Devary kali ini benar benar sangat menganggu Vallery, bagaimana tidak saat masuk ke kantor bahkan sampai Vallery duduk diruangannya pun Devary tetap mengikutinya.
“Apa maumu Dev?” tanya Vallery dengan kesal.
“Hanya ingin bersamamu” jawaban dari Devary membuat Vallery tidak mempedulikannya lagi.
Selama Vallery mengerjakan pekerjaan nya Devary terus berada di dekat Vallery bahkan pekerjaan Devary pun ia kerjakan diruangan yang sama seperti Vallery, beberapa menit tanpa berbincang Devary yang selalu mencuri kesempatan untuk menatap Vallery yang sangat menggemaskan, Devary pun memecahkan suasana tenang di dalam ruangan itu.
“Ayo, temani aku membuat kopi” ucapan Devary membuat Vallery tertarik Vallery mengangguk dan mengikuti Devary yang hendak membuat kopi.
Namun saat akan membuat kopi mereka harus berpas-pasan dengan Calion dan Mira membuat Vallery dan Devary menghentikan langkah mereka.
“Dev? kau tidak merindukanku??” ucap Mira dengan senang hati mengadahkan kedua tangannya untuk memeluk Devary, tanpa segan Devary memeluk erat Mira.
“Aku sangat merindukanmu” balas Devary sembari memeluk Mira.
Hal yang terjadi di depan Vallery ini membuatnya sedikit tidak nyaman , entah karena Vallery tidak terlalu dekat dengan Calion maupun Devary atau entah karena Vallery tidak mengenal Mira, namun disisi lain Vallery lebih memperhatikan Calion yang biasanya sering menganggunya namun sekarang hanya berdiam tanpa sepatah kata pun.
“Dev siapa ini? kekasihmu?” pertanyaan Mira membuat semua perhatian tertuju pada Vallery yang sedari tadi diam saja.
“Aahh, aku Vallery Gracia kebetulan aku murid magang disini” jelas Vallery yang diberi respon senyuman manis oleh Mira.
“Aku Mira Quelline,” ucap Mira seraya bersalaman dengan Vallery.
Setelah perkenalan yang cukup singkat Mira menoleh kearah Calion lalu memegang lengan Calion untuk membawanya pergi tindakan Mira membuat Vallery bertanya tanya apakah Mira ini adalah kekasihnya atau hanya sebatas temannya, namun tidak seharusnya Vallery memikirkan hal itu karena itu bukan urusannya.
Mira pun membawa Calion pergi darisana namun sebelum benar benar meninggalkan Devary dan Vallery tangan kanan Calion menyentuh lengan Vallery memberinya sebuah kertas lalu mereka pergi darisana.
tanpa pikir panjang Devary pun ikut menarik lengan Vallery persis seperti apa yang dilakukan Mira kepada Calion, kertas yang sekarang berada tepat di genggaman Vallery ini sekarang Vallery pindahkan kedalam saku outernya.
Ketika Devary sibuk membuat kopi Vallery dengan rasa penasaran membuka kertas yang diberikan oleh Calion.
‘Kau milikku, ingat itu’
Hanya dua kalimat yang tertulis disana pikiran Vallery kini kacau benar benar tidak mengerti baru saja Vallery melihat Calion dan Mira yang begitu dekat tapi bisa bisanya Calion memberikan kertas itu padanya, karena rasa penasaran Vallery mencoba bertanya pada Devary.
“Dev, boleh aku bertanya?” Devary mengangguk sembari mengaduk kopi yang baru saja ia buat.
“Apa hubunganmu dengan Mira?” pertanyaan dari Vallery ini membuat Devary tersenyum.
“Kau cemburu karena dia memelukku tadi?”
‘Bodoh kenapa aku bertanya tentang hubungan Devary dengan Mira’
“Kapan aku cemburu? aku hanya bertanya”
“Kau tidak perlu tau dia siapa, kau hanya perlu mencintaiku saja,” mendengar jawaban Devary membuat Vallery tersadar bahwa salah sekali untuk menanyakan hal ini pada pria yang tidak ada bedanya dengan Calion ini.
“Kenapa kau ingin tau Mira?” Vallery menggelengkan kepalanya.
“Tidak ada, hanya bertanya saja” jawab Vallery.
Selesai membuat kopi lagi lagi perhatian Vallery tertuju pada Calion dan Mira yang tengah berbincang kelihatannya mereka sangat dekat begitu pikir Vallery, terlebih Calion menatap Mira dengan sangat dalam membuat Vallery berpikir bahwa Calion hanya mempermainkannya saja tanpa peduli lagi Vallery pun mulai sedikit berbincang bincang dengan Devary.
Waktu berlalu begitu cepat inilah saat saat yang ditunggu oleh Vallery yaitu pulang kerumah untuk beristirhat, tapi harapannya itu terputus saat seorang karyawan disana memberikan tumpukan dokumen yang harus Vallery selesaikan malam ini.
“Bisa aku kerjakan besok saja?” tanya Vallery dengan hati hati.
“Kau murid magang kan? mengerjakan seperti ini saja banyak mengeluh, kerjakan lalu antarkan ke ruangan Tuan Calion,” mendengar jawaban karyawan itu membuat Vallery hanya mengangguk terdiam benar dirinya hanya murid magang tidak seharusnya menolak pekerjaan.
Vallery kini hanya sendiri semua karyawan dan murid magang lainnya sudah pergi meninggalkan kantor, pukul 21.50 ini benar benar sudah larut untuk mengerjakan dokumen sebanyak ini, Vallery hanya memasang wajah cemberutnya menatap laptop di hadapannya ini membuatnya sangat pusing lalu Devary datang membawa segelas kopi dan duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu.
“Minumlah sayang, kau pasti lelah” ucap Devary yang sekarang sibuk menatap layar ponselnya.
“Bagaimana kau tau aku lembur?”
“Sudah tugasku untuk menemanimu” jawab Devary.
Setelah meminum segelas kopi yang Devary berikan Vallery melanjutkan pekerjaan tapi sayang kopi tidak berpengaruh pada dirinya Vallery tetap mengantuk bahkan sampai tertidur sebentar.
Devary yang melihat Vallery kelelahan langsung beranjak berdiri menghampiri meja Vallery membawa dokumen bertumpuk itu dengan satu tangannya.
“Kerjakan dirumahku saja” ucap Devary membuat Vallery berdiam sejenak mengingat dimana Vallery dicium paksa oleh Devary saat dirumahnya membuat Vallery enggan untuk mengerjakan pekerjaanya itu.
“Tidak tidak, aku akan mengerjakannya disini saja” ucap Vallery lalu berusaha merebut dokumen yang berada di tangan Devary.
“Tidak ada penolakan” ucap Devary mau tidak mau Vallery pasrah dan mengikuti Devary dari belakang.
*****
Saat sampai Vallery terkejut yang dilihatnya adalah rumah milik Calion dimana saat ia mabuk Calion membawanya kesini.
“Tunggu Dev ini rumah Calion” Devary mengangguk.
“Benar ini rumah Calion,”
“Kenapa membawaku kesini? kau bilang tadi akan mengerjakannya dirumahmu kan?”
“Calion ingin kau mengerjakannya disini, ayo turunlah,” Vallery berdiam tidak mendengar kata Devary yang menyuruhnya turun.
“Tenang saja dia tidak akan macam macam , ada aku yang menemanimu” mendengar ucapan itu Vallery berpikir benar jika ada Devary mungkin Calion tidak akan melakukan apa apa padanya.
Sesampainya di dalam Devary dan Vallery duduk di sofa empuk milik Calion, rumah yang dilihat Vallery untuk kedua kalinya ini membuatnya bertanya tanya untuk apa Calion tinggal sendiri dirumah sebesar ini, saat Vallery sibuk mengerjakan pekerjaannya dan Devary yang sibuk dengan ponselnya Calion pun turun dengan menggunakan piyama kimono tidurnya.
“Cal aku mengantuk, Vallery fokus saja pada pekerjaanmu aku akan tidur” ucapan Devary membuat Vallery tidak tenang itu artinya dirinya akan ditinggal berdua saja dengan Calion. Ngocoks.com
“Dev tetaplah disini,” ucao Vallery sembari memperhatikan Calion yang sedang meminum soda.
“Tenang saja dia tidak akan macam macam,” setelah mnegucapkan itu Devary menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar Calion, Vallery pun mulai fokus pada pekerjaannya berusaha untuk tidak menotice Calion.
Calionpun menghampiri Vallery lalu duduk di sofa yang artinya Calion sekarang berada tepat di sebelah Vallery, Vallery yang mulai sadar keberadaan Calion disampingnya ini tetap berusaha fokus menatap laptopnya.
Vallery yang sedari tadi fokus dikejutkan oleh tangan Calion yang mendadak menutup Laptopnya, Vallery pun terdiam lalu menatap Calion merekapun saling menatap.
“Apa yang kau lakukan aku sedang menger- mmpphh” Mata Vallery terbuka lebar ciuman mendadak yang dimulai Calion ini membuatnya mematung benar saja tidak akan aman jika hanya berduaan dengan Calion.
“Call- mmpphh lepass” tidak mendengarkan ucapan yang dilontarkan Vallery, Calion terus saja melumat bibir cherry Vallery dengan agresif.
Vallery kewalahan ciuman Calion kali ini benar benar seperti apa yang Devary lakukan padanya waktu itu, berontak tidak bisa berteriakpun tidak guna, Vallery kini terpojok dan hanya berdiam saja menunggu Calion melepaskan ciumannya itu.
Selang beberapa menit Calion melepas ciumannya membuat keduanya bernafas secara tidak teratur, Vallery yang masih berdiam hanya memejamkan matanya.
“Kau menyukainya?” pertanyaan Calion membuat Vallery menatapnya.
“Kau gila? menyukai apa? kau tidak waras yaa?” Vallery mengeluarkan kekesalannya sekarang.
“Akan kulakukan lagi kalau kau terus berbicara” Vallery terdiam mendengar Calion yang mulai mendekatinya lagi.
“Hentikan, Cal apa maksudmu ini?” Calion tersenyum mendengar pertanyaan dari Vallery.
“Sudah kukatakan, kau milikku ingat itu” Vallery membuang muka berusaha untuk tidak menatap Calion.
“Berani memalingkan tatapanmu dariku?” Mendengarnya membuat Vallery berdecak kesal lalu kembali menatap Calion.
“Aku ingin pulang” tiga kata yang dilontarkan oleh Vallery lagi lagi membuat Calion tersenyum.
“Tidak aku izinkan”
“Maumu apa Cal?”
“Dirimu”
“Lalu Mira??” Calion memasang wajah kebingungan dengan pertanyaan Vallery.
“Mira? tidak usah memikirkannya”
“Aku tidak ingin menjadi milikmu” ucapan Vallery kali ini membuat Calion terdiam.
“Aku tidak butuh persetujuanmu.”
‘Apa apaan? apa yang salah dengan otak Calion ini kenapa dia bersikeras untuk menjadikan aku miliknya, aku benar benar muak dengan ini’
Sebuah cara terlintas dipikiran Vallery sekarang entah apa resikonya Vallery tidak bisa berpikir apapun lagi.
“Aku sudah mempunyai kekasih” Calion tersenyum.
“Benarkah? siapa?”
“Emh- Dev yaa Devary kekasihku” ucap Vallery sambil terbata bata dengan ucapannya ini.
‘kenapa Devary? kenapa nama itu yang aku sebutkan bagaimana ini apa aku gila? astaga apa yang akan terjadi selanjutnya’
“Ahh begitu yaa, baiklah” setelah mengucapkan itu Calion menarik lengan Vallery untuk mengikutnya, dan arah Calion menuju pada kamarnya apa yang akan dilakukannya kali ini, Vallery mencoba untuk melepas genggaman tangan Calion namun tidak cukup kuat untuk melepaskannya.
Terpaksa Vallery mengikuti Calion yang sekarang mereka sudah sampai di depan kamar, Calion membuka kamarnya dapat dilihat Devary yang sedang tertidur di tempat tidur Calion, melihat iti Vallery kebingungan apa yang akan dilakukan oleh Calion sekarang.
“Kenapa membawaku kesini?” tanya Vallery.
“Devary, kekasihmu kan?” Vallery mengangguk.
“Apa yang akan dilakukan Devary jika dia melihat kita berciuman?” pertanyaan Calion membuat Vallery terkejut.
“Kau gila Call??!!!” ketika Vallery hendak pergi langkahnya terhenti karena tangannya sekarang ditahan oleh Calion.
“Lepaskan aku”
Calion mendorong pelan tubuh Vallery membuatnya tersudut kearah tembok yang membelakangi Devary yang sedang tertidur, kedua tangan Vallery dikunci oleh Calion membuat Vallery tidak bisa berbuat banyak.
‘Dev bangunlah selamatkan aku dari temanmu yang gila ini, Dev ayolahhhh,, ”
Ketika Calion mulai mendekati bibir Vallery , Vallery memejamkan matanya berharap Devary terbangun agar Vallery bisa pergi dari posisi seperti ini.
Bersambung…