20:58 WIB
Entah kenapa rasanya begitu lama dia berada di toilet, apakah memang wanita selalu seperti itu saat ketemu toilet. Padahal kan ini Cuma toilet bus yang tentu hanya bisa dipakai untuk buang air kecil saja . Masalahnya aku semakin gusar dengan apa yang akan ia ceritakan nanti, yah penasaran lebih tepatnya hingga aku pun merasa ingin buang air kecil, namun tak lama ia datang dengan 2 buah cup minuman ditangannya.
Kamu darimana aja ? Lama banget … Aku langsung todong pertanyaan saat ia kembali duduk ke seat.
Hah…? Perasaan baru juga berapa menit, aku tadi bikin cokelat panas dulu buat kita, dingin banget hawanya. Tadi juga sempet ketemu crewnya sebentar dan bilang sejam lagi kita akan berhenti di rest area untuk servis makan. Jawabnya sembari menyerah satu cup minuman cokelat itu kepadaku.
Hemmmm, gitu… aku baru ingat di bus ini memang menyediakan dispenser yang bisa dipakai oleh para penumpang untuk membuat minuman secara gratis. Jadi memang sepertinya aku terlalu overthinking
Kenapa? Mas udah gak sabar? Ucapnya sembari menunjukan kembali senyumnya yang entah apa maksudnya itu.
Bukan, aku khawatir kamu kenapa-kenapa. Kilahku, dan dia hanya kembali tersenyum menampakkan lesung pipi yang membuatnya makin terlihat begitu candu dimataku.
Sebelum aku cerita, aku ingin tahu kriteria calon istri mas seperti apa?
Seorang wanita yang baik-baik, baik akhlaknya, Sholehah dan tidak neko-neko itu saja . Jawabku dengan lantang
Lalu jika ternyata aku tidak seperti kriteria mas bagaimana? Mas mundur? . Kembali sebuah pertanyaan yang menantang keyakinanku
Tentu tidak , itu kan hanya kriteria saja, tentu tidak ada orang yang sempurna seperti kriteria yang kita mau, dan aku udah terlanjur nyaman sama kamu, tidak akan aku mundur begitu aja. Egoku terpancing lagi saat ini
Yasudah aku lanjutkan ceritaku, mas duduk santai dan dengarkan. Ia merubah posisi duduknya menjadi miring menghadapku, kepala Kami pun hanya berjarak beberapa centimeter saja, sepertinya ia memang ingin memastikan aku mendengarkan semua perkataannya.
Singkatnya, setelah 2 mingguan aku di rumah om dan Tante, mereka akhirnya membawaku ke suatu tempat untuk bertemu seseorang, kata tante itu adalah bos pemilik resto tempat aku akan bekerja. Namanya Koh Han, seorang pria keturunan, umurnya sekitar 40 tahunan. Koh han ini badanya tinggi, tidak terlalu buruk untuk ukuran lelaki seumuran dia, hanya perutnya dia sedikit buncit, khas bapak-bapak. dia seorang duda mas, kabarnya dia ditinggal oleh istrinya saat koh Han dulu dipenjara selama beberapa tahun.
Kenapa dia masuk penjara?, sanggahku atas ucapannya
Aku tidak tahu pasti mas, ada yang bilang kasus judi, ada yang bilang kasus penggelapan, entah mana yang benar. Tapi itu tidak terlalu penting buatku saat itu, yang ada di kepalaku hanya aku bisa bekerja dan menghasilkan uang ,paling tidak untuk diriku sendiri.
Disitu koh Han bilang bahwa Tante sudah menceritakan semua tentangku pada koh Han, dan koh Han lantas bertanya apakah aku sudah tau tentang pekerjaan yang akan aku lakukan nanti, aku hanya bilang saat itu jadi pelayan di resto, dan koh Han tersenyum. Singkat cerita aku dipasrahkan ke koh Han oleh Tante dan om, dan sejak hari itu aku resmi jadi karyawan koh Han dan dibawa ke resto yang ia janjikan.
Lalu kami sampai di sebuah tempat, entah aku tidak tahu dulu dimana itu , tempat yang sama sekali tidak mirip dengan resto, hanya ada dentuman musik keras dari ruang ruang yang terpisah seperti kamar-kamar. Aku saat itu masih polos mas, tidak berpikir apapun mengenai tempat ini dan pekerjaanku, di otakku hanya berpikir aku akan menjadi pelayan restoran.
Sesampainya di sana aku diperkenalkan dengan mbak Hani, koh Han bilang mbak hani ini yang akan menjadi trainerku dan aku harus seminggu menjalani masa training dibawah pengawasan mbak Hani. Mbak Hani saat itu usianya sekitar 26 tahun mas, penampilannya begitu seksi, saat pertama bertemu aku masih ingat, ia hanya menggunakan tangtop dan celana hotpants, rambutnya di cat pirang dan di dadanya ada tatto bertuliskan namanya, soal wajah ia juga cantik, ditambah dengan make-upnya.
Cantik banget menurutku. Jujur aku minder saat ketemu mbak Hani , karena meskipun di rumah Tante aku udah diajarin tentang cara berpakaian dan dandan, tetap saja aku menanggap diriku cewe kampung biasa, toh saat datang kesana aku juga masih menggunakan bajuku yang dari kampung, lengkap dengan jilbabnya.
Saat bertemu, mbak Hani meminta semua barang yang aku bawa, baju, handphone, beserta dompet dan alat-alat pribadiku semuanya disita. Mbak Hani beralasan bahwa selama training aku tidak diperbolehkan sama sekali kontak dengan dunia luar apapun alasannya, dan untuk segala keperluanku seperti makan dan pakaian semua sudah ditanggung.
Jadi mbak Hani meminta aku hanya fokus pada pekerjaanku saja. Setelahnya ia mengajakku berkeliling dan menjelaskan apa yang akan ku kerjakan selama di tempat ini . Ia menghentikan sejenak cerutanya lalu beringsut mendekatkan bibirnya ke telinga kananku sebelum akhirnya dia berbisik dengan lembut
Mas tahu apa pekerjaan pertama calon istrimu ini?. Aku menggeleng tanda tak tahu, karena memang aku benar-benar blank tak punya ide apapun tentang pertanyaannya, yang terbesit justru rasa bangga saat dia bilang bahwa ia adalah Calon istriku
Pemandu lagu……
Deghhhhhhhhhhhhhhhh…….. Jantungku serasa berhenti sejenak, dan otakku makin ngeblank, entah jalan cerita macam apa ini. 2 kata itu seakan memutus harapan bahwa wanita yang aku perjuangkan ini adalah wanita yang selama ini aku idam-idamkan, sosok seperti kriteria yang selama ini aku agungkan. Namun di sisi lain aku juga penasaran. Betul aku penasaran bagaimana bisa ia yang terlihat begitu baik cenderung alim ternyata adalah seorang pemandu lagu yang dekat dengan hal-hal berbau kemaksiatan.
Gimana mas ? Masih mau lanjut dengar cerita masa lalu calon istrimu ini mas? .
Mas?? Mas Ivan??? … Dia memegang dadaku dan tangan lembutnya mengusap dadaku
Laa-lanjutin aja ceritanyaa .. jawabku terbata bata
Selama seminggu itu, mbak Hani benar-benar mengubahku, saat siang ia mengajariku cara bernyanyi, cara berpakaian, hingga cara bersikap agar membuat pelanggan senang, tak lupa juga mbak Hani mengajariku untuk minum alkohol dan merokok. Saat malam aku diminta untuk mempraktekkan apa yang sudah mbak Hani ajarkan.
Selama training itu mbak Hani selalu mendampingiku saat di room melayani pelanggan, kami dijadikan satu paket agar tidak terpisah. Dan ternyata saat eksekusi banyak hal menarik lain yang aku dapat dari pelanggan, mas tentu tahu kan gimana kalau cowok karaoke di room yang remang didampingi wanita dan alkohol?.. aku menggeleng….
Ti-tidak, aku tidak pernah masuk ke tempat seperti itu da-dan tidak pernah tahu seluk beluknya…. bukan aku sok suci tapi memang selama ini aku tidak pernah tahu dengan dunia yang seperti itu, aku selain workaholic juga dikenal dengan orang yang taat beribadah, jadi meskipun di tempat kerjaku banyak rekan-rekanku yang suka karaoke , aku sama sekali tidak tahu dan tidak tertarik dengan hal itu.
Ternyata Selvi benar, mas ini sangat polos. Kalau gitu biar aku ceritain ke mas .. entah dibuat atau bagaimana bibirnya kini masih menempel di telingaku, suaranya pun ia buat menjadi begitu erotis , belum lagi usapan tangan lembutnya di dadaku, ini membuatku menjadi terangsang!!!!
Di awal-awal kami biasanya hanya bernyanyi biasa , sambil biasanya aku yang bagiin Minum ke para pelanggan mas, bergantian dengan mbak Hani. Saat mbak Hani nyanyi aku yang bagiin minum, saat aku nyanyi mbak Hani yang bagiin minum, sampai kami semua udah mulai naik dan happy, saat seperti itu biasanya para pelanggan akan ajak aku dan mbak Hani goyang di depan.
Lalu dengan nakalnya para pelanggan itu akan curi-curi kesempatan untuk peluk atau bahkan grepe-grepe badan aku mas…….. Gluuuukkkkkkkkkk …. Aku hanya menelan ludah saat ia mengucapkan semua itu dengan gamblang, tidak ada protes dariku meski sebenarnya amarahku sudah begitu tinggi namun anehnya aku justru ingin mendengar ceritanya lebih banyak
Tau kan mereka biasanya grepe di bagian mana? Ke dada aku mas, ke tete calon istrimu , biasanya akan mereka elus-elus seperti ini… Sambil ia praktekkan dengan mengelus seluruh permukaan dadaku. Ada juga yang kadang nakal jilatin telinga atau leher aku mas…. Lalu ia julurkan lidahnya yang sudah begitu dekat dengan telingaku, dan menjilati belakang telingaku dengan lembut.
Emmmmhhhhhhhhhh…….hanya itu yang bisa aku ucapkan, ini adalah pengalaman pertamaku ‘bersentuhan’ dengan wanita, dan ini rasanya enak!!!
Kadang juga ada yang suka raba memek aku mashhh…ahhh… wait ? Apa? Bagaimana dia bisa lancar menyampaikan kata sekotor itu? Tapi kenapa pula aku justru merasa semakin terangsang mendengar ia berkata jorok seperti itu, ahhhh apa mungkin karena kini tangannya sudah berpindah merabai juniorku dari luar celana.. ahh entahlah aku bingung!!
La-lalu, kamu terima aja digituin?? Mmmmmmmhhhhh , ucapku sambil menahan agar aku tak terlihat terlalu terangsang dengan apa yang diperbuatnya
Yah enggak dong mas, aku tolakk, tapi kalau enak sih biasanya enggak. Dan kebanyakan kalau di grepe itu rasanya enakhhh bangetthhh, mbak Hani juga bilang kalau gapapa dinikmati aja, selama gak kebablasan, eh gapapa sih kebablasan kata mbak Hani asal itunganya jelas hihihi…. Ouhhhhh rasanya aku sudah benar-benar terangsang, kurasakan batang kemaluanku mulai mengambil.
Mas ngaceng yah denger ceritaku? Hihihi? Suka dengar ceritaku? …. Aku hanya merespons dengan guncangan kepala. Ah masa sih, coba aku cek… sejurus kemudian, tangan dengan begitu lincah mengeluarkan batangku dari sarangnya, dilanjutkan dengan kocokan lembut kedua jemarinya pada batangku
Hihi imut titinya mas, udah ngaceng penuh ya ini? …. aku hanya sedikit menganggukkan kepala, percuma juga aku mengelak, toh dia sudah tahu kalau aku terangsang.
Lumayan sih ukurannya, hampir sama kayak telunjuk aku panjangnya. Mas Tititya pernah diurut seperti ini? ….. LAGI!!, dia memainkan batangku dengan jari telunjuk dan jempolnya, membuat batangku mencapai ukuran terbaiknya, sekitar 10cm. Batang yang aku banggakan dan aku rasa akan cukup memuaskan istriku nanti
Eng-enghaaakk pernah….shhhhhhhhhhhhh ….. Rasanya tak terkira nikmat saat berputar bermain di batangku, padahal tadi aku sempat emosi mendengar pengakuannya, namun entah kenapa emosiku berubah menjadi nafsu seksual seperti ini.
Ahhhhs masih perjaka, dijaga untuk aku yah mas? Untuk calon istrimu ini? Mau mas lepas’ saat nanti kita malam pertama kan? ….. Dalam desahku yang tertahan aku mengangguk menyetujui segala ucapannya, semakin kuat aku menahan karena kini tangan mulai mengocok batangku semakin cepat
Uhhh so sweet, tapi maaf yaah mas… sepertinya aku gak bisa kasih sebaliknya, karena memek calon istrimu udah pernah dipake, jadi mashh gak bisa dapet perawanku deh …..
Hahhh…. Apaa??? Dia sudah pernahhh…..??????
Ahhhh pantas tanganya begitu lihai memainkan kemaluanku, aku tidak tahan lagi sepertinya aku harus menyelesaikan ini
Ahhhhhsss akk-kuuhh mauuuu keee-luaaarrr….
Namun tiba-tiba ia menghentikan kocokannya dan memencet batangku dengan cukup keras menggunakan jarinya, aku langsung kelojotan sebab ejakulasiku yang tinggal sedikit lagi tiba-tiba hilang begitu saja!!
Bersamaan dengan itu lampu di ruangan ini menyala , terlihat sekelebat dari kaca jendela bus sudah memasuki rest area.
Sabar yah, belum saatnya……
Hanya itu kata terakhir yang ia ucapkan sebelum ia mengecup pipiku dan lalu beranjak dari kursinya dan meninggalkanku yang masih dalam keadaan kacau. Kacau menerima kenyataan bahwa ia tak sesuai ekspektasiku, dan kacau menerima kenyataan bahwa aku gagal ejakulasi!!!
Bersambung…