Vallery tersadar matanya perlahan terbuka yang ia lihat bukan kamar tidurnya melainkan kamar bernuansa mewah dengan warna elegan abu abu dan hitam, Vallery segera bangun mendapati dirinya berada di tempat yang baru ia lihat, mata Vallery tertuju pada baju yang dipakainya, masih sama seperti semalam dress hitam yang dipakainya.
“Tunggu kenapa aku terbangun disini? dimana ini?” Vallery bertanya tanya ia bingung apa yang harus dilakukannya.
tanpa pikir panjang Vallery melihat ke arah pintu tentu saja ia mendekati pintu itu saat membuka pintunya betapa terkejutnyaa Vallery rumah yang sedang ia lihat ini begitu mewah entah siapa pemiliknya Vallery lebih penasaran kenapa dia bisa ada disini.
“Sudah bangun?” ucap seorang pria membuat Vallery terkejut.
“Calion? kau??!!”
“Semalam kau mabuk jadi aku membawamu kesini.” ucap Calion menjelaskan.
“Kenapa membawaku kesini? dan apa yang k-kau -mmmphhh” Mata Vallery terbuka lebar bagaimana tidak saat ini Calion mencium bibirnya tanpa aba aba membuat Vallery mematung.
“Emhhh lepaskan apa yang kau lakukan??” Vallery mendorong pelan tubuh kekar Calion.
“Kau banyak bicara,” ucap Calion.
‘Ciuman pertamaku? pria ini? kenapa dia bisa menciumku dengan mudahnya menyebalkan sekali’ umpat Vallery dalam hatinya.
Vallery dengan rasa kesal pergi begitu saja meninggalkan Calion dan hendak keluar dari rumah mewah itu.
“Tidak mau kuantar?” tawaran Calion membuat Vallery menghentikan langkahnya.
“Kau tidak tau malu? sudah menciumku lalu kau menawarkan tumpangan? tidak akan!”
“Aku sudah menciummu kedua kalinya, ”
Degg
‘Apa? kedua kalinya?’
“Calion apa kau sudah gila kau mencium orang yang baru saja kau kenal dan apa kau bilang ? dua kali? kau gila yaa?” Vallery terus saja berbicara membuat Calion gemas terhadapnya.
“Aku tidak akan menciummu kalau kau tidak memulainya,”
Deg
lagi dan lagi Vallery dibuat kebingung , ucapan Calion membuat wajahnya memerah karena malu, apa ucapannya itu benar atau hanya menyangkal kata kata Vallery saja, Vallery memalingkan wajahnya tidak ingin Calion sampai melihatnya.
“Kau menatap bibirku terus menerus, ingin melakukannnya lagi?”
“Cukup, jangan bicara lagi sialan,” Calion yang mendengar decakan kesal dari Vallery pun mendekat kearah Vallery.
“Katakan sekali lagi, ” Ucap Calion.
“Sialan brengsek tidak tau malu,” ucap Vallery seraya menampilkan wajah kesalnya.
“i like it,” itulah yang diucap Calion ketika Vallery yang sedari tadi mengoceh karena kesal.
Vallery tidak mempedulikan Calion yang hanya tersenyum saat ia sedang kesal Vallery pun langsung meninggalkan rumah mewah itu.
*****
Kringg kringg…
“Bagaimana permainanmu semalam?” suara Devary dari seberang sana membuat Calion tertawa kecil.
“Sepertinya aku makin menyukainya,” Ucap Calion.
“Kau tidak pernah berubah, baiklah 10 menit lagi aku akan menjemputmu, banyak pekerjaan yang harus kau selesaikan, ”
beep
Calion menutup telfonnya ia segera bersiap.
*****
Calion Neuville , siapa yang tidak kenal dengannya? CEO muda berparas tampan ini banyak disukai oleh para gadis bagaimana tidak paras tampan, bertubuh kekar, apalagi seorang CEO di perusahaan N’vile Vors , perusahaan besar yang sangat maju.
Calion anak tunggal yang sedari kecil dipaksa untuk mandiri karena kedua orang tuanya yang sibuk bekerja di luar negeri, dan Devary lah satu satunya orang yang selalu menemani Calion seseorang yang sudah dianggap sebagai adik kandungnya oleh Calion, berbeda dengan Calion Devary justru hidup di dalam keluarga yang sangat harmonis sayangnya saat Devary menginjak SMA kedua orangtuanya mengalami kecelakaan yang membuat Devary harus kehilangan keduanya.
Calion yang sudah bersiap dengan jas hitam dan dasi yang melekat di tubuhnya segera menuruni anak tangga untuk bertemu dengan Devary , keduanya sama sama pergi ke N, vile Vors karena pekerjaan, di perjalanan Calion hanya membicarakan bagaimana sikap Vallery terhadapnya, ya gadis yang menciumnya di club waktu itu.
“Kurasa itu ciuman pertamanya bukan begitu?” tanya Devary, Calion mengangguk membenarkan.
“Aku bertemu dengannya saat ke kampus, dia benar benar sangat lugu,” Devary tersenyum mendengar penjelasan dari Calion.
Beberapa menit mengobrol mereka sudah sampai di kantor, keduanya mulai sibuk untuk mengurus pekerjaan mereka masing masing.
*****
Vallery yang baru saja menyelesaikan kelasnya itu membuang nafas lega karena beberapa hari lagi liburan musim panas akan tiba, hanya satu yang terlintas dipikirannya ‘magang’ yaa tentu saja dengan kondisi Vallery yang hidup sendiri tanpa kedua orang tuanya Vallery harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya, walaupun Leana terus saja membantu Vallery tapi disisi lain Vallery ingin hidup mandiri tanpa merepotkan sahabatnya itu.
Vallery melihat mading di kampusnya matanya tertuju pada perusahaan terkenal pikirannya langsung dipenuhi oleh rasa ingin magang disana, sedang fokus melihat lihat Leana menghampiri Vallery berniat untuk mengajaknya membeli beberapa pakaian.
“Vall, kau sudah berencana akan kemana liburan nanti?” tanya Leana.
“Sepertinya aku akan magang, bagaimana denganmu?”
“Hei apa apaan, aku akan mengajakmu ke London untuk berlibur, ayolah untuk apa magang apa kau tidak lelah?” Vallery tersenyum mendengar sahabatnya ini benar benar sangat perhatian padanya.
“Dengarkan aku Ana, aku sudah banyak merepotkanmu aku tidak mau terus seperti ini, jadi nikmatilah liburanmu” Mendengar jawaban dari Vallery raut wajah Leana sedikit kecewa.
“Baiklahh, jaga dirimu baik baik yaa Val, jika sesuatu terjadi padamu hubungi aku secepatnya, oh yaa apa kau sudah menentukan ingin magang dimana?”
“Belum, tapi apa kau tau perusahaan N’ville Vors? aku berharap bisa magang disana, ”
“Tentu saja aku tau, ayahku pernah bekerja sama dengan perusahaan itu, tenang saja Val aku akan membantumu untuk bisa magang disana, ” Vallery terlihat senang lalu memeluk Leana dengan erat.
*****
4 hari kemudian
Kring kringgg
Mata Vallery yang masih mengantuk terpaksa harus melihat layar ponselnya karena bunyi dering telfon membangunkannya, nomor tak dikenal tertampang jelas di layar ponselnya Vallery yang penasaran mengangkat telfonnya.
“Selamat pagi apa benar ini dengan nona Vallery Gracia?” suara diseberang sana membuat Vallery membenarkan posisinya.
“Benar, ” ucap Vallery
“Bagus, Nona Vallery anda diterima untuk magang diperusahaan kami N’Ville Vors, untuk itu bersiaplah untuk datang pukul 10 pagi,”
beepp
Vallery tersenyum lebar impiannya untuk magang diperusahaan itu terwujud pasti ini karena bantuan dari Leana juga, dengan sangat siap Vallery bebenah kemeja putih dan celana hitam panjang yang melekat ditubuh Vallery yang mungil ini menandakan dirinya sudah siap.
Sesampainya di depan perusahaan Vallery terkejut bukan main perusahaan yang selama ini ia lihat di brosur ternyata bisa ia lihat secara langsung sangat besar bahkan entah berapa lantai tingginya, dengan senang hati dan perasaan gugup Vallery memasuki perusahaan itu lalu seorang gadis berambut pendek menghampirinya.
“Maaf apakah anda Nona Vallery?” tanya nya , Vallery mengangguk.
“Mari ikuti aku, akan aku tunjukan ruanganmu, ” Vallery tersenyum lalu mengikutinya dari belakang.
Setelah sampai diruangan Vallery diajarkan bagaimana seharusnya ia bekerja setelah Vallery benar benar paham , gadis berambut pendek itu pergi meninggalkannya. Ngocoks.com
beberapa jam berlalu Vallery benar benar lah ternyata begini rasanya bekerja seharian penuh, ketika Vallery beristirahat sejenak pria dengan kemeja hitam datang memberikan sebuah dokumen kepada Vallery.
“Vallery tolong bereskan dokumen ini setelah itu antarkan ke ruangan Tuan Cal” ucapnya, Vallery mengangguk lalu menyelesaikan dokumen nya.
Setelah selesai Vallery membawa dokumen itu namun dia tidak tau dimana ruangan Tuan Cal yang dimaksud , Vallery bertanya kepada pria yang memberinya dokumen tadi.
“Lantai 5, kau bisa naik lift sebelah sana” Vallery mengangguk.
Sesampainya di lantai 5 perhatian Vallery tertuju pada pintu kaca yang bisa dilihat seseorang sedang duduk sembari membelakanginya, Vallery pun mengetuk pintu kaca itu lalu masuk.
“Permisi Tuan, aku ingin mengantar dok-” belum selesai berucap pria itu memutar kursinya yang sekarang Vallery bisa menatapnya.
“Kauu??!” ya siapa lagi kalau bukan Calion.
Bersambung…