Adek mengoral penisku . Mulanya dia duduk bersimpuh diantara kedua kakiku. Posisi itu membuat aku tidak bisa menggapai apa-apa dari tubuhnya. Aku minta Adek mengubah posisi dengan posi 69. Adek merangkak dengan selangkangan tepat di depan wajahku.
Sambil dia terus mengralku, aku membukai memeknya dan melihat-lihat bentuk memeknya. Didalam belahan memeknya terlihat warna merah muda. Lipatan bibir dalamnya masih sedikit dan agak menonjol. Tonjolan itilnya agak samar terlihat. Lubang di bagian bawah memeknya terlihat masih rapat.
Aku mencoba menusuk-nusukan jariku tetapi masih susah di terobos. Bosan memeriksa memek tanganku menjangkau kedua tetek kecilnya dan kuremas-remas. Aku merasa akan mendapat orgasme. Aku bangkit dan Adek kutarik dari penisku. Aku ejakulasi di dalam bekapan tanganku. Setelah itu aku membersihkannya di kamar mandi.
Aku kembali ke tempat tidur dan berbaring di samping Adek yang masih telanjang di bawah selimut. Kami ngobrol. Dalam obrolan itu, Adek bercerita dia butuh uang agak banyak untuk membayar uang sekolahnya yang sudah 6 bulan tidak dibayarkan. Uang sekolah dari orang tuanya dipakai untuk jajan dan nonton.
Aku setuju saja mengganti uang yang diminta itu, tapi aku minta diperbolehkan memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Adek merangkulku. Dia kemudian setuju dengan menganggukkan kepala ketika kutanya ulang.
Penisku masih loyo kuminta Adek meremas dan mengocoknya. Pelan-pelan di tangan Adek penisku membesar. Kubuka semua selimut dan Adek kubaringkan telentang. Kakiknya dilebarkan dan kulipat ke atas.
Penisku yang sudah tegang sempurna mulai aku arahkan ke lubang memeknya. Dengan posisi duduk bersimpuh aku bisa melihat proses ujung penisku menguak belahan memeknya. Kepala penisku behasil masuk sedikit, tetapi dengan posisi begini aku kurang mempunyai daya mendorong penisku.
Aku mengubah posisi dengan merangkak, Penisku kutancapkanlagi ke lubang memeknya. Pelan-pelan aku tekan dan aku tarik sedikit, lalu aku tekan lagi. Begitu berulangulang sampai akhirnyamentok di selaput keperawanannya. Adek mengeluh memeknya perih, dia minta aku pelan-pelan melakukan gerakan, karena memeknya terasa sakit.
Aku paham, seorang perawan pada awal penetrasi penis pasti merasa sakit. Aku berusaha menekan agak kuat, sampai kemudian berhasil menjebol selaput perawannya. Adek kesakitan dan air matanya meleleh dari kedua sisi matanya. Sebenarnya aku kasihan, tetapi nafsu yang menguasaiku mengabaikan penderitaan Adek.
Kubenamkan pelan-pelan penisku ke dalam memek Adek sampai akhirnya masuk seluruhnya. Vaginanya terasa sangat menjepit, mencengkeram penisku hingga agak susah bergerak. Kutarik pelan-pelan, Adek meringis menahan rasa sakit, aku tekan lagi dia masih merasakan rasa sakit sambil mengernyitkan keningnya.
Begitu berkali-kali gerakan aku lakukan sampai akhirnya perjalanan naik turun penisku mulai lancar. Namun kesan menjepit itu masih terasa. Aku merasakan kenikmatan luar biasa. Makin lama gerakanku makin cepat dan Adek sudah mulai kurang merasa sakit.
Namun tampaknya dia masih belum bisa merasakan nikmatnya bersenggama. Aku tidak mampu bertahan lama sehingga kusemprotkan seluruh maniku ke dalam memeknya. Nikmat banget rasanya memperawani anak umur 15 tahun . Memeknya sempit dan badannya masih sekel.
Ketika kutarik penisku keluar dari memeknya, terlihat maniku berwarna merah muda. Di lubang belahan memeknya juga tertinggal sisa maniku berwarna merah muda. Lubang memeknya jadi menganga bekas tusukan penisku. Lubang itu kelihatan belum elastis langsung merapat.
Kami berdua istirahat sebentar sambil berbaring. Aku menanyakan rasa yang dialami Adek. Dia mengatakan perih dan belum terasa enaknya. Penisku yang loyo habis memuntahkan isinya. Dia terkulai layu, tetapi bekas mani kusudah mulai mengering. Aku berusaha tidur sebentar.
Entah berapa lama aku tertidur. Aku terbangun Adek masih tergolek di sebelahku dalamkeadan masih telanjang. Dia mulai kuciumi lagi dan teteknya kuremas-remas. Birahiku bangkit dan penisku mulai berdiri lagi. Aku lalu mengambil posisi merangkak di atas tubuhnya dan mengangkangkan kakinya lebar-lebar.
Penis kuarahkan memasukui memek Adek. Perjuangan di ronde kedua ini tidak terlalu sulit. Kepala penisku agakmudah masuk ke dalam memeknya. Aku menekannya pelan-pelan sampai akhirnya ambles seluruhnya. Adek masih merasa sakit, tetapi tampaknya tidak sesakit tadi.
Dia hanya mengernyitkan dahinya menahan rasa sakit. Aku aktif memompa penisku terus di lubang sempit memeknya. Liang memeknya yang masih terlumari oleh lendir maniku tidak sertamerta terasa licin, tetapi masih saja aku berasakan jepitan memeknya yang baru kuperawani.
Sensasi bersetubuh dengan memek sempit anak umur 15 tahun, membuat aku tidak mampu bertahan lama. Sekitar 10 menit dengan main di satu posisi saja, akhirnya aku menyemportkan maniku kembali ke dalam memeknya. Paripurna sudah kepuasanku yaitu memerawani dan melebarkan jalan yang kuperawani.
Setelah istirahat sebentar kami berdua lalu ke kamar mandi dan mandi bersama saling menyabuni dan menyiram tubuh.
Sebelum meninggalkan kamar aku menyelipkan sejumlah uang dan kulebihkan sedikit untuk uang jajannya. Aku tidak perduli apakah benar uang itu untuk bayar sekolah atau untuk yang lain.Aku malah beruntung bisa memperoleh perawan Adek.
Sekitar 10 hari kemudian, Sari meneleponku di kantor. “ Kak aku bagi duit juga dong kayak Adek, masak cuman Adek sih, “ katanya di telepon.
Aku bilang jangan sekarang, ntar nunggu gajian dulu yang tinggal 5 hari lagi. Sekarang aku gak punya duit segitu. Sari akhirnya setuju dan kami janjian ketemu di satu tempat pada hari yang kami sepakati.
Sari juga kuajak ke motel tempat aku memerawani Adek. Aku tidak menanyakan untuk apa Sari minta duit segitu banyak. Pikiranku adalah mendapat keperawanan Sari. Dia ketika ksusuruh buka baju masih agak malu.
Aku terpaksa membantunya melepaskan seluruh bajunya. Aku senang memandangi tetek Sari yang eksrta large. Kutoel-toel kedua susunya sehingga menimbulkan gerakan yang menggairahkan. Kedua putingnya masih tenggelam.
Aku mencumbu Sari dengan mencium dan terutama menghisap putting teteknya. Dia kutelentangkan dan kedua susunya kupegang kiri dan kanan lalu penisku kujepitkan diantara kedua susunya. Aku menyetubuhi bongkahan susunya. Enak juga rasanya.
Puas bermain dengan susunya aku lalu minta Sari mengoralku. Sambil telentang dia meraih penisku dan mengulum-ngulumnya. Aku mengambil posisi seperti menyetubuhi mulutnya, sehingga melakukan gerakan maju mundur.
Nikmat sekali melakukan oral dengan cara seperti ini sampai akhirnya maniku hampir keluar dan kutarik penisku menjauh dari mulut Sari. Mani kutumpahkan ke susu Sari lalu aku lumari seluruh tetek Sari dengan cairan maniku. Aku kemudian meremas-remasnya terasa licin. Jangkauan genggeman tanganku tidak muat di bongkahan teteknya. Luar biasa besarnya tetek Sari.
Kami berdua lalu berjalan ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah terasa segar kami tiduran sambil beselimut. Kami ngobrol. Baru keketahui bahwa Adek dan Sari berdekatan rumah. Adek tinggal di rumah abangnya dari lain ibu.
Kedua orang tua mereka bercerai. Ayahnya sudah kawin lagi tinggal di Bogor, sementara ibunya tinggal di Madiun. Sedang Sari, orang tuanya masih lengkap, tetapi ayahnya tidak bekerja karena terlibat PKI. Ibunya yang banting tulang berdagang.
Sambil bercerita aku meremas-remas tetek Sari. Rasanya tidak ada puas-puasnya meremas tetek kenyal dan besar ini dari remaja yang masih berusia 15 tahun. Puas meremas-remas aku mengorek-ngorek memek Sari. Belahannya ku gesek-gesek dan itilnya kutekan-tekan dengan gerakan memutar.
Sari agak terganggu dalam bercerita karena kadang-kadang dia berhenti dan seperti merintih ketika itilnya ku tekan-tekan. Kurabai belahan memeknya mulai terasa berlendir. Sementara itu tangan Sari kuarahkan untuk meremas-remas penisku yang masih loyo.
Aktifitas kami membuat birahiku bangkit. Pelan-pelan penisku mulai mengeras. Kusibak selimut yang menutupi kami dan aku langsung merangkak di atas tubuh Sari. Penis kubimbing memasuki gerbang vagina Sari. Berkali-kali kutekan selalu meleset. Sari kemudian membantu mengarahkan penisku memasuki lubang memeknya.
Aku hanya tinggal menekan, maka melesatlah kepala penisku tenggelam di memeknya. Sari agak berjangkit sedikit, karena sakit yang dia rasakan. Aku dimintanya pelan-pelan melakukan gerakan. Aku mendorong terus perlahan-lahan penisku sampai akhirnya tertahan penghalang selaput daranya.
Kucabut sedikit lalu kudorong lagi. Begitu ku lakukan berulang ulang dan setelah terasa lubang memeknya licin aku dalam gerakan maju mundur melakukan dorongan tiba-tiba yang lebih keras dan menekan masuk penisku lebih dalam.
Penisku berhasil mengoyak selaput daranya. Sari merintih dan air matanya keluar menetes ke samping. Aku berhenti sejaenak setelah dia merasa berkurang sakitnya aku mulai melakukan gerakan naik-turun. Mulanya pelan, lama-lama makin cepat. Sensasi jepitan memek Sari nikmat sekali.
Tapi jika boleh aku beri penilaian, memek Adek lebih legit dibanding Sari. Meskipun begitu, jepitan memek Sari terasa cukup mencengkeram. Aku terus memompanya. Aku mengubah posisi dengan duduk bersimpuh agar bisa melihat gerakan penisku maju mundur di liang vaginanya.
Aku melihat batangku agak kemerah-merahan, karena terkena darah perawan maju mundur di memek Sari yang terkuak lebar. Sensasi jepitan memek perawan dan pemandangan penis menerobos memek membuat rangsangan diriku makin tinggi. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan kulepas begitu saja spermaku di dalam memeknya..
Aku memeluk Sari dan menindih badannya yang kecil, yang tidak seimbang dengan badanku. Setelah kenikmatan ejakulasiku usai, aku menarik penisku yang sudah mulai mengecil. Kelihatan sekali penisku berselemak mani bercampur darah sedikit.
Aku berbaring di samping Sari sambil terengah-engah.
Aku menarik selimut dan langsung tertidur. Mataku terasa mengantuk sekali.
Aku terbangun karena desakan ingin pipis. Bangkit dari tempat tidur aku berjalan sambil dalam keadaan telanjang menuju kamar mandi melampiaskan hajatku lalu membersihkan sisa-sisa mani dan lendir Sari di kemaluanku.
Aku kembali berbaring di samping Sari. Dia kelihatannya tidak bisa tertidur, mungkin dia memikirkan keperawanannya yang baru hilang. Aku memeluknya dan kembali meremas-remas tetek besarnya yang menggemaskan.
Kuraba celah memeknya masih berlendir. Lendir itu mungkin sisa maniku dan lendir dari memeknya sendiri. Memeknya aku rangsang sampai makin banyak lendirnya. Sementara itu penisku sudah berdiri lagi. Sari kuminta berada di posisi di atasku.
Dia mengatakan tidak bisa. Aku mengatakan akan membimbingnya. Sari berjongkok diatas penisku dan dia memegangi penisku lalu dituntunnya masuk ke lubang memeknya. Sambil membenamkan penisku ke memeknya dia meringis menahan rasa sakit. Penisku agak lebih mudah masuk ke memeknya.
Aku kembali merasakan sensasi jepitan memek yang baru kuperawani. Sari mulai kuajari bergerak naik turun. Dia mengikuti petunjukku. Namun kontrolnya kurang bagus sehingga penisku sering lepas dari lubang memeknya.
Dia terlalu tinggi mengangkat badannya. Aku terpaksa ikut mengontrol gerakan naik turunnya dengan memegangi kedua pinggangnya. Aku menyaksikan kedua bongkahan payudara yang berguncang-guncang bebas seirama dengan gerakan naik turun tubuh pemiliknya.
Unik juga pemandangan di depanku. Seorang gadis kecil dengan dada yang mengelembung bergerak naik turun di atas tubuhku. Cukup lama dia berada di posisi ini. Dia mengeluh lelah bergerak seperti itu. Aku lalu mengajarkannya agar tidak usah bergerak naik turun lagi tetapi maju mundur, sambil mengusahakan bagian memeknya yang sensitif menggerus jembutku.
Sari menuruti arahanku dia mencoba-coba posisi dimana itilnya bisa bersentuhan dengan bagian jembutku. Badannya agak melengkung ke depan dan dia menemukan posisi nikmatnya. Sambil bergerak dia mulai merintih-rintih sendiri. Makin lama makin cepat dia bergerak dan mengabaikan teteknya yang pontang-panting.
Tiba-tiba dia berhenti dan ambruk di dadaku. Dadaku tertekan dua bongkahan empuk teteknya. Kurasakan seluruh memeknya berkedut-kedut. Rupanya Sari menemukan orgasmenya. Sementara aku masih belum mencapainya.
Aku membalikkan posisi dan mulai memompa Sari dari atas . Gerakanku terus semakin cepat dan akhirnya aku pun sampai di penghujung batas kenikmatan.Aku melepas spermaku dengan menekan dalam-dalam penisku di dalam vaginanya.
Kami istirahat sebentar melepaskan kelelahan. Setelah itu mandi bersama di kamar mandi. Rasanya nikmat sekali memeluk Sari dari belakang sambil meremas-remas teteknya yang licin karena lumuran sabun.
Aku menyelipkan sejumlah uang yang sama seperti yang kuberikan kepada Adek.
Sejak saat itu di waktu-waktu berikutnya mereka berdua bergantian mengajakku ketemuan, alias minta duit alias ngembat. Aku terpaksa menjarangkan pertemuan, karena keuangan tidak mampu mendukung. Meskipun pada pertemuan-pertemuan berikutnya mereka tidak menuntut uang sebesar ketika kuperawani, tetapi kalau jaraknya terlalu rapat, berat juga membiyayainya.
Mereka akhirnya terbuka satu sama lain bahwa sering main denganku. Keduanya akhirnya berkali-kali main bersamaku bersama-sama. Aku melawan kedua cewek itu. Kalau sudah petandingan yang tidak seimbang itu, aku selalu memintanya di hari libur. Sebab diperlukan waktu agak panjang untuk mengimbangi kekuatan mereka. Biasanya aku chekin jam 11 siang dan chek out jam 5 sore.
Sari dan Adek mungkin sudah kusetubuhi lebih dari 10 kali. Rasanya bosan juga. Oleh karena itu tidak setiap kali aku mau memenuhi permintaan mereka, selain masalah biaya juga masalah jenuh. Akhir akhir ini aku hanya menggauli mereka sekali dalam sebulan.
Di satu saat yang aku lupa harinya, sekitar jam 4 sore, aku dihubungi Adek, “ Kak ada yang mau kenalan nih,” katanya.
Dia memperkenalkan teman sebayanya, namanya Lia. Mereka tidak bertetangga tetapi satu kelas di kelas 3 SMP. Aku ngobrol sedikit dan buntutnya Lia ingin ketemu dengan ku. Permintaannya kupenuhi setelah aku mendapat konfirmasi dari Adek bahwa Lia juga “bisa diajak”.
Aku menjemput Adek yang sudah bersama Lia di Blok M di toko buku Gramedia. Setelah makan fast food di sekitar situ. Adek mempersilakan aku jalan berdua dengan Lia. Adek katanya mau tinggal di Blok M saja. Aku menyisipkan uang sekedarnya untuk ongkos taksi dan jajan Adek sebelum kami berpisah.
Lia lumayan manis, rambutnya pendek dan teteknya lumayan gede, meski tak sebesar Sari. Aku tidak pikir panjang dan basa basi lagi langsung mengarahkan mobil ke motel. Lia juga tidak memperlihatkan rasa takutnya kubawa masuk ke motel. Di dalam motel kukorek mengenai apa saja yang diceritakan Lia mengenai diriku. “Kakak orangnya baik, cakep, ya itu aja,” katanya.
“Masak sih cuma itu,” mencoba mengorek lebih jauh.
“Duitnya banyak,” tambah Lia malu-malu.
Lia kurebahkan ke tempat tidur dengan kaki masih menggantung di pinggir tempat tidur. Aku langsung menyerang dan menciumi seluruh wajahnya dan berakhir di mulutnya. Sambil menciumi mulutnya aku membetulkan posisi dia berbaring dengan mengangkat kedua kakinya ke atas tempat tidur.
Lia kutindih dan terus kuserang dengan ciuman dilehernya. Dadanya aku remas-remas dari luar T shirtnya. Tanganku lalu masuk ke balik T Shirt dan mencari pengait BH dibelakang. Kuraba-raba tidak ketemu juga. Lia rupanya mengerti aku mencari pengait BH, dia membantu membuka kaitan BH yang ternyata ada di bagian depan.
Teteknya lumayan keras dan putingnya kecil. Kusingkap kaus dan BHnya lalu aku menyerang kedua susunya dengan sedotan di kedua putingnya. Lia mengerang-ngerang mendapat serbuanku. Tanganku langsung beroperasi menyusup dari bawah roknya dan langsung menemukan gundukan memek dibungkus celana dalam.
Celana dalamnya terasa agak longgar, maka kukuak saja dari samping dan jariku langsung menerobos masuk ke belahan memeknya. Belahan memeknya sudah basah. Aku korek-korek memeknya dan jari tengah ku lalu menekan-nekan itilnya. Lia menggelinjang-gelinjang menikmati rangsangan oleh jariku pada itilnya.
Aku semakin tidak sabar, sehingga rok dan celananya ku pelorotkan ke bawah sampai lepas dan kausnya aku lepas dari atas. Dia sudah bugil 100 persen dan aku juga membuka seluruh pakaianku sampai bugil juga. Aku menindih Lia sambil terus menghisap teteknya. Rasanya sudah mendesak sekali keinginanku, maka penis kuarahkan memasuki lubang vagina. Agak susah dan terut terpelest. Tapi akhirnya bisa juga mematuk dan sedikit terbenam.
Kedua tangan Lia menahan gerak maju pinggulku. “ Kak aku masih perawan, belum pernah beginian,” katanya.
“Boleh nggak aku teruskan, “ tanyaku yang nafsuku sudah diubun-ubun.
Lia diam saja, tidak juga menggeleng. Dia hanya menutup mata. Aku kembali melakukan gerakan pendek memaju mundurkan penisku yang agak terbenam sedikit. Aku memang merasakan rintangan di dalam vaginanya.
Pertahanan kedua tangan Lia yang tadi memegangiku melemah, kini malah pindah posisi memeluk pantatku. Setiap kali aku berhenti pada batas portalnya dia menarik pantatku agar aku maju lebih jauh.
Lia kelihatannya sudah terangsang berat. Ketika pada gerakanku yang pantatku ditariknya kuturuti sehingga aku menekan lebih keras untuk maju. Terasa ada yang jebol di dalam, dan Lia menjerit lalu air matanya keluar. “ Perih kak,” katanya.
Aku tentu mengerti, tetapi aku terus menekan perlahan sampai batas panjang penisku. Setelah sekujur penisku tenggelam, aku berhenti untuk istirahat sebentar. Lalu kembali menarik penisku pelan-pelan agak jauh dan mendorong lagi pelan.
Gerakan itu dilakukan berulang-ulang dan makin lama tentunya makin cepat. Jepitan memek Lia lumayan ketat dan nikmat. Jembutnya adalah yang terlebat dibanding Adek dan Sari. Aku terus memompanya dan tidak mampu bertahan terlalu lama, aku merasa akan segera menyembur air mani dari dalam.
Kutarik buru-buru penisku dari lubang kenikmatan lalu kulepaskan diatas perut Lia. Penisku juga terselaput sedikit darah perawan. Kami istirahat sejenak dan aku membersihkan penisku ke kamar mandi. Lalu berbaring di samping Lia. Ngocoks.com
Dalam keadaan penis yang masih loyo, aku minta Lia mengulumnya agar bisa menegang lagi. Lia menuruti tetapi minta diajari caranya. Aku mengajarkan cara-cara yang kusukai, termasuk menjilati kantong buah zakarku dan mengulumnya sekalian.
Lia adalah pengoral yang berbakat. Kulumannya sangat nikmat sehingga aku lebih cepat bisa menegang lagi. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan aku segera menaikinya dan memasukkan penisku. Jalan masuk terasa lebih lancar, meskipun belum terasa ada pelebaran jalan. Aku menggenjotnya. Pada waktu penisku masuk, penisku masih belum sepenuhnya tegang.
Di dalam perjalanan menggenjot ini penisku makin mengeras. Akibatnya aku mampu bertahan lama sekali sampai aku kelelahan. Aku membalikkan posisi dan Lia berada di atas Dia memang belum pernah dijamah laki-laki sehingga masih belum tahu apa yang harus dilakukan ketika berada diatas tubuhku. Aku mengajari cara-cara dia menggerakkan tubuh serta mengatur posisinya.
Nafsunya yang tinggi ikut menuntun dirinya cepat menerima pelajaranku. Meski memeknya baru terluka, Lia berhasil mencapai orgasme ketika dia berada diatasku. Dia ambruk dan aku langsung meminta dia nungging.
Aku memposisikan diri untuk menyodok memeknya dari belakang. Memeknya kelihatan merekah merah dari belakang. Pemandangan yang menggairahkan. Aku menyusupkan penisku di belahan memeknya dari belakang lalu menggeonjotnya ddengan menabrak-nabrakkan badanku ke pantatnya.
Bongkahan pantatnya yang gemuk juga menambah kenikmatan dengan meremas-remasnya. Setiap kali kutabrak pantatnya, daging lemak di bongkahan pantatnya bergetar. Posisi ini kurang kurasa nikmat. Aku kembali ke posisi misionaris dan disitulah kukonsentrasikan sampai aku mencapai ejkaluasi. Aku tidak berani melepas maniku di dalam memeknya, takut hamil.
Permainan dua babak sangat menguras tenagaku. Aku mengakhiri permainan itu dan sebelum kami beranjak keluar kamar aku menyelipkan uang sejumlah yang kuberikan ke Adek dan juga ari ketika kuperawani. “ Kak banyak amat, duitnya, makasih ya,” katanya sambil menciumku.
Sejak Lia kuperawani aku hanya sempat mengulang 5 kali. Keuanganku makin tipis. Bahkan pernah aku sebulan penuh tidak meladeni permintaan mereka. Aku jenuh dan ingin menghemat uangku. Aku memang masih melakukan kontak seksual dengan Ade, Sari dan Lia, tetapi frekuensinya makin jarang.
Bersambung…