�Cantik,,, sangat cantik,,,�
Mata Bu Sofie menyapu panorama dari ruang tak berbatas, matahari pagi memberi warna berkilauan pada ombak yang pagi itu sedikit lebih jinak. Wanita berambut ikal yang diikat keatas itu melepas sendalnya, berjalan menyambut ombak kecil yang dengan cepat menjilati jari-jari dan telapak kakinya.
�Aku ingin seperti ini selamanya,,,� gumam Bu Sofie pelan, merentang kedua tangan seolah ingin memeluk langit. bibir tersenyum bahagia, bahagia dengan kebebasan yang tengah dinikmatinya.
Lepas dari sorotan mata bengis para wanita sosialita, lepas dari segala macam barang branded puluhan juta. Tas versace, gaun dari desainer ternama, jam tangan hingga kalung dan cincin berlian yang selalu menjadi barometer kesuksesan para suami.
Bu Sofie menggerak-gerakkan tangannya yang serasa begitu bebas tanpa mata berlian yang setiap hari menjepit erat aliran darah, yang terkadang membuat jari-jarinya kebas.
�Bebaaass,,,� gumamnya, tersenyum lepas, terbebas dari segala beban.Bukan sekedar bebas dari rintih persaingan para srikandi borjuis, tapi juga bebas dari kritik tajam Pak Prabu yang sehari-hari tak kalah cerewet dengannya.
Tak ada pula komentar miring dari suaminya saat mendapati pantat montoknya hanya dibalut kain pantai tipis, tanpa underwear. Bahkan beberapa kali tubuh montoknya dipeluk Dako dan Munaf dihadapan suaminya, tapi lelaki berkumis itu hanya tersenyum, seolah mengizinkan dirinya mencari bahagia ditempat itu.
Bibir Bu Sofia tersenyum kecut, saat teringat tingkah suaminya yang pura-pura tidak melihat saat tubuh montoknya diseret Dako ke kaki sebuah tebing.�Pemuda yang nakal,� kepala Bu Sofie menggeleng-geleng, coba mengingat bagaimana lelaki muda itu menggumuli dirinya dengan begitu buas di atas pasir pantai.
Teringat pula bagaimana serunya persaingan antara dirinya dan Aida saat berebut mengendarai batang Adit subuh tadi. �Keponakan geloo,,dikira pingsan beneran, ga taunya malah main kuda-kudaan sama Aida,� umpat Bu Sofie sambil tertawa.
Parahnya lagi, beberapa saat lalu, secara terang-terangan dirinya menawarkan tubuh montoknya kepada Arga, �Uuugghhh,,,dasar betina gatel,,,ga punya maluuu,,� Bu Sofie memaki dirinya sendiri, sambil tertawa kecil. Kakinya menendang gumpalan ombak kecil.�Ibu baik-baik aja kan Bu?,,,�
Tanya Mang Oyik yang heran melihat tingkah Bu Sofie yang tertawa sendiri.�Ehh,,, iyaa,, baik,, Mang,,kenapa di sini lebih banyak batu karangnya dibanding pantai di depan cottage?,,�
Bu Sofie berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah, malu dengan tingkahnya sendiri, bertanya pada Mang Oyik, namun lelaki berambut kriwel itu mengangkat kedua pundaknya tanda tak tau.
Mata belo (baca: mata bola pingpong nya Bung Iwan Fals) yang dihias bulu mata lentik itu beralih menuyusuri bibir pantai. Tiba-tiba pandangannya beralih pada ATV yang masih diduduki Mang Oyik. �Mang,, ajarin saya nyetir ATV dong,,, kaya nya seru kalo bisa ngebut di pantai sepi begini,,� pinta Bu Sofie.
�Lhaa,, terus nyiapin peralatan game nya gimana Bu?,,� Mang Oyik menjawab pertanyaan bu Sofie dengan mata yang tak lepas dari payudara besar Bu Sofie yang dipastikan tidak mengenakan bra. �Gilaa,, pentilnya aja gede banget,,� gumam Mang Oyik penuh birahi.
�Kenapa Mang?,,,�
�Eenghh,, maksud saya,,, saya ga enak kalo mereka ke sini peralatan game belum siap,,,�
Kali ini mata Mang Oyik lebih beruntung, angin pantai begitu lihai meniup rok lebar Bu Sofie, hingga menampilkan pantat yang begitu montok.
�Itu gampang Mang,,lagian mereka masih lama ke sini,,kita aja yang terlalu pagi,, Ayolaaah, ajarin sayaaa,,,� rengek Bu Sofie, begitu acuh dengan kenakalan angin yang memanjakan mata Mang Oyik.
Mang Oyik meneguk ludah, saat Bu Sofie berbalik menghadapnya, memohon dengan gaya centil khas ABG, tak peduli dengan ulah angin yang berhasil menyingkap rok bagian depannya, hingga menampilkan gundukan vagina yang gemuk.
Tangan Mang Oyik gemetar menyerahkan kunci, disambut tawa Bu Sofia yang sukses mengerjai lelaki berambut kriting itu.
�Ayo naik,, biar saya bonceng,� seru Bu Sofia yang sudah duduk manis mengangkangi ATV.
Dan ternyata,,, memang tidak sulit bagi Bu Sofia untuk menjinakkan ATV di atas pasir pantai, ulah ngebut Bu Sofie membuat membuat Mang Oyik sedikit terganggu menikmati tubuh dan paha mulus di depannya.
�Jangan terlalu ngebut Bu,,, pasir pantai bikin roda jadi liar lhoo,,apalagi kalo mau naik tanjakan bukit itu,,� seru Mang Oyik menunjuk bukit pasir yang tengah dituju oleh Bu Sofie,
Laju ATV yang mulai liar, memberi alasan bagi Mang oyik untuk berpegangan pada pinggang yang sedikit berlemak.
Bu Sofia justru tertawa, menggeber gas semakin kencang. Namun tiba-tiba laju ATV mulai menurun saat Mang Oyik mengelusi paha. ATV Menaiki bukit pasir yang landai namun cukup tinggi dengan gas tertatih, akibat ulah Mang Oyik yang berhasil mengganggu konsentrasi wanita itu, hingga akhirnya kendaraan beroda 4 itu turun dengan sendirinya dari bukit.
�Mang,, kalo mamang takut jatuh, pegangan yang kenceng,,,� seru Bu Sofie, yang diamini mang Oyik, memindah telapak tangannya ke payudara besar Bu Sofia, dan meremasnya dengan kuat.
�Pegangan seperti ini Bu?,,,�
�Tidaaak,,, lebiiih kencaaang lagiii,,,� rintih Bu Sofie, menikmati keberanian tangan Mang Oyik. ATV terhenti ketika Mang Oyik berusaha menarik keluar sepasang payudara.
�Silahkan jalan lagi buu,,� bisik Mang Oyik, ditengah kekaguman, telapak tangannya yang kasar tak mampu sepenuhnya menangkup kedua daging milik Bu Sofie.
ATV berjalan dengan sangat lambat, bibir wanita itu terus mendesis, putingnya yang mengeras terasa sedikit pedih saat jari-jari Mang Oyik mencubit dan memelintir. Tubuh Bu Sofie semakin gemetar saat pantatnya merasakan menggesek batang yang sudah sangat keras.
�yang nempel di pantat saya ini apa Mang?,�
�Cuma tongkat persneling koq Bu,,,�
�Mana ada sih ATV pake persneling,hahahaa,,oowwwhsss,,,� Bu Sofie tertawa di sela rintihannya.
�hahahaa,, ya artinya ini tongkat persneling saya bu,, hahaha,,Pengen nyoba tongkat persneling saya?,,,�
Deg,,, Laju ATV direm mendadak, Bu Sofie memang sudah sering mencoba ketangguhan para pejantan muda yang menjadi bahan arisan teman-temannya, tentunya tanpa sepengetahuan suami-suami mereka, tapi Mang Oyik adalah manusia paling amburadul yang pernah menjamah tubuh sosialita itu.
Matanya menyusur bibir pantai, menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan tidak ada seorangpun selain mereka ditempat itu. Mengucap terimakasih pada bukit pasir yang tadi dinakinya, menutup akses pandangan dari arah cottage
�Boleehhh,,, biar saya coba,,� jawab Bu Sofie dengan jantung berdebar, coba merasakan batang keras yang terus menggesek-gesek sekitar pinggang dan pantatnya.
Wanita itu berdiri, mengangkangi jok ATV, perlahan menurunkan celana dalamnya dengan mata waspada mengamati sekitar pantai. Melihat pantat montok mulus yang terbuka di depan wajahnya Mang Oyik langsung membenamkan wajahnya ke belahan pantat Bu Sofie.
�Aaaakkkhhh,,, Maaaangssss,,,,� tubuh wanita terlonjak, tak menduga dengan serangan Mang Oyik, tangannya segera memegang stang menahan tubuhnya yang terhuyung kedepan.
�Oowwwhhssss,,,Ganas baangeetss ni Orang,,, Aaaggghhhsss,,,� gumam wanita itu tak jelas, merasakan lidah panas Mang Oyik yang dengan cepat melakukan sapuan panjang di selangkangannya, menjilati bibir vaginanya dan terus menyapu hingga ke lubang anusnya.Terus berulang-ulang, menyapu, menggelitik, sesekali menusuk lorong vagina dan anusnya, membuat tubuhnya merinding.
�Aaaaggghhh,,, gilaaaa,,, masukin maaaaang kalo beraniii,,,� rintih Bu Sofie semakin membuka lebar pahanya, dan benar saja, sesaat kemudian Mang Oyik menjawab tantangannya.
Lidah panas itu berusaha menguak lubang anus Bu Sofie. Akibatnya wanita itu semakin kalang kabut dilanda birahi. Tak pernah dirinya diperlakukan seperti ini, selama ini pejantan muda yang dibokingnya kebanyakan dari kalangan mahasiswa, yang minim pengalaman dan terlalu menjaga sopan santun.
Tapi kini, wanita itu dapat merasakan lidah panas yang berhasil menerobos liang kotor itu, menggelitik liar berusaha masuk semakin dalam, �Aaaaaggghhhh,, Maaaang,,,jilaaaatin dalam nyaaa jugaaaa Maaaangssshhh,,,� pantat besar Bu Sofie menekan wajah Mang Oyik.
Tak ingin mengecewakan tamunya, Mang Oyik tak lagi peduli dengan rasa pahit di lidah, daging tak bertulang itu menari, melengkung ke kiri ke kanan seolah mencari sesuatu di lorong anus Bu Sofie.
�Dasaaarrr,,, betinaaa binaaaallll,,,� rintihnya, mengakat pantatnya semakin tinggi, memberi akses sepenuhnya pada lidah Mang Oyik untuk bertualang. Bibirnya terus mendesis, merintih, menjerit histeris.
�Aaaaakkkkhhhhhh,,,,, pindaaaah depaaaaannn,,, sedooottt yang didepaaaan Maaaaang,,,,� jerit Bu Sofia tiba-tiba, menjambak rambut kriting Mang Oyik, mengangkangi wajah Mang Oyik, mengarahkan lidah yang masih terjulur itu kebagian depan.
Tapi, belum puas dengan gerakan lidah Mang Oyik di vaginanya, pantat Bu Sofie bergerak semakin liar, menggesek-gesek bibir vaginanya yang penuh lendir ke wajah mang Oyik dengan kuat. Hingga akhirnya gelombang orgasme menyerang tubuhnya.�Aaaaggghhh,,, keluaaaaaarrrr,,,,�
�Sedooot Maaang,,, minuuuum,,,sedoooot semuaaaa,,,� perintah Bu Sofie yang merintih penuh kenikmatan, menjejalkan bibir vaginanya ke mulut Mang Oyik yang terbuka.
Tapi bukan Mang Oyik namanya jika pasrah begitu saja menjadi objek pelampiasan seorang wanita. Karena bibir tebalnya tiba-tiba membekap seluruh pintu vagina Bu Sofie, dan melakukan sedotan kuat, hingga wanita itu terkencing-kencing.
Didera orgasme panjang kaki montok itu gemetar, �Sudaaaah Maaaang,,,stooop,,,� namun bibir Mang Oyik terus menghisap, menyedot lorong vaginanya, memaksa semua cairan keluar dan beralih ke mulutnya.
�Uuuuggghhh,,,�
Seeeerrr…. lagi-lagi Bu Sofie squirt, memuntahkan air seni yang dipaksa keluar. Tubuhnya roboh memeluk stang ATV, menungging membelakangi Mang Oyik yang tertawa puas dengan wajah basah oleh cairan vagina.
�Saat nya beraksi,,,� batin Mang Oyik, Tangan kirinya mengocoki batang yang sudah mengeras, sementara tangan kanannya mengusap-usap bibir vagina yang penuh dengan tetesan lendir.
�Oooowwwwhhhssss,,,� lenguh Bu Sofie, saat merasakan batang Mang Oyik yang dengan mudah menerobos vagina yang basah, tanpa menunggu dirinya siap, Mang Oyik langsung menggenjot dengan kasar.
Bu Sofie tertawa melihat ulah Mang Oyik yang begitu bernafsu, wajar saja, sangat jarang lelaki itu bisa merasakan barang semulus milik Bu Sofie.
�Selamat menikmati,,� seru Bu Sofie dengan gaya yang sangat genit, menduduki batang Mang Oyik di atas ATV.
Menggerakkan pinggulnya pelan. Wanita itu sadar, lorong vaginanya yang terbiasa dengan batang besar, terasa sedikit longgar saat berusaha mengempot batang Mang Oyik.
�Waaahhh,,, Mang Oyik, ada barang bagus dipake sendiri nih,,,� seru seseorang dari arah belakang. Bu Sofie yang terlalu asik dengan Mang Oyik tak menyadari seorang pemuda menghampiri mereka.
Bu Sofie berusaha meloncat turun dari atas tubuh Mang Oyik, tapi lelaki itu mencengkram erat pinggulnya sambil tertawa. akhirnya wanita itu hanya bisa berusaha menutupi selangkangannya dengan rok yang terlalu pendek.
�Tenang Bu, dia si Kontet teman saya koq, penjaga cottage sebelah, ga usah takut, Kontet ini kalo ga diizinin ga bakalan ikut nyodok koq,� terang Mang Oyik, yang langsung dijawab Kontet dengan plototan mata.
�Gila lu Mang, barang bagus gini masa gue cuma disuruh nonton, aaahh,,, tai lu Mang, bini gue kemarin lu obrak-abrik gue santai aja, sekarang elu ada barang bagus dipake sendiri, liat aja ntar bini lu gue pake siang malam jangan protes lu,,,�
�Aaahh,, berisik Lu Tet, bikin orang ga khusu aja,� Mang Oyik melempar sendal ke arah Kontet.
Bu Sofie tak bisa menahan tawanya, meski tampangnya lebih sangar dan punya body yang jauh lebih besar dari Mang Oyik, ternyata lelaki itu cerewetnya minta ampun.
�Bu,, gimana?,,, boleh ikut gabung ga?,,,�
�Eeenghh,, iya deehh,, eemmh,,terserah deh maksud sayaa,,� wajah Bu Sofie panas seketika, bibirnya telah mempersilahkan dua manusia amburadul itu untuk menikmati tubuhnya, tubuh istri dari seorang direktur cabang perusahaan besar di negeri maritim ini.
Tapi ulah Kontet yang tertawa girang menampilkan gigi yang sebagian ompong itu, membuat Bu Sofie tak mampu lagi menahan tawanya. Dan akhirnya hanya bisa merutuki nasibnya yang harus menjadi pemuas nafsu dua kura-kura pantai selatan.
�Tapi bilangin Mang, kalo nusuk punya saya ini mulut harus diam, ga boleh cerewet,,Hihihihi,,,�
Namun tawa Bu Sofie terhenti saat Kontet mengeluarkan batangnya. Batang yang lebih besar dari milik suaminya yang sudah termasuk kategori big size. Berselimut kulit yang coklat kehitaman, membuat tampilannya semakin sangar.
�Kenapa Bu,, gede banget ya,,,hehehee,,, makanya saya ga pernah ngizinin dia ngentotin bini saya, pasti ancur meqi Marni kalo disodok tu batang,,,hehehee,,,�
Jantung Bu Sofie bergemuruh mendengar paparan dari Mang Oyik yang begitu vulgar, khas orang pinggiran.
Tapi batang itu memang sangat besar. Pinggul Bu Sofie kembali bergerak, berusaha sekuat mungkin menjepit batang Mang Oyik agar lelaki itu cepat selesai.
Sementara Kontet berjalan ke depan ATV, seolah ingin memamerkan batang gorilanya kepada Bu Sofie yang tak berkedip memandang dengan bibir mendesis birahi. Tak sabar menunggu giliran.
�Bu,,, kelamaan kalo nungguin Mang Oyik kelar,,langsung masukin double dong Bu,,,��Gila kamuu,, bisa hancur beneran punya sayaa,,, Sini deehhh,,Aaawwwhh,, pelan Mangss,,�Bu Sofie kembali menungging, agar mulutnya dapat menjangkau batang besar itu.
�Dasar kau Sofiee,, ga pernah bisa sabar kalo liat batang besar,� batinnya tertawa girang bercampur ngeri.
�Ooowwwhhh,,,yaaa,,, jilaaat buuu,,,yaaa,,,basaaahiin dulu batangnyaaa,, jilat memutar buuu,, oowwhhh,,,�
�yaaa sekarang masukin kemulut ibu,,, ooowwwhhhsss,,, gilaaa,, mulut ibuuu hangaaat bangeeettt,,masukiiin semua dong Buuu,,ayoo buuu semuaaa,,�
�AAAAWWWW,,, SAKIT BUUUU,,,�Kontet menjerit seketika, batang besarnya digigit oleh Bu Sofie.
�Makanya diam,,, tinggal nikmatin aja repot bener sih,,, ga tau apa kalo ni batang gede banget,, ga bisa masuk semua tauu,,,�
�Tapi Bu, kan ga usah pake digi,,,�
�Diam!!!,,�Kontet langsung menutup rapat mulutnya.
�Whuahahahaa,, emang bener Lu Tet, sampe ngentot aja mulut lu ga bisa diam,,,� Mang Oyik sontak tertawa. disambut tawa Bu Sofie yang ga sanggup melihat wajah Kontet yang seketika pucat, mendengar bentakannya.
Kehadiran Kontet membuat Bu Sofie bisa lebih rileks, seakan lupa dengan status sosialnya.
�Waduuuhh,,, koq malah ngecil sih ni batang,� Bu Sofie tiba-tiba panik saat mendapati batang Kontet yang keras seperti kayu mulai loyo.
�Sini dehh,, ibu masukin semuuaaa,, Eeemmmpphhh,,,, uuummpphhh,,,�Bu Sofie berusaha menjejalkan batang gemuk itu kemulutnya, membekap dengan lidahnya. Namun batang itu hanya mampu masuk setengah.
�Uuugggmmpphhh,, Ooommppphh,,,� Bu Sofie gelagapan, saat batang kontet yang hitam kembali membesar di dalam mulutnya. Tapi mulut wanita itu enggan untuk melepaskan.Ini adalah persetubuhan paling gila dari yang pernah dialaminya. Tangan Bu Sofie mencengkram pantat Kontet, memberi perintah agar batang itu bergerak di dalam mulutnya.
�Ooommmpphhh,,, uuggmmmppp,,,� jari lentiknya menekan pantat Kontet lebih kuat, hingga batang besar itu hampir masuk ke kerongkongannya, menutup saluran nafasnya.�
�Ooogghhhh,,,� mulut Bu Sofie tersedak, melepaskan batang besar, matanya berair akibat tersedak, tapi gilanya bibir sensualnya itu justru tersenyum.
�Gimanaa Tet,,,nikmat mana sama meqi binimu,,�
�Juancuuuk,, mulut Ibu ganas banget,,nikmat banget Bu,,,hampir aja saya muncrat di mulut ibuuu,� telinga Bu Sofie terasa panas saat mendengar Kontet hampir saja memenuhi mulutnya dengan sperma, batangnya saja sudah bau, bagaimana spermanya.
�Buu,, sebelum mulut ibu menampung sperma kita-kita,, saya cium dulu dong Buu,,� Mang Oyik yang merasa diacuhkan memalingkan wajah Bu Sofie, lalu dengan cepat melumat ganas.
�Eeemmpphhh,,, Mmaamgghhh,, emmpphh,,� Bu Sofie gelagapan, mulutnya dihisap Mang Oyik, lidahnya membelit, menarik masuk lidah wanita cantik itu ke dalam mulut yang bau tembakau.
Tak henti-hentinya Mang Oyik menyedot dan meneguk ludah Bu Sofie yang terkumpul. Sementara batangnya kembali bergerak menghajar kemaluan wanita itu. Belum lagi Kontet yang begitu ganas menyusu di payudara besarnya.
�Bolehkan? kalo saya nyemprot di mulut ibu?,,� tanya Mang Oyik, dengan nafas memburu. Pantatnya semakin cepat bergerak.
�mulut sayaa?,, Yaaa,, saya rasa itu lebih baik, saya sedang subuurrr,� ucap Bu Sofie terengah-engah, entah apa maksudnya, padahal subuh tadi keponakannya Adit berkali-kali memenuhi rahimnya dengan benih yang sangat subur. Tapi yang pasti, mulut Mang Oyik yang bau itu hampir saja menghantarnya pada orgasme yang liar.
�Buu,, isep punya saya lagi buuu,,,� pinta Kontet dengan suara memelas, sesaat Bu Sofie menatap wajah Kontet yang penuh harap. Haapp…Kembali batang besar itu memenuhi mulut Bu Sofie.�Eeemmpphh,, Oooommggghh,, Ooowwhhggg,,,�
�Ooowwhhhsss,, Buuu enaaaak Buuu,,,�Tangan Bu Sofie kembali mencengkram pantat kekar Kontet, memandu agar batang besar itu bergerak lebih cepat di dalam mulutnya, begitu kompak dengan kedua tangan kontet yang memegangi kepala Bu Sofie, seakan benar-benar tengah menyenggamai mulut wanita cantik itu.
�Oooommmgggghh,,, Aaaaagghhmmm,,,�Mata Bu Sofie kembali berair, berkali-kali batang besar itu menyodok tenggorokannya dengan kasar. Tapi wanita enggan melepaskan, bahkan lidahnya semakin liar menggelitik batang besar Kontet.
�Buuu,,, sayaaa keluaar duluaaannn,,, Aggghhhh,,,� tiba-tiba Mang Oyik mendengus liar, menghambur sperma di lorong kemaluan Bu Sofie.
Wanita itu berusaha berdiri, melepaskan batang Mang Oyik, tapi lelaki itu mencengkram erat pinggulnya, menekan kuat pantatnya ke bawah, membuat Batang Mang Oyik semakin jauh tenggelam. sumber Ngocoks.com
Mati-matian Bu Sofie berusaha melepaskan batang yang terus berkedut menghambur benih, tapi sangat sulit, mulutnyapun masih dipenuhi oleh Batang besar. Bahkan gerakan batang itu semakin kasar. Bu Sofie menatap wajah Kontet yang habang ijo mengejar kenikmatan tertinggi.
�Uuugghhh,, Siaaal,,� hati Bu Sofie mengumpat melihat wajah Kontet yang menunjukkan bagaimana besarnya kenikmatan yang diberikan oleh mulut seorang wanita sosialitas kelas atas.
�Ooommmggghhh,,, uuuggmmhhhh,,,,� tangan Bu Sofie meremas erat pantat Kontet, pinggul besar wanita itu kembali bergerak, berharap batang Mang Oyik masih dapat melaksanakan tugasnya.Terlanjur basah, dirinyapun tak ingin rugi, harus mendaptkan orgasme seperti yang tengah dikejar Kontet, dengan mulut menggeram, penuh dengan jejalan batang besar, mata wanita itu menatap Kontet memberi sinyal. Inilah saat yang tepat.
�Oooowwwhhhsss,, Buuu,,,Aaaagghhhh,,,�
�Gilaaa,, nikmat bangeeeet,,,� Kontet histeris menghambur sperma, yang sigap disambut mulut Bu Sofie, berkali-kali mulutnya meneguk sperma Kontet yang memancar, seiring lorong vaginanya yang juga menghambur cairan orgasme ditengah sumpalan batang Mang Oyik.
�Ooommpphh,, puiihh,,puaahh,, puihhh,, asin banget sperma mu Tet,,,�
�Haayyaaaahh,, kalo asin kenapa ditelan Buu,, heheheee,,�
�Terpaksa tau,,�Bu Sofie mencoba berdalih, meski mulutnya sudah terbiasa dengan beberapa cita rasa sperma.
�Buu,,,� Kontet kembali merengek, meminta bibir mungil Bu Sofie membersihkan batangnya.
�Aaahhh,, ngelunjak Lu Tet,, gue kan juga mau disepong ama Bu Sofie,,,� protes Mang Oyik yang merasa tersisih.
�Iyaa,,iyaa,, sini gantian,,,� wanita itu melepaskan batang Mang Oyik dari vaginanya. Lalu turun dari ATV, tanpa tendeng aling langsung melahap batang yang masih mengeras, dan itu membuatnya sangat heran.
BREEMMM…BREEEMMMM… BREEEEMMMMM….
tiba-tiba terdengar suara ATV di kejauhan. Bu Sofie terkaget, itu pasti rombongan suaminya. dan mereka pasti mencari dirinya yang tiba lebih dulu.
Sebenarnya Bu Sofie bisa saja langsung melepaskan batang Mang Oyik, membenahi pakaiannya lalu menghampiri mereka.
Tapi matanya menatap nanar batang Kontet yang besar dan masih mengeras. Yaa,, dirinya masih ingin merasakan batang yang lebih besar dari milik suaminya itu memasuki tubuhnya.�Aaahh,, persetanlah,, ntar gampang cari-cari alasan,� batin Bu Sofie menghentak.
�Tet,, cepet tiduran,,� BU Sofie mendorong tubuh besar Kontet kepasir, lalu dengan sigap menggenggam batang besar pemuda itu, dan mengarahkan keliang kemaluannya.
�Oooowwhhhhsss,, Gilaaa,, emang besar bangeeeettsss,,�
�Aaagghhh,,, Tai Lu,, jangan diaaam,, cepet masukiin batang Luu,,�Bentak Bu Sofie panik,kata-katanya terdengar vulgar. Tanpa pikir panjang Kontet menghentak dengan kuat, bahkan terlalu kuat, hingga batang besarnya menggelosor masuk menghentak hingga ke lorong rahim.
�Aaagghhhh,,, begooo,,,sakiiitt,,kegedeaaann,,�
�Tapi bisa masuk koq Bu,,,� jawab Kontet cengengesan, antara takut dan nikmat.
�Yaaa,, masuukk,,Aaahhhss,, sampe mentoookss,,� Bu Sofie coba meresapi kenikmatan di lorong vaginanya.
�Maaang,,,mau Apaa?,,,jangaaan disituuu,,�
�Aaagghhh,, gilaaa,,,masuuukk,,jangaaann,,sakiitt begooo,,,Aaagghhh,, dikit lagiii,,,�
Bu Sofie kalang kabut, kedua lubangnya dipenuhi batang.
Tiba-tiba terdengar teriakan memanggil-manggil namanya.
�Buu Sofieee,,, Buuu,,,�
�Sayaaaang,,, yu huuuu,,,�
�Buuuu,,, bu Sofie dimana?,,,,�
�Mang Oyiiiik,,, Woooyy,,, Maaaang,,,�
Teriakan-teriakan samar mulai ramai terdengar memanggil. Tapi sudah terlambat untuk menyudahi permainan. Kini dua buah batang pejantan telah memenuhi kedua lorongnya.
�Ayoo Tett,, Hajaaarrr,,� seru Mang Oyik. Memegangi pantat Bu Sofie yang begitu indah, seperti berbentuk amor yang sangat besar, dengan dua panah besar menembusi bagian tengahnya. Assseeeeemm,, pantat besar kaya gini yang dari dulu gue cari-cari,�
�Hehehee,, iyaa Mang,,kapan lagi bisa ngerasain barang kelas atas yang bisa dipake join depan belakang kaya gini,,,� jawab Kontet,mulai bergerak liar, batang besarnya bergerak cepat memaksa sperma Mang Oyik keluar.
�Ooowwwhhhss,,, Gilaaa,,kaliaaan,,ayooo hajaaarr punya Ibuuu,,,� rintih Bu Sofie yang kerepotan menahan tubuhnya, menjaga posisi agar kedua batang itu dapat bergerak cepat dan leluasa menikmati sempit kedua liang kemaluannya.
�Oooowwhhhsss,,, seperti inikah nikmatnya di gangbang, seperti kata Bu Ningrum,, Aaahhhsss,,,� Bu Sofie teringat cerita temannya yang terbiasa digangbang oleh suami dan anak kandungnya.
�Aaarrrgghhhssss,,papii,,, yang cepeeeet,, Sandyyy,,hajar memek Ibuuuu muuu ,,,� tiba-tiba mulut Bu Sofie meracau, membayangkan yang tengah menyetubuhinya adalah suaminya dan anaknya Sandy Prabu, yang tengah kuliah di Australia. Menyodorkan payudara besarnya ke mulut Kontet yang segera melahap rakus.
�Aaaaggghh,,, teruusss soddoook yang kuaaaat Saaandyyy,, masukin memek ibuuu yang dalaaaam Naaak,,�
Tubuh wanita itu mulai gemetar bersiap menyambut orgasme, bertepatan dengan matanya yang menangkap sosok suaminya berdiri di atas bukit pasir, menatap tak percaya.�Papiii,,, Maaf Piii,, mamiii,,keluaaarrrrhhhh,,, Aaaarrrgggghhh,,,�
Mata Pak Prabu melotot, mulutnya ternganga melihat istrinya dihimpit dua lelaki dengan kejantanan bersemayam di lorong vagina dan anusnya. Sangat persis saat dirinya menunggangi Aryanti bersama Dako.
Tapi kenapa istrinya justru menyebut namanya dan anaknya Sandy saat menyambut orgasme. Terlihat jelas bagaimana tubuh montok itu bergetar, pantatnya menekan batang Kontet hingga ke muara rahimnya. Hingga akhirnyaaa,,
�Uuunnghhh,,,Arrggghhh,, masuuuk semuaaaa,,,�Pak Prabu terbelalak saat Istrinya menghentak keras, sangat keras. Hingga batang yang besar dan panjangnya melebihi miliknya itu tenggelam sepenuhnya kedalam kemaluan istrinya.
Mungkinkah batang itu menerobos pintu rahim istrinya yang sudah melahirkan 3 orang anak.
�Buuuu,,, sayaaaa ngecrooot di memek ibuuuuu,,� teriak Kontet yang tak lagi mampu bertahan, jepitan vagina wanita itu tiba-tiba begitu kuat mencengkram seluruh penisnya.
Tak pernah ada wanita yang sanggup melumat seluruh batangnya, dan apa yang dilakukan Bu Sofie bener-bener membuat batangnya begitu nikmat.
�Gilaaa kau Teeet,,, cabuuuut,,, cepet cabuuuut,,,� Wanita itu panik, semprotan lahar hangat Kontet dengan cepat memenuhi rahimnya.
�Sayaaa jugaaa keluaaar Buuu,,,� teriak Mang Oyik, menekan kuat batangnya kedalam anus Bu Sofie, hingga menggagalkan usaha wanita itu melepaskan batang Kontet yang terus menghambur cairan kental.
�Ooowwwwghhhhh,,, gilaaa kaliaaaannn,,, aku keluaaar lageeehhhh,,,� lagi-lagi tubuh montok itu menggelinjang, saat merasakan kedua lorongnya terasa begitu penuh.
Akhirnya Bu Sofie jatuh lemas dalam pelukan Kontet, menatap mata suaminya yang berubah seperti orang linglung. �Ooggghh,,ooghh,,� sesekali bibir tipisnya melenguh saat salah satu penis dalam tubuhnya menggeliat ke kiri dan ke kanan.
�Mereka tidak ada disini,,,� teriak Pak Prabu parau. Menuruni bukit, meninggalkan istrinya yang masih terengah-engah kelelahan diantara dua pejantan yang begitu enggan melepaskan batangnya. �Fifty-fifty,,,� gumam lelaki berkumis itu,suaranya begitu lirih.
Bersambung…