– Kenyataan –
Karena mual yang gak kunjung sembuh aku mengirim pesan kepada Andi untuk mengantarku ke dokter. Kebetulan karna dia shift malam jadi dia gak sibuk pagi-pagi gini. Diapun mengiyakan dan bilang akan segera menjemputku. Aku memutuskan untuk sarapan dulu daripada badan jadi lemes mual terus. Sebelum berangkat kerja tadi devi sempat membelikanku bubur ayam. Baru juga makan habis separuh aku kembali mual , seketika nafsu makanku menjadi hilang..
Setelah menunggu sekitar 15 menit akhirnya andi sampai depan kosku. Akupun keluar kamar dan mengunci pintu. Kamipun berangkat menuju dokter yang dekat daerah sini. Untungnya antrian disini gak terlalu panjang jadi kami gak perlu lama menunggu. Akhirnya namaku dipanggil oleh suster , setelah masuk ke dalam ruang dokter seperti biasa dokter menayakan keluhan dan sakit yang kualami kemudian memeriksaku.
Dokter : “Keluhan sakitnya apa bu?”
Aku : “Ini dok tadi pagi saya tiba-tiba mual, sampai sekarang belum enakan, padahal sudah minum air hangat sama saya kasih minyak kayu putih dok.”
Dokter : “Saya periksa dulu ya bu silahkan berbaring dulu.”
Akupun berbaring di tempat tidur periksa dan dokter memeriksa bagian perutku dibeberapa titik.
Dokter : “Silahkan bu duduk kembali.”
Aku : “Iya dok. Jadi saya sakit apa dok?”
Dokter : “Ibu telat datang bulan atau tidak?”
Deg mendengar pertanyaan itu membuatku cukup terkejut, memang benar kalau dipikir pikir aku udah lama gak datang bulan.
Aku : “Iya dok, sepertinya bulan ini saya gak dapet.”
Dokter : “Dari hasil pemeriksaan tadi kemungkinan ibu sedang hamil. Tapi saya belum bisa memastikan. Coba ibu ke kamar mandi dulu gunakan tespack ini bu.”
Dokter memberiku tespack kemudian aku menuju kamar mandi untuk mengetes urine ku.. Setelah menunggu sesuai prosedur pemakaian ternyata ada garis dua yang muncul disana. Itu berarti aku benar benar hamil..
Suster : “Sudah atau belum bu? Kalau sudah silahkan keluar.”
Aku keluar dari kamar mandi, kakiku rasanya lemas untuk melangkah. Aku berusaha kuat karna gak mungkin aku merasa sedih ditempat seperti ini.. Aku menunjukan hasil testpack itu kepada dokter.
Dokter : “Wah selamat ya bu, ibu benar benar positif hamil”
Aku : “Iya dok makasih ya.”
Kemudian dokter memberiku vitamin untuk awal kehamilan. Setelah membayar aku kelaur dari ruang periksa. Kulihat andi tidak ada diruang tunggu. Akupun menuju keluar klinik menuju tempat parkir. Kulihat andi sedang menelpon seseorang nampaknya mereka cukup akrab terbukti andi beberapa kali tertawa ceria.
Aku : “Ndi,, udah selesai nih periksanya . Pulang yuk.”
Andi : “eeh iya bentar ya aku tutup telpon dulu.”
Andi dengan nada bisik bisik menutup telpon itu namun aku samar samar mendengar bahwa dia mengatakan “Udah dulu sayang nanti aku telpon lagi.” Apa artinya itu andi sudah punya pacar? Aku menjadi bingung. Siapa ayah dari anakku ini?? Saat ini rasa sedihku tak bisa kututupi lagi. Sepanjang perjalanan aku meneteskan air mata.
Sampai dikos andi bertanya kepadaku gimana hasil pemeriksaan dokter tadi.
Andi : “Tadi kata dokter gimana?”.. Aku ragu ragu menjawab pertanyaan andi namun aku harus bilang sejujurnya.
Aku : “A aaku hamil ndi.” Aku tak kuasa menahan air mataku setelah mengatakan hal itu. Nampak ekspresi andi juga cukup bingung dan apa yang harus dilakukan..
Andi : “kamu tenang dulu ya. Apa kamu tau siapa ayahnya? Kita emang pernah lakuin itu tapi udah lama banget kan.”
Aku : “Aku gak tau ndi,, kata dokter mungkin usia kehamilan baru sebulan”
Andi : “Kita udah hampir dua bulan gak lakuin itu kan. Terakhir waktu aku masih satu kos sama mas rozak, dan waktu kamu ke kosku kita gak lakuin hal itu.”
Aku : “Jadi maksud kamu ini bukan anak kamu?”
Andi : “Yah harusnya seperti itu.. Lagian aku juga gak siap kalau harus nikah sekarang.. Aku gak mau terlibat lagi..” Andi langsung pergi begitu saja dariku. Meninggalkanku yang menangis mematung didepan kamar kosku.. Dalam fikirku rasa bingung dan bersalah berkecamuk. Aku benar benar bodoh dan merasa berdosa..
Aku mengingat kembali sakitar sebulan yang lalu om tarjo adalah orang yang berhubungan denganku bersama teman temanya waktu ditempat karaoke. Aku mencoba menghubungi om tarjo namun saat aku menelpon justru ada suara perempuan disebrang sana yang mengangkat telponku.
Aku : “Halo om.”
W : “Halo, ini siapa?”
Aku : “Maaf ini nomernya om tarjo kan?”
W : “Iya ini nomer suami saya. Saya istrinya.”
Mendengar kata-kata itu aku langsung terdiam dan kembali menangiss.
Aku : “Iyaa maaf bu..gak ada apa-apa kok.” Aku langsung menutup telponku.. Aku masuk kekamar dan menangis diatas tempat tidurku.. Rasa kecewa, sedih, bersalah dan merasa kotor itu semua yang ada dalam benakku saat ini.
Dalam rasa sedih mendalam ini aku mengingat seorang yang benar benar menyayangiku dengan tulus hingga saat ini namun aku mengkhianati kesetiaannya. Aku mengingat mas rozak, sosok yang tulus padaku dan mau menerimaku apa adanya.. Sudah sebulan lebih hubungan kami renggang karna dia ingin berubah jadi lebih baik. Dia sering mengingatkanku untuk ibadah dan sering menghubungiku namun aku yang terlalu cuek dan lebih mementingkan nafsu birahiku.. Aku benar benar hina saat ini. Kenapa aku sia-siakan dia Tuhan. Tangisku mengalir deras tak terbendung.
Saat ini andi dan om tarjo tidak mungkin akan bertanggung jawab atas anak ini. Lalu apa yang harus kulakukan. Apa aku harus mengatakan sejujurnya pada mas rozak? Bimbang dalam hatiku, namun sebaiknya itu yang kulakukan.. Aku tidak bisa terus menyembunyikan semua. Tidak mungkin pula menutupi kehamilanku dan aku tidak mau menggugurkan janin ini.. Dosaku sudah terlalu banyak aku tidak mau menambahnya lagi..
Aku memberanikan diriku untuk menelpon mas rozak. Setelah menelpon beberapa kali akhrinya dia mengangkat telponku
Aku : “Assalamuallaikum mas rozak.”
Mas Rozak : “Wa’alaikumsalam, ada apa dek? Kok tumben telpon kamu gak kerja?”
Aku : “Ada yang mau aku omongin mas,, nanti sore ada waktu untuk ketemu?”
Mas Rozak : “Emm kok kayaknya serius banget dek? Ada masalah apa?”
Aku : “Aku ceritain nanti ya mas kalau kita ketemu.”
Mas Rozak : “Iya Insyaallah nanti sore bisa ketemu kok.Mau aku jemput ke kos?”
Aku : “Iya mas.. Tolong jemput kesini ya.”
Mas Rozak : “Tumben bahasanya pakai kata tolong?”
Aku : “gakpapa mas. Aku seneng aja kamu masih mau ketemu sama aku.”
Mas Rozak : “Kok sampai gitu ngomongnya dek?”
Aku : “Aku tunggu ya mas. Assalamuallaikum”
Aku langsung menutup telponku. Rasanya aku masih menganggap diriku sudah tak pantas untuknya. Aku tidak tau apakah mas rozak akan marah dan meninggalkanku nanti setelah aku mengatakan semuanya.
Sore pun tiba dan mas rozak sudah mengirim pesan padaku bahwa dia sudah berangkat menuju kosku.. Aku mengganti pakaianku dengan pakaian yang dulu dibelikan olehnya. Gamis yang indah berwarna merah muda. Dengan memakai jilbab yang senada. Aku berusaha tampil sebaik mungkin untuknya.
“Assalamuallaikum” Kudengar suara dari depan kamarku. Sepertinya mas rozak sudah sampai.
“Wa’alaikumsalam. Iya mas bentar ya.” Aku bergegas merapikan pakaianku dan membuka pintu kamarku. Didepan sana kulihat sosok lelaki yang benar benar berbeda dari terakhir aku bertemu denganya. Dengan kemeja rapi dan celana hitam mas rozak terlihat lebih dewasa.. Dia juga nampak cukup terkejut melihatku berpakaian seperti ini..
“Subhanallah.. Kamu nampak lebih cantik dengan gamis ini dek.”
“Makasih mas.”
“Astagfirullah, maaf ya jadi terlalu merhatiin tubuh kamu.”
“gakpapa mas. Aku juga minta maaf.”
“Kamu kan gak salah dek kenapa minta maaf?”
“Aku banyak salah mas. Kita cari tempat yang enak buat ngobrol dulu ya.”
“Hmm iya deh,, nanti kamu ceritain ya..”
Aku membonceng mas rozak menaiki motornya. Sudah sangat lama aku tidak bersamanya. Reflek tanganku merangkulnya. Namun mas rozak menolak tanganku. Aku cukup sedih karna hal itu.. Setelah berjalan beberapa menit kamu sampai disebuah café yang nyaman untuk ngobrol dan tempatnya masih sepi karna masih sore. Biasanya kalau malam pasti banyak anak muda yang nongkrong.
Setelah memesan minum dan tempat duduk akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka obrolan ini..Satu hal yang kuharap adalah mas rozak tidak pergi meninggalkanku walaupun itu sulit.
Aku : “Maaf mas, aku dadakan ngajak kamu ketemu.”
Mas Rozak : “Iya gakpapa dek, lagian aku lagi gak sibuk kok. Kamu mau ngomongin tentang apa ?”
Aku : “Sebelumnya aku mohon sama mas rozak walaupun nanti mas rozak marah sama aku tolong dengerin sampai ceritaku selesai. Dan aku mau minta maaf mas kalau ceritaku nanti bikin mas rozak kecewa.” Mendengarku mengatakan hal itu ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih serius.
Mas Rozak : “Iya dek Insyaallah ya. Aku akan dengerin semua cerita kamu. Jadi ada apa sebenernya?”
Minuman yang kami pesan akhirnya sampai.. Setelah meminumnya sedikit barulah aku mulai menceritakan semua.
Akupun menjelaskan semua yang terjadi sejak aku menginap dikosnya sampai sekarang ini kepada mas rozak. Mendengar semua yang kuceritakan mas rozak hanya diam dan tidak berkata apapun. Dari raut wajahnya aku tau dia merasa kecewa dan marah, namun dia tidak memalingkan wajah dariku dan tetap mendengarkan semuanya sampai ceritaku selesai.
Setelah semua ceritaku selesai kami saling terdiam. Aku mulai meneteskan air mataku , aku tidak berani untuk menatapnya walaupun mas rozak didepanku. Aku memejamkan mataku menutupnya dengan kedua tanganku. Tiba-tiba kudengar suara kursi didepanku bergeser. Apakah mas rozak pergi?
– Permintaan Terakhir –
Lelaki mana yang tidak merasa kecewa jika perempuan yang dia sayang , yang dia cintai dengan tulus bermain dengan lelaki lain dibelakangnya. Siapa yang tidak marah mendengar semua ceritanya kala itu. Hari itu, dimana harapanku hancur oleh sikap perselingkuhan yang ia lakukan selama ini.
Aku yang masih menjaga perasaanku dan hatiku untuknya justru ia yang tega melukai itu semua. Namun rasa kecewa dan marahku itu tidak bisa mengalahkan rasa sayangku padanya. Apa aku memang terlalu bodoh? Namun jujur aku tidak mungkin bersamanya. Lantas sekarang bagaimana aku dapat menjaganya? Saat itu aku menghampirinya dan berkata pelan berbisik padanya.
“Ini sudah takdir dari Allah, mungkin dengan cara ini kamu bisa sadar dan kembali ke jalan yang benar dek.” Aku berbisik pada yanti sambil mengelus kepalanya agar dia lebih tenang. Beberapa menit dan akhirnya tangisnya mulai mereda.
“Iya mas, mungkin karna selama ini aku juga udah gak jujur sama kamu jadinya aku kena karma seperti ini, tapi aku harus gimana mas? Kalau orangtuaku sampai tau, lalu bagaimana nasib anak ini? Aku bingung harus gimana?” Balas yanti padaku.
“Kamu tenang dulu ya dek, aku akan pikirin dulu gimana baiknya. Yang penting kamu jaga janin yang ada dalam kandungan kamu itu. Jangan sampai kamu gugurin ya.”
“Iya mas,, dosaku udah terlalu banyak. Aku gak mungkin gugurin janin ini dan menambah banyak dosaku. Aku ingin berubah , kembali kejalan yang baik. Aku ingin bertaubat mas.” Yanti membuka matanya dan menatap kearahku
“Alhamdulillah jika kamu punya niatan seperti itu, semoga benar-benar istiqomah nantinya.”
“Iya mas, tolong bantu aku. Tolong tuntun aku mas.”
“Iya dek Insyaallah. Yaudah kita pulang yuk, aku anter kamu ke kosan. Nanti biar aku pikirin dulu gimana baiknya. Kasih aku waktu beberapa hari ya.”
“Iya mas..makasih ya kamu gak ninggalin aku disaat seperti ini. Aku bodoh udah gak jujur sama kamu mas.”
“Udah jangan dibahas lagi ya. Nanti kamu malah stress mikirin hal itu.”
Setelah yanti sedikit lebih tenang aku mengantarnya pulang ke kosnya. Setelah sampai disana kulihat Devi sudah pulang kerja. Dia nampaknya heran melihat aku sama yanti. Mungkin karna udah lama aku gak jalan sama yanti dan main ke kosnya jadi dikira udah gak berhubungan. Kemudian aku berpamitan dan kembali ke kosku…
Sepanjang perjalanan pulang aku memikirkan apa yang harus kulakukan. Rasanya bingung juga dengan kejadian ini. Satu hal yang pasti aku tidak mungkin menikahinya karna orangtuaku melarang hal itu. Lantas apa? Aku bingung. Setelah sampai kos aku masih berfikir bagaimana nasib yanti, bagaimana caraku membantunya. Entah ada angin apa aku mendapat sedikit pencerahan. Ini adalah cara terakhir yang dapat aku lakukan untuk menutupi aibnya.
Setelah mencari info keteman-temanku akhirnya dapat juga kontaknya.
“Hallo selamat malam”
“Iya selamat malam, siapa ya mas?”
“Perkenalkan namaku ***** mas, benar ini dengan mas edi supir?” aku menggunakan nama samaran.
“Iya mas saya edi, ada keperluan apa ya?”
“Gini mas, saya ini tau dari temen saya kalau mas edi dulu suka sama yanti kan waktu dia masih kerja disana?”
“Iya mas, tapi saya ditolak dan dicuekin karna mungkin wajah saya biasa-biasa aja.”
“Kebetulan mas, orangtua yanti itu gak merestui hubunganya dengan pacarnya. Coba mas lamar dia kerumahnya. Bilang sama orangtuanya kalau mas mau cepet nikahin pasti orangtuanya gak bakal nolak. Apalagi saya denger mas edi sebenernya sudah cukup mapan.”
“Beneran gak ini mas? Takutnya saya ditolak kalau kerumahnya. Saya sih emang udah pengen nikah mas usia udah 30 tahun masih jomblo.”
“Saya gak bohong mas. Saya yakin kalau mas edi emang niatnya baik bakal diterima.”
“Iya iya mas, kalau saya emang dari dulu sudah suka dan pengen ngajak dia nikah. Nanti tak bilang sama orangtuaku mas buat lamarin dek yanti. Makasih yo mas buat infone. Eh sebenernya anda ini siapanya ya kok bisa tau info ini?”
“Anggap aja saya ini temenya yang peduli sama dia mas. Saya gak punya banyak waktu mas. Saya tutup dulu telponya.”
“Owalah , iya iya mas, maturnuwun ya mas udah dikasih tau.”
Aku menutup telponku. Keputusan berat harus kuambil kali ini. Aku harus benar-benar meninggalkanmu namun itu untuk menjagamu dan karna rasa cintaku padamu..
Singkat cerita dua hari kemudian rencanaku berhasil. Aku mendapat kabar dari orang rumah kalau mas edi sudah melamar yanti pada orangtuanya,, aku pura-pura tidak tau akan hal itu didepan yanti.. Sore harinya aku mendapat pesan dari yanti….
“Assalamuallaikum mas rozak.”
“Wa’alaikum salam dek..”
“Mas aku disuruh pulang sama ibu.”
“Mungkin ibu kangen dek, pulang aja kalau gitu.”
“Tapi kondisiku kayak gini gak mungkin naik motor mas. Lagian aku takut kalau nanti ibu tau.”
“Naik bus aja kalau gitu dek. Ibu nyuruh pulang bilang gak ada apa gitu?”
“Enggak mas, Cuma aku disuruh pulang terus berhenti kerja. Disuruh kerja deket rumah aja.”
“Coba kamu turutin aja kata ibumu dek, kalau kamu gak nurut sama orangtua nanti malah kamu lebih susah lho.”
“Iya sih mas, tapi aku takut mas. Kalau ibu tau nanti aku bisa diusir..”
“Kamu gak boleh mikir negative dulu, bisa jadi ini solusi yang Allah kasih. Kamu harus deket sama orangtuamu.”
“emm yaudah mas, aku nurut deh. Kalau gitu aku mau bilang sama bosku kalau aku berhenti kerja karna orangtua yang nyuruh.”
“Iya dek gitu aja biar semuanya lebih baik…”
–Keesokan harinya—
“Mas aku pamit pulang ya. Makasih udah nganterin aku sampai terminal.”
“Iya dek aku minta maaf ya gak bisa nganterin kamu sampai rumah.”
“gakpapa mas. Tapi bentar lagi kan kamu libur nanti kalau ada waktu main kerumah ya.mas rozak kan kemarin bilang juga mau bantuin aku buat cari jalan keluar dari masalah ini. Gak mungkin kan aku tutupin semua kalau perutku nanti mulai membesar”
“iya dek minggu depan aku pulang kok.” (iya aku pulang bukan untuk melamarmu dek, namun karna aku tau mas edi akan menikahimu minggu depan. Dan itu sudah disetujui oleh orangtuamu. Kamu mungkin akan terkejut jika sudah dirumah. Aku tau orangtuamu tidak memberi tahu lewat telpon agar kamu tidak mengatakanya padaku dan tidak ingin jika aku melarangmu. Mungkin itu pemikiran mereka karna mereka tidak tau bahwa semua ini ideku.)
Setelah berpamitan akhirnya bus yang ditumpangi yanti berangkat. Sore harinya yanti mengirimkan pesan padaku dan mengatakan bahwa dia sudah sampai dirumah… Dalam hatiku aku merasa senang, namun seketika aku juga merasa sedih. Sebentar lagi kita tidak akan bisa seakrab ini. Sebentar lagi kamu sudah tidak berhak untuk kumiliki. Kuharap kamu bahagia nanti.
5 hari kemudian yanti menelponku.. Aku sudah bisa menebak alasanya
“Assalamuallaikum mas rozak.”
“Iya dek wa’alaikumsalam. Ada apa dek?”
“Mas ternyata orangtuaku udah jodohin aku mas,, besok lusa aku bakal dinikahin mas..”
“seriusan dek? Kok tiba tiba gitu??” aku pura-pura terkejut akan hal itu.
“Iya mas, aku juga gak tau.. tiba-tiba tadi udah diajak milih gaun pengantin sama cetak undangan. Besok udah disebar undanganya mas. Aku harus gimana nih?”
“Mungkin itu alasan orangtuamu nyuruh pulang kemarin dek. Kalau itu keputusan dari orangtuamu ya ikuti aja, jangan sampai durhaka dek.”
“Terus hubungan kita gimana mas? Aku gak mau kita pisah mas.”
“Ya mau gimana lagi dek,, aku ikhlas kok demi kebaikan kamu. Lagian juga kamu emang harus cepet nikah karna saat ini kamu butuh pendamping yang sah untuk anakmu nanti.”
Kudengar yanti menangis diseberang sana. Sepertinya dia benar-benar sedih dan tidak ingin berpisah denganku.. akupun merasakan hal yang sama. Aku tidak ingin berpisah darinya.. Namun aku harus kuat. Kuatkan aku Tuhan..
“mas rozak,, aku pengenya sama kamu mas..”
“kadang cinta emang gak bisa dipaksa dek. Mungkin selama ini kita yang terlalu egois. Orangtua tidak merestui tapi kita masih nekat berhubungan.”
“maaf mas aku jadi cengeng gini,,, maaf ya mas kalau selama ini aku banyak salah..”
“Iya dek maafin aku juga ya selama ini egois.. Bisa aku minta satu hal?? Mungkin ini permintaanku yang terakhir”
“Apa mas? Kalau bisa aku bakal turutin.”
“Tolong besok kamu sendiri yang bawa undangan kerumahku. Aku nanti sore pulang. Aku tunggu kamu dirumah besok ya.” Ngocoks.com
“Iya mas insyaallah.. Aku takut kalau gak kuat harus ngasih undangan itu ke kamu.”
“Kamu harus kuat, kalau emang kamu sayang sama aku. Itu permintaan terakhir dariku.”
“Iya mas, aku akan dateng besok.”
Yanti menutup telpon itu.. Walaupun aku berlaga sok kuat namun hatiku juga hancur, kini semua sudah berjalan.. Rencanaku sendiri yang membuatku sakit hati, namun aku yakin dengan hal itu yanti akan bahagia kedepanya.
Sore harinya aku pulang kerumah, perjalanan hampir 4 jam terasa begitu melelahkan.. Sampai rumah aku melihat sudah banyak yang berubah. Sudah berapa bulan aku gak pulang rasanya udah lama banget ya.. Karna capek aku langsung beristirahat..
Keesokan harinya yanti mengirim pesan padaku bahwa dia barusaja mengambil undangan dari tempat percetakan dan dia akan segera datang kerumahku.. Dan tidak sampai 10 menit aku menunggu dia sudah sampai dirumahku,
“Assalamuallaikum.”
“Wa’alaikumsalam.masuk dulu dek.” Aku mempersilahkan yanti untuk masuk.. Karna orangtuaku lagi kerja jadi dirumah hanya ada aku dan adikku lagi sekolah.
“maaf mas..” yanti meminta maaf sembari menyodorkan sebuah undangan padaku..
“kenapa kamu yang minta maaf? Harusnya aku yang minta maaf, karna setelah ini aku gak bisa memenuhi janjiku untuk jagain kamu lagi. Maaf ya dek.” Mendengar kata-kataku yanti menangis cukup keras dan dengan cepat memelukku erat..
“aku gak pengen kita pisah mas..hiks hiks”
“udah dek,, semua gak bisa dipaksakan..aku akan berusaha ikhlas, kamu juga harus ikhlas..”
“iya mas,, tapi aku masih gak rela kalau harus ninggalin kamu…”
“gakpapa dek asal kamu bisa bahagia dan itu juga demi orangtuamu dan masa depan kamu.” Aku membalas pelukan yanti, aku tidak bisa membohongi kalau saat ini hatiku begitu hancur.. Tapi aku harus kuat.
“Aku pesen sama kamu nanti kalau kamu udah nikah, kamu harus berbakti sama suami kamu. Jangan sampai kamu ulangi kesalahan kamu ya.. Jadi istri yang baik ya.. Aku pasti ikut seneng kalau lihat kamu bahagia..” Akupun berusaha menghapus airmatanya itu.. Dan juga mencoba menguatkan diriku…
“Apa mas rozak akan datang besok?” mendengar pertanyaan itu membuatku terdiam sesaat.. aku kembali menatap kearah yanti
“Iya dek.. aku pasti datang.. Aku pengen lihat orang yang kusayang bahagia, walaupun bukan denganku..” mendengar jawabanku dengan cepat yanti kembali memelukku erat.. Karna takut akan berlama-lama dalam kesedihan aku memintanya untuk segera pulang.. Aku gak pengen juga dia terlalu capek karna besok dia akan menikah pasti banyak yang harus disiapkan..
“Kamu hati-hati ya,,”
“Iya mas,, aku pamit ya.. makasih untuk semuanya.. assalamuallaikum.”
“wa’alaikumsalam.” Yanti mengendarai motornya semakin menjauh dari rumahku.. kulihat dia dari kejauhan.. Jujur hati ini berat melepasnya, namun apa daya..
Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk datang ke acara resepsi pernikahan yanti dan mas edi. Karna tanteku rumahnya deket dengan yanti jadi dia tau persis kapan acar akad dimulai dan dia memberitahu kepadaku. Aku sengaja tidak datang sebelum akad nikah, namun aku akan datang setelah akad dan memepelai pengantin sudah naik keatas panggung.
Dan tepat sekali, aku datang pas yanti dan mas edi baru selesai akad dan menuju keatas panggung. Kulihat raut wajah yanti tidak ada sedikitpun senyum yang keluar dari bibirnya.. Dia nampak hanya diam, dan kulihat beberapa kali menyapu air matanya…
Setelah sesi foto keluarga selesai aku baru mendekat ke panggung dan aku naik untuk bersalaman. Saat yanti melihatku raut wajahnya berubah dengan cepat dia menghampiri dan memelukku.. Seketika suasana menjadi berubah banyak yang melihat kearah kami.. Akupun berusaha menangkan yanti,,
“Udah dek jangan kayak gini banyak yang lihatin tuh…” setelah beberapa saat yanti melepas pelukannya..
Akupun menghapus airmatanya dan bersalaman denganya dan suaminya..
“Mas tolong jaga yanti ya.. “ hanya itu kata yang kuucapkan pada mas edi, setelah itu aku langsung pulang dan tidak lagi melihat kebelakang…
Inilah sebuah pengorbanan cinta…
TAMAT