20:09 WIB
Gemericik hujan yang turun di luar, ditambah dengan dinginnya AC di bus ini seperti tak berarti saat aku menggenggam erat tanganya dengan diterima, yang ada hanya perasaan hangat yang menusuk hingga ke jantung, serta adrenalin yang terpacu menyadari bahwa mungkin ini saat yang paling tepat untuk aku menunaikan hajatku Ada sesuatu yang ingin mas sampaikan… ucapku seraya menatap tajam ke arah kedua matanya
Mas? Kamu kenapa? Jangan bikin aku takut.. sebenarnya aku ingin dapat respon yang romantis, tapi yasudahlah
Aku suka sama kamu, dan itu sudah sejak pertama kali kita ketemu, aku butuh momen sepanjang ini agar aku bisa mengatakan ini..
Mass?.. ia hanya merespons seperti itu, namun di balikya saya melihat ia begitu terkejut dan mungkin terharu, sedikit berkaca-kaca
Mas sengaja menyiapkan semua ini, memaksa ikut kamu ke kampung tujuan sebenarnya adalah mas ingin bertemu keluarga kamu dan meminta restu untuk menikah kamu. Tapi sebelum kesana aku ingin bertanya ke kamu dulu, maukah kamu jadi istri mas?
Aku udah curiga sebenarnya dengan niat mas, tapi jujur aku masih kaget dan gak nyangka ini semua bener akan terjadi. ….Kulihat matanya semakin berkaca-kaca
Jadi? Maukah kamu menikah dengan mas? Menjadi ibu dari anak-anakku nanti? , ucapku dengan penuh keyakinan meskipun sebenarnya dalam dadaku berdetak tidak karuan
Iyaa mas, aku mau.. diiringi dengan anggukan di kepalanya menandakan sukses sudah hajatku yang pertama, ingin rasanya aku teriak sekencang mungkin guna mengekspresikan rasa bahagia dan lega secara bersamaan, namun aku tak boleh merusak suasana romantis yang sedang terjadi sekarang.
Ku cium tanganya sebagai ganti dari ekspresi lega ku , kali ini kedua tangan kami saling memegang erat satu sama lain, dan mata kami pun saling tatap dibawah remang ruang penumpang ini, hingga perlahan aku coba dekatkan kepalaku , semakin dekat, dan semakin dekat hingga aku bisa menatap lekat matanya dan mendengar deru nafasnya, kupejamkan mataku dan terus mendekatkan kepalaku hingga sampai saat bibir kami hampir bertemu
Apakah mas yakin?…. Ucapannya yang menggagalkan ciuman pertama kali
Deg…… Kenapa dia tiba-tiba tanya seperti itu?. .
Yakin 1000% , mas juga sudah mendapat dukungan dari mama untuk memilih kamu, jadi mas gak mungkin mundur. Ucapku berjanji padanya. Apa yang mas tahu tentang aku? Apa yang mas pikirkan tentang aku sampai mas bisa senekat ini?
Aku tahu apa yang aku lihat, dan menurutku itu sangat cukup menjadi alasan mas memilih kamu, sebelum ini mas tidak pernah bertemu wanita yang lebih baik dari apa yang kamu suguhkan ke mas dan keluarga mas, apakah memberitahukan keluargamu akan sulit menerima mas yang dari jauh? Kalau itu mas akan berjuang, pokoknya sampai kita bisa menikah.
Bukan, keluargaku tidak akan kebertan hanya karena masalah itu mas, akupun juga sudah diminta menikah sejak lama…. jawabnya sambil memerintahkan kepala
Lalu apa masalahnya? Kamu terima mas, dan keluarga kamu pun terima mas? Apalagi?
Mas, saya tahu banyak tentang mas, tapi sepertinya tidak sebaliknya. Mas orang yang baik, seorang pekerja keras dan lelaki yang bertanggung jawab, tidak pernah neko-neko. Selvi banyak cerita soal mas, tentang bagaimana mas berjuang untuk pekerjaan mas sekarang, tentang bagaimana mas berjuang untuk keluarga dan membantu posisi kuliah Selvi, dari situ aku mikir mas orang yang baik banget. Tidak sepertiku. , jawabnya sambil tetap tertunduk, Selvi itu nama adikku ngomong-ngomong.
Kamu juga orang yang baik , Selvi pun banyak cerita bagaimana kamu dan mas mengamini itu sebab itu juga yang mas lihat selama ini…. Semakin erat ku genggam tanganya, berusaha setengah mati berjanji agar dia mau menerimaku.
Mas masih yakin jika aku bercerita tentang diriku masih akan menerimaku?.. kali ini dia melihat tajam, memunculkan tajamnya seperti permintaan jawaban dariku sesegera mungkin
Yakin. Jawabku tak kalah meyakin kan
Betul? Mas yakin?. Kembali ia menatap tajam dan seperti tertantang, aku juga ikut serta.
MAS SANGAT YAKIN…!
Baiklah , saya akan cerita, SEMOGA MAS TIDAK MENYESAL . Kata terakhir ia diucapkan tepat di samping telingaku, membuat aku menjadi bergidik dan bertanya
20.20 WIB
Entah sampai mana bus ini berjalan karena sedari tadi yang kamu lihat hanya pemandangan jalan tol, terlebih di luar hujan turun semakin deras, aku dan wanitaku saat ini masih saling berpegangan tangan, meski sudah tak seerat tadi. Dalam hatiku mulai muncul kebingungan bagaimana wanita yang biasanya santun dan lembut, tiba-tiba dengan penuh percaya diri mengucapkan kata-kata yang menantangku seperti itu. Sepertinya deg-degan ku akan lebih panjang dari perkiraan.
Semua berawal saat aku pindah ke ibu kota mas… Ia membuka suara, kali ini posisi duduknya kembali seperti saat sebelum aku menembaknya tadi , bersandar santai pada jok bus meskipun tangan kirinya masih menggenggamnya.
Dulu, bapakku adalah seroang pedagang yang cukup sukses, sampai saat 3 bulan sebelum aku lulus SMA, toko sembako milik bapak terbakar, semuanya habis, keluarga kami langsung ambruk, karena itu sumber penghasilan utama kami. Saya yang awalnya ingin melanjutkan kuliah pun terpaksa gagal karena hal itu. Untungnya aku masih bisa menamatkan sekolahku dan lulus.
Lalu sejak saat itu aku berpikir untuk bekerja saja, paling tidak bisa meringankan beban yang ditanggung bapak, karena aku masih punya 2 orang adik yang waktu itu juga masih bersekolah. Misalnya ada kenalan bapak yang menawarkanku pekerjaan sebagai pelayan restoran di ibu kota, meskipun bapak sempat melarang, namun aku berjanji untuk tetap berangkat dengan harapan aku bisa kerja dan sukur-sukur bisa melanjutkan kuliah di ibu kota.
Lalu bapak saya berangkat ke Ibu kota bersama kenalan, saya menyebut mereka om dan Tante, pasangan suami istri mereka, saya rasa mas tak perlu tahu siapa namanya. Selama beberapa hari aku ditampung dirumahnya dan tidak langsung dibawa ke restoran yang mereka janjikan, dengan alasan restoran tersebut sebenarnya baru akan buka dalam waktu dekat sehingga sementara waktu Akku ditampung dulu di rumah mereka.
Aku ingat mungkin sekitar 2 Minggu aku ditampung di rumah mereka, selama itu juga kegiatanku hanya melakukan pekerjaan rumah bersama Tante, saat siang om kerja dan malam saja dirumah, sedangkan Tante tidak bekerja, praktis aku banyak menghabiskan waktu di rumah itu dengan Tante . Ia terus bercerita panjang lebar dan saya hanya mendengarkan dengan seksama
Pada saat itu, Tante banyak mengajarkanku tentang cara berdandan, Tante mengatakan bahwa aku ini cantik, badanku juga bagus, hanya saja aku masih sangat polos dan perlu dipol. Saat itu aku tak paham apa yang dimaksud oleh Tante, aku hanya mengiyakan saja karena merasa aku hanya numpang disitu… aku manggut-manggut, memang ada benarnya, yang diucapkan oleh tantenya itu,
Wajahnya memang cantik dari sananya, dan bodynya juga bagus. dengan tinggi sekitar 160 cm itu , dengan berat badan yang ideal , belum lagi bumper belakang alias bokongnya yang bulat sempurna, meski dia tidak pernah mengenakan baju yang menampilkan lekuk tubuhnya saat bertemu aku, tapi ada saja beberapa momen baju longgarnya tak mampu menyembunyikan keseksian lekuk tubuhnya,
Termasuk payudaranya yang cukup besar kurasa, meskipun seringkali hijabnya menutupi bagian itu, ukuran? Ah saya tidak paham ukuran payudara wanita. Yang jelas itu cukup besar mengingat dia belum pernah punya anak dan menyusui.
Setiap hari kegiatanku dan Tante hanya belajar dandan , belajar merias diri dan belajar memilih baju yang pas, yang mendukung paras dan tubuhku. Tante juga menyarankan aku untuk mengenakan baju yang lebih berani, dan menampilkan bentuk tubuhku, mas mau lihat?.. ehhhh, aku cukup terkejut mendengar pengakuannya
Hah? Kamu? Pakai baju yang bagaimana? Yang ketat? Apa bagaimana? …Tanyaku keheranan
Ini deh mas lihat aja sendiri, aku send ke wa mas…. kali ini ia memainkan hpnya menggunakan tangan penandatanganan , sekilas aku lihat thumbnail foto di galeri hpnya yang begitu banyak, namun tak terlalu jelas karena sepertinya ia sengaja menyembunyikan layar hpnya dari pandanganku .
Aku juga mengetik hpku, terpaksa aku melepas genggaman mengirimkannya, dan benar saja ada 3 chat masuk dan itu adalah foto yang ditimer, atau di set hanya sekali lihat saja, lalu aku membuka foto pertama dan seketika badanku menjadi tegang.
Di foto itu , ia Mengenakan sebuah kemeja putih ketat , bukan sebuah kemeja yang kekecilan hingga kancing di bagian dada terlihat seperti dipaksakan, dan lagi kemeja tersebut tidak cukup panjang untuk menutupi bagian perut hingga memajang pusatnya. Foto itu hanya setengah badan sehingga tidak terlihat apa yang dikenakannya di bagian bawah. Dari foto ini juga saya bisa melihat rambut yang lurus dan panjang hingga ke punggungnya
Foto kedua ku buka, foto ini masih sama dengan foto yang sebelumnya, tapi kali ini terlihat ternyata dia menggunakan rok yang sangat pendek, tok yang hanya beberapa cm dibawah selangkangannya, seperti yang dikenakan cherleader, kali ini ia berpose duduk di sebuah kematian sambil menumpuk kedua pahanya, di foto ini ia terlihat begitu seksi .
Foto terakhir kubuka, dan masih dengan baju yang sama , kali ini kemeja itu melepas dua kancing teratasnya hingga membuat gundukan payudaranya terlihat begitu juga dengan bra hitam yang ia kenakan. Ia duduk bersandar di dinding dengan kedua kaki ia buka lebar, seolah ingin memamerkan kewanitaannya, namun tangannya memahami dengan anggun menutupi bagian tersebut, dan ia juga mengigit ujung telunjuk kirinya dan membuat pose yang begitu seksi.
Saat keringatku langsung bercucuran, aneh padahal AC nya begitu dingin diluar juga hujan, jantungku juga berdetak kencang sekali. Untuk kalian ketahui saja selama ini aku tidak pernah berpacaran, yah kalian tidak salah dengar , dengan umur hampir 30 aku sama sekali tidak pernah berpacaran.
Selama ini aku hanya sibuk dengan duniaku, bekerja, bekerja dan bekerja, saat sekolah atau kuliah pun aku tak sempat punya waktu untuk pacaran, aku lebih suka menghabiskan waktuku dengan belajar dan bekerja. Jadi mungkin ini pertama kalinya dalam hidupku aku melihat foto se-sexy ini diperagakan oleh orang yang kukenal.
Mas, kamu gapapa? …ucapnya bergemaku, aku hanya menggeleng dan seketika meminum air mineral yang tadi dibagikan oleh kru bus. Setelah hampir setengah botol aku menghabiskan minuman itu , aku rasa agak tenang, aku menoleh padanya dan kulihat sebuah senyuman tersungging di ujung bibirnya, senyuman yang bermakna sangat banyak
Gak aku gapapa, Cuma kaget aja karena….
Karena selama ini kamu lihatnya aku selalu berpenampilan sopan di depanmu kan? , ia menyela pernyataanku
I-iyaaa…
Itu masih belum sampai mas, itu baru awal dari perjalananku di ibukota, jadi apa mas berbuah pikiran?..
Kenapa Kamu seperti memintaku untuk mundur? Apakah kamu tidak cinta kepada mas?
Bukan , bukan itu masalahnya, dari awal ketemu aku juga udah suka dengan mas, mas pikir kenapa aku bisa sering main ke rumah? Siapa yang mas pikir menjadi tujuanku kesana selain mas? Aku sudah lama menunggu momen seperti ini, saat mas menyatakan perasaan mas, tapi aku sadar sebuah hubungan perlu keterbukaan dari masing-masing pribadi, itulah yang membuat ragu, ragu apakah mas bisa menerimaku sepenuhnya, dengan segala masa laluku, tingkah burukku, bahkan keanehanku.
Aku masih sangat yakin dengan keputusan untuk meminangmu, tidak bergeser sedikitpun!!!, jujur disini sisi egoisku mulai terpancing, aku adalah sosok yang tidak bisa ditantang, apapun itu tantangannya artinya aku harus bisa menyelesaikannya.
Mas ini kayaknya gak bisa ditantang yah?… ia kembali menyenggingkan ujung saran, entah kenapa aku merasa saat ini aku menghadapi orang yang berbeda, ini bukan seperti wanitaku yang santun, lembut dan yang selama ini aku kenal, kini aku seperti berhadapan dengan sosok wanita yang dominan. 180° berbeda.
Baiklah kalau begitu , ini adalah caraku untuk mencari seseorang yang benar-benar mau berjuang untukku, aku akan menceritakan sebagian kehidupanku ke mas, dan jika mas masih bisa menerimaku setelah aku ceritakan itu, aku akan mengajak mas ke rumah dan pertemukan mas dengan bapak ibuku, tapi kalau tidak, kita berpisah di terminal saat turun nanti dan sebaiknya mas segera mencari perempuan lain yang lebih baik, aku juga akan menjauh dari mas sejak saat itu juga , gimana?… Tanpa pikir panjang segera saja aku menerima tantangannya
Baik saya setuju, dan memang ditampilkan lebih baik seperti itu…..
Tapi jika nanti mas masih mau melanjutkan, saya akan mengajukan satu syarat lagi..
Apa itu? Tanyaku penasaran
Nanti mas akan tahu, sekarang lebih baik mas rilex , duduk dengan nyaman lalu denerin aku cerita , aku mau ke toilet sebentar.
Sungguh ini tidak pernah ada dalam rencanaku, awalnya aku hanya ingin menembaknya di bus saat diterima yasudah kami bisa ngobrol ringan , merencanakan apa yang akan dilakukan di desa atau hal lain yang lebih masuk akal, tapi yasudahlah aku ikuti dulu apa maunya, belum tentu ini akan seburuk perkiraanku
Bersambung…