Bukan hal yang mudah bagi Vallery, bagaimana tidak dirinya harus bertemu lagi dengan sosok menyebalkan seperti Calion, ditambah pria yang sedang duduk di hadapannya ini adalah pria yang mengambil first kiss nya, bukan tidak suka hanya saja Calion bukan siapa siapa bagi Vallery, orang yang baru saja kenal di club karena pesta Leana kini harus menjadi bos di tempat magang nya.
“Bertemu lagi?” Calion berucap sembari menampilkan senyum jahatnya.
“Maaf aku tidak berharap bertemu denganmu lagi, aku hanya ingin mengantarkan dokumen ini,” Vallery tidak banyak menganggap ucapan Calion, ia menaruh dokumen itu lalu berbalik untuk meninggalkan ruangan Calion.
“Tunggu, ” langkah Vallery seketika terhenti Calion yang sedari tadi duduk sekarang menghampiri Vallery yang masih membelakanginya.
“Urusanku denganmu belum selesai,” ucapan Calion membuat Vallery kebingungan.
“Maksudmu?”
“Aku sangat menginginkannya lagi,, ” ucapan Calion kali ini membuat Vallery menelan ludahnya , bagaimana tidak sedari tadi Calion hanya memperhatikan bibir cherry milik Vallery.
“Maaf tuan, ini kantor aku harus kembali, ” Vallery menunduk berharap Calion membiarkannya pergi.
“Apa masalahnya jika ini kantor?” Vallery terdiam benar juga ini kantor miliknya jadi dia bebas melakukan apa saja.
Perlahan Calion melangkah maju membuat langkah Vallery mundur mendekati sudut meja milik Calion, kedua tangan Calion mengunci kanan kiri dari Vallery, membuat Vallery tidak bisa kemana mana dan sekarang Vallery hanya bisa menunduk, tidak berani menatap Calion yang jaraknya sedekat ini sekarang.
“Ini kantor milikku, aku berhak melakukan apa saja, ”
Vallery masih menunduk berusaha menghindari eye contact dengan bosnya ini.
“Tatap aku atau aku akan menciummu,” mendengar hal itu sontak Vallery menatap Calion.
“Kau milikku, dan tidak ada yang bisa menyentuhmu selain aku” Lagi dan lagi, ucapan Calion terus saja membuat Vallery kebingungan apa maksudnya ini? baru saja Vallery mengenal Calion tapi Calion sudah berani mengunci Vallery kedalam hidupnya.
“Aku tidak mau,” hanya itu yang bisa Vallery katakan, setelah mengatakannya dengan penuh keberanian Vallery mendorong pelan tubuh kekar Calion lalu pergi dari ruangan.
*****
Pekerjaan Vallery sudah selesai dirinya harus pulang larut karena beberapa pekerjaan tambahan, Vallery langsung bersiap untuk pulang ketika sampai di lantai bawah perhatian Vallery teralihkan oleh pria yang sedang bersandar di mobil.
Perlahan pria itu mendekat kearah Vallery, tak disangka ternyata Devary lah yang sekarang berada tepat di hadapan Vallery.
‘Sekarang apalagi? aku sudah menghindari Calion tapi sekarang harus bertemu dengan sahabatnya ini’ Vallery tak berhenti mengumpat di dalam hatinya.
“Hai gadis kecil, butuh tumpangan?” ucapan Devary membuat Vallery tersenyum.
“Tidak , aku bisa pulang sendiri” jawab Vallery dengan santai.
“Tidak ada penolakan aku akan mengantarmu, ” belum saja Vallery menyetujuinya Devary langsung menarik lengan Vallery untuk ikut bersamanya mau tidak mau kali ini Vallery diantar oleh Devary.
Suasana tenang di dalam mobil Devary membuat Vallery mengantuk tanpa sadar dirinya sudah tertidur, Devary yang melihat Vallery tertidur hanya bisa tersenyum perlahan tangannya mulai mendekati bibir cherry Vallery lalu menyentuhnya.
“Sangat lembut, aku menyukainya” gumam Devary.
*****
Pagi itu Vallery terbangun tepat di atas tempat tidurnya namun Vallery penasaran kenapa dirinya bisa tidur dikamarnya seingatnya Devary mengantarnya pulang, Vallery yang menyadarinya langsung berganti pakaian lalu keluar dari kamar betapa terkejutnya Vallery saat melihat Devary yang tengah tidur di sofa miliknya tanpa menggunakan pakaian hanya celana hitam nya saja yang melekat.
“Oh tidak, apa dia melakukan sesuatu? atau aku? bagaimana ini apa yang terjadi kenapa aku tidak mengingatnya, ” Vallery langsung menghampiri Devary yang masih tertidur, Vallery mencoba membangunkannya namun Devary tetap tertidur.
Devary yang mulai sadar perlahan membuka matanya walaupun samar Devary tau Vallery sekarang sedang di hadapannya tanpa pikir panjang Devary menarik lengan Vallery lalu memojokkannya di sofa , tindakan Devary membuat Vallery terkejut karena sekarang Vallery tepat berada di bawah Devary.
“T-tunggu, Dev apa yang akan kau l-lakukan?” tanya Vallery dengan wajah polos dan nada bicara yang membuat Devary gemas.
“Sedikit memberimu sarapan pagi, ” tanpa aba aba Devary mencium bibir mungil Vallery membuat Vallery lagi lagi mematung dengan tindakan Devary yang mendadak ini, Vallery hanya bisa mendorong pelan badan kekar Devary berharap Devary menghentikan aksinya ini, namun semakin Vallery mendorongnya semakin Devary memperdalam ciumannya.
Vallery kewalahan Devary benar benar tidak memberinya ruang untuk mengambil nafas ditambah tangan Devary yang kini menyentuh paha mulus Vallery yang hanya memakai dress itu memudahkan Devary untuk membuat Vallery merasakan sesuatu yang berbeda.
“Mphhh aku sudah menahannya semalaman, ” ucap Devary ditengah ciumannya.
“Enghh, cukupp apa yang kau lakukan?!” dengan nada kesal Vallery berhasil menjauhkan Devary dari dirinya.
“Menciummu, kau suka kan? ” ucapan Devary membuat wajah Vallery memerah bukan karena suka, tapi karena malu mengakui bahwa Vallery tidak bisa berbuat banyak selain mengikuti suasana.
“Cukup, pergilah dari rumahku Dev” Devary tersenyum lalu ia memakai pakaiannya.
“Baiklah aku akan pergi, tapi ingat satu hal kau adalah milikku gadis kecill, ” setelah mengucapkannya Devary pergi.
Vallery teringat dimana saat Calion mengucapkan hal yang hampir sama persis seperti yang Devary ucapkan barusan, apa arti dari semua ini kenapa mereka menjadikan Vallery milik keduanya, ditambah sekarang Vallery harus pergi ke kantor lagi yang artinya dia harus bertemu dengan Calion disana.
*****
Calion yang sedari tadi mondar mandir membuat Devary kebingungan.
“Apa yang kau pikirkan? ada apa?” tanya Devary , Calion menatap Devary lalu duduk di sampingnya.
“Mira kembali nanti malam, ” mendengar ucapan Calion Devary menghela nafasnya.
“Lalu bagaimana, kau akan menemuinya?” tanya Devary yang langsung diberi anggukan oleh Calion.
“Kau tau kan bagaimana aku mencintainya?” Devary mengangguk menandakan bahwa ia mengerti apa arti dari ucapan Calion.
Setelah berbincang cukup lama Vallery yang baru saja sampai di kantor duduk dengan tenang berharap kali ini dia tidak bertemu dengan Calion maupun Devary, namun belum sempat Vallery memulai pekerjaannya dirinya dikejutkan oleh dua sosok pria siapa lagi kalo bukan Devary dan Calion yang menghampiri semua karyawan disana.
Sontak semua karyawan menundukkan setengah badannya memberi rasa hormat kepada bos nya, mau tidak mau Vallery melakukan hal yang sama namun dengan jarak yang sedikit menjauh agar dirinya tidak dilihat oleh Calion maupun Devary.
“Untuk malam ini kalian semua pulang lebih cepat, ” mendengar ucapan Calion membuat karyawan bersorak ria begitu juga dengan Vallery.
Setelah mengumumkan hal itu Calion dan Devary menatap Vallery secara bersamaan Vallery menunduk menghindari eye contact dengan keduanya, tatapan mereka seolah mengintimidasi Vallery sekarang, beberapa menit kemudian Calion dan Devary pergi membuat Vallery membuang nafas lega karena untungnya tidak berurusan dengan mereka.
*****
20.15
Malam yang sepi dan sunyi Calion bersiap untuk menjemput Mira di bandara kemeja hitam yang melekat di tubuhnya membuat Calion sangat bahkan benar benar tampan, Calion pergi mengendarai mobil hitam mewah miliknya setelah sampai di bandara Calion langsung terpaku pada Mira yang menghampirinya.
Pelukan hangat dan kerinduan kini diberikan oleh Calion pada Mira, Calion memeluk erat Mira dan mencium bibir Mira kilas.
“Kau merindukanku?” pertanyaan Mira membuat Calion tersenyum.
“Masih bertanya? aku sangat merindukanmu” Lagi lagi Calion memeluk Mira dengan erat menumpahkan semua kerinduannya selama ini.
Setelah melepas kerinduan dengan memeluknya Calion membawa Mira ke rumahnya meminum beberapa gelas wine untuk berbincang bersama, semua itu Calion rasakan hal hal yang ditunggunya kini sudah terpenuhi, keberadaan Mira disamping Calion membuat Calion merasa nyaman, tanpa sadar Calion mabuk dan tidak mengingat apa apa.
*****
Mira Quelline namanya saja sudah terdengar sangat cantik, Mira adalah teman sekolah Calion dan juga Devary bukan hanya teman melainkan cinta pertama untuk Calion namun ditengah tengah perjalanan antara hubungan Mira dan Calion, Mira terpaksa pergi ke Sydney untuk melanjutkan bisnis kedua orang tuanya bertahun tahun Calion melupakan Mira tapi entah ingatannya bersama Mira tidak mudah untuk dilupakannya.
Setelah Mira pergi ke Sydney Calion menyibukkan dirinya untuk pergi ke club, bekerja dan terkadang tidak melakukan apa apa , disamping itu Devary yang selalu menemani Calion membuat Calion sedikit demi sedikit melupakan Mira.
Hingga saat ini Mira memutuskan untuk kembali namun belum tau akan tinggal disini atau tidak melihat Mira saja sudah membuat Calion senang, kali ini Calion benar benar tidak bisa melupakan sosok Mira dalam hidupnya. Ngocoks.com
*****
Pagi itu Vallery seperti biasa pergi ke kantor untuk magang, untung saja dari kemarin tidak ada gangguan dari Calion maupun Devary , setelah Vallery merasa dirinya tidak akan berurusan lagi dengan mereka berdua Vallery dikejutkan oleh Calion yang berada tepat di depan kantor membuat Vallery menghentikan langkahnya.
‘Haruskah aku bertemu dengannya sepagi ini?’ umpat Vallery dalam hatinya , tapi pandangan Vallery tertuju pada gadis yang baru saja turun dari sebuah mobil putih mewah dan elegan, gadis itu menghampiri Calion siapa lagi jika bukan Mira, gadis yang pertama kali dilihat oleh Vallery , Cantik benar benar sangat cantik, Vallery pun tidak menggubrisnya dirinya sibuk memperhatikan Calion dan Mira pergi memasuki kantor.
‘Apa itu kekasih Calion?’ pertanyaan itu tiba tiba saja terlintas di pikiran Vallery.
Vallery menggelengkan kepalanya menghapus semua pikirannya tentang Calion untuk apa juga Vallery sibuk memikirkan pria menyebalkan seperti Calion.
“Tidak sopan mengintip, ” ucapan seseorang membuat Vallery terkejut lalu Vallery menoleh kebelakang nya lagi dan lagi Devary sudah berada di belakang Vallery.
“K-kau? lagii??”
“Wahh benar sekali ya dunia ini memang ditakdirkan untuk kita, lagi lagi aku bertemu denganmu apa itu arti-” belum sempat Devary menyelesaikan pembicaraanya jari mungil milik Vallery sudah menutup mulut Devary.
“Hentikan, pikiranmu terlalu jauh, lupakan saja, ” setelah mengeluarkan kekesalannya Vallery masuk ke dalam diikuti oleh Devary di belakangnya.
Bersambung…