Setibanya di kamar, kak Tuti menutup pintu tanpa menguncinya. Lalu ia melihatku dan berjalan kearahku sambil melepas ikatan kimononya.
“Woaahh indahnya” kataku saat tali itu terlepas dan memperlihatkan isinya.
“Bisa aja kamu Jo” katanya sambil menghimpitku dan berusaha melepas kaosku.
Setelah kaos terbuka, “bagus juga badan kamu Jo” pujinya. “Kali ini, badan ini yang akan bersama kakak” balasku sambil mencium keningnya.
Kak Tuti mendorongku agar berbaring, ia lalu menciumi dadaku. Aku hanya bisa menikmati tingkahnya. Aku tarik kimononya, dia pun merelakan kimononya terlepas. Kini ia berbugil ria dengan aku yang masih memakai celana panjang.
Aku balikkan keadaan yang tadinya aku berbaring, kini ia yang aku baringkan. Aku cumbu pelan dari mencium keningnya, pipinya lalu merayap ke telinganya, tak ketinggalan lehernya yang jenjang dan bersih pun tak luput dari kecup dan jilatanku. Saat aku tinggalkan bekas di lehernya, dia mendesah “ahhkkkhh”.
Sesaat kemudian, aku mulai turun mencumbu dadanya yg terlihat kenyal. Aku jilat belahan, pangkal sampai ke putingnya. Tangan ini tak mau kalah, ia mendarat ke lubang yang ingin dipuaskan. “Ohhhh” begitu ceracau kak Tuti saat jemariku menari memainkan clitnya.
Jari tengah ku membelah vagina yang mulus itu. “Basah banget!” Batinku saat jariku meraba2 vaginanya. Aku teringat tadi ada cowok yg masih kliatan ABG keluar dari rumah ini. Astaga.. reflek aku bangkit.
“Ada apa?” tanya kak Tuti heran.
Aku pura2 mencium ketek ku “aduh kak, aku belom mandi, aku mandi dulu yah” kataku sambil melirik kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. “Sial itu memek abis dipake pasti. Hilang deh nafsu” umpat batinku.
Lalu aku masuk kamar mandi. Aku bersandar diatas closet duduk, sambil berharap kak Tuti ikut masuk dengan maksud mau aku bersihkan dulu memeknya.
Tak lama sejak aku masuk, kak Tuti pun masuk. “Nah itu pinter, peka juga ini orang” sulutku dalam hati.
Ia pun bertanya “kamu kenapa? Kamu harus layani kakak, tadi Yanti ganggu aku waktu main. Jadi kamu harus menggantikan pacarku yang kabur karena ada Yanti” cerocos wanita cantik ini yg terlihat agak kecewa.
“Maaf kak, aku bukannya ga mau. Tapi aku takut, takut kalau aku ga bisa puaskan kakak” jawabku yg aku susun agar gak menyinggung perasaannya.
“Kamu kuat kok, Yanti udah cerita semuanya kalau kamu kuat. Dia sampai kelojotan kalau main sama kamu. Malah katanya dia pernah hampir pingsan karena dientot kamu” ungkapnya sambil tersenyum dan duduk dipangkuanku.
Aku pun menciumnya, kami kembali melakukan french kiss. “Kak, mandi yuk” kataku sambil mencium pipinya. “Bilang aja minta mandiin” balasnya sambil menoel hidungku.
Dia bangun dari pangkuanku dan ingin melepas celanaku. Setelah terlepas, dia menarikku ke arah dekat shower. Bukannya menyalakan shower dia malah mengocok penisku yang mulai menegang sambil memainkan lidahnya di putingku.
Setelah tegak sempurna, dia lalu memasukkannya ke mulutnya. Menyedotnya, menjilatnya.. “ohhh kak, katanya mau mandi” kataku mengingatkan. Padahal dalam hati “yah kok ga seenak kakak iparku yah”.
Dia pun menjawab “kakak penasaran dengan kontol kamu yang kata Yanti sampe bikin dia mau pingsan”. Setelah agak lama dan mungkin dia bosan, dia pun bangkit sambil bilang “kuat bener, pantes Yanti sampai kelojotan”. “Kakak bisa aja, kalo kakak mau, kakak boleh coba kok” jawabku merespon.
Lalu shower dia nyalakan, dia memandikan aku layaknya anak kesayangan. Yah sambil cium sana sini dan tidak ketinggalan mengocok benda nakal di selangkanganku.
Saat membilasku, dia pun aku sabuni. Dari punggung, bahu dan dada. Sampai dada tanganku seakan tak mau pindah dari situ. Dia pun berkata “betah banget disitu”.
“Pemandangan di gunung indah ya kak” entah apa itu aku berasa ngelindur ngomongnya. “Kamu bisa menikmatinya kok dari gunung sampai ke lembahnya di bawah sana” respon kak Tuti yang sepertinya sudah kehausan akan sex.
Karena aku tak mau pindah dari dadanya, dia pun menyabuni memeknya sendiri memakai sabun khusus. “Bagus, aku males ama bekas cowok tadi kalo belom dicuci” batinku sambil terus meremas-remas gundukan dadanya yang masih padat.
Lalu kami pun membilas sisa2 sabun, tapi setelah selesai bukannya mengeringkan badan, aku malah mulai mencumbunya kembali. Tapi kali ini aku langsung ke dadanya. Aku hisap kuat putingnya, dan aku pilin puting satunya. Begitu kumainkan secara bergantian, kiri dan kanan. Bosan aku tarik kak Tuti ke arah closet, dia aku dudukan.
Desahan demi desahan keluar dari kak Tuti, yang membuat aku lebih bersemangat. Sampai akhirnya lidah dan jemariku mengantar kak Tuti sampai ke orgasmenya yang pertama denganku. “Akhhh.. Jo, enakkk” teriaknya saat sedang mengejang nikmat.
Aku yang sudah berada di puncak nafsu lalu mencium kak Tuti sambil meminta ijin “Kak, aku masukin yah”. “Tentu sayang” balasnya.
Aku masukkan segera burungku ke sangkarnya “ahhh” desah kami berdua. Tapi tak kurasakan sensasi sesempit kakak iparku. “Bajingan, wajah cakep, badan bagus, sikap lembut tapi memek kayak lonte.. kalah sama si petasan cabai” umpatku dalam hati.
Tapi aku tak mau ambil pusing, sambil aku hujani tusukan dengan kecepatan tinggi, aku pilin kedua putingnya. Aku hentikan genjotanku, ku angkat badannya. Ku masukkan penisku kembali ke liangnya. Ku ambil posisi sambil menggendongnya. Ku pegang pantat sambil meremasnya.
Aku mulai menghujamkan penisku, ku hujani kembali memek itu dengan liarnya. Sampai ia mendapat orgasmenya. “Ahhhhkkkhhh Jooo, ampuuun sayang, tusukanmu enak banget” ucapnya sambil memelukku erat.
Aku kaget saat disana sudah ada kak Yanti yang sudah telanjang bulat sambil mengobel memeknya sendiri.
“Aku ikutan ya Bejo sayang” ucapnya memohon. “Iya kak, ini biar kak Tuti istirahat sebentar” jawabku.
“Jih, sayang.. giliran butuh kontol aja manis” batinku meremehkan.
Aku baringkan tubuh lemah kak Tuti. Kukecup bibirnya dan berbisik “bentar ya sayang, kontolku dipesan kakak iparku nih”.
Aku pun beranjak dari tubuh kak Tuti yang ramping dan mendekati tubuh semok kakak iparku. Aku lumat bibirnya dan aku gantikan jarinya yang mengobel memeknya dengan jariku.
“Ehmm emm” begitu erang kakak iparku saat terkejut aku menusuk-nusuk jariku ke memeknya dengan keras.
Tak lama dia melepas lumatanku dan mengerang hebat “Jooo… aku keluar” sambil merangkul ku yang ada di depannya.
Kemudian ia berbaring menunggu perlakuanku selanjutnya. Kak Yanti aku miringkan menghadap kak Tuti, ku angkat satu kakinya dan aku tusukkan penisku dari belakang ke liang senggamanya. “Ahhkkk jooo, enakkk” racau kakak ku saat menusuknya dengan kecepatan tinggi.
Puas memamerkan sodokanku di hadapan kak Tuti, ku telungkupkan tubuh kakak iparku lalu kumasukkan kembali penisku agar ia kembali membuat kakak iparku ini belingsatan. Dan benar saja tak lama setelah aku kayuh memeknya dengan semangat, dia mengerang “Jooo, ampunnn enakkk” dan dibarengi dengan tangannya menarik bed cover kuat-kuat.
Kak Tuti yang daritadi menonton setelah orgasmenya di kamar mandi mulai protes, “Yanti, gantian dong. Joo, memek aku mau ditusuk lagi nih” rengek kak Tuti sembari mengelus memeknya sendiri.
“Bejo siap kok kak” balasku sambil beralih ke tubuhnya.
Aku mulai kembali perbuatan nikmat ini bersama Kak Tuti, kali ini aku jilati dulu memek yang bersedia menungguku sembari aku menggarap kakak iparku.
Dia merengek meminta genjotan “joo, kakak udah ga tahan.. genjot lagii Joo.. please…”
Aku yang tak tega melihat wajah sendu yang kehausan kontol pun segera beringsut. Aku miringkan tubuh kak Tuti menghadap kakak iparku. Aku samakan dengan gaya yang aku lakukan ke kakak iparku. Ku hujamkan dengan speed yang menggila sampai kak Tuti kelojotan menerimanya.
“Jooo.. ohh.. enak… ohh… Yant, liat nih adikmu suka ngentotin aku.. ahhh.. Joo…” desahnya sambil memprovokasi kakak iparku.
Aku hanya mendesah dan tetap menghantamnya.
Tiba2 aliran air di penisku seakan tak terbendung.. aku percepat lagi sampai kak Tuti seperti melolong.. “ouhhhh” mulutnya ternganga menahan gempuran penisku dalam memeknya. Dan tak lama “kak aku mau keluar..” kataku memburu. “Kakak juga Joo.. enakkk.. ayooo..” balas kak Tuti. Dan Croooot crooot Seerrrrr…
Kak Yanti yang menatap kami seakan masih ingin dipuaskan bangkit sambil berkata “udah sore jo”.
Aku yang masih memeluk kak Tuti dari belakang pun terdiam “kampret, udah kambuh tuh sengaknya” batinku mengumpat.
“Kakak ku sayang, kita mandi dulu yuk” ajak ku berusaha ramah pada kakak iparku. Sayangnya dia sudah kembali ke aslinya dan menjawab “mata kamu liat tuh udah jam berapa” cerocosnya sambil berpakaian.
“Hadehh itu mulut pengen gua entot sampe sobek lama2” batinku yg agak marah.
Aku segera berpakaian dan menyusul kakakku keluar. Tak lupa aku berpamitan kepada kak Tuti. “Kak aku balik ya, maaf kalo pelayananku ga seperti harapan kakak”.
“Jo bentar” dia bangun dan mengambil sesuatu dalam laci riasnya.
Amplop coklat, kembali aku teringat amplop yang tadi pagi diberi oleh kak Yanti. Kak Tuti menuliskan nomor hape dan pin bb nya lalu menyerahkannya padaku. “Buat kamu Jo” sambil senyum dan merangkulku lalu melumat bibirku. “Aku bakal kangen sama genjotanmu Jo” sambungnya.
Setelah perpisahan dengan kak Tuti, aku pun keluar kamar. Kudapati kak Yanti sedang duduk, muka ditekuk menatap layar hape. Yeah.. di mobil moga ga kena cerocos.
Saat di mobil
“Enak mana Jo?” tanya kak Yanti
“Apanya kak?” aku tanya balik
“Memeknya lah, sok polos!” Balas kak Yanti
“Enak punya kakak, sempit, berasa banget di penis Bejo. Sepongan juga enak kakak yang nyepong” jawabku santai.
Aku lirik ke kak yanti, dia tersenyum sambil menyetir. “Manis banget! Gak biasanya. Apa bakal sembuh penyakit sengaknya ya?” Tanyaku dalam hati.
“Dasar laki, nggombal doang bisanya!” Balas kak yanti padaku.
“Ya ampun, ini orang maunya apa sih?” Dalam hati mulai bingung.
“Eh Jo, bentar ya!” Perintah kak Yanti setelah mobil memasuki kawasan sebuah hotel.
Kak Yanti merapihkan dandanannya lalu keluar meninggalkan aku di parkiran, aku bertanya-tanya “apa mungkin serius aku malam ini nginap hotel?”
Tak lama berselang, Kak Yanti datang dan segera masuk mobil.
“Nih Jo, aku paling nyusul jam 8an” ucapnya sambil menyerahkan kunci kamar yang ada nomor kamar.
Tak ada obrolan berarti setelah dari hotel, hanya Kak Yanti bercerita tentang Kak Tuti yang ternyata adalah seorang janda kaya anak 2, semua perempuan.
Punya hubungan spesial dengan teman main anak Kak Yanti yang besar makanya kabur saat kak Yanti memergoki mereka sedang main. “Berarti cowok tadi seumuran keponakanku yang besar” gumamku dalam hati.
Setiba masuk jalan komplek, kak Yanti berpesan “nanti kamu pura2 berangkat jam 6, kakak juga nanti mau ijin pergi juga. Jam 8 kakak nanti sampai hotel. Jangan sampai abang kamu curiga. Ngerti?”
“Iya kak, lagian hotelnya gak jauh dari tempat mangkal bus” jawabku enteng.
Sampai rumah, aku masuk dan mau laporan kalau sudah dapat tiket tapi rumah kosong, pintu terkunci. Lalu aku buka dengan kunci cadangan yang memang jatahku kalau aku pulang ke tempat abangku. Ternyata benar, rumah kosong. “Mungkin abang lagi ngawas usahanya” pikirku.
Kakak iparku masuk dan heran kok suaminya belom pulang. Aku berbaring di depan tivi ruang tengah. Kemudian kak Yanti yang keluar dari kamarnya menghampiriku dan duduk di sofa dekat aku baring.
“Jo dulu waktu kamu ngentotin kakak waktu mabok, sampai berapa kali kamu keluar?” Tanya kak Yanti.
“Hehe 2x kak, dari jam12an sampai jam 3an” jawabku sambil cengengesan.
“Wah.. pantes memek kakak berasa ngilu banget waktu itu” balasnya.
“Maaf ya kak, kalo Bejo nyakitin kakak waktu itu” kataku sambil mengecup bibirnya. “Mumpung baik, waktunya bikin dia tersanjung” pikirku.
“Gak apa Jo, lagian sekarang kakak juga seneng bisa ngentot sama kamu. Kamu bisa bikin kakak enak. Ngomong-ngomong nanti malem kamu bisa ngerjain kakak sampai subuh lagi loh” kata kak Yanti sambil mengecupku balik.
Lalu kami lakukan french kiss sambil ku sodok memeknya pakai jariku yang diam2 menyusup ke rok pendek harian yang biasa dia pakai.
“Ehmmm ehhhmm Jo, udah nanti malam aja. Kakak milik kamu kok, jangan sekarang ya sayangg..” protes kakak ku yang merasa tak aman.
Dan benar saja seketika terdengar abangku yang pulang, kakak iparku lalu berlari menyambutnya.
“Eh Jo, dapat tiket buat tar sore?” Tanya abangku saat melihatku di ruang tengah.
“Dapat bang, jam 6 harus disana” jawabku.
“Oke deh, nanti abang antar” kata abangku sambil berlalu ke kamarnya diikuti kakak iparku.
Terdengar obrolan mereka di kamar, sepertinya kakak iparku ijin untuk ikut temannya ke luar kota dan pulang besok sore. Lalu seketika kamar itu kembali tenang tapi samar2 terdengar suara desahan. “Ngentot tuh, pasti karena mau ditinggal ke luar kota!” Pikirku sambil bangkit dan pergi ke rumah sebelah.
Jam 17.30 aku bersiap diantar abang ku ke tempat pemberhentian bus. Kulihat kakak iparku juga sudah dandan, “mungkin mau sekalian perginya” pikirku. Ngocoks.com
Kami pun berangkat, seperti biasa siraman rohani terdengar dari abang dan kakak ku sebelum aku ke kota dimana aku kuliah. Gak ada yang spesial, semua sama temanya.
Sesampainya di agen bus, aku yang hendak turun namun abangku bilang, katanya gak bisa nungguin karena harus antar kakakku ke tempat teman2nya. Aku iyakan saja.
Aku pura2 menunggu bus ku di depan agen sambil menunggu mobil abangku taj terlihat. Setelah dirasa aman, aku berjalan menuju hotel yang tak jauh dari agen tersebut.
Sesampainya di kamar hotel, aku berpikir “kok jadi kayak gigolo gini yah? Niatnya padahal mau balas sikap kakak ipar. Ahh sudahlah, yang penting sikapnya kalo lagi berdua ga separah dulu”.
Lalu aku sempatkan buka 2 amplop berwarna coklat yang diberi kak Yanti dan kak Tuti. Dan ternyata isinya UANG! “Shit, ini sih emang mereka anggap aku gigolo! Ahh terserah deh..” pikirku setelah melihat uang segepok dengan pecahan 100 dan 50ribuan.
Aku juga tak lupa memasukkan kontak kak Tuti ke dalam bbm ku. Langsung di accept dan langsung ada ping dari kak tuti. “Fast respon amat ini memek umum” batinku yang keheranan.
Kami pun berchating ria via bbm, hanya membahas ttg kekagumannya kepadaku yg sadis kalau sudah diatas ranjang bertolak dengan sikapku biasanya yang sering dianggap culun dan pemalas.
Tak terasa sudah lumayan malam, acara chat asik bersama kak Tuti yang menemani kesendirianku di kamar hotel ini. Tiba2 pintu kamar diketuk, setelah aku buka ternyata kak Yanti yang clingukan mengamati situasi kanan kiri. Dia pun masuk dan langsung mengunci pintu.
Aku yang sedang duduk senyum2 sendiri melihat gerak gerik kak yanti yang seperti maling takut ketahuan.
“Ga usah cengar cengir, kakak takut ketemu orang yang ngenalin kakak” ungkapnya.
“Aku ngenalin kakak lho” balasku masih dengan cengar cengir.
“Kamu sih dikasih memek juga diem” balasnya sambil melempar tas nya ke sofa dan menhampiriku.
Bersambung…