali merangkak di antara kedua kakinya.
Kedua kakinya kulebarkan dan dan kulipat agar lebih mudah aku memasukkan penis. Untuk penetrais kedua ini aku masih memerlukan bantuan jell. Tidak terlalu susah, penisku perlahan-lahan bisa terus masuk ke dalam memek Anti.
Anti masih merasa sakit dengan penetrasi penisku. Aku terus menggenjot memek yang terasa sangat sempit dan mencekam penisku. Bosan dengan posisi aku diatas. Aku mengarahkan Anti agar dia berada diatasku.
Kami berdua berguling dengan teta[ mempertahankan penisku tertancap. Anti semula telungkup dan diam diatas tubuhku. Dia belum tahu harus bagaimana. Aku mengajarkan dia agar bangun dan mendudukiku. Posisi badanku dengan Anti menjadi 90 derajat.
Aku kembali mengambil kameraku dengan mode video mengabadikan memek Anti yang naik turun menelan penisku. Lama-lama anti mahir melakukan gerakan sampai terasa spermaku akan meledak. Ku Dorong Anti dan kuraih penisku yang kemudian menyemburkan sperma. Di perutku sendiri.
Semua adegan itu terekam dengan baik di kameraku. Kami meneyelesaikan pesta deflorasi dalam waktu sekitar 3 jam. Dari motel mereka berdua kuajak ke departemen store. Anti kubelikan berapa pasang pakaian dan sepasang sepatu.
Sementara Luki hanya kubelikan satu celana jean dan satu tas. Aku bermaksud mengajak Anti jalan, agar dia terbiasa jalan seperti biasa, bukannya tertatih-tatih karena memeknya perih. Kalau dia pulang dengan jalannya yang aneh, bisa gawat nanti aku.
Kujanjikan ke Luki kalau dia melepaskan perawannya akan menerima seperti yang diterima Anti. Aku melepas mereka dengan dengan ujung gang tempat mereka tinggal.
Aku merasa lemas setelah 2 kali ejakulasi hari ini. Kepalaku enteng dan sesampai di rumah aku langsung istirahat dan tertidur pulas. Seminggu kemudian giliran Luki meneleponku. Dia mengatakan juga akan melepaskan perawannya.
Skenarionya sama dengan Anti, tetapi memek Luki lebih kecil sehingga membutuhkan kesabaran lebih. Aku berhasil memerawani dia. Luki menangis ketika aku memasukkan penisku ke memeknya. Dia tidak mampu menahan rasa sakitnya.
Tetapi lama-lama dia terdiam ketika aku terus memompakan penisku ke memeknya. Luki tidak mampu menerima penetrasiku yang kedua, sehingga ronde kedua aku memompa Anti, yang lubang memeknya sudah bisa beradaptasi dengan penisku. Meskipun begitu lubangnya masih terasa sempit.
Nikmat sekali rasanya menindih cewek yang baru berkembang tubuhnya, teteknya masih mengkal dan lubangnya masih sempit.