03:49 WIB
Suasana menjadi begitu senyap, hanya deru laju bus yang terdengar. Harusnya di pagi yang senyap seperti sekarang yang ada adalah suasana kedamaian, akan tetapi tidak dengan yang kurasakan saat ini. Hatiku menangis sejadi-jadinya, aku menangisi kekalahan telakku malam ini, bukan sekedar kalah dari tantangan wanitaku yang melarang ku ejakulasi untuk pembuktian cintaku.
Namun kekalahan terbesarku adalah tentang adikku Selvi, seorang yang selama ini aku begitu jaga sepanjang aku hidup, namun ternyata diapun telah dirusak oleh seorang yang juga merenggut kesucian calon istriku, ini adalah bencana terbesar dalam hidupku. Dan hal yang membuatku semakin terlihat memalukan adalah justru aku ejakulasi saat mengetahui bahwa adikku tak sebaik dan se-alim yang ku tahu selama ini.
Aku hanya diam, yah itulah cara terbaik sepertinya saat ini. Bahkan disaat wanitaku membersihkan sisa spermaku yang keluar saat membayangkan adikku tak tadi, aku tak bergerak sedikitpun, aku lebih memilih menutupi wajahku dengan kedua tanganku, meratapi kekalahan ku.
Tak terasa bus ini sudah sampai di tujuan akhirnya, kota dimana tempatku harusnya hatiku berbunga-bunga, dan tempat dimana harusnya aku nervous karena akan bertemu calon mertuaku, namun justru menjadi kota tempatku menangis meratapi ini semua. Sudah saatnya kami turun, namun sebelum itu wanitaku kembali berucap sesuatu
Mas, setelah apa yang terjadi malam ini, keputusan semua ada di tangan mas, apakah mas mau lanjutkan niat mas atau mundur dan kembali pulang menjadi Ivan seperti sebelumnya. Hanya saja jangan pernah membenci adik mas, dia juga manusia dewasa yang punya hak kebebasan untuk hidupnya.
Dan yang mas perlu tahu, Selvi sekarang adalah orang yang dipenuhi dengan kebahagiaan. Terlepas dari caranya mendapatkan kebahagiaan itu, benar atau salah di Mata mas. Akupun turun duluan, mas Ivan pasti tau kemana harus menemukan ku jika mas Ivan masih ingin menjadi suamiku.
Saya tadi bilang bahwa masih ada 1 syarat kan? Aku tak akan mengatakannya sekarang , jika mas lanjut kuanggap mas pun setuju dengan syarat terakhir itu. Karena aku yakin saat mas lanjut berarti mas akan mampu melakukanya
Ia lantas turun , meninggalkanku yang masih duduk termenung di kursi bis ini. Bahkan sampai crew bus yang di awal membagikan Snack masuk dan menegurku bahwa kami sudah sampai di tujuan akhir, dan bus mereka akan segera kembali ke pool, saat itulah dengan lunglai aku menenteng tas ku dan perlahan meninggalkan bus yang menjijikan ini.
05:00
Aku masih di tempat yang sama, di terminal bus di kota kelahiran wanitaku itu, matahari sudah mulai terbit dan memberi sedikit kehangatan di suasana pagi yang begitu dingin. Di depanku segelas kopi hitam sudah habis ku minum dan entah berapa batang kretek yang sudah ku hisap hanya dalam sejam sejak aku turun dari bus.
Suasana di terminal ini masih sangat sepi, hanya warung yang ku singgahi ini saja yang masih buka karena 24 jam . Sampai kapan aku disini? . Ku putuskan untuk menunggu agen bus beroperasi, setidaknya sampai pukul 7 nanti, setidaknya itu informasi yang ku terima dari ibu warung.
Saat sedang menikmati kretek yang kesekian kali , sebuah chat masuk ke smartphoneku, pesan yang hanya berisikan sebuah lokasi dan aku paham apa yang dimaksud pesan ini.
*** Dua bulan kemudian ***
“Saya terima nikah dan kawinnya Aulia Nindy Rahayu dengan mas kawin tersebut dibayar tunai”
Saaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh…….
Gemuruh suara “sah” di belakang menandakan aku yang akhirnya melepas masa lajang ku. Yap aku akhirnya menikahi wanita yang selama ini aku kejar, wanita yang memberikanku tantangan terbesar dalam hidupku sebelum aku bisa menikahinya seperti sekarang, Dan wanita yang ku temani saat perjalanan dalam Bus sebulan lalu. Wanita itu bernama Aulia.
Hari ini kami resmi menjadi sepasang suami istri, pernikahan ini pun kami gelar di kampung halaman Aul, sesuai permintaannya dengan acara khas hajatan di negeri ini yang berlangsung cukup meriah. Banyak sekali Tamu yang datang, namun kebanyakan adalah tamu istriku dan dari pihak keluarganya sementara aku hanya memboyong keluarga besar ku saja kesini , mama , papa dan termasuk pula adikku Selvi.
Jika kalian penasaran apa responku terhadap Selvi setelah cerita di bus itu, jujur aku belum bereaksi apapun, aku bahkan belum berniat mengajak Selvi ngobrol soal ini, sejauh ini aku memilih untuk diam dan tak membahasnya lagi, begitu pula istriku Aul,
Sejak hari itu ia sama sekali tak membahas satu hal kecil pun tentang dirinya atau Selvi, sejak pagi itu yang kami lakukan hanya saling memperkenalkan pasangan ke keluarga masing-masing, merencanakan dan mengurus segala keperluan pernikahan dan tetek bengeknya yang ternyata cukup ribet (karena waktu kami mepet juga).
Selebihnya kami hanya bicara ringan saat punya waktu berdua, tidak pernah membahas sesuatu yang mendalam apalagi segala hal yang berkaitan dengan yang di bus tempo hari. Sebab kami sama-sama tahu, sejak pagi itu aku memutuskan untuk menyusul Aul ke rumahnya dan melanjutkan niatku, itu artinya aku sudah siap menerima Aul dengan segala apa yang dia punya
Hari itu berlangsung dengan meriah , hingga malam hari bahkan . Jangan harap kalian akan membaca cerita malam pertamaku dengan Aul, karena malam itu kami sama-sama kelelahan dan ketiduran. Yess tidur pertama dengan istriku.
Esoknya rumah kembali kondusif, hanya sisa-sisa pesta yang membuatku harus ikut turun tangan beberes agar rumah ini kembali kelihatan bersih. Hari itu juga istriku mengajakku untuk buka-buka kado pemberian para tamu, yah tentu saja ku turuti, namanya juga pengantin baru.
Cukup banyak kado yang kami terima, dan dengan telaten kami membukanya satu per satu, lalu saat membuka sebuah kado kecil ukurannya cukup kecil, ku lihat istriku senyum-senyum saat membaca kartu ucapannya. Aku yang penasaran bertanya kepada istriku.
Apaan sih mah, kok senyum-senyum gitu … Sekarang aku sudah memanggilnya mama, dan bukan aku kamu lagi. Nih deh papa baca sendiri aja , aku menerima kertas itu dan lantas membaca isinya
Dear Mas Ivan dan Mbak Aul
Ciye… Selamat yah akhirnya sah juga jadi suami istri,
Doanya semoga langgeng dan selalu diberkahi kebahagiaan.
Bisa saling menjaga satu sama lain dan gak boleh nakal yaaaaahh…..
Nih biar gak nakal mas Ivan nya , dipake yah kadonya hihi
TTD
51
*PS : kuncinya rahasia yah, nanti juga dikasih tahu kok pake aja dulu
Hahhh…. Ini maksudnya apa ma????, lantas istriku membuka bungkusan kado itu, yang ternyata isinya sebuah benda berbahan plastik yang bentuknya sekilas mirip dengan penis pria. Hahh… Itu apaan.? Ini siapa sih temen mama kasih kado aneh kaya gini? Ini apa coba maksudnya 51? Ujarku protes.
Hihihihi, oh ya papah mau tahu gak Syarat terakhir yang mamah ajuin waktu itu.? Emmmhhh yahh, emangnya apa hubungannya dengan benda ini? Tanyaku balik. Istriku lantas duduk menghadap ku , dan wajah kami hanya berjarak 30 cm saja . Lalu berkata dengan serius
Syarat terakhirnya adalah, aku masih ingin kebebasan seperti sebelum kita nikah
Maksud mama? Tanyaku kebingungan
Papah sudah tau hampir semua kenakalan mamah waktu di bus, dan mamah berpikir sepertinya mamah tidak akan berharap bahwa mamah akan mendapatkan kepuasan dari papah
Haaahhhhh??? Responku shock…
Yah, dengan ukuran punya papah yang segitu, mamah mutusin bahwa papah gak wajib kasih nafkah batin ke mamah, biar mamah cari sendiri, dan untuk memastikan , mamah pengen papah pakai chastity cage ini. Ini fungsinya buat kunci titit papah biar papah juga gak nakal cari pelampiasan di tempat lain.
Kok gitu mah??? Lalu gimana caranya papa dapet….. Belum lengkap ucapan ku dia langsung menyela..
Papah tetap akan dapat kepuasan dari mamah, tapi bukan lewat sentuhan apalagi hubungan badan, papah akan dapat kepuasan lewat cerita-cerita mamah lagi seperti saat di bus. Gimana papa siap???
Gleeeeekkkkkkklkkkkl, aku menelan ludahku tak menyangka akan berujung seperti ini keputusanku menikahi Aul, namun sepertinya sudah terlambat , aku tidak mungkin bisa menolaknya. Dan dengan anggukan pelan tanda persetujuanku , tersungging lah senyum indah Aul di wajahnya.
Aul lantas menurunkan celanaku, dan dengan lihai tangannya memasang benda laknat itu di penisku. dan yah meskipun ukurannya kecil, namin saat terpasang masih saja menyisakan ruang di ujungnya, apalagi saat penisku sedang tidur, terlihat benda ini jauh lebih besar dari kelihatannya.
Tapi , papah masih bisa kan pegang dan lihat tubuh mamah, maksud papa dalam keadaan gak pake baju. Tanyaku disela Aul memasangkan chastity di penisku
Papah masih bisa peluk mamah, masih bisa cium mamah di kening, pipi atau bibir mamah, kalau lihat tubuh mamah telanjang nanti mamah pikir-pikir dulu, untuk sekarang masih belum boleh , mungkin kapan kapan. Lalu ucapan itu diakhiri dengan bunyi gembok yang secara resmi mengurung penisku
Klikkk….
Dah selesai, titit papah makin lucu hihi, gak usah khawatir, ini masih bisa dipakai pipis dan buat bersih-bersih secara normal kok. Ujar istriku dan sialnya justru istriku terlihat senang hingga ia mengambil beberapa foto penisku yang tengah terkurung. Lalu, ini gak bisa dibuka,? Selamanya penis papah akan terkurung seperti ini?
Yah enggak dong pah, namanya gembok pasti ada kuncinya, nanti pasti akan kebuka kok , tapi ya itu, sabar sedikit tunggu kuncinya dikasih dulu sama yang kasih kado ini. Aku membuka dan membaca ulang kartu ucapan ini, otakku berputar siapa sebenarnya 51 ini?
51 ini siapa sih mah? Kenapa misterius banget. Hihihi papah penasaran banget ya, itu inisial aja sih pah, 51 itu artinya Selvi Indriaswari hihi
Haahhhhhh……..???? Ja- jaddi ini ulah adikku? ????? Apa maksud semua ini??????….. Lantas sebuah masuk di smartphone ku. Yeeyyyy selamat yah Abang, makasih loh kadonya udah dipake, inget jagain tuh mbak Aul, jangan nakal hihihihi… Dan benar, pesan itu dari Selvi!!
Tamat