Langsung kuhujamkan keras kontolku BLESSSSS. Mbak Tiara sudah tak mampu menggerakan tubuhnya lagi Ketika kurayapi tubuhnya dari belakang dan menancapkan kontol tegakku ke lubang memeknya menggantikan lidahku.
“Aakkkkhhh pelan-pelan sayang.. aku masih linu” teriaknya kecil
Aku tak pedulikan perkataan Mbak Tiara, aku hujam kontolku dengan keras berkali-kali sambil kuciumi tengkuknya kesetanan.
“Akkhh ampun mass… aku gak tahan lagi dah lemes banget mas” Desis Mbak Tiara sambil tangannya meremasi sprei di ujung tempat tidur.
“Ssshhh jangan keras-kerass ahhh.. masss shhhhhh” ucapnya sambil tersengal-sengal.
Kuhujamkan dengan ritme cepat, cepat dan semakin cepat. Mbak Tiara ikut terlonjak-lonjak mengikuti irama tarikan kontolku.
“Eughh eghhh Aku mau keluar mbak.. ssshhh egghh” bisikku dengan suara parau
“Jangan di dalamm ahhh.. aku bisa hamil mann ahh ahhh” ucapnya terengah-engah karena genjotanku yang cepat.
Kurasakkan mani mulai menyeruak ke ujung kontolku, mendadak tubuhku mulai mengejang.
Buru-buru kucabut kontolku dari lubang nikmat mbak Tiara dan menyemprotkan sperma dengan deras ke pantat dan punggung Mbak Tiara.
Spermaku berhamburan kemana-mana. Ada yang melesat jauh ke sprei dan rambut Mbak Tiara bahkan sempat ada yang tertinggal di dalam karena aku agak telat mencabut.
Tapi aku tidak peduli.
Tubuhku ambruk, lemah lunglai tubuhku di atas punggung Mbak Tiara yang acak-acakan penuh dengan noda spermaku. Nafas kami tersengal-sengal. Peluh dan keringat membasahi sprei kami pagi itu. Kukecup pipinya dari belakang.
“Terima kasih ya Mbak” bisikku
Setelah agak reda nafasku, kugesek-gesekkan kontol yang masih tegang ini ke pantat dan punggung wanita setengah baya yang usianya lebih pantas menjadi ibuku ini. Kubersihkan sisa-sisa sperma yang masih bersisa di kontolku dengan memeperkan kontolku ke pantatnya.
Llau aku berbalik telentang, kutarik tubuhnya untuk kupeluk erat. Kegiatan paling kusuka setelah bercinta adalah berpelukan. Rasanya bikin makin puas dan terkoneksi dengan pasangan yang diajak bercinta.
Mbak Tiara mencubit pipiku “Pagi-pagi aku wes dinakali to mas”
“Tapi Mbak suka to hehehehe?”
“Hihihi udah lama aku tak disiram mas, rasane plong kepalaku. Tapi kejadian ini jangan sampe bocor sama tetangga disini yo mas, janji, aku takut nanti ada yang melaporkan ke RT nanti kita diusir”
“Gak akan aku bocorin ke siapapun asal setiap hari dikasih pepek legit ini” kuelus memeknya sambil tertawa usil. Mbak Tiara membalas mencubit perutku dengan keras dan kamipun tertawa. Lalu kamipun lanjut berciuman hingga akhirnya kami mandi Bersama.
Aku bergegas Kembali ke kontrakanku sebelum para tetangga mulai bangun dan ramai beraktivitas di depan.
Intensitas bercinta kami sangat sering, hampir setiap malam kami bercinta. Mbak Tiara mulai rutin mengkonsumsi pil KB untuk mencegah kehamilan dan agar aku leluasa menumpahkan spermaku di dalam memek legitnya. Kami sudah bagaikan pengantin baru yang haus mereguk kenikmatan. Bahkan pernah suatu hari kami melakukannya di dapur sebelum dia berangkat kerja pagi-pagi karena aku tidak tahan ingin menghajarnya.
Darisini aku mulai mengenal sosok Mbak Tiara lebih dalam. Seorang yang sangat care dan baik hati. Layaknya suami istri, aku seringkali dimasakkan setelah dia pulang kerja. akupun menjadi sering menjemput dia pulang kerja, membelikan dia makanan dan membantu biaya sekolah dua anaknya kalau sedang ada rezeki lebih.
Hingga suatu saat aku mendapat panggilan kerja di salah satu perusahaan IT di daerah Kuningan Jakarta. Dikarenakan jarak kantornya yang jauh mengharuskan aku untuk pindah kost kesana. Berat rasanya menyampaikan berita ini kepada Mbak Tiara, karena dulu rasanya udah mulai sayang gan.
Saat kepindahan dan berpamitan, Mbak Tiara pun menangis karena tidak mau ditinggal. Aku merasa kasihan sekali. Dia berkata kalau dia tidak punya siapa-siapa disini, dan dengan adanya aku dia merasa ada yang menemani.
“Mas Iman ndak kangen aku jepit to?”
Aku tersenyum membaca sms yang masuk ke ponselku. Sudah seminggu sejak kepindahanku ke Jakarta kami belum bertemu.
Kesibukan di tempat kerja baru membuat si otong tidak sempat mengadakan kunjungan ke lembah kenikmatan Mbak Tiara. Proses adaptasi di kantor baru memang melelahkan.
“Kangen donk mbk e, aku kngen djepit dari blkng he3x” balasku
“Kpn donk mas iman main kesini? Ak dah kangen pengen disirami to mas, udah kemarau ini di bawahku hihihi”
Membacanya saja langsung membuat kontolku tegang. Aku langsung menelpon Mbak Tiara untuk membuat janji bertemu. Kami sepakat untuk tidak bertemu di kontrakan karena tetangga pasti akan curiga.
Aku sengaja membuat janji pada jumat malam untuk menyewa sebuah kamar di hotel melati di daerah serpong.
Jumat sore aku semangat sekali. Aku berusaha pulang tenggo untuk memacu motorku keluar batas Jakarta untuk mereguk kenikmatan yang sudah seminggu ini absen kurasakan.
Satu jam kupacu motorku cepat-cepat untuk menjemput di jalan dekat kontrakan. Aku tak berani menjemput Mbak Tiara di kontrakan dengan resiko berjumpa orang yang mungkin akan mengenalku.
Di ujung jalan kulihat sosok yang kukenali, mengenakan pakaian berbahan kaus yang cukup ketat berwarna merah. Celana jeans ketat yang mempertontonkan pantat seksinya.
Pilihan pakaian agak norak khas wanita stw yang berasal dari daerah. Rambutnya yang Panjang digelung.
Lipstiknya pun berwarna merah. Hanya melihatnya saja jantungku rasanya ingin cepat-cepat sampai hotel mengulum bibirnya hingga lipstiknya pudar.
“Wangi banget neng, ikut abang yuk” Godaku saat motorku terhenti di depannya. Mbak Tiara langsung memukulku manja sembari tertawa kecil.
“Boleh bang, bawa neng kemana aja abang mau neng pasrah”. Timpalnya berusaha membalas candaanku sambil menaikkan tubuhnya ke boncengan motorku. Kami tertawa.
Sepanjang jalan, tangan Mbak Tiara berusaha menggapai dan mngelus-ngelus kontolku yang sudah tegang sedari tadi dari luar celana jeans, membuatku tidak fokus menyetir. Badannya sengaja dicondongkan menekan punggungku.
Gundukan payudaranya sungguh terasa, membayangkan aku akan menjamahnya sepuas hatiku malam ini membuat aku memacu motorku lebih cepat untuk sampai ke hotel.
Sesampainya di hotel aku langsung rebahan dengan Mbak Tiara. Perjalanan Jakarta-serpong menggunakan motor ini membuat tulangku berasa dilolosi.
Aku suka masih heran dengan orang-orang yang setiap hari harus pulang pergi ngantor naik motor mengarungi kemacetan dan jalanan menuju serpong setiap pulang kerja.
Mbak Tiara menawarkanku untuk pijat, namun aku menolak karena ingin segera menuntaskan hasratku yang daritadi sudah meluap. Aku langsung saja mengajaknya mandi.
“Mbakku sayang, aku pengen dimandiin donk” ucapku manja
“Dimandiin aja atau yang lain juga to mas?” godanya
Aku tersenyum sambil melepas semua pakaianku dan membantu Mbak Tiara melucuti pakaiannya hingga pemandangan yang kurindukan terpampang di depanku.
Payudaranya yang seolah melambai minta ingin segera dicucupi, Perutnya yang sudah agak sedikit montok membuncit ada beberapa garis selulitnya, tapi justru yang seperti ini yang bikin aku bergairah.
Dipikir-pikir body Mbak Tiara itu bahenol sekali. Aku kadang suka heran dengan mantan suaminya dulu yang dia tinggalkan, aset sebaik ini tidak dipelihara. Mukanya pun manis tidak bisa dibilang biasa saja, ditambah bibir seksinya yang murah senyum membuat lelaki manapun akan berpaling.
Apalagi kalo sudah merasakan pijatan lubang kenikmatannya di kontolku, rasanya aku ingin menghajar dia seharian penuh kalo kuat.
Lalu kurangkul dan kubimbing Mbak Tiara ke kamar mandi. Air panasnya aku atur agar tidak terlalu panas. Aku mulai menyabuni tubuh montoknya, terutama bagian payudara kusabuni agak lama. Karena sudah gemas daritadi ingin meremas.
“Mas Iman mulai nakal e mainnya lama disituu terus, udah gak tahan ya?” Godanya, kubalas dengan tawa kecilku.
Lalu kulanjutkan ke selangkangan, memeknya yang telah dicukur bersih terasa licin saat kusabuni. Kucoba masukkan jari tengahku saat membersihkan belahan memeknya..
“Shhhh Man geli bangett..” desisnya
Lalu aku minta gantian disabuni. Mbak Tiara memandikan aku seperti memandikan anaknya sendiri. Hanya di bagian batang kontolku dia sering melakukan kocokan halus sehingga kontolku mulai berdiri tegak.
Nikmat sekali rasanya membersihkan diri setelah perjalanan jauh yang kutempuh demi kesini dan menghajar STW montok satu ini. Berbalut handuk, kami Kembali ke tempat tidur.
Aku menyuruh Mbak Tiara langsung masuk ke bawah selimut tanpa mengenakan sehelai benangpun. AC kamar hotel ini terasa dingin sekali, apalagi habis mandi gini tidak tahan rasanya berlama-lama telanjang.
Aku langsung memeluk tubuh Mbak Tiara yang kedinginan.
“Udah siap kubikin banjir malem ini Mbak?” tanyaku sambil tersenyum
Mbak Tiara hanya menatapku sayu penuh arti.
Lalu mulai kupagut bibirnya perlahan, kutembus katup giginya menggunakan lidahku.
Sepuluh menit lamanya kucium, kujilat dan kusedot lidahnya tanpa lepas. Kutumpahkan kerinduanku padanya seminggu ini melalui cumbuan.
Agak lama barulah kulepaskan ciumanku, mulai kujelajahi area leher dan belakang kupingnya menggunakan lidah dan dengusan nafasku. “Sssshhhhh..” Mbak Tiara mulai mendesis..
Tanganku mulai bergerilya meremas payudaranya yang sudah agak kendur. Birahi Mbak Tiara mulai bangkit ditandai dengan nafasnya yang memburu diikuti desahan-desahan.
Lalu mulai kubuka selimutnya, terekspos lah tubuh bugil kami berdua yang sedang bergelut dengan kenikmatan. Kuhisap kedua buah dadanya bergantian kiri dan kanan.
Lalu aku menggerayangi area kewanitaannya yang terasa sudah mulai licin. Aku turun menciumi perutnya yang sedikit bergelambir sambil jariku memainkan klitorisnya. Mbak Tiara mengejat setiap aku usap klitorisnya.
Aku terus menciumi area bawah perutnya hingga ke gundukan memeknya yang kini bersih tanpa bulu.
Lidahku terus menyapu, menelusup dan menjilat-jilat liar area sekitar gelambirnya, membuat Mbak Tiara semakin kelojotan.
Yang membuatku suka mengoral Mbak Tiara adalah karena lubang memek Mbak Tiara sangat bersih dan wanginya khas, dia sangat pandai merawat area kewanitaannya.
Lidahku mulai bermain lebih dalam lagi, menekan ke area klitorisnya. Mbak Tiara mulai kewalahan dengan rangsangan yang kuberikan.
“Aduuhh shhh Man enakk e Mannn” desahnya berkali-kali.
Tiba-tiba dia terdiam dan tidak berapa lama kemudian menjerit keras dan bersamaan dengan itu seluruh permukaan kemaluannya berkedut-kedut.
Mbak Tiara mencapai orgasme pertamanya. Aku bekap mulutku ke memeknya dan menghentikan Gerakan lidah. Tangan Mbak Tiara menekan kepalaku agar lebih ketat menekan memeknya.
Selesai menuntaskan orgasmenya, Mbak Tiara tergolek lemas. Kukecup bibirnya sebelum aku melanjutkan permainanku.
Aku mencolokkan jari telunjuk dan jari tengahku ke dalam Memek Mbak Tiara, terasa ada tekstur halus menonjol di bagian atas langit-langit lubang kenikmatannya. Perlahan kuraba halus, awalnya Mbak Tiara hanya diam saja.
“Akhhh Mann terusss mannn aku mau keluar lagii ahhh”
Dari celah vaginanya menyemprot cairan yang agak kental beberapa kali ke mukaku. Segera kulap cairan tersebut menggunakan tissue.
“Ohhh Man rasane kok uenak banget yoo ak sampe lemes” ujar Mbak Tiara
Tak peduli dengan perkataannya, tidak kuberi jeda aku langsung beringas menindih dan menghujamkan kontolku yang sudah lama mengeras. Meski memeknya sudah banjir lendir, jepitannya masih terasa mencengkeram.
Berbulan-bulan hampir setiap hari mereguk kenikmatan Bersama Mbak Tiara, aku belajar apabila Mbak Tiara orgasme duluan, otot-otot vaginanya demikian mengembang sehingga memberi efek lebih menjepit ke kontolku.
Aku lanjutkan memompa dengan kasar. Lonjakan-lonjakan tubuh kekarku memaksa paha Mbak Tiara mengangkang selebar-lebarnya.
Kuperkuat genjotanku, kubenamkan kontolku sedalam-dalamnya. Tak lama paha Mbak Tiara tiba-tiba menggapit kuat pinggulku, tangannya menekan pantatku untuk masuk sedalam-dalamnya mengobok vulvanya yang nikmat, Mbak Tiara mengerang Panjang dan mencapai orgasme untuk yang ketigakalinya.
“Aduhhhh mann wisss sshhh lemes bangett ampunn ssshh” pintanya
Aku terus lanjut menggenjot tubuh montoknya. Kuposisikan agar hujamanku menyentuh area sensitive di dalam memeknya, bibirnya masih meracau keenakan.
“Ahhh enakk sayang? Hahh? Eughh eughhh” tanyaku sambil tersengal-sengal keenakan
“Ahhh ahhh shhhh enak banget sayangg shhh” jawabnya
“Apaanya yang enak eghhh sayang?”
“Kontolnya..”
“Aku crotinn memek kamu sekarang yah eghh eghh”
Rasa nikmat mulai menyeruak ke ujung kontolku, orgasme kian mendekat, hujamanku semakin menggila ritmenya hingga akhirnya kuledakkan sperma di dalam gua nikmat milik Mbak Tiara. Tubuhku mengejan berkali-kali seiring spermaku berlarian memenuhi lubang nikmat wanita setengah baya ini.
Spermaku terlalu banyak memenuhi ruang sempit vaginanya hingga terasa lelehannya mengalir deras melalui kedua kelamin kami yang masih saling Bersatu. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Setelah nafasku agak mereda, kucabut perlahan kontolku dari lubang memeknya. Campuran cairan mani kami langsung berhamburan keluar dari lubang memek Mbak Tiara, melintasi lubang anusnya dan tumpah ke sprei.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tak terasa kami bergulat di kamar sudah lebih dari satu jam. Setelah Kembali bebersih, kami mencari makan keluar karena sudah menghabiskan banyak energi dan membuat kami berdua menjadi lapar.
Pertemuan seminggu sekali menjadi rutinitasku Bersama Mbak Tiara setelah kepindahanku ke Jakarta. Namun seiring waktu dan dengan banyaknya kesibukan kami, intensitas bertemu kami kian mengendur hingga akhirnya kami lost contact.
Demikian sepenggal kisah hidup saya dengan Janda STW beberapa tahun lalu. Mbak Tiara adalah satu dari beberapa Wanita STW yang pernah mampir di petualangan hidupku.
Dari dulu saya memang mempunyai kecenderungan menyukai wanita yang lebih tua. Namanya hidup ada yang datang dan ada yang pergi. Sudah biasa.